Tapi meski muak, harus tetap kutanggung. Tempat ini memang bagaikan gua naga dan sarang harimau.
Baru lari 10 meter, terkepung hantu-hantu jahat. Jalan di depan tak kelihatan ujungnya... Pemandangan seperti ini, disebut neraka pun orang akan percaya.
Dari kesimpulan banyak sumber anggota aliran Gunung Salju, diketahui bahwa murid-murid Gunung Salju juga sering melakukan tapabrata di sini. Pasti tidak ada orang gila sepertiku yang berlari kencang hingga menarik ratusan hantu jahat yang mengikutiku... Mereka pasti berjalan hati-hati sambil mengukur berapa lama bisa bertahan di dalam?
Aku tak bisa menebak secara konkret, tapi dalam hati aku meraung: "Waktu kecil saja aku sudah dikepung ratusan hantu, masa sekarang aku takut?"
Dalam pikiran itu, aku kembali berlari sejauh 20 meter lebih. Kurasakan jalan batu pualam yang terlihat landai ini sebenarnya menurun dengan kemiringan yang sangat perlahan. Di saat inilah, seekor hantu jahat pertama akhirnya menyerang. Dengan senyum mengerikan, tanpa ragu ia menghantam tubuhku!
Merasuki! Akhirnya dimulai... Aura energi ratusan hantu yang berkumpul memang melemahkan auraku. Bagi hantu ini, memaksa merasuki tubuhku di saat seperti ini pilihan yang tepat.
Setiap hantu ingin terlahir kembali sebagai manusia. Jika bisa merebut tubuhku, setidaknya mereka bisa merasakan menjadi manusia lagi, ya kan?
Kurasakan energi yin yang dingin menyusup ke tubuhku. Tapi di hadapan kekuatan jiwaku, energi ini terlalu lemah. Bahkan tanpa mengerahkan kekuatan jiwa untuk melawan, energi itu sudah terpental... Tapi ini jadi aksi 'pembuka jalan'. Setelah yang pertama, pasti ada yang kedua, ketiga...
Setelah aku berjalan sekitar belasan meter lagi, ternyata ada tujuh delapan hantu jahat yang memaksa merasuki tubuhku... Pada saat ini, aku harus mulai mengaktifkan seluruh tenaga dalam untuk menggerakkan kekuatan jiwa guna membentengi diri... Pikiranku pun mulai fokus dengan intensitas tinggi. Meski kekuatan jiwa mereka mungkin tak sekuatku, namun dengan jumlah hantu sebanyak ini, sedikit saja lengah, aku akan terjerat ilusi tak berujung.
Kapan ini berakhir? Sebenarnya hantu jahat tak kusingkirkan, tapi semut banyak bisa menggigit gajah sampai mati. Kurasa jika terowongan ini masih ada 80-100 meter lagi, jumlah hantu di sekitarku bisa mencapai lebih dari 2000 ekor. Bahkan aku pun tak bertahan.
Kali ini, belasan hantu jahat kembali menyerbuku untuk merasuki tubuh. Andai saja mereka tak saling menyingkirkan... mungkin aku sempat TERKENA ILMU sesaat. Di tempat ini, akibat dari linglung sesaat jelas tak perlu dijelaskan.
Sambil terus berlari, setiap helaan napas terasa menusuk tulang, seperti hembusan yin yang dingin yang membekukan roh.
Untungnya, terowongan ini akhirnya berujung... Di depan terhampar area seluas setengah lapangan sepak bola... Aku mengeratkan gigi dan berlari ke sana. Inilah efek yang kutunggu - satu jurus mengalahkan musuh.
Sambil berpikir demikian, kakiku tak berhenti bergerak, sementara pertahanan rohku sama sekali tak boleh kendur. Dalam jarak 10 meter yang singkat ini, belasan hantu jahat masih 'bermaksud jahat' ingin menabrak tubuh yang hidupku. Berbagai tangisan hantu dan raungan hantu pun pada saat ini mencapai puncaknya... Aku merasa seperti sedang menonton seribu 'tragedi mengerikan' sekaligus, ditambah seribu suara yang memanggilku dengan 'godaan' tanpa alasan jelas: "Kemarilah, kemarilah!"
"Pergi semua dari sini!" Akhirnya aku sampai di tengah gua kosong itu. Setelah berdiri diam, aku berteriak keras... Bukan sengaja ingin berteriak, tapi pada detik itu aku harus meningkatkan energiku sendiri. Jangan remehkan 'kekuatan memaki' – saat amarahmu meluap, saat itulah energimu juga sedang memuncak.
Aku butuh ledakan emosi untuk membelikan waktu bernapas bagiku sendiri. Tak disangka, teriakanku itu mendapat jawaban berupa raungan marah. Kupalingkan kepala, di pinggir gua kosong itu muncul siluet raksasa.
Makhluk setingkat 'Raja Hantu'! Sekilas pandang saja, aku langsung yakin... Raja hantu ini diikat oleh benang putih tipis yang panjang di tepi gua. Sesuai panjang benang putih, jangkauan geraknya persis sebatas gua ini.
Teriakan kerasku mungkin 'membangunkannya', balasannya adalah auman... Saat tubuhnya bergerak, kulihat di belakangnya terdapat gerbang perunggu berukiran pola aneh.
Pada saat ini, akhirnya aku memahami makna sebenarnya dari menjelajahi lubang rahasia bawah tanah. Artinya, jika ingin melanjutkan, aku harus melewati raja hantu ini dan mendorong gerbang tersebut... Ini baru langkah pertama, tapi aku sudah bertemu lebih dari seribu hantu jahat ditambah seorang raja hantu!
Pantas saja Kakak Sulung Jenny berkata seperti itu padaku. Di dalam sini, baru beberapa langkah berjalan, nyawaku sudah terancam tak berkuburan.
Siluet raksasa raja hantu itu mulai 'mengecil' dengan cepat setelah kuamati. Dalam sekejap berubah menjadi pria berbaju hitam bertubuh penuh luka berdarah dan wajah pucat. Tatapannya menyambut mataku selama setengah detik sebelum ia langsung berlari tiga langkah jadi dua ke arahku.
Kelengangaanku sejenak memberi celah bagi hantu-hantu jahat. Setidaknya dua puluh lebih hantu langsung menghantam tubuhku... Padahal sebelumnya sudah kubertiak untuk meningkatkan energi diri. Andai tak kuberteriak, mungkin lima puluh hantu sekaligus yang akan menyerbuku...
‘Bertarung habis-habisan’, aku berteriak dalam hati... Di saat itu juga, aku tetap menjalankan rencana awal: mencabut kalung cendana dari mulut, menyimpan satu butir di lidah... Sisanya kuselipkan ke dalam saku baju, lalu menancapkan pedang koin tembaga yang tak kuketahui fungsinya di pinggang, mulai melangkahkan langkah Gang di tempat ini!
Benar, rencanaku memang gila: mengumpulkan semua hantu jahat di dalam gua, lalu menggunakan Jurus Petir di sini!
Hantu paling takut pada petir... Petir adalah musuh alami mereka. Di ruang sempit ini, aku akan menghabisi mereka sekaligus! Tak peduli nasibku sendiri, aku mulai menyusup di antara hantu-hantu itu, melangkahkan langkah Gang selangkah demi selangkah sambil memulai konsentrasi pikiran dan melantunkan mantra.
Sejauh mana kekuatan sihir besar yang pertama kali kupelajari ini akan berkembang seiring pertumbuhanku? Sangat kunantikan... Meskipun ini ruang bawah tanah tertutup, saat berlari tadi sudah kurasakan aliran energi spiritual samar-samar berputar di tempat ini.
Aku tak tahu mengapa energi spiritual ini berputar? Lagipula energi spiritual di dunia ini memang 'langka', tapi di sini justru beroperasi dengan mewahnya. Tidak anehkah? Tapi tak perlu tahu alasannya. Cukup kuketahui: selama ada energi spiritual yang berputar di sini, berarti tempat ini terhubung dengan alam semesta kita. Bukan sekadar terhubung, tapi juga membutuhkan energi alam semesta untuk mempertahankan sesuatu, bahkan sampai harus menanamkan energi spiritual...
Jadi, semua sihir yang digunakan di sini tidak ada bedanya dengan di luar, karena keberadaan energi spiritual, mungkin efek sihir akan diperbesar.
Pengetahuan umum adalah, tempat yang memiliki energi spiritual memiliki kekuatan alam semesta yang lebih melimpah.
Aku terus melanjutkan langkah Gang... Tapi tubuhku terus diremuk oleh kekuatan yin yang dingin, membuat aliran kekuatan jiwaku tidak lancar. Yang lebih sulit, aku harus membagi sebagian pikiran untuk membentengi diri dari kerasukan. Jika bukan karena teknik "satu hati dua fungsi" dan indera spiritualku yang luar biasa, aku sama sekali tak bisa mempertahankan ritual ini.
Aku tak sempat memikirkan konsekuensinya. Di tempat seperti ini, tak ada kesempatan untuk "menilai strategi". Hanya bisa membuat rencana tergesa-gesa lalu menjalankannya... Seiring langkah Gang yang kujalani, angin mulai berhembus dari segala penjuru gua... Samar tercium bau hujan, tapi tak terlihat awan hitam terkumpul.
"Hmm hmm hmm hmm" Tapi situasi terburuk tetap terjadi. Raja hantu itu sudah berada di samping tubuhku. Dalam pandangan konsentrasi penuh, wajah pucatnya yang terdistorsi tak terhingga seolah sedang menguji, seolah benang putih itu membatasi geraknya. Ia hanya terus mengitari tubuhku sambil tersenyum sinis.
Secara logika, pengaruh hantu seperti ini terhadap pola pikirku seharusnya kecil... Bahkan seharusnya aku sama sekali tidak terpengaruh. Tapi keberadaan setingkat Raja Hantu ini, hanya dengan mengelilingiku sambil tertawa jahat kurang dari dua puluh detik, telingaku sudah dipenuhi suara tawa mengerikannya... Perlahan, konsentrasiku mulai buyar dan dunia Konsentrasi Pikiran pun mulai goyah. Setiap kali aku mencoba memusatkan pikiran, tawa tak berujung itu kembali menggema.
Kaki kuayunkan dalam langkah Gang, namun tak kunjung bisa menyelesaikan gerakan... Gigi terkunci rapat sementara aku terus berusaha menstabilkan pikiran, di tengah serbuan hantu jahat yang berulang kali mencoba merasukiku.
Seandainya ada kesempatan duel satu lawan satu dengan Raja Hantu itu...! Pikirku memberontak. Tatkala dunia Konsentrasi Pikiran hampir runtuh, tiba-tiba Raja Hantu menghentikan tawanya... Saat berikutnya, rohku merasakan benturan dahsyat. Lalu... dingin bak es berusia ratus tahun menyergap, membuatku hampir berteriak.
Raja Hantu yang licik itu memilih momentum ini untuk merasukiku... Ia sama sekali tidak menggunakan cara 'kasar' seperti benturan kekuatan jiwa yang sederhana. Mungkin setelah bertahun-tahun terkurung, inilah kesempatan yang ditunggunya - menemukan tubuh hidup untuk dirasuki lalu melarikan diri dari sini.
Sebagai konsekuensi kekalahan, roh yang terdesak keluar dari tubuh mungkin akan menggantikannya terkurung di sini, atau mungkin berubah menjadi salah satu hantu jahat yang mengisi tempat ini!
Aku tidak bisa melanjutkan Jurus Petir lagi, aku harus mengkonsolidasi kekuatan jiwa, dan bertabrakan langsung dengan Raja Hantu! Tabrak dia keluar dari tubuhku dulu! Tapi begitu pilihan ini diambil, rencana gilaku untuk menghabisi mereka sekaligus dengan memanfaatkan kekuatan lima elemen akan buyar. Aku harus berhadapan langsung dengan hantu-hantu jahat ini menggunakan kekuatan jiwa, hidup-mati tak bisa diprediksi!
Tapi... di saat yang sama, dari dasar jiwaku, terdengar raungan penuh amarah. Sepasang mata anggun namun membeku tiba-tiba terbuka lebar.
Si Bodoh bangun!
