Langkah Yu di bawah kakiku tidak berhenti. Namun dengan sebagian energi spiritual dan kekuatan jiwa yang terlepas dari keadaan Konsentrasi Pikiran, aku mulai merasakan suatu 'kegiatan' di atas arena. Tepatnya, semacam panas yang tidak normal, seperti berada di kota terpanas di puncak musim panas.
'Api', pemulihan sebagian kemampuan berpikir membuatku teringat kata ini. Ternyata keahlian utama Zhang Han adalah ritual api dari sihir lima unsur.
Teknik Sihir ini kehilangan banyak bagian krusial yang hilang, bahkan saat aku menggunakan teknik Naga Api harus memakai cara yang licik. Tak disangka keahlian Zhang Han justru adalah teknik api yang populer di zaman kuno namun sangat langka di masa kini.
Zhang Han mengulurkan satu telapak tangan. Wajahnya yang biasanya tenang tiba-tiba menampakkan senyum. Dia berkata padaku yang sedang melakukan langkah Gang: "Aku menyesal belum sempat mengagumi kemampuanmu pertarungan ini harus diakhiri. Tapi kau bisa menyaksikan kemunculan kembali Sihir purba, ini hal yang membahagiakan. Sekaligus, sebagai bentuk penghormatan, kubebaskan kekuatan penuh. Kau seharusnya lebih gembira lagi."
Sambil bicara, Zhang Han mulai membentuk segel tangan. Gerakan tangan ini mungkin dikenal oleh sembilan dari sepuluh Taoist - Teknik lima unsur untuk memanggil api!
'Hu!' Suara peluit keras bergema di bawah arena. Zheng Mingyi bersorak untuk Zhang Han, lalu membuat gerakan pistol dengan tangannya. 'Plak!' Dia menembak ke arahku, menandakan aku sudah tamat.
Sebaliknya, generasi muda lainnya wajahnya pucat dengan berbagai tingkat kesuraman. Mungkin mereka melihat jurang antara diri mereka dengan Zheng Mingyi. Adapun Yan Chenning, wajah suramnya mengerikan...
Tapi apakah aku akan diam saja menunggu kematian? Teknik cabang aliran yang kubuat sebelumnya bukan sekadar hiasan. Sambil terus melakukan langkah Gang, aku mengangkat tangan dan melonggarkan segel tangan yang sejak tadi kugenggam di tangan kiri...
‘Gemuruh!’ Suara petir tipis menyambar lurus ke arah Zhang Han. Zhang Han tiba-tiba membuka mata, mengangkat tangan, melepaskan kepala hantu yang menahan gempuran petir itu. Namun kepala hantu biasa itu jelas tak mampu menahan kekuatan petir, akhirnya menguap bagai asap.
Petir ini sama sekali tak melukai Zhang Han, namun ritualnya terpaksa terinterupsi. Dengan wajah geram ia menatapku, sementara sorakan terkejut penonton memecah ruangan menjadi riuh rendah sejak pertarungan kami dimulai.
"Sihir instan? Astaga!"
"Apa ini nyata? Jangan-jangan mantra petir tadi..."
"Goblok! Pasti dia pakai metode rahasia untuk menunda serangan petir tadi..."
Berbagai tebakan berseliweran. Di luar dugaan semua orang, duel ilmu ini tiba-tiba mencapai 'puncak' yang tak terduga!
Dalam sekejap, tiga cabang petir telah dilepaskan. Kaki ketigaku menginjak langkah krusial, kekuatan bintang ketiga berhasil disambut. Posisi Macan Putih kembali ke tempatnya!
‘Bruk!’ Aku memuntahkan darah dari mulut. Menggerakkan Langkah Yu Alam Semesta saja sudah melelahkan, apalagi melakukannya sambil kehilangan fokus. Ini benar-benar mencapai batas kemampuanku.
Muntahan darah ini langsung menyentak saraf penonton. Spekulasi kembali bermunculan, intinya meragukan apakah aku bisa bertahan sampai akhir, sanggupkah menyelesaikan Langkah Yu Alam Semesta yang sejati.
Situasi memang agak buruk, aku juga tidak sepenuhnya yakin. Langkah tersulit ini, apakah bisa dijalankan dalam keadaan kehilangan fokus? Tapi aku tak boleh mundur. Di belakangku masih ada rekan-rekan kami yang perlu mendapatkan perlindungan aliran Gunung Salju bersamaku!
Sihir Zhang Han sekali lagi terinterupsi oleh teknik petirku. Raut wajahnya sudah menunjukkan kemarahan yang meluap, sepertinya ingin menerjang dan memukuliku. Meski kekuatan petir ini kecil, tak mungkin membiarkannya mendekat. Apalagi jika pertempuran puncak ini berubah menjadi 'pertarungan fisik', pasti akan jadi bahan tertawaan terbesar di komunitas.
Akhirnya Zhang Han harus menahan diri, berulang kali membentuk mantra pemanggil api itu dengan jarinya!
Tekananku juga tak kalah besar. Petir yang terbelah di tanganku tinggal dua aliran. Tapi langkah Gang keempat baru kuselesaikan separuh. Ini batas kecepatanku karena kehilangan fokus.
Pertarungan di arena tanpa sengaja mencapai klimaks spektakuler. Para penonton yang paham pasti merasakan bagaimana elemen api berkumpul dengan gelisah, sekaligus merasakan sihirmu sedang mencapai titik kritis penyelesaian.
Lima langkah sebelum langkah kritis keempat, petir terbelahku akhirnya habis. Kali ini, tak ada cara lagi untuk menginterupsi teknik pemanggil api Zhang Han!
Kupercepat langkahku, menarik kembali sebagian kecil energi spiritual dan kekuatan jiwa yang terpecah, memusatkan seluruh fisik dan mental pada Langkah Yu Alam Semesta...
"Sebelum ini, aku melihat Zhang Han menggerakkan segel tangan pemanggil api dengan lancar bak air mengalir, bahkan lebih cepat daripada saat aku menggunakan mantra petir. Aku memperkirakan dia akan menyelesaikan ritual ini sebelum aku menyelesaikan Langkah Yu Alam Semesta. Yang tersisa bagiku hanyalah bertaruh... Karena adat, bahkan Si Bodoh pun tak bisa kugunakan. Ini benar-benar pertarungan kemampuan murni!"
"Hahaha... Chen Cheng Yi, kau benar-benar 'membuatku terkesima', tapi akhirnya aku yang menang." Suara Zhang Han terdengar di telingaku tepat sebelum langkah krusial terakhir.
Aku merasa bangga, ternyata bisa membuat orang yang biasanya tak ada kehebohan sama sekali menjadi heboh sampai seperti ini. Sayangnya, aku tak bisa membalasnya. Seluruh jiwa raguku tenggelam dalam Langkah Yu Alam Semesta.
'Wah!' Kurasakan napas membara menyentuh arena pertarungan. Sorakan gemuruh seketika meledak dari tribun penonton!
"Dia berhasil! Memanggil api dari udara kosong!"
"Astaga! Teknik memanggil api yang telah hilang selama ratusan tahun! Apapun jenis apinya, pencapaian ini cukup membanggakan untuk seabad!"
Di pandanganku saat ini, tembok api benar-benar muncul dari kehampaan di arena. Api itu semakin membesar di bawah kendali segel tangan Zhang Han, menyebar ke segala penjuru membentuk lingkaran pengepungan, lalu dengan kecepatan mengerikan mulai mengepungku.
Jantungku saat ini tenang bagai sumur kuno. Kaki telah melangkah ke tahap akhir - langkah paling krusial untuk menggerakkan kekuatan bintang-bintang dari posisi Naga Hijau. Langkah Yu Empat Fase akhirnya akan terbentuk!
Namun langkah ini, aku tak kunjung bisa memutuskan, bintang-bintang di Dimensi Konsentrasi Pikiran bergoyang-goyang... Terlalu memaksakan, hampir saja gigiku berdarah karena kugigit terlalu keras.
Di sisi lain, suhu membara semakin memojokkan. Suara Zhang Han kembali bergema: "Chen Cheng Yi, jika kau pikir aku hanya bisa mengendalikan api biasa, kau salah! Aku hanya memintamu berlutut, mengakui kekalahaan, dan menyatakan langsung bahwa aku, Zhang Han, adalah generasi muda nomor satu. Akan kuberikan kesempatan untuk api biasa menelanmu dengan cepat. Jika tidak, selain api besar yang akan melahapmu, akan kuhadirkan jenis api lain. Kau tahu, di sini ada banyak api yang bisa membakar habis roh manusia."
Zhang Han bukan orang bodoh. Sambil memojokkanku, gerakan tangannya tak berhenti. Lingkaran pengepungan api telah terbentuk sempurna, sekarang dengan kecepatan tinggi melahap setiap jengkal tanah di arena. Menuju titik pusat tempatku berdiri. Tinggal hitungan belasan detik...
"Cheng Yi, semangat!" Xiao Chengqian tiba-tiba berteriak keras.
"Cheng Yi, cepat hajar dia! Gua sudah lama menunggu." Suara Kak Cheng Xin.
"Kak, selama ini kaulah yang paling hebat di mata gua, paling sakti..." Suara Huigen.
Suara teman-teman satu per satu bergema. Ini adalah transfer kehendak yang menghangatkan hati. Bukankah hati manusia adalah kekuatan terbesar? Apakah Chen Cheng Yi tak sanggup melakukannya?
Aku tiba-tiba mengaum keras, menghentakkan kaki dengan dahsyat. Pada saat itu, kurasakan getaran jiwa dan kelelahan mental yang ekstrim. Sekali lagi darah segar memancar dari mulutku!
Tapi persis di saat itu, bintang-bintang yang sempat goyah tiba-tiba berputar dengan kecepatan luar biasa. Gemuruh suara menggelegar...
"Qing Long Wei terpenuhi! Empat Simbol kembali ke posisi, Langkah Yu Alam Semesta, Langkah Empat Simbol, jadilah!"
Pada detik itu, kubuka mataku. Semburan terakhir energi bintang jatuh bersamaan dengan teriakanku "Zhen!". Empat kekuatan saling berpendar, Penjara Empat Simbol kembali muncul di bawah kakiku.
Api yang dipanggil Zhang Han kini hanya berjarak satu meter dari kakiku. Suhu membara itu membuat bajuku mulai berasap, kulitku terasa seperti terbakar...
Tapi aku berhasil! Saat Penjara Empat Simbol terbentuk, langsung mengunci Zhang Han. Musuh yang semula sombong di arena itu tiba-tiba tak sanggup menahan tekanan dahsyat, lalu bersujud dan tergeletak tak berdaya di hadapanku.
Tertindas oleh kekuatan ini, dia tak bisa lagi memasok energi jiwa untuk mengendalikan api. Nyala api pun melemah perlahan.
Kutatap Zhang Han dengan tenang. Matanya dipenuhi kemarahan putus asa, tapi Penjara Empat Simbol membuatnya tak mampu bersuara sepatah kata pun.
“Chen Cheng Yi!” “Chen Cheng Yi!” Saat itu, tribun penonton meledak oleh sorak kemenangan terbesar sejak pertarungan dimulai. Entah siapa yang mulai meneriakkan namaku di tribun, hingga akhirnya seluruh arena bergema dengan nama “Chen Cheng Yi”.
Kupikir aku takkan terpancing emosi, tapi di detik ini rasa bangga begitu menyala- bukan untuk diriku semata, tapi untuk seluruh keturunan Lao Li. Meski baju di dadaku basah oleh darah segar, dan penampilanku sangat mengenaskan!
Api hampir padam. Tiba-tiba, suara desahan dingin dari tribun memecah riuh sorak penonton...
