Tindakan Yang Sheng jelas memancing kemarahan semua orang, dan dia sengaja melakukannya... Di wajahnya terpancar ketidaksenangan, terhadap Wu Liyu hanya ada umpatan 'pengkhianat' yang penuh kebencian, ekspresinya seperti anak kecil ekstrem yang tak dipahami, tak ada nasihat yang bisa menembusnya.
Xiao Chengqian sudah tak bisa bicara karena kemarahan... Betapapun kami meneteskan air mata, menderita, berteriak, berpelukan, dan saling menopang dalam perjalanan... Takkan kami lupa, untuk apa generasi tua berkorban seperti ini?
Karena itu, semua ini hanya bisa kami saksikan dengan pasif, namun langkah kaki tak berani berhenti.
Ekspresi Guruku sudah tak ada kemarahan... Di balik dua aliran air mata jernih, hanya ucapan datar: "Jalan berbeda, tak perlu merencanakan bersama."
"Master Jiang, aku selalu menghormatimu..." Langkah Yang Sheng makin mendesak... Di raut wajaknya terlihat hasrat kuat untuk mendapatkan pengakuan.
Bukankah dia hanya tinggal selangkah lagi menuju kesuksesan? Jika saja berhasil mengalahkanku.
Jantungku sudah lama membeku... Luka hati yang besar berubah menjadi mati rasa yang berasal dari roh, stres atau apapun... Aku tak bisa merasakannya lagi, semuanya berubah menjadi langkah berirama di bawah kakiku, yang tercepat, langkah terbesar yang bisa kujangkau...
"Pergi!" Guruku menginterupsi ucapan Yang Sheng... Dengan segel tangan yang terbentuk... Pedang besar keemasan yang ditenun dari petir surgawi itu menghujam ke arah Yang Sheng tanpa ampun.
Meski secara lahiriah Yang Sheng berpura-pura tak tega... Bukankah sebenarnya dia terus membentengi diri dari Guruku?
Saat pedang besar itu menyambar... Tangan biru raksasa itu langsung menggenggam erat bilah pedang...
Suara gemeretuk terdengar... Tabrakan resmi dimulai... Sungai Takdir yang dipendenkam di depan-belakang Yang Sheng mulai mendidih... Tak henti membungkus tangan biru raksasa itu... Sementara wajah Guruku memerah dengan urat menonjol... Kedua tangannya dengan susah payah membentuk mudra, memaksa pedang emas itu terus maju...
Ini adalah pertempuran menguras tenaga yang menyakitkan... Tangan biru itu terus-menerus meleleh, ditradisikan... Lalu dibungkus kembali oleh kekuatan baru...
Sementara petir surgawi keemasan itu bergemuruh suara mesin... Maju lapis demi lapis, juga melemah lapis demi lapis...
Formasi Paman Wang saat ini... Bersinar hingga tingkat paling aneh dan mengerikan... Seolah terus-menerus mengisi 'pengaruh' untuk pedang besar itu... Tapi rupanya tak bisa menyaingi Sungai Takdir Yang Sheng... Setidaknya secara permukaan, Sungai Takdir Yang Sheng masih menggelegak, belum terkuras hingga ke titik tak tertahankan...
Ini adalah perang gesekan. Harus diakui, dengan kerjasama... Guruku berhasil membelikan kami lebih banyak waktu. Kami terus melaju... Separuh jalan berkelok ini telah terlewati, kuil terpencil dengan ruang yang terdistorsi di sekelilingnya semakin dekat...
Tiba-tiba, seluruh medan perang menggema dengan raungan menggelegar... Membuat semua orang tak kuasa menoleh... Di altar wilayah kekuatan Yang Sheng... Wu Liyu dengan posisi sujud yang aneh... Kedua tangannya membentuk segel di atas kepala, wajahnya memerah tak wajar... Tiba-tiba membuka mata di detik ini.
Seluruh pengikut Yang Sheng menutup rapat mata mereka, raut wajah mereka menunjukkan tekanan hebat... Saat itu juga, ruang terdistorsi di atas mulai berputar cepat... Lalu membentuk celah hitam menganga.
Dalam celah itu, seolah menyimpan kegelapan yang mematikan harapan... Angin ganas tak dikenal mengaum di dalamnya... Membawa keabadian waktu, namun juga ketakutan maha dahsyat yang hendak menelan semua. Ketakutan ini membuat orang lebih memilih segera MATI daripada terhisap ke dalam celah ini...
Kuusahakan mengalihkan pandangan dari celah itu... Angin di lereng bukit semakin menjadi, stres membuatku hampir tak bisa bernapas... Sosik Guru leluhur yang sempat muncul sesaat itu, di tengah rentetan tragedi berdarah, tetap menyimpan keheningan yang tak terbaca... Murid-murid kesayangannya mati satu per satu di hadapannya, mungkinkah dia masih melihat akhir lain?
Ya, aku tidak bisa merasakan kematian total para tetua ini... Di saat seperti ini, aku juga tak perlu merasakan! Fakta di depan mata sudah jelas terlihat... Mayat Hui Dàye yang sengaja dilindungi beberapa ular besar di tengah medan perang... Tergeletak telentang di salju berlumpur... Kedua lengannya terbuka, gerimis halus seolah membersihkan darah di wajahnya...
Paman Wang mengulurkan satu lengannya ke depan... Tergeletak di atas formasi yang telah terciprat darahnya... Ekspresinya tak jelas terlihat, hanya angin sesekali menerbangkan rambut berubannya.
Mas Yuan Yi bersandar di tebing gunung... Setengah berbaring... Tangan kanannya menggenggam lembut dengan jempol masih mencuat... Namun lengan itu sudah lunglai tergolek di samping tubuhnya...
Wu Liyu terbaring telentang lima meter di depan Guruku, senyum tipis masih tersisa di wajahnya membentuk ucapan 'cucu' tanpa suara... Sudut bibirnya penuh darah yang muncrat... Mengalir deras bercampur air hujan.
Bagaimanapun dilihat, tak ada lagi vitalitas tersisa... Entah mengapa, mataku yang berkaca-kaca kembali buram... Teralihkan oleh teriakan menggelegar dari celah dimensi... Aku berjalan bagai robot, menyaksikan wajah-wajah manusia muncul dari retakan itu... Keputusasaan, kesuraman, kekurusan... Ratusan lengan bergerak liar seperti ingin menerobos keluar dari jurang itu...
Betapa tajamnya indera spiritualku? Meski dalam kondisi ini... rasa sakit sudah membuatku mati rasa, tapi tetap kurasakan... setiap wajah manusia di baliknya mewakili roh-roh yang jika dilepaskan ke dunia fana akan menjadi 'hantu jahat' yang menggegerkan, masing-masing penuh dendam dan energi jahatnya menyembur ke langit... Satu saja dari mereka bisa menimbulkan kasus berdarah yang mengenaskan di dunia ini.
Mungkinkah Wu Tian ingin melepaskan mereka? Dia yang bahkan tak peduli pada kematian keturunannya sendiri (Wu Liyu)... tak aneh jika melakukan hal seperti ini... Dia seperti perwujudan egois ekstrem di dunia ini.
Tapi tebakanku meleset... Dia sama sekali tidak ingin melepaskan hantu-hantu jahat ini... Melainkan melalui mantra-mantra yang diucapkannya... dia memanggil entitas lain... Saat itu, sepasang tangan besar kehijauan-hitaman dengan kuku runjang menyambar dan mencengkeram celah itu...
Energi dahsyatnya membuat hantu-hahat yang ingin keluar dari celah itu mengindar...
Lalu tangan besar lainnya mencengkeram celah berbeda... Teriakan mengerikan bergema dari dalam celah... Kedua tangan tiba-tiba mengerahkan tenaga... seolah ingin merobek celah itu dan menerobos keluar!
Apa itu? Saat itu... setiap orang merasakan getaran di hati... Sedangkan aku yang masih mati rasa teringat sebuah legenda kuno - Kaisar Hantu!
Penguasa tertinggi di antara para hantu... sebenarnya bisa mencapai level itu dan mencapai Pencerahan Sejati... Bagaimanapun praktik spiritual hantu bukanlah hal yang mustahil... Tapi ada jenis Kaisar Hantu yang benar-benar menutup jalan tersebut!
Mereka adalah orang-orang jahat yang sudah melakukan kejahatan besar semasa hidup... Hancur lebur pun tidak cukup menghukum kejahatan mereka, karena mereka perlu ditekan untuk melenyapkan dendam si polos... Setelah karma terselesaikan, barulah mereka akan hancur lebur. Karena itu mereka ditekan di lapisan terendah neraka...
Di sana, semua adalah orang jahat yang penuh dosa... Energi jahat dan dendam di tubuh mereka menjulang ke langit... Mereka saling bertarung, dan dari pertarungan itu akhirnya akan lahir kaisar hantu... Kaisar hantu jenis ini, tak peduli seberapa kuatnya, akhirnya akan mati dihancurkan oleh bencana langit yang terus berputar dalam siklus reinkarnasi... Meski menjadi kaisar hantu, mereka tetap harus menanggung siksaan neraka tak berujung untuk membayar buah pahit... Karena itu, mereka adalah makhluk yang semakin kejam, horor, tak berperasaan, dan gila.
Wu Tian benar-benar hendak memanggil kaisar hantu seperti ini ke dunia fana? Apa dia tidak tahu... betapa mengerikannya jika kaisar hantu semacam ini lepas kendali? Itu tidak akan kalah dahsyatnya dari tribulasi yang dibawa Yang Sheng?
Beban berat dan kecemasan dalam hatiku... hampir membuat jantungku meledak... Apalagi, kesedihan yang tampak mati rasa itu sebenarnya hanya perlu sedikit getaran saja untuk membuatku sakit hingga ke roh...
Di bawah tekanan seperti ini, aku sudah menjadi bisu... Dalam hujan es dan angin dingin... Aku hanya tahu melangkah maju dengan tegap... Tekanan-tekanan itu tidak kuberi waktu adaptasi sedikit pun, sehingga di bawah tekanan, hidung dan mulutku penuh darah... Tapi aku tidak peduli, yang kuketahui hanyalah, hanya dengan mendekati kuil '' itu... segalanya baru ada harapan.
Di pihak Wu Tian, keributan sebesar ini terjadi... Sementara Formasi Hukuman Surgawi dari aliran resmi, pada saat ini akhirnya juga menunjukkan perubahan dramatis... Di bawah kilau emas yang terang benderang... Beberapa kilat keemasan hampir menerangi seluruh padang rumput... Kilatan emas di langit juga mengoyak celah raksasa... Tanpa kehadiran kaisar hantu yang begitu menggemparkan... Hanya siluet samar di balik celah langit itu yang semakin jelas.
"Ya Tuhan!" Meskipun hati semua orang dipenuhi kesedihan... Saat melihat jelas siluet itu, para gadis berteriak kaget... Sementara para pria tertegun dalam keheningan!
Siapakah siluet itu? Makhluk legenda yang sesungguhnya... Penguasa petir... Dewa Petir!
Sayap, paruh runcing... Menggenggam palu petir... Siluet seperti 'siluman'... Bukankah ini ciri khas Dewa Petir?
Bayangan maya itu luar biasa besar... Terproyeksi di celah langit... Tak kalah megah dari penampakan kaisar hantu... Seimbang, bahkan sebelum muncul sempurna sudah saling beradu energi dengan kaisar hantu!
Formasi Hukuman Surgawi... Sungguh luar biasa... Rupanya yang dipanggil bukan ribuan hukuman petir seperti bayanganku... Melainkan langsung memanggil Dewa Petir!
"Cheng Yi, maju terus!" Di saat genting ini... Teriakan familiar tiba-tiba menggema dari kaki bukit...
Seluruh tubuhku bergetar... Guruku!
Pada detik ini, tiba-tiba aku tak ingin menghadapi... Jika tak dihadapi, mungkinkah aku masih bisa berkhayal?
