Pertempuran ini belum bisa disebut pertarungan sengit, karena kelima pemain tidak kehilangan nilai kelangsungan hidup. Namun setelah ini, kemampuan dasar masing-masing anggota tim mulai terlihat.
Singkatnya, ada tiga pemain yang mampu menyelesaikan level, dan dua beban yang hampir tidak berguna...
Wang Tanzhi memiliki wajah dan pakaian yang terciprat darah kotor dari bayi monster. Untungnya cairan tubuh monster ini tidak mengandung racun atau efek khusus, hanya membuat baunya tidak enak. Long Aomin yang terlindungi perisai masih relatif bersih. Tapi Feng Bujue mengalami "polusi" yang parah, meski dia cepat menyelesaikan masalahnya.
Sepertinya Feng Bujue sudah mempersiapkan solusi. Setelah membunuh bayi monster mutasi versi terkuat terakhir, dia langsung berjalan ke sebuah mobil, membuka pintu dan merobek sarung jok. Kemudian menuju hydrant di pinggir jalan, menggunakan kunci pipa untuk membuka katup. Air mengalir dan dia menggunakan sarung jok sebagai lap untuk membersihkan wajah dan pakaiannya dengan cepat, sekaligus menghilangkan bau tak sedap.
Wang Tanzhi meniru, merobek kain dari mobil yang sama lalu berjongkok di sebelah Feng Bujue membersihkan kotoran di tubuhnya.
Long Aomin mengamati satu per satu mayat bayi-bayi aneh itu, memastikan semua makhluk itu benar-benar mati. Baru kemudian ia menghela napas lega, duduk di tepi trotoar sambil memulihkan poin stamina secara perlahan.
Gūdú dan Jìmò berjalan mendekat, kembali ke area yang diterangi lampu jalan. "Terima kasih, tadi kalau bukan karena kalian, kami mungkin sudah OVER," kata Gūdú dengan nada lebih rendah hati. Awalnya ia merasa levelnya yang lebih tinggi dari dua orang level 5 itu seharusnya memberi hak lebih dalam pengambilan keputusan. Tapi sekarang, ia takkan meragukan kebenaran saran yang diajukan Feng Bujue.
"Sebelum mencapai koordinat Pintu Iblis yang kuperkirakan..." Feng Bujue yang sudah membersihkan wajahnya sambil mengelap baju dan celana berkata, "...kita harus membantu kalian mencari satu peralatan masing-masing, bahkan kualitas rusak pun lebih baik daripada tangan kosong."
"Kota dalam skenario ini sangat luas. Menurutku tidak sulit menemukan benda yang bisa jadi senjata di jalan. Jika tidak ada, kita bisa ambil besi pipa atau gunakan kunci inggrismu untuk melepas beberapa bagian mesin sebagai senjata," sambung Long Aomin. "Ngomong-ngomong... tentang tiga kemungkinan kegelapan yang kau sebutkan tadi..."
“Pertama... cahaya di sekitar kita sebenarnya tidak menjadi gelap, hanya penglihatan dan pendengaran kita yang terganggu secara bersamaan dalam detik yang sama.” Feng Bujue langsung menjawab, “Mata kita tertutupi kegelapan, telinga mendengar suara aneh, namun sebenarnya tidak ada perubahan di sekitar.” Dia berhenti sejenak, “Jika asumsi ini valid, muncul pertanyaan: apakah 'subyek' yang mengganggu kita bersembunyi di dekat sini namun tak terlihat... atau berada di lokasi jauh sambil melakukan intervensi?”
Saat mendengar kata "dekat" dan "tak terlihat", keempat orang lain merinding, hanya Feng Bujue yang tetap tenang.
“Selain itu, mengapa monster terakhir tadi berubah? Apakah entitas yang mempengaruhi kita tadi juga memberikan kemampuan khusus pada monster itu dalam hitungan detik tersebut?” Setelah membersihkan diri, dia membuang sarung kursi, “Ini masih spekulasi yang belum bisa diverifikasi. Sekarang mari bahas kemungkinan kedua: kegelapan itu nyata, menyelimuti seluruh kota bahkan mungkin seluruh dunia dalam skenario ini.”
Wang Tanzhi menyela, “Bagaimana mungkin? Lampu jalan mungkin bisa dimatikan, tapi bulan bukan bohlam yang bisa dipadamkan sesuka hati!”
"Bagaimanapun ini dilakukan, mari kita asumsikan ada kekuatan tertentu yang berhasil melakukannya. Maka... kejadian tadi mungkin adalah dunia ini ditelan oleh kegelapan tak dikenal dengan cepat dan berlangsung selama beberapa detik. Dalam beberapa detik itu, monster... sangat mungkin mengalami mutasi fisiologis dan penguatan di bawah pengaruh kegelapan ini..."
Dia menyimpan kunci pipa dan duduk di tepi jalan: "Secara pribadi saya lebih cenderung pada kemungkinan kedua. Kegelapan ini lebih mirip fenomena alam, target pengaruh dan efeknya tidak spesifik, bukan diciptakan khusus untuk menyerang kita."
Long Aomin bertanya: "Lalu kemungkinan ketiga apa?"
"Sistem melakukan penyesuaian skenario sementara karena efisiensi yang kita tunjukkan saat membunuh empat monster pertama," jawab Feng Bujue.
"Tidak mungkin?" Ji Mo protes: "Aku dan Gu Du pernah main dua kali sebelumnya, belum pernah melihat situasi seperti ini. Bahkan saat tim menghadapi monster dengan sangat cepat dan mudah, tidak pernah terjadi kenaikan kesulitan skenario tiba-tiba."
Gu Du menambahkan: "Kami sebelumnya juga pernah bertemu pemain level setinggi Long Ge. Monster di awal skenario hampir langsung mati, makanya awalnya aku bilang dengan pemain level 10 membawa, kita bisa menembus dengan brute force." Dia mengatakan yang sebenarnya, tapi di skenario sebelumnya, pemain level 10 itu tidak berniat melindungi mereka, sehingga akhirnya mereka tetap kalah.
“Hmm... Kemungkinan ketiga juga menurutku kecil.” Feng Bujue menjawab sambil berpikir dalam-dalam. Sebenarnya asumsinya muncul karena perangkap AI yang dibuat untuknya dalam mode survival solo sebelumnya. Kini dia cepat menyangkal kemungkinan itu: “Ini pertama kalinya aku main mode survival tim, tidak terlalu paham kondisi sebenarnya. Kalau begitu... Kemungkinan ini bisa diabaikan.”
Wang Tanzhi yang sudah membersihkan diri berdiri dan berkata: “Dua kemungkinan pertama bisa diverifikasi nanti, kan? Kalau seperti kata Jue Ge, apapun jenisnya, selama skenario terus berjalan, kegelapan pasti akan datang lagi.”
“Masuk akal...” Long Aomin bangkit, nilai stamina-nya sudah pulih sebagian: “Sebaiknya kita selesaikan masalah peralatan Gu Du dan Ji Mo sebelum bertemu monster atau kegelapan berikutnya.”
Feng Bujue juga berdiri: “Rute yang kurencanakan akan melewati kantor polisi. Sampai sana, kita bisa menggeledah mungkin ada senjata, tongkat polisi... Kalau beruntung, rompi anti peluru, masker, perisai juga bisa ditemukan.” Dia tampak tak sabar: “Sudah lama aku ingin merasakan sensasi menembak dengan shotgun...”
Long Aomin merinding mendengarnya. Nada bicara Feng Bujue terdengar seperti pembunuh psikopat yang sedang kekurangan sarana untuk beraksi...
Para anggota berdiskusi selama beberapa menit, lalu melanjutkan perjalanan menuju kantor polisi yang disebut Feng Bujue. Meskipun suasana gelap dan mencekam masih menyelimuti, dan tak diketahui berapa banyak monster yang bersembunyi di balik bayangan yang tak terjangkau pandangan, kelima orang ini tetap menyimpan harapan kecil terhadap kantor polisi yang dideskripsikan Feng Bujue.
Perlu diketahui, di awal permainan, senjata tembak adalah barang langka. Jika benar-benar bisa menemukan senjata api, apalagi senapan gentel atau senapan mesin ringan yang lebih mematikan, meski harus mati di tengah skenario pun sudah sepadan.
