Tak kumaknai arti bendera formasi terakhir Chengzhen... Hanya mendengar dalam desau angin suara Kak Cheng Qing yang tertahan penuh duka...
Pada saat bendera formasi jatuh... Cheng Zhen langsung seluruh tubuhnya menjadi kaku... Pada saat itu tanah bergetar hebat, seolah kekuatan besar menyembur keluar... Semua kekuatan ini terkumpul menjadi satu, mengalir deras ke arah tempat Yang Sheng berdiri!
Kemudian terjadi getaran yang menggegerkan, rasanya seperti posisi Yang Sheng meledak!
Di bawah kakinya muncul retakan panjang... Batu-batuan beterbangan menghantam tubuh Yang Sheng... Dalam sekejap menguburinya...
Cap formasi Chengyuan bertujuan untuk membelenggu Yang Sheng... Dengan ritual penyatuan roh aliran Lao Li... Chengyuan berhasil menyelaraskan cap warisan keluarga Yuan dengan roh jiao, sehingga Cap Penekanan ini menunjukkan kekuatan dahsyat.
Saat itu aku seperti mendapat pencerahan tentang kisah adik seperguruan... Ternyata ilmu yang dipelajarinya di aliran Lao Li berbeda dengan cabang "Gunung", lebih terkait formasi dan ritual... Tapi kemudian terjadi perubahan situasi, Guru Leluhur menghilang... Mewariskan ilmu yang tidak lengkap.
Rupanya sebagian warisan adik seperguruan diberikan ke Paman Li... Dari teknik Chengyuan sekarang, terlihat ia telah menguasai sebagian warisan itu.
Aku tidak mengerti bagaimana tiba-tahu mengetahui semua ini... Apakah ini petunjuk Guru Leluhur?
Tapi sekarang jelas bukan saatnya memikirkan hal-hal ini... Hanya karena Yang Sheng telah menghilang... terhisap ke dalam celah tanah... terkubur oleh reruntuhan batu, apakah mungkin di bawah kerja sama Cheng Zhen dan Chengyuan, akhirnya Yang Sheng...?
Pada saat ini, sebodoh apapun aku, aku tahu Cheng Zhen menggunakan formasi untuk memanfaatkan kekuatan Tanah... dengan konsekuensi yang sangat besar... Bagaimanapun, formasi gunung dan sungai, bahkan Paman Chen pun membutuhkan waktu lama dan bantuan staf untuk menyiapkannya... Seperti Banjir Besar di Desa Miao Heiyan dulu...
Keahlian Cheng Zhen dalam formasi sama sekali tidak sebanding dengan Paman Chen. Semua ritual Taoisme sangat adil, jika ingin melampaui tingkat kemampuan... atau menggunakan kekuatan terlarang, harus membayar konsekuensi... Jika dosisnya tidak cukup, mustahil!
Kekuatan Tanah seperti ini jelas termasuk terlarang, bahkan di dunia tempat Dao Tongzi berada pun dianggap tabu... apalagi kekuatan spiritual Cheng Zhen tidak cukup untuk menopangnya.
Karena itu, Cheng Zhen masih duduk bersila di depan formasi tanpa bergerak... Aku juga tidak tahu konsekuensi apa yang ia tanggung... Mungkin hanya Kak Cheng Qing yang sedikit memahami ilmu sejenis yang tahu... Kalau tidak, dia tidak akan menghela napas seperti itu...
Tapi sebelum sempat berpikir lebih jauh... tiba-tiba Cheng Zhen terjatuh ke tanah dengan raut wajah tenang... Pada saat yang sama, cahaya emas melesat dari tubuhnya... menuju kuil terpencil itu!
"Cheng Zhen." Aku tak bisa menahan teriakan, pandangan kembali diselimuti kabut kemerahan... Mata kembali terasa perih menyakitkan.
Aku teringat tahun-tahun paling tanpa tempat bergantung dalam hidupku... Mengikuti Paman Wang, juga adik seperguruan ini... Memberikan penghiburan luar biasa pada hatiku yang kesepian dan terombang-ambing... Dia sangat bergantung padaku sebagai kakak senior, tapi justru adik seperguruan yang keras kepala inilah yang memberiku dukungan tak terhingga selama bertahun-tahun. Tapi aku...
Memberikan kenyamanan di saat kesepianku... Menemaniku tanpa ragu saat aku hendak petualangan... Kini, benarkah ia jatuh diam-diam begini?
Aku sangat takut melihat aliran cahaya keemasan itu... Tak tahu apa itu, tapi setiap kemunculannya berarti aku kehilangan orang yang kusayangi...
Cheng Zhen tak menjawabku, sorot mata indahnya kini memudar... Tapi pandangannya tertuju pada tempat Xiao Chengqian jatuh... Dulu mereka berjanji akan gelar pernikahan megah di padang rumput aliran Gunung Salju...
Sebelum berhenti, Cheng Zhen bilang ingin cepat menemani Xiao Chengqian, berlomba begini... Inikah sikap terakhir yang Cheng Zhen berikan?
Seolah kulihat dalam angin, Xiao Chengqian menggandeng tangan Cheng Zhen... Keduanya tersenyum, serentak berbalik melambaikan tangan padaku... Lalu berjalan bergandengan menuju dunia jauh di langit yang tak bisa kulihat...
Jangan, jangan pergi... Suaraku tercekat, serak kuberteriak lagi: "Cheng Zhen... Xiao Chengqian, kalian mau pergi ke mana?"
Pada saat ini, Kak Cheng Qing berkata kepadaku: "Cheng Yi, ketika Cheng Zhen meletakkan bendera formasi terakhir tadi, dia sudah mempersembahkan daya tahan hidupnya... Dia tidak akan menjawabmu lagi, kau... teruslah berjalan maju."
Berjalan maju... Semua orang menyuruhku berjalan maju! Sudut bibirku mengembang senyum yang bahkan aku sendiri tak pahami... Di bawah tekanan berat, kuil kesendirian sudah terlihat di depan mata, aku hanya perlu merangkak 5-6 meter lagi untuk menyentuhnya.
Sayangnya... Satu-satunya jalan menuju kuil itu adalah melalui jalur sempit ini... Sisa jarak kurang dari 20 meter terasa seperti dipisahkan jurang tak terjembatani, di dasar setiap jurang tersimpan nyawa orang-orang yang kucintai...
Aku berjalan maju... Kaki sudah tak mampu menopang... Jarak terakhir ini menghantamku hingga tergeletak...
Ruxue tak tahu kapan melepaskan genggamanku... Dengan susah payah aku merangkak, menoleh ke belakang melihat Ruxue tersenyum dengan mata berkaca-kaca, sementara Ruyue memegang tangannya berdiri di sampingnya...
Bukankah Yang Sheng sudah...? Sebenarnya ini fakta yang sulit kupercaya sendiri...
Tiba-tiba alam semesta bergemuruh dahsyat... Batu-batu beterbangan... Menghantam tanah dengan dentuman keras. Sebelum sempat bereaksi... Terdengar suara seperti ombak menghantam tebing... Sungai biru raksasa tiba-tiba berputar-putar di atas lereng bukit!
“Ah…” Chengyuan mengeluarkan jeritan mengenaskan, karena formasi cap penekanan yang terhubung dengan nyawanya… dalam sekejap ditelan oleh sungai biru raksasa itu, dihancurkan oleh kekuatan dahsyat… hingga hanya tersisa sedikit sisa yang kembali ke Chengyuan.
Roh formasi cap penekanan yang terikat nyawa menerima luka parah sehebat ini… Chengyuan pun ikut terseret. Saat formasi itu hancur, darah segar menyembur dari mulut Chengyuan…
Di saat itu, sebuah tangan mencengkeram tepi celah di Tanah… Disertai raungan mayat penuh kemarahan… Sebuah siluet merangkak keluar, dia adalah Yang Sheng!
Penampilan Yang Sheng saat ini sangat memprihatinkan… Seluruh pakaiannya sobek… Namun wujud normal yang selama ini dipertahankannya telah hilang… Tubuhnya membesar hampir dua kali lipat, kekar dan perkasa layaknya manusia tak normal…
Dalam situasi kami tidak sempat bereaksi, tiba-tiba dia melesat… menuju Chengyuan yang terluka… Sebelum Chengyuan sempat membersihkan darah di sudut bibirnya, pukulan ringan Yang Sheng telah melambungkannya… melayang ke langit!
Tampaknya Yang Sheng sangat membenci Cheng Zhen dan Chengyuan yang membuatnya terpuruk… Saat Chengyuan melayang, dia kembali menyerang… Menangkap tubuh Chengyuan sebelum menyentuh tanah… Sepertinya akan menghantamkannya ke bumi dengan keras!
Bersamaan dengan itu, dia sudah berada di depan Cheng Zhen yang sudah terjatuh… Kaki siap menginjak!
"Pada saat ini, Chengyuan berbalik...... sudut bibir berlumuran darah, tatapannya memancarkan keengganan dan ketidaksangsian...... melirikku sejenak, akhirnya memandang Kak Cheng Qing...... Di saat yang sama, Kak Cheng Qing berada di sampingku, bersama-sama merangkak ke depan...... Ia pun berbalik, memandang Chengyuan......"
Aku tak bisa melihat jelas, apakah matanya berkaca-kaca......
"Xiao Bai, kami juga akan berhenti...... Tak ada cara untuk mencapai kuil tempatmu dan Baima dulu bertapa." Kali ini, Lushan mulai bicara.
"Hmm." Tao Bai tetap malu-malu, menjawab pelan dengan suara lembut.
Aku terdiam menatap langit yang membisu...... Apakah hari ini Kau harus merampas segala yang kami miliki baru percaya pada ketulusan hati kami? Meski begini, aku tetap harus menyatakan tak ada penyesalan!
Karena sejak tekad untuk berjaga itu menguat, nasib kami telah ditakdirkan untuk menukar diri demi kebahagiaan dan kedamaian paling biasa di Dunia Manusia......
"Lepaskan dia......" Di momen ini, kesedihan bagai menjadi melodi abadi di ufuk langit...... Dalam kedalaman langit yang suram, semburat merah mulai mengembang...... Seolah ikut berduka atas pertempuran besar ini.
Aura Honghuang akhirnya meledak pada detik ini...... Sun Qiang bangkit berdiri! Bak makhluk buas dari zaman purba......
'Graaa!' Saat Sun Qiang tegak...... Kurasakan deru suara yang menembus lorong waktu...... Kulihat punggung Sun Qiang berubah asing!
Gagah, berotot, dingin nan kejam...... Sesungguhnya, ia tak benar-benar berdiri...... melainkan setengah tergeletak di tanah, bagai binatang buas!
Sun Qiang membangunkannya... Makhluk Dahsyat Zaman Purba yang tertidur dalam rohnya!
Tatapan Yang Sheng akhirnya menunjukkan keseriusan, membuang Chengyuan dari tangannya seperti membuang boneka kain usang... Tubuh Chengyuan berguling beberapa kali, menghantam batu shi besar... Sorot mata penuh keikhlasannya mulai memudar... Aliran cahaya emas pun melesat keluar dari tubuh Chengyuan!
