Apakah Hui Dàye sudah mati? Aku tak tahu... Bahkan indera spiritual terunggulku pun tak bisa memastikan... Semuanya hanya terlihat oleh mata.
Rintihan Huigen pecah diterpa angin... Disela napas berat Cheng Xin yang tersengal-sengal.
Ingin sekali kuhantam dadaku sendiri untuk menghancurkan kesedihan ini... Aku tak tahu nasib Hui Dàye, seperti juga ketidaktahuanku akan Paman Chen yang mengucap "Pergi dulu" tadi...
Seperti kukatakan, aku hanya bisa menyaksikan... Air mata terus mengaburkan pandangan, ingin kutopang Paman Chen, kudekap Hui Dàye... Tapi aku hanya bisa menangis bisu, lalu melanjutkan langkah.
Saat itu, sebuah tangan menyelip ke genggamanku. Dingin menusuk, sempat ragu, akhirnya mencengkeram erat.
Tak perlu kuperlihatkan, aku tahu siapa pemilik tangan ini - Ruxue!
Aku dengan reflek mencengkeram tangan Ruxue, suaranya berbisik pelan di telingaku: "Bukan Cheng Yi kalau tak merasakan sakit hati begini. Jangan lupa, aku akan selalu menopangmu. Baik di sisimu, maupun di Makam Naga, hatiku tak henti mendoakanmu... Aku juga sedih, tapi Cheng Yi jangan lupa, sekarang ada hal yang lebih penting dari kesedihan."
Dia bilang aku Chen Cheng Yi? Mungkin memang benar... Aku sudah malas menyelidiki masalah ini... Aku cuma menoleh memandang Ruxue dengan panik... Seolah hanya di hadapannya, aku bisa menunjukkan sedikit kepanikan yang tak bisa kupendam ini.
Tangannya menggenggam erat tanganku. Angin menerbangkan setetes air mata di pipinya... Adakah dari generasi muda di sini yang tak merasa sedih?
Aku tak ingin lagi melihat medan perang... Tapi dari sudut miring ini justru terlihat jelas... Kulihat Yang Sheng berlari tiga langkah jadi dua ke arah sini... Di saat yang sama, Paman Wang sedang menarik garis formasi raksasa yang membentang jauh... Sepertinya ini garis terakhir.
Sebelumnya sudah mengurusi pekerjaan Formasi Tattoo Langit, sekarang lagi menggambar formasi. Aku belum pernah melihatnya sekurus ini... Formasi ini terbentang terlalu jauh... Guruku memimpin Mas Yuan Yi, sementara Wu Liyu berdiri di tengah formasi sambil terus membentuk segel tangan...
Praktisi spiritual lainnya sudah semua masuk ke dalam formasi... Di atas formasi berpendar cahaya keemasan, seolah para dewa hendak turun...
Pada saat ini, Yang Sheng sudah berlari hingga jarak kurang dari 50 meter dari Paman Wang... Melihat formasi yang digambar Wang Shi di tanah, tiba-tiba berteriak: "Bagaimana mungkin aku membiarkanmu menghalangi jalan..." Kemudian ia berlari kencang menuju Paman Wang.
Jika saat ini Paman Wang meninggalkan formasi yang sedang digambarnya... Cukup berlari 10 meter ke sebelah kiri, dia bisa masuk ke dalam Formasi Hukuman Langit untuk berlindung... Mengingat ada cap penekanan formasi yang menguatkan, Yang Sheng tidak akan bisa memasuki formasi besar ini dalam waktu dekat...
Sedangkan dia terburu-buru ingin menapaki jalan kecil ini... Mungkin tidak akan membuang waktu dengan Formasi Hukuman Langit ini...
Pilihan yang benar seharusnya Paman Wang masuk ke Formasi Hukuman Langit saat ini... Tapi, Paman Wang yang sudah jelas melihat kedatangan Yang Sheng... Hanya melemparkan pandangan meremehkan, tetap fokus menyelesaikan goresan terakhir formasi ini tanpa sepatah kata...
Yang Sheng berhenti mendadak, melompat, melayang... Kakinya terayun tinggi, menendang keras punggung Paman Wang...
Paman Wang bukan Hui Dàye, mana mungkin menahan tendangan Yang Sheng... Jantungku serasa tersangkut di tenggorokan... Jangan! Jangan begini, bagaimana mereka bisa terus-menerus menanggung seperti ini?
Saat itu juga, Cheng Zhen akhirnya menjerit histeris: "Guruku, menghindarlah kau..."
Paman Wang seolah mendengar teriakan itu... Tiba-tiba melemparkan kuas gambarnya, tersenyum penuh kehangatan pada Cheng Zhen, tapi sama sekali tidak berniat menghindar...
‘Braak!’ Suara tendangan keras Yang Sheng mengenai punggung Paman Wang... Seluruh tubuhnya terlempar tinggi... Kemudian jatuh berat ke tengah formasi... Darah memancar dari mulutnya, membasahi area sekitar... Aku jelas melihat ada gumpalan-gumpalan organ dalam, atau mungkin? Mungkin bukan?
Air mata panas kembali mengaburkan kelopak mataku...
"Aahh..." Suara Cheng Zhen yang hampir hancur... Di saat itu, Xiao Chengqian menghampiri dan menarik tubuh Cheng Zhen sambil berkata tersedu-sedu: "Jangan lupa, kita harus terus berjalan... Selama masih hidup, kita harus melindungi Cheng Yi sampai akhir."
‘Braak!’ Paman Wang mendarat di tengah formasi... Salju putih yang ternoda jejak darah terlihat begitu mengerikan...
"Hahaha... Batuk... Hahaha..." Paman Wang justru tertawa terbahak sambil terbaring di hamparan salju, lalu berkata: "Mana mungkin aku minggir? Formasi ini perlu persembahan darah... Aku sudah menyelesaikannya, batuk... Hahaha..."
Suaranya semakin melemah... Lalu dengan jelas menoleh ke arah Cheng Zhen dari kejauhan... Dia mengangkat tangan... Seolah ingin membelai rambut Cheng Zhen, namun akhirnya menjatuhkannya dengan berat...
Paman Wang tak bergerak lagi... Dalam rintik hujan berbalut es... Tergeletak telentang di tengah formasi...
"Cuacanya aneh sekali." Tenggorokanku sakit seperti ditusuk, tapi kesadaranku linglung... Beban di tubuh semakin berat... Namun aku seperti tak merasakan apa-apa, hanya terus berjalan dengan tubuh dingin membeku!
Aku tak bisa berlari... Ini kecepatan maksimal yang bisa kucapai... Aku tak tahu apa yang kupikirkan... Apakah tentang keanehan cuaca ini?
Mengapa cuaca bersalju tiba-tiba berhenti... Malah digantikan hujan es disertai rintik hujan? Apakah Dewata sedang menangis?
Di seberang formasi, tiga orang sedang merapal mantra... Mereka berjaga di pintu masuk jalan setapak...
Mas Yuan Yi... Wu Liyu... Guruku!
Tanganku semakin membeku... Ruxue menggenggam erat tanganku... Formasi besar Paman Wang tiba-tiba mengaduk awan dan angin di atas formasi ini hingga berubah warna, akhirnya mulai aktif...
Yang Sheng harus melewati jalan setapak ini... Dengan melewati formasi terlebih dahulu...
Yang Sheng tak menyangka Paman Wang akan sekuat ini... Hanya terdiam sejenak sebelum melangkah tegas ke dalam formasi... Saat itu, Mas Yuan Yi pertama kali menjalani langkah Gang... Seketika, hampir seratus kilatan petir menyambar serentak ke Yang Sheng...
Yang Sheng hanya melemparkan pandangan meremehkan ke arah petir di langit... Dengan tubuh Raja Mayat-nya, ia takkan takut pada petir semacam ini...
Benar saja, petir menyambar... Pakaian Yang Sheng terkoyak... Rambutnya menghitam terbakar... Tapi langkahnya tak berhenti... Ia melangkah mantap selangkah demi selangkah ke arah sini... Mas Yuan Yi tak membuka mata, hanya kembali memanggil seratus kilatan petir...
Seperti seekor semut tak bisa membunuh gajah... Seratus semut pun tetap tak mampu... Yang Sheng tetap melangkah dengan keteguhan yang tak tergoyahkan...
Pada saat ini Wu Liyu juga bergerak... Memanfaatkan formasi Paman Wang... Dia juga memanggil petir yang bertubi-tubi... Lebih banyak daripada petir yang dipanggil Mas Yuan Yi... Dan di antara petir biasa yang berkilat-kilat, terselip beberapa petir surgawi...
‘Gemuruh’‘Gemuruh’‘Gemuruh’, petir terus menerus menghujam... Pada saat ini, Yang Sheng akhirnya berhenti melangkah... Melihat sekilas ke langit.
Kulihat dia masih khawatir dengan petir surgawi... Tapi saat tangannya melambai... Mataku langsung membelalak... Kulihat di atas tubuhnya muncul sungai yang melingkar!
Pernah... Kulihat pemandangan familiar ini... Dewa di Teluk Hantu, di belakangnya juga ada sungai seperti ini - Sungai Takdir!
Mengapa Yang Sheng bisa menggandakan sihir ini? Apakah... Aku teringat pertempuran besar di Teluk Hantu dulu, sejujurnya tanpa memanfaatkan Hukum Langit, kami bukanlah lawan sang dewa... Yang benar-benar menyegelnya adalah Hukum Langit, kami menggunakan celah untuk membongkar dimensi... Langitlah yang memburunya!
Aku juga teringat kemunculan terakhir Yang Sheng... Untuk memperebutkan Batu Tatto Langit yang sudah tak berguna, dulu kupikir untuk apa? Kini... Sepertinya aku mengerti, tujuannya adalah untuk menyembunyikan Roh Sisa Kunlun yang bersembunyi di dalam Batu Tatto Langit!
Kemampuannya menggandakan sihir ini... Hanya membuktikan satu hal: dia telah menelan Roh Kunlun itu...
‘Gemuruh’, ratusan petir kembali menghujam... Tapi Sungai Takdir yang dipenuhi berbagai medan aura energi tiba-tiba mengurung Yang Sheng... Di antara riak-riak air yang bergelora... Petir itu ternyata ditelan tanpa suara!
Kecuali beberapa petir surgawi yang sudah melemah... Menghantam tubuh Yang Sheng! Yang Sheng mengeluarkan suara hng...
Guruku membuka matanya di saat ini... Petir-petir surgawi keemasan mulai berkumpul cepat di atasnya...
Untuk pertama kalinya, raut harga diri terpancar di mata Yang Sheng!
