Memandangi bunga merah kecil yang terlihat kesepian itu, aku sulit menyangkal cinta Pathel pada Xingya. Meski cinta ini dipenuhi keegoisan dan keinginan menguasai, tetaplah itu bentuk emosi cinta. Hanya saja sebagian orang memperbesar energi positif dalam cinta, sementara sebagian lain membiarkan emosi negatif mendominasi.
Siluet Xingya telah menghilang di cakrawala, semoga di kehidupan berikutnya ia dapat hidup di tempat yang lebih bebas dan adil. Biarlah wanita berjiwa api, berbudi luhur, dan berkepribadian kuat ini bisa hidup dengan ekspresif dan bebas, menikmati hidup dengan indah.
Setelah tangan roh Pathel hancur, kekuatan jiwanya yang tercerai-berai justru diam membeku di udara. Seluruh alam semesta seolah terhenti.
Hanya satu sosok yang menjadi titik bergerak dalam keheningan mutlak ini, yaitu Pak Johnny. Dengan ekspresi lega dan air mata yang belum kering, dia menjangkut bunga merah kecil di atas batu keras itu, lalu menyimpannya dengan khidmat di kantong jubah atas yang telah dikenakannya kembali.
Seiring berakhirnya gerakan Pak Johnny, gambar yang tenang itu pecah—dihancurkan oleh pikiran Pathel. Tawa angkuh dan tak terkendalinya memenuhi setiap dimensi kolam dalam ini. Siapapun bisa merasakan api kemarahan yang tertekan dan kebencian gila yang menggelora di balik tawa itu.
"Sharma, kau tetap sama seperti dulu, manusia lemah! Bahkan ketika Xianya membakar rohnya pun kau tidak menghentikannya. Memungut bunga merah yang sudah kehilangan arti ini bisa mewakili apa? Ah iya, ini bisa jadi pelampias kerinduan tak berguna bagi orang lemah sepertimu! Hanya ini yang bisa kau lakukan... Kalau tidak, mana mungkin selama bertahun-tahun bahkan tak punya keberanian untuk menginjakkan kaki di sini." Saat Pathel berbicara, ikan-ikan ganas yang berjejal di kolam dalam mulai berubah satu per satu. Sebagian mati, sebagian lain menjadi beku, lalu berjuang gila-gilaan mencoba meninggalkan tempat ini.
Aku dengan sensitif menyadari kekuatan jiwa yang awalnya melekat pada tubuh ikan-ikan jahat ini mulai menghilang, sehingga menimbulkan perubahan ini. Yang tidak tahan akan mati, sementara yang bertahan telah berubah menjadi ikan biasa. Meskipun beberapa di antaranya terpengaruh secara fisik, penampilan luarnya tidak bisa kembali seperti semula!
Suasana terasa aneh dan mengerikan. Aku mulai memahami apa yang sedang dilakukan Pathel. Kekuatan jiwa yang awalnya tersebar seperti bintang-bintang di tubuh ikan- ikan jahat ini mulai berkumpul secara gila-gilaan ke satu tempat! Inikah kemampuan sebenarnya Pathel? Jantungku semakin ciut. Aku bisa membayangkan betapa mengerikannya kekuatan terkumpul ini.
Tapi aku tidak bisa menghentikannya karena aku sendiri sedang mengumpulkan sejenis kekuatan. Meskipun yang lain menyadari keanehan ini, mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. Selain kekuatan ini memang milik Pathel dari awal, sifatnya yang tersebar dan terpecah-pecah membuat mustahil bagi siapapun untuk memusnahkannya satu per satu. Kita hanya bisa menyaksikan mereka berkumpul dengan liar.
Pak Johnny juga memperhatikan keanehan ini. Angin menerpa rambut putihnya yang beruban, wajahnya penuh kesan perjalanan waktu yang berat. Dengan suara tenang seolah sudah lama mengantisipasi, dia berkata padaku: "Cheng Yi, Pathel sudah gila. Kepergian Xinya akhirnya memicunya untuk menggunakan sebagian kekuatannya - kekuatan yang telah dikumpulkannya. Tapi ini belum Pathel yang sebenarnya. Bahaya sesungguhnya belum dimulai. Aku berharap kau bisa bertahan."
Kekuatan di sekitarku telah terkumpul dalam skala tertentu. Gelombang alam semesta akhirnya membuat orang di sampingku menyadarinya. Yang pertama menyadari tentu saja Xiao Chengqian yang melihat pilnya jatuh ke air. Dia memandangku terkejut, dengan reflek berkata: "Cheng Yi, kau..."
"Fungsi formasi ini, kekuatan jiwa yang seharusnya terbuang, justru melalui formasi ini berkomunikasi dengan kekuatan alam semesta." Dengan tenang kuucapkan jawaban. Inilah kehebatan sesungguhnya formasi Guru Leluhur - menggunakan kekuatan jiwa kami untuk menggerakkan energi kosmis. Seperti saat kami menggunakan Teknik Lima Unsur yang pada dasarnya adalah komunikasi diri dengan alam semesta. Hanya saja formasi ini jauh lebih kuat, kekuatan alam semesta yang terpanggil begitu menggelegak. Sudah lama kukumpulkan diam-diam, baru sekarang kekuatan itu mulai mengalir di antara pola formasi. Masih jauh dari batas daya tampungnya.
Artinya aku dan Pathel kembali mengumpulkan kekuatan, hanya untuk benturan yang lebih dahsyat berikutnya!
"Pantasan kau melarangku menelan pil..." Gumam Xiao Chengqian takjub. Jelas formasi ajaib Guru Leluhur kembali membuatnya terpana.
"Aku sendirian menanggung, tak bisa menekan begitu banyak kekuatan alam semesta. Sebelum aku menggunakan kekuatan ini, kalian jangan sampai meninggalkan formasi! Jika tidak, aku akan terhempas oleh kekuatan ini. Jika hoki sedang buruk, bahkan rohku bisa hancur lebur, mengerti?" Gelora kekuatan alam semesta membuatku merasa seperti akan tenggelam, benar-benar merasakan tekanan dahsyatnya, mengerikan dan tak berujung. Tak tahan aku berteriak.
"Sudah, kami bukan idiot. Biar kami bantu mengumpulkan kekuatan bersama, menyusul Pathel sebelumnya, atau mungkin lebih menguntungkan." Xiao Chengqian diam, justru Kak Cheng Xin yang berbicara. Sementara Kak Cheng Qing yang pragmatis sudah mulai membentuk segel tangan, membantuku mengumpulkan kekuatan alam semesta.
Segel tangan untuk mengumpulkan kekuatan alam semesta ini adalah dasar setiap aliran. Semua orang pasti bisa, karena setiap aliran pasti menggunakan kekuatan alam semesta! Hanya Ruyue dan Tao Bai yang tak bisa, tampak bingung... Tapi tak masalah. Meski mereka tak bisa mengumpulkan kekuatan alam semesta, sebagai roh praktisi spiritual yang berada dalam formasi, mereka tetap bisa menampung sebagian kekuatan alam semesta untuk meringankan tekananku!
Di pihak kami, pengumpulan kekuatan sedang berlangsung dengan gila-gilaan. Pola formasi mulai bersinar ajaib secara bertahap, memancarkan cahaya pelangi redup yang samar.
"Dan situasi di sisi Pathel juga sama. Ikan-ikan ganas berduyun-duyun ke kolam dalam tanpa peduli nyawa. Banyak ikan yang kekuatannya telah diambil hingga menjadi ikan biasa pun tak sempat melarikan diri. Kolam yang awalnya cukup luas ini tiba-tiba menjadi sesak tak karuan. Air mulai kekurangan oksigen secara alami, banyak ikan yang perutnya putih terbalik... Pada dasarnya, kematian satu dua ikan bukanlah hal kejam bagi manusia. Tapi ketika ikan mati berkelompok, barulah kau merasakan betapa mengerikannya bayangan kematian itu."
"Tapi Pathel tak peduli. Yang dia inginkan hanyalah mengumpulkan setiap titik kekuatannya."
"Pathel, rohmu istimewa. Kau bisa berkomunikasi dengan makhluk biologis dalam air. Dulu kau pernah tersenyum memberitahuku bahwa mereka adalah matamu, telingamu, sensasi sentuhanmu, bahkan tubuhmu. Karena mereka bisa membawa sebagian rohmu, mereka adalah dirimu! Kau sangat menghargai nyawa setiap mereka. Kau bahkan tak mau makan daging ikan... tak menyentuh satu pun makhluk dalam air! Aku pun, karena rasa hormatmu ini, selama bertahun-tahun mengikuti caramu tak menyentuh mereka. Tapi iblis macam apa yang merayu hatimu... Sekarang kau bisa melupakan semua kebaikan itu, dengan kejam menyaksikan mereka mati berkelompok." Awalnya Pak Johnny sama sekali mengabaikan perkataan Pathel. Tapi kini sambil berdiri di tepi batu, menatap ikan-ikan yang mati bergelimpangan, tiba-tiba dia menghela napas dengan ekspresi sedih.
“Setiap orang sukses mendaki puncak gunung yang tersusun dari ribuan mayat langkah demi langkah. Apalagi sekadar ikan di air, mereka bahkan tak punya pikiran. Pantaskah mendapat belas kasihanku? Lagipula, perasaan tak berguna seperti belas kasihan sudah kutinggalkan. Itu hanya mengingatkanku pada belas kasihan kalian yang berubah menjadi pemanfaatan dan penindasan! Tapi, aku harus memberi penghormatan pada ikan-ikan ini. Selama bertahun-tahun, merekalah yang terus mengumpulkan darah manusia untuk mempertahankan kekuatanku... Si lemah Sharma, kau belum menjawab pertanyaanku tadi.” Saat mengumpulkan energi, Pathel terlihat lebih santai daripada kami. Sambil menjawab Pak Johnny, permukaan air mulai bergolak. Ombak yang terbentuk membawa sebagian mayat ikan keluar dari jalan keluar kolam dalam.
Seolah Pathel sedang membersihkan sampah tak berguna agar tidak memenuhi tempat.
"Lemah? Dulu memang iya, aku lari dari semua luka masa lalu! Tapi kau sekarang tak berhak menyebutku lemah. Aku bisa melepas Xia pergi tanpa penyesalan, bukan memaksanya tetap. Ini seratus kali lebih tegar darimu. Pathel, kau suruh ikan-ikan polos ini mengumpulkan darah. Aku penasaran, berapa nyawa manusia sudah kau rampas? Begitu memabukkankah kekuatan itu?" Suara Pak Johnny di akhir kalimat dipenuhi kemarahan yang tak tertahan.
"Hahaha... Perlukah aku mengingat hal seperti ini? Begitu banyak nyawa biasa-biasa saja di tanah ini, berdesakan tak karuan, siapa yang masih peduli berapa orang mati setiap hari? Terombang-ambing sepanjang jalan, aku tak ingat lagi, seribu orang? Dua ribu orang? Yang kuketahui hanyalah masih belum cukup! Karena kekuatan itu masih belum cukup untuk memecahkan segel... Tapi tak masalah, setelah kubunuh kalian, darah kalian akan memberiku kekuatan lebih besar. Jika masih kurang, aku akan terus melanjutkan." Suara Pathel dipenuhi kegilaan, jelas kepergian Xingya telah melepaskan ikatan terakhir darinya.
Pak Johnny diam membisu. Mungkin selama ini masih ada perasaan yang tak terputuskan terhadap Pathel, sehingga terjadi begitu banyak dialog di antara mereka. Namun kini ia telah sepenuhnya paham, Pathel sudah tak terselamatkan, tak ada lagi ruang untuk penebusan.
Pintu masuk air perlahan menjadi hening, tak ada lagi ikan-ikan buas yang membanjiri. Namun di atas kolam dalam itu mengapung ribuan bangkai ikan. Ini adalah 'jenius' yang menggetarkan! Roh macam apa yang mampu membagi begitu banyak kekuatan jiwa pada makhluk-makhluk air? Pantas saja Pak Johnny menyebut jenius Pathel hanya kalah oleh orang suci itu!
Tapi bahkan penganut Taoisme yang menekankan pelatihan tubuh mengakui, melatih tubuh hanyalah sekunder. Sebuah hati yang tak mampu mengimbangi selamanya takkan mencapai Jalan Suci! Perbedaan dalam hati manusialah yang menentukan: satu menjadi orang suci yang bersinar dalam sejarah, takkan terlupakan; sementara lainnya hanya iblis yang tenggelam, tersapu arus waktu.
"Kekuatan alam semesta masih terus mengalir deras, cahaya formasi mulai menyilaukan. Setiap dari kami yang mempertahankan formasi sudah mencapai batas kemampuan, tapi aku merasa kapasitas formasi belum maksimal. Jika aku merapal mantra, tekanan ini akan berkurang. Namun menghadapi Pathel yang mengerikan ini, aku masih ingin bertahan sedikit lagi sampai kekuatan mencapai puncaknya. Maka kulemparkan pandangan ke Huigen yang sedang beristirahat di sana dengan kondisi agak lemah, lalu kuteriakkan: "Huigen, masuk ke dalam formasi! Bantu menanggung sebagian kekuatan alam semesta!"
Huigen menjawab panggilan, lalu berdiri dan berlari kecil masuk ke dalam formasi... Dengan tambahan satu pasukan segar, tekanan kami untuk sementara agak mereda.
Sementara di sisi Pathel, kecepatan pengumpulan titik cahaya mulai melambat. Tapi seluruh air kolam dalam itu berubah memancarkan warna ungu samar.
