"Kau mencintai pekerjaanmu, sebuah profesi yang membutuhkan tekad dan misi kuat. Dengan lensa kameramu, kau merekam begitu banyak realita berdarah dan menyerukan agar orang-orang mengambil kembali nurani mereka, berhenti mati rasa. Tapi apakah kau sendiri peduli? Apakah kau seorang penipu yang bersembunyi di balik topeng kemunafikan, atau pejuang sejati?
"Saat ini, racun tertentu sedang menyebar dalam tubuhmu, menggerogoti hidupmu. Setelah bangun, metabolisme yang dipercepat akan mempercepat proses ini. Kamu punya sekitar 40 menit untuk menemukan satu-satunya jalan keluar dari tempat ini. Mari kita lihat apakah orang yang selama ini bersembunyi di balik kamera bisa kembali ke keluarganya berkat nuraninya."
"Hidup atau mati, buat pilihanmu."
Feng Bujue sudah berdiri sejak rekaman diputar setengah jalan, matanya menyapu kondisi sekitar. Ia masih mengenakan kaos hitam dan celana panjang default pemain game. Mengikuti trik klasik dari film-film, ia mengecek kantong celananya namun tetap kosong. Isi tasnya juga tak berubah, hanya berisi suntikan plastik itu.
"Pilihan tai lu!" Feng Bujue langsung mengumpat setelah rekaman selesai. Lagipula ini mode single player, sistem takkan menyensor sumpah serapahnya. Ia segera membuka menu untuk memeriksa properti walkman:
【Nama: Walkman dengan Kaset Internal】
【Tipe: Terkait Plot】
【Kualitas: Rusak Parah】
【Fungsi: Memutar Rekaman dalam Kaset】
【Bisa Dibawa Keluar Skenario: Tidak】
【Catatan: Lebih Baik Percaya Isi Kasetnya】
Item plot sekali pakai lagi, meski Feng Bujue sudah hafal setiap kata dalam rekaman, demi kehati-hatian ia memutarnya lagi. Satu dua menit tak jadi masalah.
Setelah mendengarkan rekaman kedua kali, dia memasukkan walkman ke dalam tas ransel. Mengingat mungkin ada lebih dari satu kaset dalam skenario ini, lebih baik membawanya sebagai antisipasi.
Ruang di depannya sangat luas. Langit-langit berjarak sekitar dua belas meter atau lebih dari lantai. Di dekat bagian atas terlihat beberapa kipas ventilasi besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk dari luar, tapi tidak ada yang bisa dipanjat di sekitar sana. Atap gudang berbentuk melengkung. Jika melihat ke atas, terlihat banyak penyangga horizontal sejajar lantai dengan lampu neon yang saat ini menyala. Dindingnya kokoh dengan permukaan pelat logam, mungkin di dalamnya ada dinding bata. Tapi apapun jenisnya, jelas Feng Bujue tidak mungkin bisa menghancurkannya untuk kabur.
Sistem tidak akan menghasilkan skenario yang bisa langsung selesai dalam dua tiga menit. Seandainya Feng Bujue membawa dua 【Explosive God Fist】 yang belum digunakan, dan keterampilan bertarungnya sudah mencapai level F, sistem pasti akan mengubah format skenario atau membuat dinding gudang dua kali lebih tebal. Karena dalam kondisi itu, secara teori Feng Bujue bisa kabur menggunakan skill. Meski tingkat keberhasilan setiap pukulan hanya 20%, dan dia tidak bisa memastikan ketebalan dinding sebelum pukulan pertama, kemungkinan teoritis tetap ada.
Sistem pasti akan menghilangkan kemungkinan seperti itu saat membuat skenario. Misalnya Wang Tanzhi saat ini, dia tidak akan pernah menemukan skenario seperti ini. Singkatnya, skenario yang bisa langsung diselesaikan hanya dengan mengandalkan status awal karakter saat masuk - berapapun kecilnya peluangnya - sistem sama sekali tidak akan membuatnya.
Feng Bujue berjalan ke depan. Di tengah gudang terdapat banyak kontainer, yang tertumpuk hingga tiga lapis namun masih jauh dari atap. Kontainer-kontainer ini tersusun rapat membentuk satu-satunya jalur di depannya.
"Hmm... firasat buruk." Yang Feng Bujue maksud tentu bukan ketakutan, melainkan keraguan akan hadiah yang bisa didapat dari skenario ini. Menurutnya, bahkan bagi pemain normal sekalipun, skenario yang diambil dari film 《Saw》 ini tidak akan menyebabkan fluktuasi nilai ketakutan yang signifikan.
Permainan pembunuhan Jigsaw menciptakan teror melalui elemen "waktu". Ancaman dalam permainan ini bersifat kasat mata, ketakutan meningkat seiring mendekatnya maut, tanpa situasi mendadak yang bisa memicu lonjakan nilai ketakutan. Dalam film, metode penyelamatan seringkali membutuhkan "melukai diri sendiri" - kombinasi antara penderitaan fisik dan desakan waktu yang membuat orang gagal. Tapi pemain di "" paling hanya merasakan sakit selevel palu menghantam jari, bahkan jika rasa sakit setara itu terjadi serentak di seluruh tulang tubuh, masih bisa ditahan dengan gigitan gigi.
Selain itu... penonton serial ini tahu, tujuan Jigsaw bukanlah membunuh melainkan "menyelamatkan". Ia menggunakan penderitaan untuk menyadarkan mereka yang tidak menghargai kehidupan, membuat mereka merenungkan ulang makna hidup. Selama mengikuti "aturan permainan" dan berani menyakiti diri sendiri, pasti ada jalan keluar.
Mempertimbangkan faktor-faktor ini, Feng Bujue hampir yakin bahwa 80% kesulitan skenario ini terkonsentrasi pada "pemecahan teka-teki".
Sistem tidak akan menciptakan situasi di mana pemain pasti mati atau kalah, setidaknya tidak mungkin terjadi dalam berbagai mode (Normal). Tingkat kesulitan semua skenario ditentukan sistem berdasarkan kekuatan karakter pemain, hanya mode multipemain yang memiliki penyesuaian tambahan.
Menghadapi Feng Bujue yang kekuatan karakternya hampir sama seperti level 1 kecuali nilai stamina, sistem hanya bisa memberikan skenario seperti ini. Dalam kondisinya saat ini, mustahil baginya untuk bertarung. Jika sistem menghasilkan monster atau BOSS sesuai level 4 pemain, pasti tidak bisa dikalahkan sendirian. Jadi metode menyelesaikannya jelas: entah memecahkan teka-teki, atau mempertahankan HP seperti pemain dalam film sampai akhirnya mati.
Tak lama kemudian, Feng Bujue mengikuti jalan yang dibentuk oleh kontainer hingga sampai di samping dinding. Di dinding tergambar panah yang menunjuk ke pintu tertutup miring oleh kontainer, dengan celah sempit yang cukup untuk masuk menyamping.
Feng Bujue memeriksa HP dan stamina di menu - keduanya hampir penuh. HP mungkin akan terus berkurang seiring "racun" yang bekerja, tapi stamina tidak perlu dikhawatirkan.
Ia menenangkan diri, mengatur napas, dan sadar betul bahwa saat pintu terbuka, permainan "gergaji vertikal" akan dimulai. Dari detik ini, konsentrasi penuh diperlukan.
Menyamping beberapa langkah, mendorong pintu, dia memasuki sebuah ruangan baru. Saat mendorong pintu, telinganya mendengar suara "krak", jelas ada sesuatu di balik bingkai pintu yang terpicu. Beberapa detik kemudian, ruangan baru itu menjadi terang. Setelah Feng Juejue sepenuhnya masuk ke dalam ruangan, pintu menutup sendiri. Entah ini bagian dari mekanisme atau perilaku koreksi sistem.
Di tengah ruangan terdapat kursi kayu kecil. Di atasnya duduk boneka berbaju jas hitam memegang koran. Ukuran boneka ini seperti anak kecil, wajahnya berbentuk "", rambut aneh, wajah putih, sklera hitam dengan pupil merah darah, pipi kanan-kiri memiliki lingkaran merah spiral, bibir lebar berwarna merah menyala.
Wajah ini mungkin menakutkan jika muncul tiba-tiba di tengah malam, tapi saat ini, kecuali boneka ini melompat menggigit, tidak ada yang akan merasa takut.
"Halo Arthur, datang ke sini membuktikan kau tidak memilih diam menunggu kematian. Sekarang dengarkan aturannya." Rekaman di perut boneka otomatis bermain setelah pintu terbuka, "Kau seharusnya sudah melihat mesin yang sedang bekerja..."
Pandangan Feng Bujue beralih ke sebuah mesin berukuran mirip mesin cuci yang tidak jauh darinya. Di bagian atas mesin terdapat lubang bundar seukuran piring, cukup besar untuk memasukkan kepala seseorang. Dari dalam lubang itu terdengar suara komponen yang sedang beroperasi. Feng Bujue mendekat beberapa langkah. Dari jarak sekitar setengah meter, terlihat dua baris roda gigi dengan kedalaman tertentu yang saling bertautan rapat, hanya menyisakan celah sempit. Kedua baris roda gigi ini berputar masuk dari kedua sisi seperti dua air terjun yang menyatu. Meski terlihat tidak terlalu cepat, torsi yang dihasilkan sangat kuat. Dengan daya mesin ini, bahkan kayu atau besi tua pun bisa diremukkan dengan mudah.
Di atas mesin, dekat lubang bundar, terdapat timer hitungan mundur dengan setelan waktu lima menit yang sudah mulai berjalan. Di sebelah timer, ada meteran pengukur dengan satuan KG, di mana jarumnya saat ini menunjuk ke angka nol.
"Mesin ini bisa menghancurkan benda atau membukakan pintu ke ruangan berikutnya. Yang harus kau lakukan adalah melempar material dengan berat cukup ke dalamnya. Jika kau memasukkan benda lebih dari 15 kilogram, pintu akan terbuka. Jika kau memutus listrik dengan licik atau membiarkan timer habis, mesin ini akan berhenti bekerja..."
Pandangan Feng Bujue telah beralih ke sekelilingnya. Ia mencari benda yang bisa dilempar. Jelas, selain kursi kayu kecil dan boneka itu, pasti ada benda lain...
“Sangkar besi itu dilas ke tanah, di dalamnya terdapat seekor monyet Tibet yang mengalami anestesi dalam dengan berat 10 kilogram. Tentu saja, hal pertama yang harus kau lakukan adalah melempar boneka dan kursi ini ke dalamnya, tapi sayangnya total berat kedua benda ini adalah 7.5 kilogram...”
Feng Bujue mengambil koran di tangan boneka itu. Judul beritanya tertulis "Mereka Bukan Makananmu!" dengan foto seekor monyet kecil yang merangkul di sangkar besi, memandang ke luar dengan tatapan memohon khas hewan. Penulis artikel ini tak lain adalah Arthur Seager.
“Kau menghina para pemburu liar, menyebut pembeli produk satwa liar sebagai algojo bermodal tebal. Tapi dalam perjalananmu yang mengatasnamakan wawancara, kau justru menyantap hidangan mewah berbahan hewan langka. Lemari istrimu berisi lebih dari satu mantel bulu. Kau menyaksikan pembantaian itu dengan dingin.
Sekarang, kau berkesempatan merasakan menjadi algojo sejati. Pilih: gunakan nyawa hewan ini untuk menukar nyawamu, Arthur.”
Rekaman terputus tiba-tiba. Feng Bujue masih membaca koran, kebiasaan lamanya kambuh – ia bahkan ingin menyelesaikan artikel fiktif buatan sistem ini...
