Di dinding ruang tamu lantai satu tergantung beberapa lukisan, sebagian besar seperti karya orang gila dengan ilusi visual dan makna samar. Namun satu lukisan terlihat tidak terlalu abstrak.
Lukisan tersebut menggambarkan interior terowongan persegi panjang sempit dengan dinding rendah, halus, putih, tanpa interupsi atau dekorasi. Jalur di depannya terlihat menurun. Agak mirip... tidak, lebih tepatnya sangat menyerupai sebuah makam. Detail-detail kecil menunjukkan gua ini terkubur dalam tanah, tidak terlihat pintu keluar dalam gambar, juga tidak ada sumber cahaya buatan. Entah bagaimana pelukisnya menciptakan pencahayaan yang seram dan tidak selaras dengan lingkungan.
Feng Bujue menatap lukisan itu sekitar lima detik, pandangannya seolah terkunci. Kekuatan tak dikenal membuatnya tak bisa bicara atau bergerak. Sesaat kemudian, kegelapan menyelimuti penglihatannya. Ketika kemampuannya bergerak pulih, dia mengeluarkan senter dari tas dan menyadari dirinya sudah berada di dalam terowongan yang tergambar.
Dia tidak mengerti prinsip teleportasi ini, juga tidak tahu apakah proses kepergiannya terlihat oleh Xiao Tan dan Long Ge. Namun terlepas dari itu, dia harus mengandalkan kekuatannya sendiri untuk keluar dari tempat ini.
Di belakangnya terdapat dinding batu yang tidak bergerak saat didorong. Langit-langit rendah di atas jelas bukan jalan keluar. Feng Bujue menghela napas, mengeluarkan 【Mata Kebencian】 dari tas, memegang senter di satu tangan dan kunci pipa di tangan lainnya, mulai berjalan menyusuri lereng terowongan.
Di kaki terdapat 【Tarian Jazz】, Feng Bujue sama sekali tidak khawatir kehilangan stamina akibat menjelajahi jalan. Berapa pun jarak tempuhnya tidak masalah. Dengan 1100 poin stamina ditambah efek perlengkapan yang mengurangi konsumsi energi saat berjalan/lari, dia bisa terus meluncur dengan langkah dansa luar angkasa. Bahkan jika wilayah bawah ini sebesar Istana Iblis, dia yakin bisa memetakan semuanya.
Setelah berjalan sekitar sepuluh menit di terowongan, senternya tiba-tiba berkedip beberapa kali. Dia menggoyang-goyangkan dan menepuk badan senter sambil berpikir: Baterai habis? Tidak mungkin... Di skenario sebelumnya hampir tidak digunakan. Koneksi buruk? Lebih tidak mungkin lagi, di sini tertulis MADE IN CHINA, kualitasnya pasti mantap...
Tiba-tiba, suara bisikan aneh terdengar dari depan: "Lepaskan aku..."
Suara itu berasal dari sekitar sepuluh meter di depannya. Saat dia mengalihkan pandangan dari senter ke arah sumber suara, cahaya senter justru padam total, membuat penglihatannya gelap gulita.
Kemudian senter berkedip singkat beberapa kali, menyorot bayangan putih yang berdiri menyendiri di depan. Dari posturnya, terlihat seorang wanita. Tubuhnya penuh luka, kurus seperti tulang, baju putihnya bernoda darah. Karena waktu penglihatan yang singkat ditambah masalah pencahayaan dan jarak, Feng Bujue sama sekali tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Cahaya yang singkat itu langsung lenyap, pandangan Feng Bujue kembali gelap gulita, hanya meninggalkan bayangan mengerikan di retina matanya. Kemudian terdengar lagi jeritan pilu di telinganya.
"Keluarkan aku dari sini!" Di kegelapan, terdengar suara tubuh manusia menabrak kayu—gesekan, benturan, dan bunyi engsel yang reot. Suara samar nan jauh bergema... seolah ada yang merintih pilu di kedalaman koridor bawah tanah ini.
Setelah sekitar tiga puluh detik, senter kembali normal, berhenti berkedip dan terus memancarkan cahaya stabil.
Menghadapi kejadian tadi, Feng Bujue sama sekali tidak panik. Malah ia menghela napas lega, "Oh, ternyata senternya tidak rusak. Itu cuma kedipan karena alur cerita..."
Tiba-tiba notifikasi sistem berbunyi: 【Pembaruan Progres Misik Sampingan】
Feng Bujue memeriksa dan melihat progres misi 【Temukan keenam bagian "Istana Hantu"】 telah menjadi 2/6. Rupanya anggota tim lain telah menemukan satu bagian lagi, meski konten spesifiknya tidak terlihat di menu misi.
Di lantai satu, Wang Tanzhi dan Long Aomen sedang berjongkok di dekat perapian dapur, menatap tulisan kedua "Istana Hantu" di dinding bata yang terbuat dari substansi hitam seperti jelaga.
【Panji-panji gemilang keemasan,
Berkibar di puncak istana.
Semua ini hanyalah kisah masa silam
Saat angin sepoi-sepoi berhembus,
Di hari penuh kedamaian nan indah.
Sepanjang tembok putih istana,
Aroma samar melayang lalu sirna.】
"Ah... Benar-benar tidak mengerti!" Wang Tan Zhi setelah membaca langsung lupa hampir semuanya, ia mendekati perapian, telentang, dan memasukkan kepalanya ke dalam untuk melihat kondisi cerobong asap.
Setelah wajahnya menjadi hitam legam, barulah ia keluar sambil berkata: "Ah... Terlalu sempit, pasti tidak bisa merangkak keluar."
Awalnya Long Ao Min sepertinya mengabaikan ucapannya, Wang Tan Zhi juga tidak terlalu memperhatikan. Namun beberapa detik kemudian, Wang Tan Zhi menoleh dan menemukan ekspresi Long Ao Min yang sangat aneh, matanya membelalak, mulut terbuka-tutup seolah sedang berteriak sesuatu, tapi tidak ada satu pun kata yang terdengar oleh telinga Wang Tan Zhi.
Adegan misterius ini membuat bulu kuduk Wang Tan Zhi merinding, lalu ia pun menyadari sesuatu... Suaranya sendiri saat ini juga tidak keluar dari tenggorokannya.
Situasi berikutnya, bagi yang mengalaminya terasa menakutkan, tapi jika dilihat orang lain pasti akan terasa lucu.
Terlihat dua orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa isyarat sedang melambaikan tangan dan menggerakkan tubuh, dengan ekspresi wajah dan gerakan bibir yang dramatis selama berjam-jam, akhirnya tidak ada yang mengerti apa yang lawan bicaranya katakan...
Menurutku dialog yang paling cocok untuk adegan ini adalah: "Kamu gila ya?" "Kamu punya obat?" "Berapa banyak yang kamu punya?" "Berapa yang kamu makan?" "Sebanyak apapun yang kamu punya akan kuminum!" "Sebanyak apapun yang kamu makan akan kusediakan!" "Kamu gila ya!"...
Tapi sebenarnya, isi percakapan mereka berdua masing-masing adalah.
Wang Tan Zhi: "Ada apa? Kamu bilang apa? Gerakan tanganmu ini artinya apa?"
Long Ao Min: "Itu benda hitam di wajahmu yang sedang bermain sulap!"
Dari sudut pandang Long Aomin terlihat jelas, debu hitam di wajah Wang Tanzhi seperti topeng "hidup" yang membentuk senyuman aneh saat ini. Ekspresi "wajah hitam" ini tidak terkait dengan ekspresi asli Xiao Tan, seolah-olah lukisan yang mengambang di wajahnya.
Akhirnya Long Aomin menemukan solusi. Ia menemukan kain lap di dapur yang berantakan, menempatkannya di depan wajahnya, melakukan gerakan mengusap searah jarum jam dari jarak tertentu, lalu menunjuk kain lap dan wajah Wang Tanzhi.
Yang terakhir tampaknya mengerti. Ia mengambil kain itu dan langsung mengusap wajahnya tanpa pikir panjang. Saat melepaskan kain, kemampuan berbicara normal mereka berdua pulih secara bersamaan.
"Wah! Makhluk apa ini?" Wang Tanzhi memandang kain lap di tangannya. "Wajah hitam" itu tercetak utuh di kain dalam bentuk wajah manusia, berpindah dari wajah Xiao Tan ke kain. Sekarang wajahnya bersih tanpa noda hitam.
"Meski tak tahu apa tujuan sistem menempatkan ini..." Long Aomin baru menyadari bahwa "wajah hitam" yang tidak mematikan dan tidak terlalu menyeramkan ini sepertinya hanya ekspresi kegenitan sistem terhadap pemain.
"Tapi kurasa lebih aman membakarnya." Long Aomin mengambil topeng itu, menemukan dua batu api di dekat kompor...
