Beberapa orang yang menunggu di luar hanya perlu menunggu satu menit sebelum melihat cahaya menyala di dalam kantor polisi.
Semua orang saling pandang, beberapa puluh detik kemudian, Feng Bujue muncul dari tempat lamanya: "Aku menemukan saklar cadangan listrik, sepertinya kantor polisi ini punya sumber daya independen yang terpasang."
Kabar baik ini membuat kelima orang segera masuk melalui lubang di tembok secara berurutan, memasuki kantor polisi.
Setelah sepenuhnya terang, pemandangan di dalam sebenarnya sangat mengerikan. Kecuali langit-langit yang tidak terlalu rusak, hampir semua barang yang bisa dipindahkan seperti meja kerja, kursi, bangku panjang, komputer, dokumen, dispenser air, dll. tidak berada di tempat aslinya. Banyak pecahan papan pintu dan sekitar belasan bingkai pintu yang rusak. Bagian dalam pintu depan kantor polisi ditumpuk barang paling banyak, sehingga mustahil dibuka dari luar bahkan dengan kunci sekalipun.
Di lantai pertama terdapat total tiga mayat polisi. Mayat pertama yang ditemukan Feng Bujue sebelumnya paling dekat dengan pintu masuk. Di area lebih dalam terdapat dua mayat berseragam lain, keduanya pria kulit putih. Mayat kedua bertubuh gemuk, perut bulatnya terkoyak di bagian samping, ususnya terjulur keluar sepanjang - cukup panjang untuk digunakan sebagai tali gantung. Mayat ketiga bertubuh sedang, luka di bahu kiri memotong tulang selangka hingga dada kiri, jantung dalam rongga dada sudah hilang...
Game ini memiliki tingkat realisme yang sangat tinggi terhadap hal-hal menjijikkan semacam ini, namun sistem akan menekan keinginan pemain untuk muntah. Utamanya dengan melakukan penyesuaian kecil pada indra penciuman dan perasa saat transmisi koneksi saraf, sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman yang parah di perut pemain.
Wang Tan Zhi memang dari awal sudah tidak masalah. Di dunia nyata pun dia sudah membedah banyak mayat. Tentu ini bukan soal keberanian, dia hanya sudah terbiasa. Selama itu mayat yang tidak bergerak, baik yang terburai isi perutnya atau tidak, dia tidak takut. Tapi terhadap hantu, makhluk gaib, siluman, atau bahkan kegelapan, dia justru merasa takut. Reaksinya saat menonton film horor atau bermain game horor hampir sama seperti perempuan.
Sekedar informasi tambahan, reaksi besar perempuan saat menonton film horor sebenarnya tidak berarti mereka penakut. Ini sepenuhnya tipuan. Mungkin dalam kehidupan nyata mereka memang ada saat-saat takut, tapi menonton film horor adalah hal berbeda... Misalnya sepasang muda-mudi yang nonton horor bersama, biasanya pria terlihat biasa saja sementara wanita terlihat ketakutan. Yang satu sesekali berpura-pura santai mengejek, yang lain sesekali menjerit. Kejadian seperti ini terjadi setiap hari, 80% pria pura-pura berani sementara wanita pura-pura manis. Sebenarnya tingkat ketakutan kedua pihak terhadap film horor itu setara, tidak sampai berbeda jauh.
Tapi harus kukatakan: Pria yang tidak pura-pura beranti tidak menarik, wanita yang tidak berpura-pura manis terlalu berani. Dunia ini perlu terus berputar seperti ini, mari kita semua terus berusaha.
Kembali ke topik, mari bicara tentang tiga mayat itu. Mayat yang sudah digeledah Feng Bujue jelas sudah tidak memiliki barang yang bisa diambil lagi. Mayat yang terburai perutnya membawa tongkat polisi dan borgol. Setelah dilihat, borgol itu ternyata sudah patah, dan kunci borgol juga tidak ditemukan di tubuhnya.
Tongkat polisi itu diberikan Feng Bujue kepada Si Kecil Kesepian. Meskipun hanya peralatan kualitas biasa, karena tidak ada batasan penggunaan dan masih termasuk senjata khusus, Si Kecil Kesepian yang selama ini bertarung dengan tangan kosong merasa cukup puas.
Mayat ketiga berada di ruang kecil seperti tempat penyimpanan alat kebersihan, ternyata sama sekali tidak membawa barang apa pun. Ketika Feng Bujue hendak membuka bajunya untuk memeriksa apakah ada tato di telapak kaki atau tiga tahi lalat, Wang Tanzhi akhirnya menemukan selembar kertas dari saku mayat tersebut.
Elemen teka-teki yang begitu jelas ini tentu tidak boleh dilewatkan.
【Nama: Kertas berisi angka】
【Tipe: Terkait alur cerita】
【Kualitas: Biasa】
【Fungsi: Tidak diketahui】
【Bisa dibawa keluar dari skenario: Tidak】
【Catatan: 69185】
Di kertas itu hanya ada lima angka Arab ini, tidak ada yang lain. Feng Bujue melihat deskripsi barang selama beberapa detik, lalu tiba-tiba membuang kertas itu.
"Hei! Kak Jue, tidak apa-apa dibuang begitu saja?" kata Wang Tanzhi.
Feng Bujue mengeluarkan kunci-kunci yang sebelumnya dikumpulkan dari tasnya, mengamati satu per satu: "69185... 69185... Ketemu." Ia memilih kunci dengan lima angka terukir di ujungnya, melepaskannya dari rangkaian kunci besar, lalu membuang seluruh rangkaian itu. Hanya menyisakan satu kunci, ia berkata: "Hmph... Tidak salah, ini dia."
Saat kunci itu dipisahkan dan dipegang di tangan, notifikasi item baru muncul di menu:
【Nama: Kunci Api】
【Jenis: Terkait Alur Cerita】
【Kualitas: Langka】
【Fungsi: Berpengaruh pada Segel Api】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Tidak】
【Catatan: Kunci berenergi magis, salah satu dari lima kunci Gerbang Iblis】
"Ini pasti item cerita untuk misi utama," kata Feng Bujue. "Kantor polisi ini tetap akan menjadi tujuan kita nanti di misi lanjutan Gerbang Iblis, meski sekarang tidak kita masuki."
"Bagus! Bukankah ini menghemat waktu?" kata Wang Tanzhi.
"Waktu..." Feng Bujue berkata: "Hmph... lebih baik tidak usah dibahas. Di catatan item ini tertulis total ada lima kunci. Menurut skema mengecewakan bergaya Zelda ini... kurasa setelah sampai di Gerbang Iblis, quest lanjutannya pasti mencari lima kunci itu, lalu menyalakan atau menutup pintu itu."
Long Aomin yang sedang mendekat dari ujung koridor berkata: "Tangga ke lantai dua sudah hancur sepenuhnya, tampaknya tidak bisa naik."
“Sudah diduga……” Feng Bujue menyerahkan kunci padanya dan menunjukkan atributnya: “Barang yang dicari ada di lantai satu.”
Gudu dan Jimo tampaknya menemukan sesuatu, mereka menemukan kotak P3K dari tumpukan barang di sebuah kamar dan membawanya.
Saat dibuka, terlihat gulungan perban dan dua botol obat bening di dalamnya. Semua ini tentu barang habis pakai, efek perban untuk menghentikan pendarahan, sedangkan dua botol obat tersebut adalah pemulih standar yang disediakan Thriller Paradise.
【Nama: Suplemen Nilai Kelangsungan Hidup (Besar)*2】
【Tipe: Barang habis pakai】
【Kualitas: Biasa】
【Fungsi: Memulihkan 100% nilai kelangsungan hidup pemain】
【Dapat dibawa keluar skenario: Ya】
【Keterangan: Jumlah maksimum tumpukan 5, efek akan berkurang bertahap jika digunakan beruntun】
Feng Bujue langsung paham dari keterangan ini: batas tumpukan jelas untuk membatasi jumlah yang dibawa pemain, karena tas hanya 10 slot. Meski nanti mungkin ada yang lebih besar, masih harus menyediakan tempat untuk perlengkapan dan barang lain. Sedang sistem pengurangan efek bertahap dimaksudkan agar pemain tidak terlalu bergantung pada suplemen ini dalam pertarungan.
“Bagus... Jika satu botol 100%...” Feng Bujue mengeluarkan 【Suntikan Sekali Pakai】-nya dan memberikannya pada Wang Tanzhi: “Dokter, serahkan padamu.”
Wang Tanzhi yang cerdas langsung menangkap maksudnya. Dengan cekatan ia mengambil satu botol suplemen, menyedot sekitar empat per lima isinya, lalu menyuruh Long Aomin menggulung lengan bajunya.
Saat Dokter Wang menyuntiknya, Long Aomin mengembalikan kunci kepada Feng Bujue sambil bertanya, "Apa arti angka 69185 di sini?"
Feng Bujue menjawab, "Teka-teki dasar, urutan alfabet saja. 6=F, 9=I, 18=R, 5=E - API."
Meski penjelasannya terdengar sederhana, Long Aomin merasa dirinya mungkin tidak akan bisa memecahkannya sendiri.
Wang Tanzhi menyelesaikan suntikan dengan cepat. Dosis yang diambilnya cukup akurat, suntikan ini memulihkan 83% HP Long Aomin, sehingga total HP-nya kini kembali ke 95%.
Untuk sisa 17% dalam botol, Wang Tanzhi bertanya pada Gudu dan Jimuo apakah HP mereka berkurang. Karena keduanya mengaku masih full health, tanpa basa-basi ia menenggak sisa cairan itu dan memulihkan HP-nya ke 100%.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa tidak bergantian minum? Alasannya... begitu pemain melakukan aksi "minum", item akan langsung habis seketika.
Supplement sebagai "botol darah" paling umum akan menjadi barang dagangan utama di mall game. Berbeda dengan item realistik dalam skenario, ini murni sistem: selama pemain melakukan aksi "meminum", bahkan hanya menuang sembarangan ke mulut, akan dianggap habis. Tenggorokan takkan merasakan cairan, botol pun langsung hilang. Item ini dirancang untuk "digunakan", bukan untuk menghilangkan haus atau kenyang, sehingga harus di-set demikian.
"Suntikan sekali pakai itu bisa dibilang memanfaatkan celah, dan hanya Feng Bujue yang sudah hafal panduan permainan bisa memikirkannya. Wang Tanzhi dan Long Aomin sebenarnya belum sepenuhnya paham, mereka hanya mengikuti arahan Feng Bujue tanpa berpikir panjang. Baru setelah menyelesaikan skenario ini mereka membaca penjelasan suplemen dan mengerti alasannya."
Dari perspektif sistem, ini tidak dianggap bug malah harus memberi Wang Tanzhi poin skill. Karena 【Suntik Sekali Pakai】 akan hilang setelah dipakai, pemain mengorbankan satu item untuk memecah item lain - ada untung rugi yang seimbang, bukan membuat dari kosong.
"Satu tongkat polisi, pistol, item misi utama, ditambah dua botol darah dan item penyembuh status 'perdarahan'..." Feng Bujue menghitung: "Setelah membunuh mayat darah sesuai misi utama dengan luka 'berdarah', suplemen health point memang diperlukan. Item misi tidak usah dibahas... Tapi hanya dapat dua senjata setelah membunuh monster sebesar itu, kayaknya kurang..."
Feng Bujue menunduk, lengan kiri menyilang di dada, siku kanan bertumpu di atasnya, dua jemarinya mengetuk-ketuk kening: "Awalnya berharap bisa menemukan gudang senjata atau tumpukan ganja sitaan..."
"Hei! Lagi ngarep apa sih? Pengalaman narkoba virtual dan layanan porno jelas dilarang!" Wang Tanzhi berseru.
“Benar!” Mata Feng Bujue berbinar: “Usus si gembrot itu sudah keluar, tapi perutnya masih membesar? Pasti ada sesuatu di dalam!”
