Kebingunganku tentu tak luput dari perhatian Johnny.
Dia menerima arak itu, dengan natural berkata: “Jangan ragu, memang begitu, 'itu' sudah lama tidak berada di tempat yang dulu kami segel bersama Li. Ikan akan menjadi pemandu terbaik kita, mengerti? Kecepatan diperlambat karena aku tidak ingin melewatkan sedikit pun jejak. Berhenti di setiap tempat tentu untuk menanyakan ke penduduk tepi sungai apakah ada kejadian tidak biasa! Li dulu meninggalkan sebuah alat ritual yang bisa merasakan formasi yang kami pasang dulu. Tapi sebenarnya, harus kau pahami, ini hanya bisa memposisikan dalam skala kecil. Skala kecil ini harus kami cari melalui area luas.”
Ekspresi Johnny sangat serius, lalu dia berkata padaku: “Sebenarnya umpanku sangat spesial, bukan umpan memancing biasa. Hanya ikan yang paling bengis dan haus darah yang akan menyukai umpanku, aku berjanji.”
“Sebenarnya ikan di sungai ini semuanya pasifis kan? Kau sudah seminggu memancing, tak dapat apa-apa.” Aku pasrah berkata, tiba-tiba menyadari perjalanan kami sangat samar. Dengan cara begini, tapi adakah alternatif lain? Bawah air bukan darat, kami tidak mungkin terus menyelam kan?
“Pak Qiang, menurutku kau sudah terlalu lama mengisolasi diri. Legenda itu nyata, contohnya tempat yang akan kita tuju berikut ini, dulunya memang ada legenda.” Tiba-tiba sebuah suara menyela pembicaraan kami dengan Johnny.
Kami menoleh dan melihat itu Wolma!
Saat ini dia mengenakan piyama Snoopy yang lucu dengan topi tidur yang menurutku sangat menggelikan, bermotif Snoopy sama seperti piyamanya, sedang berteriak-teriak penuh semangat.
Orang ini memakai 'peralatan tidur' yang begitu kredibel, tidak tidur malah menguping pembicaraan kami? Aku menggeleng pasrah, sementara Pak Johnny yang temperamental langsung meletakkan kail pancingnya dan menghampiri Wolma: "Maksudmu aku ini kurang pergaulan? Tapi kalau kau tidak bisa ceritakan sesuatu yang masuk akal, atau legenda tempat tujuan berikutnya tidak ada hubungannya dengan kita, aku tak bisa jamin kepalamu tak akan kebengkakan."
Menghadapi Johnny yang sedang berkobar, Wolma refleks menarik lehernya hingga ujung topi tidurnya yang runcing menutupi wajahnya. Dia buru-buru merapikannya lalu berkata dengan sangat tulus: "Pak Qiang, aku bersumpah ini benar. Legenda ini kemungkinan besar terkait dengan kita. Kabar dari Wolma selalu punya sumber terpercaya."
"Jelaskan lebih detail!" Amarah Pak Johnny cepat reda. Jelas raut tulus si nak Wolma ini berhasil meluluhkan hati si kakek tua temperamental yang sebenarnya agak bergaya warisan tunggal itu.
"Begini, dulu aku pernah dengar legenda yang tersebar di masyarakat. Alkisah ada seorang pemuda, ahli berenang, yang berenang di suatu perairan. Tentu bukan sendirian, sebenarnya banyak orang bermain di tepi air dan berenang saat itu! Lalu coba tebak apa yang terjadi?" Suara Wolma sangat berlebihan, dengan ekspresi wajah yang dramatis. Aku hampir tertawa, merasa si nak ini benar-benar mirip dukun gadungan yang suka menakut-nakuti.
Sementara Paman Johnny di sampingnya menunjukkan ekspresi polos penuh antisipasi, persis seperti massa tak berdosa yang siap ditipu.
"Terus bagaimana?" Paman Johnny terus mendesak.
"Aku haus, tunggu sebentar." Sambil berkata demikian, Wolma melesat seperti monyet menuju kamar makan di perahu tempat kami biasa menyiapkan makanan. Dari sana ia mengambil gelas kaca, lalu mengambil sebongkah besar es dari kulkas dan memasukkannya ke gelas. Dengan santai ia menghampiriku dan berkata: "Cheng Yi, tuangkan."
Kutatap Wolma sejenak. Kutahan emosi! Sejujurnya, aku juga termasuk penonton polos yang penasaran. Akhirnya dengan patuh kutuangkan wiski ke gelasnya.
Suara keras Wolma yang berlebihan dan bunyi gelas yang berdentang-dentang tentu mengganggu yang lain. Reaksi berantai terjadi - semua orang yang sedang tidur siang di geladak pun terbangun dan berkumpul mendengarkan cerita Wolma.
Saat ini Wolma tampak sangat puas diri, bagai 'bunga pesta' yang dikerumuni semua tamu.
Dan Dia sangat menikmati kondisi ini, satu tangan memegang cawan arak, tangan lainnya melompat-lompat sambil mengulangi perkataannya tadi. Meski masih mengenakan baju Snoopy, hal ini tidak mempengaruhi performa terunggulnya saat ini.
"Rupanya bagaimana? Jangan-jangan ada gadis telanjang cantik sedang mandi di hilir sungai?" Xiao Chengqian tidak sabar, desakannya sangat mendesak, tapi isi desakan ini membuat orang 'muntahkan darah'.
Terutama Pak Johnny, tak tahan melihat Xiao Chengqian berkata: "Bagaimana kau bisa punya pemikiran hebat seperti ini?"
"Basa-basi! Bukannya novel silat selalu menulis seperti ini?" Xiao Chengqian mengibaskan tangannya, berkata dengan sangat serius.
"Novel silat, benar-benar karya sastra yang hebat." Pak Johnny berkata dengan wajah penuh pemujaan.
Sungguh... kami semua terjebak dalam kebisuan, tiba-tiba merasa ada faktor tidak bisa diandalkan pada diri Pak Johnny. Benar saja, keturunan Lao Li selalu menarik tipe orang seperti ini.
Sementara Walma tidak tahan berteriak: "Mana ada cerita gadis telanjang mandi di hilir? Tidak ada kisah mesum seperti itu, ini sebenarnya legenda horor!" Jelas Walma tidak rela perhatian direbut oleh gadis telanjang.
“Lalu katakanlah!” Huigen tidak sabar berteriak-teriak, sambil menggigit telur rebus yang selalu tersedia di dapur. Karena Huigen mengaku kasihan tak boleh minum arak dan makan daging, dapur harus selalu menyediakan telur matang untuknya. Singh yang bajik terus memenuhi permintaan ini.
“Baiklah, sebenarnya ini sama sekali tidak menarik. Banyak orang melihat pemuda yang ahli berenang ini tiba-tiba menghilang! Seketika lenyap tertarik ke dalam air, bahkan tanpa sempat kejang-kejang. Semua menyaksikan dia menghilang di depan mata.” Setelah berkata demikian, Johnny menghabiskan arak di gelasnya.
Aku tak tahan berbisik ke Lushan di sampingku: “Apa pemuda perenang itu pindah dimensi?”
“Ya, mungkin saja! Misalnya saat membuka mata, tiba-tiba menyadari ternyata sedang berenang di Sungai Nil Mesir, di kejauhan ada Firaun yang sedang berpatroli.” Lushan juga berkata dengan serius.
“Hmm, sepertinya ada komik yang membahas konten seperti ini, tapi itu komik untuk gadis-gadis muda.” Aku pun ikut merenung dengan sungguh-sungguh.
"Tapi Wolma di sana tidak puas, berteriak-teriak: 'Bukan seperti yang kalian bayangkan, menghilang diam-diam. Banyak saksi membuktikan saat itu ada ombak besar, seperti sesuatu yang tenggelam cepat. Aku bersumpah ini benar, karena ini tragedi. Kekasih pemuda itu juga sedang berenang bersamanya, menyaksikan langsung pasangannya diseret ke dalam air tanpa suara! Ini ulah makhluk dalam air. Penduduk lokal bilang ini Dewa Sungai, ya, Dewa Sungai yang marah karena persembahan kurang, jadi memakan manusia untuk menunjukkan kemarahan. Akhirnya, penduduk setempat memanggil pendeta lagi untuk melakukan upacara persembahan ke Dewa Sungai.'"
"Ini benar-benar mengeraskan, Dewa Sungai itu benar-benar kejam." Chengyuan tak bisa menahan gumaman kecilnya.
Aku tak tahan bertanya: "Saat kejadian, tidak adakah orang yang berusaha menolong? Atau menyelami dasar sungai?"
"Tentu ada. Tapi para penyelam bilang dasar sungai tenang, setidaknya di bagian tempat pemuda itu hilang tidak ditemukan apa-apa. Yang menarik, beberapa mengaku tak berani menyelam terlalu dalam, selalu merasa ketakutan dari dalam hati, ada perasaan sedang diawasi." Wolma terdiam sejenak, lalu mengerutkan alis: "Jangan meragukan legenda rakyat ini. Dulu saat mendengarnya, aku sangat penasaran dan sengaja menyuruh orang menyelidiki. Dipastikan kejadian ini terjadi di dekat kota kecamatan yang akan kita tuju berikutnya. Banyak saksi mata, tapi kebanyakan menganggapnya sebagai legenda tidak masuk akal."
"Mengapa kau begitu penasaran? Apa kau juga mengira itu Dewa Sungai?" Aku tak tahan bertanya pada Wolma.
"Tidak, saat itu kupikir di sungai tersembunyi ular besar atau jiao, siapa tahu. Sungguh, aku sangat ingin melihat jiao yang masih hidup." Wolma mengangkat bahu.
Johnny saat itu tak tahu sedang memikirkan apa, mengerutkan alis, meneguk arak dalam gelasnya pelan-pelan dengan hening.
Hatiku berdesir, kubicara pada Johnny: "Pak Johnny, jangan-jangan ini makhluk yang kau dan guru leluhurku segel?"
"Jelas bukan, mana mungkin makhluk itu sesederhana itu? Tapi legenda yang Wolma ceritakan pasti ada patokannya. Bolehkah kuduga ikannya yang bermasalah?" Pak Johnny masih terobsesi dengan ikan.
"Kau pikir ikan bisa melakukan itu?" Kurasakan ini terlalu mustahil.
"Jika itu ikan yang terkontaminasi energi tertentu, tentu bisa. Ini sama sekali bukan hiperbola." Johnny tiba-tiba menghela napas, tatapannya tiba-tiba dipenuhi kecemasan mendalam.
Aku pun ikut hening, teringat Tianchi di Gunung Changbai. Monster air eksotis itu diubah menjadi demikian oleh buah tumbuhan ungu. Jika...
"Ini memang hal yang perlu dikhawatirkan." Saat itu, Singh yang tak pernah ikut serta dalam perhelatan cerita kami tiba-tiba berlari keluar dari kabin pilot ke geladak. "Tuan," katanya pada Johnny, "jika perhitungan tidak salah, kita akan tiba di kota kecamatan XX dalam setengah jam. Masihkah kita akan berlabuh di sana?"
Johnny meletakkan cawan arak di tangannya. Dengan suara tegas dan lantang ia berkata: "Tentu! Bagaimana mungkin tidak? Iblis sudah memperlihatkan napasnya. Sudah sewajarnya kita menyelidiki sampai tuntas."
