Lagi-lagi cahaya emas itu... Hati sudah sakit sampai ke titik puncak! Bukankah itu pertanda Chengyuan...? Di telingaku, terdengar isak tangis tertekan... Suara Kak Cheng Qing!
Saat ini, di sampingku hanya tersisa Kak Cheng Qing, Kak Cheng Xin... dan Orang Berjubah Putih misterius itu. Kedua kakak seperguruanku tetap berjaga di sisiku, sementara Orang Berjubah Putih tampak kebal tekanan, bahkan berjalan di depanku dengan tenang di tengah beban seberat ini.
Namun ekspresinya dingin... Tak ada reaksi atas tragedi mengerikan ini, juga tak menawarkan bantuan untuk mempercepat langkahku, seolah ia hanya penonton semata.
Aku tak sempat mempedulikannya... Pandanganku tertancap pada wajah polos dua adik seperguruanku yang telah kehilangan nyawa... Kini kecantikan mereka ternoda darah, mata kosong terbuka lebar... Apakah kalian masih peduli?
Atau mungkin, sudah terlambat untuk peduli? Bisakah keutuhan batin tetap terjaga dalam kondisi seperti ini?
“Aku rasa tidak ada, ya? Pada akhirnya... tetap tidak bisa menunggu pernikahan di padang rumput itu?”
Isak tangis tertekan Kak Cheng Qing masih bergema di telinga, cuaca yang sama dengan salju bertebaran... pastinya salju lebat, kan? Entah mengapa salju turun sedahsyat ini... persis seperti musim dingin bertahun-tahun lalu, saat Chengyuan mengikutiku keluar dari halaman itu. Kala itu, dalam hujan salju yang lebat, andai aku tahu ini konsekuensinya, pasti tidak akan ada keberanian untuk membawamu pergi dari rumah.
Tapi kau justru pergi denganku tanpa penyesalan, bahkan penuh harapan... Apakah kau pernah membayangkan dalam hidupmu, bahkan sebuah pernikahan pun menjadi harapan yang tak terjangkau?
Salju masih terus berjatuhan... Aku sudah tak bisa menangis, karena air mata telah habis, hanya darah yang tersisa... Malas kuusap jejak darah di wajah, kehangatannya mengingatkanku bahwa perjalanan menyakitkan ini... sampai di sini pun, darah dan air mata masih mengalir, sakitnya sudah mencapai puncak.
“Kak, aku ikut Qiangzi.” Suara malu Tao Bai terdengar dalam badai salju... Tidak ada suara Lushan, hanya terdengar langkah Tao Bai yang turun setelah satu detik.
Turun gunung itu mudah... Cukup berhenti, tidak melanjutkan perjalanan, maka stres akan berkurang... Tapi selama maju terus, tekanan akan membesar tanpa batas. Apakah jalan ini mengisyaratkan kehidupan?
Tak tahu mengapa di saat seperti ini aku teringat hal itu... Tapi sebentar lagi, setelah dua teriakan motivasi yang mengguncang langit, kudengar dua benturan dahsyat...
‘Deng!’ Akhirnya Qiangzi dan Yang Sheng bertabrakan… Di saat seperti ini, seiring tabrakan mereka, salju yang beterbangan di sekitar tubuh mereka meledak-ledak…
‘Dung’ Keduanya mendarat bersamaan… Yang Sheng mundur selangkah, Qiangzi terseret tiga langkah… Tapi setidaknya berhasil menstabilkan posisi!
Inilah satu-satunya orang yang bisa bertarung jarak dekat dengan Yang Sheng dan tetap unggul sejak pertempuran besar ini dimulai… Apa yang sebenarnya terjadi pada Qiangzi?
Aku belum sempat berpikir lebih jauh… Tiba-tiba di tengah hawa dingin bersalju ini, suhu mulai melonjak drastis… Kulihat Tao Bai berdiri 10 meter dari Yang Sheng… Dengan gerakan memukul-mukul tubuhnya perlahan, setiap pukulan disertai suara hng… Sepertinya sangat kesakitan…
Tapi setiap pukulan itu justru membuat suhu semakin meningkat cepat…
“Kak, aku hampir tak bisa mengendalikan diri… Jadi tak bisa menahan lama-lama. Aku tak mau kau lihat aku dalam keadaan tak terkendali…” Tiba-tiba Qiangzi berbalik dan berteriak padaku.
Apa maksudnya? Tapi Yang Sheng tak memberi waktu Qiangzi menyelesaikan kalimat… Melihatku semakin mendekati Kuil Terpencil, dia kembali berteriak… Lalu menerjang ke arah Qiangzi.
Perkataan Qiangzi terpotong kasar…… Ia terpaksa melanjutkan pertarungan dengan Yang Sheng…… Kecepatan mereka luar biasa, tabrakan tinju mereka dahsyat…… Hanya dalam sepuluh detik, terdengar suara retakan "piak-piak" padat bagai genderang perang…… Atau lebih tepatnya, suara itu seperti genderang perang yang dipukul kencang…… Diselangi dengusan kesakitan Tao Bai.
Di saat ini…… Lushan mulai melantunkan mantra…… Kali ini ia tidak menggunakan ritual Taoisme, melainkan teknik yang mirip aliran Tantra…… Suara mantranya mengandung irama kuno yang misterius…… Aku tak tahu rencananya, tapi melihat Tao Bai sudah bertarung, tentu Lushan tak akan diam saja.
"Kak……" Di tengah pertarungan, Qiangzi berteriak kesakitan padaku…… Lalu berkata: "Cepat serang! Aku akan tewas bersama dengannya."
Mengapa Qiangzi melakukan ini? Seluruh tubuhku gemetar…… Pikiranku kosong, hanya terngiang kata-kata "tewas bersama" itu……
Tiba-tiba, bayangan maya yang pernah kulihat muncul lagi di belakang Qiangzi. Sekarang aku tahu itu apa…… Taowu…… Makhluk legendaris berwatak ganas dari Shan Hai Jing!
Sejak Taowu muncul, barulah aku paham maksud Qiangzi tentang "nyaris tak bisa kukendalikan"! Perubahan drastis sifatnya ternyata karena pengaruh eksistensi itu…… Apakah dengan membebaskan kekuatan sepenuhnya, ia takut akan menjadi kaki tangan Yang Sheng?
‘teriakan’‘teriakan’……teriakan binatang yang tak henti-hentinya terdengar, pakaian Qiangzi tiba-tiba meledak... Kekuatan yang tiba-tiba mengembang membutuhkan banyak otot untuk 'mengisi', dalam sekejap Qiangzi berubah menjadi bentuk tubuh yang perkasa seperti Yang Sheng.
Pada saat ini, untuk pertama kalinya Yang Sheng kalah dalam pertarungan fisik... Bagaimanapun tubuhnya dimodifikasi, dia bukanlah tandingan makhluk buas zaman purba!
Ini satu-satunya kepuasan dalam pertempuran ini... Setelah Qiangzi meledak, untuk pertama kalinya Yang Sheng dihantam ke tanah dengan tinju... Tapi hatiku dipenuhi kegelisahan dan keraguan, selama ini kupikir kondisi Qiangzi paling-paling sama dengan keturunan Lao Li... Ternyata roh makhluk buas bersemayam dalam jiwanya...
Tapi bagaimana mungkin hun yang menetap bisa mengubah raga fisik? Kurasakan ada sesuatu yang disembunyikan dariku... Rahasia apa sebenarnya yang dimiliki 18 Desa Leluhur Wu?
Tapi apakah ini saat yang tepat untuk merenung? Tiba-tiba dari tenggorokan Qiangzi keluar suara tawa sinis yang sama sekali bukan miliknya... Melompat setinggi beberapa meter... Dengan kecepatan seperti angin puyuh, mendarat keras di tubuh Yang Sheng...
'Dor-dor-dor', tinjunya menghujani tubuh Yang Sheng... Senyuman Qiangzi semakin kejam, kekuatannya sama sekali melampaui imajinasi manusia, caranya bertarung pun tak menyisakan secercah kemanusiaan...
Dia sama sekali tidak sedang melawan Yang Sheng secara normal... Melainkan menggunakan tinju untuk menghantam luka Yang Sheng... Sementara tangan satunya mencabik-cabik lukanya...
Di bawah serangan ini, Yang Sheng mengeluarkan jeritan menyayat hati... Ekspresi wajahnya mulai menunjukkan keraguan... Seperti sedang bergulat dengan sesuatu yang tidak bisa diterimanya...
Saat itu, Qiangzi terus melakukan serangan gila terhadap Yang Sheng... Sambil tertawa histeris 'ha ha' yang tidak wajar... Akhirnya dalam jeritan Yang Sheng, sepotong daging tercabik dari tubuhnya... Tiba-tiba Qiangzi tampak ragu sejenak... Tapi kemudian tanpa ragu memasukkan daging itu ke mulutnya sendiri dan mengunyahnya!
Suara kunyahan yang aneh seperti mengunyah kayu kering... Cairan keunguan mengalir dari sudut bibir Qiangzi... Matanya menyipit tiba-tiba, wajahnya berubah total menjadi asing, seolah menemukan rahasia tertentu... Di saat yang sama, ekspresi pergulatan diri Qiangzi semakin jelas...
"Bantu aku semua, Kak, serang sekarang!" Qiangzi tiba-tiba mencengkeram lehernya sendiri sambil berteriak... Sangat menyakitkan.
Memanfaatkan celah ketidaksadaran Qiangzi, Yang Sheng mengerahkan tenaga... Berteriak keras sambil mengangkat tubuh Qiangzi... Drum suci itu masih tergantung di pinggangnya... Tampak biasa dan usang seperti biasa... Tapi tidak ada perubahan sama sekali!
Meski telah melalui pertempuran beruntun, satu-satunya yang melukai seluruh tubuhnya dan merobek semua pakaiannya hanyalah serangan Cheng Zhen... Sebenarnya aku khawatir dengan Drum Suci itu, karena itu adalah impian seumur hidup Lushan... Tapi biksu yang membuatnya dulu menggunakan cara apa, rupanya drum itu tetap utuh sempurna.
Saat itu Yang Sheng menatapku... Akhirnya menunjukkan ekspresi gila... Mengangkat drum itu... Berteriak keras: "Kalau begitu datanglah lebih awal!"
Apa yang datang lebih awal? Aku sama sekali tak mengerti... Tapi Yang Sheng tiba-tiba mengangkat drum itu, bersiap akan memukulnya... Meski wajahnya dipenuhi ekspresi penyesalan dan ketidakrelaan... Sepertinya dia juga tak punya jalan mundur...
Tak ada yang bisa menghentikan Yang Sheng saat itu... Tangannya menghantam keras Drum Suci itu... Dengan suara drum berdengung berat... Ruang sekitar Kuil Terpencil tiba-tiba terdistorsi aneh... Seperti kuil itu sendiri yang berubah bentuk...
Bersamaan dengan perubahan ini... Tekanan di tubuhku tiba-tiba meningkat drastis... Begitu besar sampai hampir tak bisa kutahan...
Kak Cheng Qing dan Kak Cheng Xin di sampingku... Bahkan lebih langsung mengeluarkan suara hng, terlihat seperti tak sanggup menahan...
Tak ada yang menyangka Yang Sheng akan menggunakan jurus ini, pertanda apa, tak ada yang tahu... Hanya saja, di lereng bukit ini langit tiba-tiba memerah menyala... Suara burung yang jernih tiba-tiba menggema di seluruh cakrawala...
