"Cheng Yi, bertahanlah... Kecuali aku yang tak bisa kembali, kurasa mereka semua akan kembali, semua akan kembali..." Suara Lushan terputus-putus diterpa angin... Sementara aku merasa hampir tak bisa mendengarnya lagi.
Pelukan Ruxue terasa hangat, tapi perlahan melemah... Aku hanya melihat samar-samar ulat di perut Yang Sheng masih ada... Juga terlihat lemah... Di mana ulat Ruyue?
Masihkah berada dalam tubuh Yang Sheng? Kurasakan banyak pertanyaan yang ingin kujelaskan... Tentu yang paling ingin kuketahui adalah apa maksud "mereka semua akan kembali"? Mengapa Lushan tak bisa kembali?
Yang Sheng murka hendak membunuh Lushan... Atau mungkin, ia terlalu sibuk menerobos ke atas... Tak menyadari Lushan belum mati, telah membawa ancaman besar... Dan mungkin ia takkan pernah paham, apa yang mempertahankan Lushan?
Tapi Lushan sama sekali tak memandang Yang Sheng... Hanya menatap bayangan maya Baima yang masih melayang di langit sambil berkata terputus-putus padaku: "Cheng Yi, pada akhirnya biarkan Baima pergi ke tempat seharusnya..."
Dalam desiran angin yang terdengar menusuk, terdengar nyanyian Lushan yang kesepian: "Kau... turun dari langit... mendarat di punggung kudaku..."
Air mata Ruxue menetes di leherku... Aku yang sudah hancur tak bisa lagi menangis... Saat itu, kulihat serpihan roh melayang keluar dari suaraku... Nyanyian Lushan pun berhenti tiba-tiba... Apakah ia takkan kembali?
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar lolongan panjang dari dasar jiwaku... Serpihan jiwaku yang semula tercerai-beraik, direkatkan kembali ke tubuhku oleh kekuatan jiwa dahsyat yang memaksanya...
Lalu jiwa remuk redamku diremas-remas paksa oleh kekuatan jiwa perkasa itu... Untuk sementara berhasil menstabilkan jiwa yang hampir hancur lebur... Meski ini hanya solusi sementara yang tak menyelesaikan akar masalah... Setidaknya bisa mengulur waktuku...
Dari kedalaman jiwaku, terdengar suara lapang namun berkesan bersalah: "Cheng Yi, hanya ini kekuatan yang bisa kuberikan. Jika tidak, aku takkan sanggup menopang hal-hal selanjutnya... Bertahanlah... Segala pengorbanan akan dibalas oleh Langit!"
Suara ini sangat kukenal... Guru leluhur, sang Guru leluhur yang selama ini tak beraksi, akhirnya terbangun di saat genting... Mungkinkah situasi masih bisa dibalikkan?
Sebelum sempat bereaksi, terngiang suara Wu Tian yang gemetar penuh gejolak seakan mengguncang medan perang: "Yang Sheng, 'itu' datang... Satukan diri! Tak mungkin Kunlun tak menjemput anaknya! Cepat! Selagi roh Baima belum sepenuhnya sadar dan pergi!"
Langkah Yang Sheng terhenti mendadak... Kesempatan? Kesempatan apa untuk Yang Sheng?
"Aku yang kembali bisa menunda waktu... secara instingtif merasakan kesempatan Yang Sheng itu pasti berasal dari langit, dari Penglai... Saat kuangkat kepala, benar saja terlihat cahaya ungu raksasa menghujam ke arah Yang Sheng... Sebelum sempat bereaksi, cahaya itu tiba-tiba membungkus tubuhnya..."
"Bertahanlah! Kau telah meminum cairan hasil penyulingan telur serangga, tubuhmu pasti bisa menanggung... Bertahanlah! Nanti kau akan menjadi orang Kunlun sejati... Bahkan, dengan menyatu begitu banyak roh Kunlun, kau akan lebih kuat dari mereka..." Suara Wu Tian terdengar sangat heboh... Entah keuntungan apa yang akan didapatnya jika Yang Sheng benar menjadi 'orang Kunlun' versinya?
"Aaaaa——!!!" Yang Sheng mengeluarkan raungan dahsyat yang mengguncang langit... Tubuhnya mulai berguling-guling dahsyat di tanah... Kekuatan maha besar itu membuat seluruh lereng bukit bergetar... Cahaya ungu menyala-nyala dari tubuhnya, tiba-tiba memudar... Lalu kembali ke wujud aslinya yang normal... Tampak aneh dan mengerikan.
"Takut? Dia akan menjadi sangat kuat?" Aku berbisik pada Ruxue.
"Tidak, selama ada kau, sebenarnya aku tak pernah takut... Lagipula, takkah kau merasa dia layak dikasihani?" Kepala Ruxue bersandar di bahuku, tertawa kecil.
"Bukankah kita yakin energi negatif takkan menang atas kejujuran?" Tanyaku padanya.
"Selalu percaya. Hanya saja aku tak pernah terburu-buru melihat cahaya. Aku tahu itu harus melalui malam yang panjang." Ruxue membisikkan jawabannya.
Aku menggenggam erat tangannya……Saat ini tak perlu kata-kata lagi……Tapi sejenak kemudian, kehangatan antara aku dan Ruxue langsung terputus oleh sebuah suara……Dia berkata: "Sesuai aturan, tapi……"
Apa maksudnya sesuai aturan tapi? Aku masih bingung……Suara dingin namun penuh kesakralan itu berasal dari mana……Tiba-tiba kulihat sosok berbaju putih itu berdiri tegak, seluruh tubuhnya memancarkan wibawa dan kekuatan dahsyat……Seolah membawa energi yang bukan berasal dari dunia fana.
Dengan perlahan ia melepas topengnya……Topeng itu terlempar sembarangan……Bergoyang-goyang di antara reruntuhan batu yang tertutup salju, lalu mendarat diam di sana……Aku tertegun tak percaya……Ini…ini Wei Yu?
Aku masih ingat ucapannya dulu……Aku ini keturunan dewa……Jangan-jangan, dulu dia bukan sedang bercanda?
Sekejap itu, tiba-tiba aku merasa takdir ini begitu unik……Aku juga akhirnya paham situasi Yang Sheng……Teringat cerita Pak Johnny tentang roh Kunlun terkuat yang hampir utuh berada di tepi Penglai……Yang Sheng ingin menelan roh itu……
Benar, roh dan raga fisik saling bergantung... Saat itu, Yang Sheng hanya memiliki tubuh yang kuat, namun rohnya tak mampu menopang raganya... Sehingga menjadi makhluk seperti zombie hidup... Kemudian, dia menelan roh sisa Kunlun dari Batu Tatto Langit, memperoleh keseimbangan Yin Yang... Kali ini, setelah meminum cairan asli itu, rohnya kembali tak mampu menopang... Maka, roh Kunlun terkuat ini akan...
Mungkin, seperti kata Wu Tian... Yang Sheng yang telah melalui transformasi rumit ini... Seharusnya sudah menjadi sangat kuat...
Persis saat aku tertegun ini... Kurasakan suatu kekuatan roh besar terlepas dari tubuhku... Itulah kehendak Guru Leluhur yang utuh, namun telah beberapa kali terpisah... Apakah sisa roh Guru Leluhur seperti ini bisa mengubah takdir? Benarkah Yang Sheng sekuat ini?
Tapi di saat yang sama, Guru Leluhur juga meninggalkan pesan... Di dunia fana ini, ada dewa penjaga tatanan semesta... Namun mereka juga memiliki aturan ketat seperti Kunlun... Yakni tak boleh turun tangan dalam urusan dunia, hanya boleh membantu sesuai aturan yang berlaku.
Selain itu, para dewa tak bisa langsung datang ke dunia fana... Melainkan harus melalui cara tertentu, menyalurkan kekuatan ke tubuh orang-orang khusus di dunia... Orang-orang ini sangat langka, dengan batasan fisik yang ketat... Detailnya hanya diketahui oleh mereka sendiri.
Warisan mereka biasanya bergantung pada ikatan darah... Jadi, inilah kebenaran tentang keturunan dewa!
Ini jelas sesuai dengan tiga prinsip besi dunia fana yang diceritakan Sesepuh Qiu padaku... Benar-benar ada dewa, mereka samar seperti legenda... Tapi mereka benar-benar ada di atas kepala kita!
Wei Yu jelas-jelas orang yang menanggung kekuatan ilahi... Setelah mengucapkan mantra sesuai aturan, dia mulai melakukan langkah Gang yang tak kupahami, bergerak cepat di platform ini... Gerakannya sangat cepat, tubuhnya meninggalkan bayangan sisa... Kuperhatikan dengan matang... baru tersadar bahwa dia sedang menggambar formasi mengelilingi kuil tua ini dengan langkah Gang.
Dari penjelasan Lushan tadi, kuil tua inilah pusaka suci asli Kuil Lagang... Guru leluhur juga memberitahuku melalui pikiran saat pergi... Rupanya biksu senior generasi pertama Kuil Lagang memiliki kekuatan dahsyat, hati Buddha yang transparan... benar-benar Makhluk Agung di dunia fana, mencapai Pencerahan Sejati, hingga terbang ke alam dewa... Namun hatinya tetap menggantungkan segala hal di dunia fana... Terharu melihat penderitaan manusia yang ditempa ratusan kehidupan, kesulitan mengejar Jalan Suci... Maka, dia membuat ikrar agung untuk membuka jalan baru bagi umat manusia...
Yakni kuil tua ini... Apa sebenarnya kuil tua ini? Secara tepat, merupakan pelabuhan dari Penglai yang mengembara... Asalkan memenuhi syarat, naiklah ke kuil ini... Berkomunikasi dengan kekuatan roh... Maka Penglai akan muncul!
Tapi, kemudian hal ini disembunyikan oleh biksu Kuil Lagang... Saat itu Lushan memberitahuku bahwa Kuil Lagang adalah tempat yang penuh kejahatan... Mungkin, perubahan sudah terjadi jauh sebelum Lushan mengetahuinya... Kalau tidak, bagaimana mungkin urusan kuil terpencil ini bisa dirahasiakan?
Mungkin para biksu ini sadar tidak bisa mencapai alam dewa... Tapi ambisi mereka yang ingin mencapai tempat seperti itu membuat mereka begitu kejam mengubah Baima, perempuan suci, menjadi apa yang disebut benda suci?
Dalam sekejap, aku seakan mendapat pencerahan... Yang Sheng masih berguling di tanah, sementara langkah Wei Yu semakin cepat... Begitu cepat sampai tak bisa kulihat jelas... Aku melihat kilau emas yang sebelumnya masuk ke kuil terpinci itu muncul kembali... Lalu mengelilingi jejak langkah Wei Yu, membentuk formasi berkilauan emas...
Apa fungsi formasi ini? Aku belum sepenuhnya paham, tapi melihat Wei Yu yang kelelahan mundur ke samping. Dengan ekspresi yang tak pantas bagi makhluk suci dunia lain, dia berkata lega: "Kekuatan belum habis, ini belas kasih Langit."
Saat itu kulihat siluem Guru leluhur yang agak ilusif – bagaimanapun ini keadaan roh... Tak mungkin setegap manusia asli... Dia melangkah mantap menuju formasi berkilau emas itu, dengan keteguhan di wajahnya berkata: "Langit selalu menyisakan sekilas harapan hidup. Ini seharusnya memang begitu."
"Dewa yang dijelmakan Wei Yu sepertinya tidak mempermasalahkan hal ini, hanya berkata: 'Pokoknya, formasi pemanggilan ini... dipertahankan oleh banyak roh yang membawa kekuatan purba... Dan aku tak menyangka manusia dunia fana bisa melanggar aturan hingga sedemikian parah, sampai membuat Kunlun harus turun tangan langsung. Tapi, mengingat hubungan baik kita, aku harus mengakui... rencanamu yang Langkah Demi Langkah ini, berhasil membawa keturunan yang membawa kekuatan darah purba dan roh ke sini, akhirnya membentuk formasi... Beberapa meskipun tidak utuh, adalah roh suci purba sejati. Lao Li, kau benar-benar ahli dalam mengatur strategi.'"
"'Jika takdir tidak menghendaki demikian, bagaimana pun kuatur juga tidak akan berguna. Dan pengorbanan serta kekejaman dalam membela Tao sejati, barulah bisa membuat generasi muda ini bertumbuh... Hanya sayangnya...' Sambil berkata demikian, Guru leluhur berbalik, memandang Lushan sambil menghela napas pelan."
"'Aku melihat semuanya, bukankah ini juga keinginannya? Lagipula, dia memiliki peruntungannya sendiri.' Sambil berkata, Wei Yu menatap bayangan maya Baima di langit."
"Guru leluhur tidak banyak bicara... Hanya memandang Wei Yu dan berkata: 'Mulai jalankan formasi besar ini.'"
"Wei Yu juga tidak mempermasalahkan nada bicara Guru leluhur, hanya duduk di depan pintu kuil terpencil dan mulai melafalkan mantra yang sulit dimengerti... Guru leluhur berdiri di depan pintu kuil, memandangi para praktisi spiritual dari aliran benar di bawah dengan mata penuh belas kasih pada dunia dan manusia, berkata: 'Cukup bertahan sebentar lagi.'"
Pada saat ini, barulah aku akhirnya mengerti... mengapa kami para keturunan ini yang harus menerobos ke kuil terpencil ini... Ternyata yang harus kami bawa adalah roh-roh yang membawa kekuatan darah purba dalam tubuh kami... Lalu mengapa baru muncul saat kami hampir mati... Guru leluhur tidak memberiku jawaban.
Aku bingung... Tapi Guru leluhur sepertinya membaca isi hatiku... Menatapku sambil berkata: "Hanya dengan kehendak teguhmu membela Tao, roh-roh ini rela menggunakan kekuatan mereka untuk membentuk formasi... Awalnya kekuatan mereka akan dihabiskan, hanya menyisakan roh yang utuh untuk akhirnya menembus dimensi... Tapi beruntung, kekuatan mereka belum terkuras habis."
Pada saat ini... Yang Sheng masih terus berteriak marah, tapi tampaknya... Cahaya ungu di tubuhnya sudah mereda banyak... Apakah ini pertanda keberhasilan?
Tapi dengan kehadiran Guru leluhur di sini, hatiku merasa tenang... Hanya bertanya: "Apa artinya ini?"
"'Kau tidak tahu?'" Guru leluhur berkata padaku seperti itu.
Aku mengerutkan kening sambil berpikir, tiba-tiba teringat soal Si Bodoh yang menghisap vitalitasku... Guru leluhur melanjutkan: "Mereka membawa secercah harapan hidupmu, agar jiwa mereka sendiri tak terluka saat membentuk formasi sempurna... Jika kekuatan habis, mereka akan kembali ke tempat asalnya seperti Kunlun atau tempat lain... Tapi jika tidak, harapan hidup ini akan dikembalikan padamu. Selalu ada kemungkinan tak terbatas selama masih ada secercah harapan."
Di sini... Guru leluhur menjadi hening dan serius... Karena formasi di belakang sepertinya mencapai titik krusial... Seperti kemunculan Penglai, kabut putih mulai mengepul... Kemudian, aku kembali merasakan getaran... Ruang di atas formasi itu mulai berkerut... Dalam sekejap, kulihat pemandangan buram...
Pemandangan ini sudah tak asing bagiku... Seperti dulu di Desa Miao Heiyan saat Ulat Setan menghilang, pernah kulihat... Gunung yang diselimuti kabut tebal... Seolah tak berujung, sesekali nampak puncak atap... Surga, surga sesungguhnya...
Tapi seperti sebelumnya, ini hanya muncul sekejap... Selanjutnya, hal yang lebih mencengangkan terjadi... Kulihat ruang berkerut dahsyat... Dalam kondisi pandanganku terhalang... Siluet duduk bersila tiba-tiba muncul...
Itu... Itu adalah——Guru leluhur!
Aku hampir tak percaya... Selama ini Guru leluhur selalu muncul sebagai roh di hadapan kami... Tak kusangka suatu hari kulihat beliau hidup-hidup di depanku...
"Cheng Yi, rohku sudah tak lengkap. Tak bisa menunggu pemeliharaan roh yang lama... Takdir kita sama... Maka hari ini kuambil kekuatanmu... Untuk menggunakan kekuatan penumpas pemberontakan dari Kunlun..." Saat berbicara, kulihat roh Guru leluhur mendekati tubuhnya sendiri... Tapi aku tak tahu apa yang akan diambil dariku?
Pada saat ini, aku seolah melihat harapan, namun juga tertegun. Ternyata Guru leluhur benar-benar masih hidup... Raga fisiknya tersegel di Kunlun... Bagaimana bahagianya Guruku dan para Paman seperguruan jika melihat pemandangan ini? Sayangnya... Memikirkan hal ini, hatiku sedih tak terkira... Kami generasi muda masih punya secercah harapan hidup, tapi bagaimana dengan Guru dan yang lain?
Sepertinya pada momen ini, penyatuan raga fisik dan roh membutuhkan waktu tertentu... Tubuh Guru leluhur masih duduk bersila tak bergerak...
Segala kejadian di puncak gunung itu disaksikan oleh semua pengikut Jalan Benar... Memberi mereka harapan tanpa batas... Perjuangan masih berlanjut... Ekspresi Wu Tian rumit, sementara Jiang Yi tampak sedang merenungkan sesuatu?
Mungkin hanya beberapa menit... Atau mungkin lebih dari sepuluh menit... Pada saat ini, Yang Sheng akhirnya berhenti kejang... Bangkit berdiri dari tanah...
Penampilannya sangat memprihatinkan, namun wajahnya kini benar-benar pulih seperti masa lalu... Hanya kegilaan di raut wajaknya semakin menjadi-jadi...
"Aku menang." Hanya itu kalimat sederhana yang diucapkannya... Seolah tahu waktu tak boleh terbuang, tanpa basa-basi... Sebuah Sungai Takdir yang lebih besar muncul di sampingnya... Lalu menerpa ke arah posisi Guru leluhur dan Wei Yu...
Aku tak bisa menahan kekhawatiran untuk Guru leluhur... Karena kekuatan Yang Sheng saat ini sudah mencapai puncak yang tak terpahami... Tapi tak disangka formasi itu berkilat... Sebuah energi miring keluar dari formasi... Seketika menahan Sungai Takdir milik Yang Sheng...
Di wajah Yang Sheng terpancar raut wajah yang sulit dipercaya... Dengan ketidakrelaan menggerakkan Sungai Takdir... Berkali-kali menyerang Guru leluhur... Namun seluruh kekuatannya ternetralisir...
"Kalau begitu aku yang langsung turun tangan!" Mungkin menyadari Guru leluhur adalah kunci terakhir pertempuran ini... Yang Sheng berteriak kencang... Tak disangka dia sendiri malah menyerbu ke arah Guru leluhur...
Serangan kali ini tak bisa dihindari dengan kekuatan tak kasat mata... Jantungku serasa tercekat di tenggorokan... Namun tiba-tiba kulihat Guru leluhur membuka mata lebar-lebar, berteriak keras: "Kurang ajar!"
Sambil bersuara, tubuh Guru leluhur bangkit berdiri... Dibungkus angin sepoi-sepoi yang santai... Membuat tubuhnya tiba-tiba bergeser setengah meter, menghindari tinju Yang Sheng...
Guru leluhur benar-benar hidup kembali!
Hatiku tiba-tiba dipenuhi kegembiraan yang tak terucap, juga kesedihan yang mendalam... Seperti seorang junior yang akhirnya mendapat sandaran orang tua, bisa mencurahkan segala isi hati... Guru leluhur memberikanku pandangan penuh kehangatan, lalu kembali dengan santai menggeser tubuhnya menghindari pukulan Yang Sheng...
Bagi kami, ini hampir mustahil diselesaikan... Karena kecepatan Yang Sheng terlalu dashyat... Sama sekali tak bisa dihindari, harus bertarung langsung... Tapi tak disangka Guru leluhur yang menguasai Teknik lima unsur sampai puncak malah bisa menghindar dengan mudah, sambil mulai membentuk segel tangan pembuka!
Yang Sheng bagaikan anak kecil yang tak kunjung bisa menangkap kupu-kupu... perlahan raut wajahnya mulai menunjukkan kecemasan... Dia mungkin tak menyangka meski telah mendapatkan kekuatan luar biasa, tetap tak bisa menyentuh ujung kain guru leluhurku.
Gerakan guru leluhurku sama sekali tak berbau kehidupan duniawi... melayang-layang layaknya dewa sejati...
"Kalau begitu, hanya bisa bersembunyi, apa yang bisa kau lakukan padaku? Aku akan naik ke Penglai... menuju Kunlun... Aku sudah tahu bagaimana caramu kembali." Teriak Yang Sheng, mendadak menghentikan serangan pada guru leluhur... Di detik ini dia menyadari guru leluhur tak punya kekuatan untuk menjatuhkannya... hanya mengandalkan keunggulan sihir untuk menghindari serangannya.
Usai mengucapkan itu, Yang Sheng berlari ke kuil terpencil tanpa menoleh... Jika tempat itu adalah pelabuhan... maka menuju Penglai pasti melewati kuil terpencil...
Saat itu, guru leluhur menoleh ke bawah medan perang... memandang Wu Tian dengan sorot mata penuh kekecewaan... Jelas, Yang Sheng bisa mengetahui rahasia ini pasti karena bocoran dari Wu Tian.
Namun, wajah guru leluhur tak menunjukkan kepanikan... Tangan terus membentuk segel...
Sementara Yang Sheng menerobos masuk ke dalam kuil terpencil...
