‘Gemuruh’, angin kencang yang dipanggil oleh teknik angin topan luar biasa menggila... Salju halus di langit berputar terbalik, bahkan salju di tanah terangkat ke angkasa... Seolah datang dari segala penjuru, tiba-tiba terkonsentrasi, lalu mengamuk menuju pusat medan perang.
“Hanya ritual seperti inilah yang membuat hati manusia terpesona.” Sang Pemimpin Tertinggi menatap angin yang membawa salju putih itu, tiba-tiba mengucapkan kalimat ini tanpa alasan jelas.
Angin yang bercampur salju putih bagaikan angin putih, dalam sekejap langsung menghantam angin hitam... Pasukan dari dua kubu, sihir dari dua pihak... Seperti takdir yang mengharuskan konfrontasi hitam-putih...
'Gemuruh!' Benturan itu mengeluarkan suara ledakan yang lebih dahsyat... Angin putih yang menderu tiba-tiba menghalangi langkah pusaran angin hitam... Sesaat sebelumnya, pusaran hitam itu hampir menelan seorang prajurit yang berada di garis terdepan...
Dua angin topan bertemu di udara... Langsung terlibat konfrontasi... Di pusat tabrakan kedua badai, terdengar suara 'wah-wah' yang mencengangkan... Salju di tanah bersama rumput di bawahnya tersedot ke angkasa... Terlihat sangat menggila.
Tapi dengan pengamatan matang, terlihat... Angin putih bergerak perlahan, di area pertemuan dengan badai hitam... Warna pusaran hitam mulai memudar secara bertahap, menyebar ke segala penjuru!
Bagaimanapun, teknik angin topan ini mengandung secercah esensi sebenarnya angin, menghancurkan segala sesuatu bukan sekadar gurauan... 'Segala sesuatu' di sini bukan berarti benda fisik... Seperti badai angin asli yang dijelaskan Guruku, bahkan bisa menghancurkan roh manusia!
Itulah sihir legenda sejati... Guruku berkata jika zaman legenda itu benar-benar ada, hanya Makhluk Agung zaman purba yang sanggup melakukannya.
Tapi secercah esensi angin saja sudah sangat hebat... Bisa menghancurkan roh yang tak berbentuk materi, apalagi medan energi yang lebih mudah dirasakan manusia?
“Ilmu keturunan Lao Li memang tak tertandingi di dunia.” Sang Pemimpin Tertinggi memuji, sambil mengguncangkan salju yang menempel di jubahnya. “Sayangnya, penerimaan murid di aliran Lao Li sangat ketat... Meski ritualnya dibuka untuk umum, hanya yang berbakatlah yang bisa mempelajarinya.”
Aku terdiam. Aku sangat familiar dengan ilmu seperguruan Chen Cheng Yi karena memori yang kumiliki... Memang bisa dibilang tak ada tandingannya di dunia fana ini... Bahkan di dimensi asalku, ritual keturunan Lao Li tetap dianggap sangat canggih.
Hanya ritual-rahasia yang aneh-aneh itu, yang bahkan di duniaku masih disebut sebagai ritual rahasia kelas tertinggi!
Tapi dalam ingatan Chen Cheng Yi, Lao Li sepertinya mudah saja mengeluarkan ritual rahasia... Sedangkan setahu ku, sebuah sekte pun belum tentu memiliki banyak ritual pamungkas warisan leluhur. Bagi praktisi spiritual, memiliki SATU ritual rahasia seumur hidup saja sudah luar biasa.
Bukan hanya Lao Li. Wu Tian yang baru saja merapal mantra tadi juga demikian... Bagaimana mungkin ritual biasa bisa menciptakan gelombang energi sebesar itu hanya dengan ratusan kuda dan energi jahat medan perang? Pasti ada ritual rahasia unik di sana. Dia pun terlihat memiliki banyak ritual misterius.
Memikirkan ini, mataku tak sengaja tertuju ke altar yang tertutup kain hitam... Entah apa sebenarnya yang sedang dilakukan orang-orang ini?
Menarik kembali pikiran, aku hanya tahu satu hal dengan jelas: baik Lao Li maupun Wu Tian, keduanya berasal dari Kunlun... Sebenarnya seperti apa tempat bernama Kunlun itu? Apakah itu puncak tertinggi bagi para praktisi spiritual? Lalu... apakah Sang Yang Mulia yang begitu misterius di mataku pernah menginjakkan kaki di Kunlun?
Ribuan pikiran bergolak dalam hatiku... Sementara itu, medan perang saat ini telah mendidih sepenuhnya... Bantuan tambahan dari belakang memberi para prajurit ini keyakinan baru, membuat mereka kembali terjun dalam pertarungan habis-habisan!
Tentu saja pusaran angin hitam belum sepenuhnya bubar... Hanya tertekan oleh angin putih sehingga mundur perlahan dan akhirnya menghilang... Namun para pejuang mati yang mengamuk itu tetap sulit ditaklukkan.
Kekuatan Vajra yang penuh kepedihan mulai tak mampu dipertahankan... Secara teori ia bisa meminjam kekuatan tanpa batas, tapi dalam kondisi terbatas di medan perang... Hal itu mustahil dilakukan. Sebab peminjaman kekuatan tak terbatas membutuhkan Penampakan Vajra yang telah menerima persembahan bertahun-tahun, ditambah formasi pinjaman kekuatan yang dijaga oleh pendeta utama yang sangat kuat. Jelas jumlah personil di medan perang ini terlalu sedikit, meski semuanya adalah elit.
Ini sudah menjadi kekuatan maksimal yang bisa dikerahkan... Dalam hati aku menghitung: generasi muda adalah penerus warisan. Meski mereka sudah bertumbuh, berbagai pihak masih enggan 'mengorbankan' mereka di medan perang... Apalagi kemampuan mereka yang sudah dewasa pun masih kalah dengan generasi tua. Jika generasi tua gugur, sama saja merusak akar leluhur kekuatan pihak benar.
Lalu bagaimana mungkin generasi tua dikerahkan seluruhnya? Jika demikian, bagaimana organisasi sekte bisa bertahan?
Karena itu dalam situasi seperti ini... para biksu bela diri dan praktisi fisik mulai mengerahkan kekuatan perlindungan dengan meminjam tenaga!
Misalnya Biksu Hui Jue... Vajra bermata menyala yang familiar itu kembali muncul di belakang siluetnya... Hanya saja dibandingkan sebelumnya, Vajra kali ini tampak jauh lebih nyata... Kupikir ini berkaitan dengan perubahan tato di tubuhnya!
Para prajurit yang mempertahankan kekuatan mereka sendiri jelas lebih tangguh dalam pertempuran... Seperti Yang Sheng yang membuka kartu as, para pejuang pun mengeluarkan senjata pamungkas mereka.
Darah masih mengalir... Setiap langkah pertempuran sengit terus berlanjut...
Di saat kritis ini, para ahli ritual akhirnya turun tangan... Guruku telah mundur ke belakang, menelan pil dari aliran pengobatan... Beristirahat dengan mata terpejam... Tapi para sesepuh yang meminjamkan kekuatan sebelumnya tampaknya masih baik-baik saja... Para praktisi spiritual di pihak Yang Sheng bergerak lebih dulu... Terasa jelas energi alam semesta sedang berkumpul dengan cepat...
Tapi apa sebenarnya status Sesepuh Gunung Salju? Seperti pertemuan pertamaku dengan Big Sister Jenny yang membuatku terpana... Ia membawaku terbang ke tempat misterius... Bertemu dengan praktisi spiritual gaib...
Meski setelah itu Jenny tak pernah lagi menunjukkan kemampuannya... Bagaimana mungkin aku melupakan getaran yang membekas di hati itu? Para sesepuh ini mungkin tak sehebat Jenny... Tapi hampir menyamainya bukan?
Dugaan ku terbukti benar... Tadi diam-diam meminjamkan kekuatan spiritual untuk Guru, kini para sesepuh mulai merapal mantra... Seketika kurasakan energi kosmis mulai memadat...
Ini hampir bisa disebut mantra yang langsung melepas!
Situasi pertempuran sementara dikembalikan oleh sihir Guruku... Pada saat ini... Kilat pertama menyobek langit kelabu... Akhirnya Pertarungan Ilmu yang sesungguhnya dimulai!
Sihir petir yang hampir tak punya kelemahan secara alami menjadi pembuka permainan...
'Gemuruh!', kilatan petir emas datang... Menghadapi sihir petir, pada dasarnya hanya ada satu cara - menggunakan petir melawan petir... Maka sebelum kilatan petir itu sepenuhnya jatuh, kilatan petir emas lain menyambutnya...
Keduanya bertabrakan, mengeluarkan suara yang menggegerkan... Energi yang menggila saling menghantam... Lalu jatuh di lereng bukit tak jauh, meledakkan batu-batu berhamburan!
Akhirnya Pertarungan Ilmu dimulai... Kegelapan langit tak bisa menutupi kemegahan mantra-mantra yang saling serang ini...
Di sisi sana, api menyebar luas... Tapi dihadang hujan deras yang mengguyur dari langit...
Di sisi sini, air hujan bercampur salju menyapu... Angin kencang membuat air bah berputar balik...
Yang paling dominan adalah berbagai petir... Bersilangan di langit... Lebih heroik dibanding kelembutan kembang api... Tabrakan, getaran, ledakan...
Pada momen ini, tak ada yang 'menghemat' kekuatan jiwanya... Berbagai kekuatan sihir beruntun... Para praktisi sihir yang lebih lemah fisik ini menciptakan kegaduhan yang lebih menggetarkan...
‘Uung... uung...’, angin kencang menerpa... Seorang raja hantu yang dipanggil tiba-tiba terwujud di dunia... Di sisi lain, pedang panjang yang terkristalisasi dari kekuatan jiwa menyambar dari atas...
Di sisi lain, pasukan surgawi turun ke dunia... Di sini, banyak kepala hantu tiba-tiba melayang ke langit...
Aku berdiri di tengah medan perang, tubuhku hampir tak bisa tegak... Tabrakan berbagai sihir membuat tanah bergetar... Tapi apa artinya semua ini dibandingkan gejolak dalam hatiku?
Inikah pertarungan sesungguhnya para praktisi spiritual? Benarkah?!
Jika ini adalah zaman purba yang legendaris... Era yang tercatat dalam mitos, bagaimana kira-nya pemandangan pertempuran para praktisi spiritual saat itu?
Jiwaku serasa mendidih... Bahkan diriku sendiri ingin membentuk segel tangan, benar-benar terjun dalam pertempuran... Angin berdesir, awan bergulung, hujan deras mendidih di berbagai tempat...
Api membakar, guntur menggelegar, bumi bergetar halus... Dewa dan hantu saling silang, kekuatan jiwa bertabrakan tak henti... Kurasakan para praktisi spiritual yang melalui pertempuran ini pasti bisa berkata: "Hidup ini tak kusesali!"
