"Sesepuh Qiu ekspresinya tidak banyak berubah, hanya berkata padaku: 'Pemimpin Tertinggi, kau masih muda. Wajar saja jika belum banyak tahu rahasia dunia praktisi spiritual. Tahukah kau ada tiga prinsip besi di dunia praktisi spiritual?'"
Aku terdiam sejenak. Dari ingatan Chen Cheng Yi, kira-kira tahu beberapa hal tabu di dunia praktisi spiritual. Tapi tentang tiga prinsip besi yang mana, aku benar-benar tak tahu... Jadi kugelengkan kepala.
"Pertama, dilarang menyakiti keluarga biasa praktisi spiritual. Meski tidak semua praktisi punya keluarga di dunia sekuler, manusia tak mungkin lahir dari batu. Mayoritas praktisi yang sudah mengisolasi diri tetap punya sanak saudara di dunia fana. Jika demi balas dendam sembarangan menyakiti keluarga praktisi, itu namanya 'menganiaya' orang biasa, dan akan menyeret banyak pihak. Maka prinsip pertama ini diakui seluruh komunitas praktisi spiritual... Aturan tak tertulis yang disepakati semua praktisi, dibuat oleh manusia." Sesepuh Qiu bercerita dengan lancar.
Terhadap poin ini, aku mengangguk... Sebenarnya aturan ini bukan hanya di sini. Bahkan di duniamu sendiri aturannya lebih ketat - begitu masuk pintu gerbang gunung harus putus hubungan dengan keluarga duniawi. Karena dalam arti tertentu, kita sudah termasuk dunia yang berbeda. Dunia praktisi spiritual terhadap dunia orang biasa, pengaruhnya belum tentu positif, seperti memaksa tunas tumbuh sebelum waktunya.
"Sementara aturan besi pertama, aku bahkan tidak sedikitpun meragukan 'kekuatannya'. Dalam ingatan Chen Cheng Yi, bahkan orang gila seperti Yang Sheng pun tidak berani bertindak terang-terangan, harus berhati-hati... bahkan berusaha menghapus bukti. Ini menunjukkan kekerasan aturan ini."
Sesepuh Qiu melanjutkan: "Aturan besi kedua, terdengar sederhana namun sebenarnya mencakup banyak hal. Batas ini sulit ditentukan, sehingga banyak praktisi spiritual yang melanggarnya. Yaitu urusan dalam lingkaran praktisi spiritual tidak boleh terkait dengan dunia orang biasa."
"Ini mudah dipahami, bagaimana bisa terjadi pelanggaran?" Aku tak tahan menanyakan lebih lanjut.
"Karena aturan ini, sama seperti aturan ketiga, tidak seperti aturan pertama yang diakui semua praktisi baik yang beraliran positif maupun negatif. Ini ditentukan oleh kekuatan di luar komunitas kita," jawab Sesepuh Qiu.
Kekuatan di luar komunitas? Aku mengerutkan kening pelan, seolah menangkap sesuatu?
Sebenarnya aturan ini memang ada di mana-mana. Masalah sebesar apapun tidak berani melibatkan orang biasa... Bahkan di kota kecamatan 18 Desa Leluhur Wu, kekuatan Yang Sheng tidak berani sembarangan mengambil nyawa orang biasa. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan.
Tapi saat itu, meski katanya mencari ikatan darah, tujuan sebenarnya tidak begitu kumengerti... Mungkin harus melalui pertarungan terakhir dengan Yang Sheng untuk mendapat jawaban?
"Yang berbuat semena-mena terhadap orang biasa, bukanlah praktisi spiritual... Seperti hantu jahat, iblis dan siluman... Tapi kalau dipikir-pikir, seperti kata Sesepuh Qiu, aturan ini sulit dijabarkan. Misalnya ritual Desa Miao Heiyan yang memang mempengaruhi banyak orang biasa... Tapi mereka juga mengisolasi orang biasa, mengambil umur mereka dengan cara rahasia..."
"Banyak kultivator jahat juga begitu... Modus operandi mereka tersembunyi, asal tidak membuat gelombang di dunia orang biasa... Sepertinya..."
"Apa sudah mengerti?" Sesepuh Qiu menatapku sambil berkata.
Aku mengangguk, sepertinya mulai sedikit paham.
"Pokoknya, aturan kedua ini seolah tak ada polanya... Tapi ada satu pola jelas yang diakui semua orang: selama urusan komunitas praktisi spiritual tidak sampai mempengaruhi dunia orang biasa hingga jadi bahan obrolan publik, biasanya bisa menghindari prinsip besi ini. Sebaliknya, pasti akan datang malapetaka besar." Raut wajah Sesepuh Qiu sangat serius, membuatku ikut tegang. Dalam hati, tanpa kusadari mulai timbul rasa hormat campur takut terhadap misteri dunia ini.
"Bagaimana malapetaka itu datang? Kalau bukan dari kekuatan komunitas praktisi, dan dunia orang biasa jelas tak bisa banyak mempengaruhi komunitas kita, apakah kekuatan itu berasal dari Langit?" Aku bertanya dengan sungguh-sungguh.
"Kekuatan Langit yang misterius, perhitungan belitan karma mana mungkin sederhana? Seperti kejujuran dan energi negatif, orang-orang sering bertanya: Jika aturan Langit adalah aturan kejujuran, mengapa membiarkan eksistensi energi negatif? Pertanyaan ini, kukira dalam hatimu juga ada jawaban: energi negatif ini berasal dari hati manusia... Langit hanya bisa menggunakan aturan untuk menempa mereka, bukan menghapuskan... Yang tak bisa diintervensi Langit adalah hati manusia, hanya menetapkan aturan, membiarkan manusia memilih. Jadi pada dasarnya, Langit adalah aturan. Saat melanggar aturan, secara alamiah akan ada konsekuensi... Tapi prinsip besi komunitas praktisi spiritual yang tak boleh mempengaruhi dunia orang biasa ini jelas..." Sesepuh Qiu mengerutkan alisnya.
Aku menatapnya, dalam hati mulai mengerti sebagian... Tapi ini hanya tebakanku, yang konkret tetap harus dijelaskan Sesepuh Qiu.
"Hmm, begini saja, karena jalinan karma terlalu rumit, di dunia fana ini terdapat aturannya sendiri. Seperti Langit adalah prinsip utama, sedangkan aturan yang dibuat dunia merupakan sub-aturan yang diizinkan dalam batasan prinsip utama, juga bagian dari operasi Langit. Jika sulit dipahami, analogikan di dunia orang biasa ada polisi. Tindakan mereka meski memiliki berbagai kekurangan, namun arah besarnya tetaplah memberantas kejahatan... Seorang pembunuh yang ditangkap polisi lalu dihukum, itu merupakan manifestasi karma Langit. Artinya, karma Langit adalah operasi besar, berbagai konsekuensi juga akan terwujud melalui berbagai aturan dunia fana! Pada akhirnya, bukankah arus utama dan aturan dunia juga merupakan manifestasi dan pengaruh Langit? Mengapa orang tidak membuat hukum yang melindungi kejahatan? Coba kau renungkan hal ini? Jadi..." Begitulah penjelasan Sesepuh Qiu padaku.
"Jadi, di komunitas praktisi spiritual juga ada sub-aturan dan penegaknya yang mewakili aturan Langit, maksudmu begitu?" Benar, seperti polisi di dunia fana! Hanya aturannya berbeda, namun sama-sama tunduk pada Langit.
Aku langsung paham, hati ini tertegun hingga nyawa hampir melayang... Rupanya di atas komunitas praktisi spiritual masih ada kekuatan seperti ini?
Ekspresi wajahku berubah, meski aku bukan Chen Cheng Yi, bukan manusia dunia ini... Tak kuasa kutahan bertanya keras: "Lalu siapa pemilik kekuatan ini?"
“Siapa yang tahu? Hanya disebut prinsip besi, pelanggarnya pasti sudah tertimpa malapetaka... Melalui jejak kecil seperti benang laba-laba ini, kuberitahu, ini ulah dewa, kau percaya?” Sesepuh Qiu menghela napas getir.
Aku langsung terdiam, tapi hati ini bergolak hebat? Dewa? Konsep apa sebenarnya dewa di dunia ini? Tak bisa kujawab secara konkret. Mungkin di dunianya Yang Mulia, mereka dianggap sebagai dewa, atau bahkan lebih tinggi... Bagaimana cara mereka berada di dunia fana?
“Kau jauh lebih dewasa dibanding dulu.” Melihat reaksiku, Sesepuh Qiu malah memberi komentar tak terduga.
Benar. Chen Cheng Yi itu senjata pasti akan panik terus-menerus. Tapi aku... Tiba-tiba kusadari, mengapa emosiku juga begitu bergelora? Jika dulu, saat masih menjadi diri sejati, kudengar pun hanya akan tenang. Karena ini tak menghalangi pengejaran akan Jalan Suci. Takkan kulanggar Langit... Jika tak berpengaruh, mengapa harus peduli dewa? Segalanya setara, yang tak setara hanya keluhuran hati... Tapi kini, mengapa aku masih meniru orang itu: mudah penasaran, gampang terkejut?
Semakin kupikir, rasa frustasi pun bertambah. Tak nyaman dengan diriku sendiri, kualihkan pandangan ke alam semesta untuk menenangkan diri... Setelah beberapa saat, akhirnya benar-benar tenang. Kutanya: “Lalu yang ketiga? Apa terkait buku panduan ini? Maksudmu suhu kritis?”
“Benar, inilah maksudnya... Pasal ketiga ini adalah prinsip besi yang melindungi praktisi spiritual... Tidak ada peraturan terlalu spesifik, namun isinya membatasi jumlah korban jiwa dalam pertarungan antar komunitas praktisi spiritual. Ini bertujuan agar praktisi spiritual tidak punah karena berbagai alasan di dunia ini! Aturan tidak menyebut angka pasti korban jiwa, dan pertarungan yang dimaksud hanya merujuk pada satu konflik tertentu... Baik aliran Gunung Salju kami maupun kekuatan Yang Sheng, hampir seluruhnya telah mengobrak-abrik komunitas praktisi spiritual Tiongkok... Bahkan merembet ke komunitas praktisi spiritual luar Tiongkok... Berapa pun benturan yang terjadi di tengah, semua termasuk dalam satu pertarungan, dan korban jiwa sudah terlalu banyak...” Suara Sesepuh Qiu terdengar berat.
Sambil memegang buku panduan di tangan... kepedihan dalam hatiku tak tertahan, akhirnya kutanyakan: "Sudah berapa yang tewas?"
“Di pihak kita, angka pastinya 867 orang, pihak Yang Sheng tidak diketahui... Yang ingin kuingatkan, benturan ini hampir mencapai suhu kritis, tidak boleh ada korban lagi. Jadi, yang harus kita hadapi hanyalah pertempuran besar terakhir, baik kita maupun Yang Sheng tak punya pilihan.” Demikian penjelasan Sesepuh Qiu.
Usai berkata, ia menatapku: "Pemimpin, tiga hari lagi mungkin akan ada kabar penting... Saat itulah pertempuran akan dipastikan!"
