Pada saat itu... langit merah menyala... disertai hawa panas yang menyengat, mengubah salju yang turun menjadi air hujan... kemudian air hujan teruapkan, berubah menjadi uap mirip kabut tebal...
Fenomena langka yang mungkin hanya terjadi sekali dalam ribuan tahun? Di satu sisi salju masih berjatuhan... sementara di sisi lain kabut menyelimuti... Dalam lapisan-lapisan uap, siluet merah menyala melesat ke angkasa disertai suara nyaring yang jernih...
Itu adalah——Zhu Que!
Benarkah makhluk seperti itu benar-benar ada? Pikiranku mulai linglung... Sepanjang pertempuran besar ini, aku hanya menjadi pengamat yang terus merasakan kesedihan namun tak boleh berhenti.
Menyaksikan begitu banyak hal, dengan sifatku sebelumnya pasti sudah berhenti merenung... Tapi setiap kali orang yang kucintai pergi, aku tetap harus terus mempercepat langkah...
Mereka mempersembahkan kemegahan terakhir dengan mengorbankan nyawa... Seperti Zhu Que saat ini, aku tahu itu adalah Tao Bai... Aku teringat pemandangan di Desa Danau, saat melihat cahaya merah misterius muncul dari tubuh Tao Bai yang tertidur, dengan pola mirip bulu-bulu...
Akhirnya terbukti... Ada hubungan erat antara dirinya dengan Zhu Que dari legenda kuno.
"Cheng Yi, Kuil Lagang menyimpan rahasia besar dan warisan... Termasuk sehelai bulu ekor Zhu Que yang diwariskan kepada Xiao Bai..." Saat itu, tubuh Lushan memancarkan lapisan-lapisan cahaya keemasan pucat... Tiba-tiba dia mulai berbicara padaku.
Aku sambil merangkak... sambil menatap Lushan, raut wajahnya tetap tenang, memandang lembut siluet Tao Bai yang tak jelas dalam kabut... sambil juga mengamati dari kejauhan Genderang Suci itu!
Memukul genderang suci itu tampak sangat melelahkan... Tangan Yang Sheng terangkat tinggi, namun pukulan kedua tak kunjung datang.
Sedangkan aku tak tahu, setelah pukulan kedua itu jatuh... di bawah tekanan sebesar ini, apakah kami masih bisa melanjutkan perjalanan?
"Aku harus menjaga Xiao Bai, kalau tidak api Zhu Que akan membakarnya hidup-hidup... Dia takkan bertahan lama. Cheng Yi, menjaganya adalah pertempuranku... Untuk Baima, kuserahkan padamu!" Lushan menatapku dengan senyuman.
Angin menerbangkan kabut yang menyelimuti, namun kabut itu kembali berkumpul... seolah tiba-tiba menyapu Lushan pergi.
Aku hanya bisa berbalik memandang... Tak boleh berhenti, kini setiap langkah menyangkut nyawa seseorang... Bagaimana aku bisa menanggungnya? Berani-beraninya aku berhenti?
Jarak kurang dari 20 meter... Terasa begitu menyiksa, dalam gerakan merangkak... Jubah sudah compang-camping, ujung jari, lutut... Tercakar batu tajam, sakitnya... Tapi mana bisa mengalahkan sakit di hati?
Baima menitipkan padaku? Seluruh wajahku terasa kaku dan kering... Bekas darah yang membeku mungkin... Malam berbintang itu, percakapan kami... Akhirnya, dia tak sampai di garis akhir, harus menyerahkan segalanya padaku... Beban tambahan lagi, bagaimana aku tak mengecewakanmu? Lushan...
“Kakak, Qiangzi meminta kami membantu sepenuhnya…” Pada saat itu, Ruyue bersuara.
Dalam kabut, ekspresinya tak terlihat jelas, hanya siluet samar yang tampak… Ekspresi dan siluet Ruxue pun sama tak jelasnya… Tapi terdengar desahan pelan ‘Hmm’ dari Ruxue…
Kilau emas mengalir di tubuh Lushan, disertai aura penuh vitalitas yang menyenangkan… Aliran energi itu mulai bergerak menuju Tao Bai…
Sementara Qiangzi seperti terstimulasi oleh rengekan tajam Zhu Que… Kini kegilaannya pun terhenti… Seketika kesadarannya pulih…
“Aku hanya punya kurang dari satu menit. Tapi cukupkah untuk membunuhmu?” Suara Qiangzi tenang namun dingin, bagaikan berasal dari neraka… Namun matanya tetap mata Qiangzi yang kukenal, berhasil menekan Taowu yang sedang mengamuk?
Tapi, hanya satu menit? Kutatap wajah pucat tak wajar Qiangzi… Mata yang tak bisa menangis, bahkan mata yang bahkan sulit mengeluarkan darah ini telah mati rasa… Hanya hati ini masih tersayat!
Apakah dia punya metode rahasia tertentu? Hanya digunakan saat situasi genting… Dan setelah digunakan akan berakhir seperti ini?
Tiba-tiba, bayangan merah di langit itu menyusut drastis… Menyusup ke tubuh seseorang… Kabut langsung tercerai-berai oleh hantaman salju!
Sosok dengan sinar merah menyala-nyala di seluruh tubuhnya… Muncul di lereng bukit.
“Hehe…” Matanya dipenuhi sorotan cermat yang terkesan superior, sudut bibirnya menghiasi senyum sinis… Satu-satunya yang berbeda adalah pandangannya pada Qiangzi yang bernuansa saling mendampingi… Ia berkata pada Qiangzi: “Bersama.”
Tao Bai seperti ini terasa asing… Angkuh, eksentrik… Memancarkan aura negatif namun bukan kejahatan… Aku hanya pernah menyaksikannya sekali di Danau Seribu Hantu!
Tapi saat itu kondisinya masih berupa hun… Sekarang barulah keadaan di mana energinya benar-benar mekar sempurna, bukan?
Lushan tidak banyak bercerita padaku… Hanya mengatakan bahwa api itu akan membakar Tao Bai hidup-hidup… Di dunia ini tak ada kekuatan yang bisa diwarisi secara cuma-cuma tanpa konsekuensi… Aku memahami hal ini!
Namun, perlindungan Lushan… Mampukah bertahan? Jika tak sanggup lagi, konsekuensi apa yang akan menimpa Tao Bai? Apakah sudah seperti Qiangzi yang menggunakan jurus pengorbanan mutlak?
Dalam hujan salju lebat, jubah putih bagian atas Tao Bai telah menghilang… Bagian bawah hanya tersisa celana setengah panjang… Namun sosok yang diselimuti cahaya merah ini memancarkan pesona jahat nan memikat… Pola bulu merah yang terseret-seret, untuk pertama kalinya kulihat wujud lengkapnya… Namun samar kurasakan, ini juga akan menjadi yang terakhir…
Saat Tao Bai mengucap “Bersama”… Kilau emas yang mengalir di tubuh Lushan telah seketika menyelimutinya… Sun Qiang membalas dengan senyum pengertian pada Tao Bai… Kemudian keduanya bagai dua meteor menghantam Yang Sheng…
Kali ini, merupakan krisis terbesar yang dihadapi Yang Sheng sejak pertempuran dimulai… Tanpa pilihan, ia terpaksa menyimpan drum suci itu dengan tergesa… Kembali menyambut pertempuran!
Ini adalah pertarungan yang tak bisa diikut campuri orang lain... Tiga siluet bersilangan dengan cepat di udara dan tanah... Membuat orang sama sekali tak bisa menangkap gerakan mereka...
Aku hanya bisa merasakan energi Yang Sheng saat ini sedang terdesak... Dia dipukul habis-habisan oleh Qiangzi dan Tao Bai... Hanya bisa menanggung dengan susah payah...
Cahaya merah Tao Bai sangat mengerikan... Kulihat Yang Sheng terpaksa mengelilingi diri dengan Sungai Takdir... Baru bisa menghadang dengan susah payah...
Dalam pertarungan ini... Lushan tetap mempertahankan postur dan ekspresi yang sama... Senyum lembut penuh pembebasan terpancar saat menatap Tao Bai... Tapi di tubuhnya, waktu terasa mengalir sangat cepat, sangat cepat... Bahkan lebih cepat dari saat Xiao Chengqian melakukan ritual... Hampir mendekati satu menit... Dia telah berubah menjadi kakek tua yang tampak sangat renta.
Aura penuh semangat yang menggembirakan itu... Adalah daya tahan hidup...
Lushan... Ini pertarungan perlindungan seperti apa yang kau lakukan?
Aku termangu menyaksikan cinta universal ini... Betapa beruntungnya aku Chen Cheng Yi, bisa mengenal begitu banyak pahlawan dalam hidupku?
Di saat ini... Akhirnya kulihat jelas Ruyue... Tangannya penuh darah merah menyala... Dia masih memaksa darah itu terus mengalir... Di genangan darah itu, seekor Jincan Gu bersayap empat sedang menyerap darah-darah tersebut...
Aku tidak bodoh, langsung tahu itu darah esensial... Tapi berapa banyak darah esensial yang dimiliki seseorang? Perlukah Ruyue memberi makan ulat emas seperti ini?
Di samping Ruxue... terdapat seekor ulat yang mengerikan... Aku tentu mengenali ulat itu, itu adalah Benming Gu miliknya, ulat mengerikan yang konon bisa melahap segalanya, dan juga 'pemimpin' dari kawanan ulat itu. Ruxue mengeluarkannya?
Di bahunya terdapat lubang berdarah... Tapi ia tetap bagaikan teratai hijau di puncak gunung salju... Terlihat terpisah dari dunia, masih seperti dewi salju...
"Kak, ulat emas yang kau berikan padaku tumbuh sangat cepat..." Saat Lushan mulai terlihat tua, wajah Ruyue juga semakin memucat. Ia berbicara dengan Ruxue begitu santai... Seolah yang memberi makan ulat emas itu adalah orang lain, bukan dirinya.
Di mata Ruxue terlihat kesakitan hati. Ia memeluk Ruyue dengan lembut sambil berkata: "Ya, mungkin itu menjadi tempat kerinduanku bersemayam... Seberapa besar kerinduanku padamu, secepat itu pula ia tumbuh."
"Kak, cara bicaramu seperti ini membuatku tidak nyaman... Tidak seperti gaya bicaramu biasanya." Ruyue terlihat pusing hingga tidak bisa berdiri tegak, menempelkan kepalanya dengan lembut di bahu Ruxue.
"Sesekali biasakanlah. Lihat, dengan mengeluarkannya berarti aku harus menariknya kembali... Jika tidak akan terjadi kekacauan besar. Untung ini Benming Gu-ku, selama aku menderita, ia juga akan menderita." Ruxue berbicara datar, seolah menyebut penderitaannya sendiri adalah hal yang menyenangkan.
“Baiklah, tak kusangka kita tak bisa lahir bersama, tapi masih bisa mati bersama... Jodoh kakak-adik seperti ini sangat dalam, di kehidupan berikutnya kau pasti tetap jadi kakakku.” Suara Ruyue semakin melemah... Darah merah cerah yang mengalir dari telapak tangannya perlahan memudar...
Ulat emas tampak belum kenyang... Ruyue dengan penuh penyesalan berkata: "Hanya bisa sampai di sini..."
Ruxue memeluk erat Ruyue... Membelai wajahnya sambil berbisik: "Benar, jodoh kita sangat dalam. Aku akan mencarimu... Tapi aku harus bertahan lebih lama, Cheng Yi masih membutuhkanku."
"Hmm... Bertahanlah sebentar lagi." Ruyue sudah mulai tidak sadar... Tangannya lunglai terkulai, ulat emas putih itu berubah menjadi merah... Terbang melayang ke angkasa...
Ulat Ruxue pun segera menyusul...
'Dung', suara benda berat jatuh... Qiangzi tiba-tiba tergeletak di tanah tanpa gejala...
"Hanya bisa sampai di sini..."
Saat ini, jarak antara aku dan Kuil Kesendirian kurang dari 5 meter... Tinggal sedikit lagi usaha... Sedikit lagi...
