【Feng Bujue, Level 11】
【Wang Tanzhi, Level 11】
【Silakan pilih mode permainan untuk tim.】
【Anda memilih Mode Survival Tim (Normal), silakan konfirmasi.】
【Tim Anda sedang bergabung dalam Mode Bertahan Tim (Normal), nilai acak jumlah anggota tim telah dihasilkan: enam orang.】
【Tim Anda telah masuk ke antrian, sedang mencari individu atau tim lain yang sudah siap.】
【Pencocokan selesai, sedang mengkoordinasikan koneksi saraf, generasi skenario sedang berlangsung...】
【Proses pemuatan dimulai, harap tunggu sebentar.】
"Selamat datang di Taman Horor." Kali ini suara yang berbicara terdengar seperti pria paruh baya dengan artikulasi tidak jelas.
【Pemuatan telah selesai, saat ini Anda sedang memainkan Mode Bertahan Tim (Normal).】
【Mode ini menyediakan sinopsis skenario, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah Penyelesaian Skenario: Mendapatkan bonus 100% EXP dasar saat perhitungan hadiah.】
【Segera akan memutar sinopsis skenario, permainan akan dimulai segera setelah pemutaran selesai.】
Adegan yang dilihat Feng Bujue kembali berubah menjadi film CG waktu nyata dengan sudut pandang orang pertama, mengingatkan pada pembukaan Call of Duty.
Layar menunjukkan dirinya sedang "terjun" dari udara, namun tidak mengenakan seragam militer - tetap memakai kaos lengan panjang dan celana panjang hitam default game. Pemandangan di depannya menunjukkan langit biru dengan awan putih dan cuaca cerah.
Kamera bergerak ke bawah, memperlihatkan kota modern penuh gedung pencakar langit di bawah kaki.
Suara sistem mulai diputar bersamaan dengan subtitle:【Kamu adalah anggota tim penyelamat yang ditugaskan mencari Dr. Ashford - karyawan perusahaan Allerbmu di kota ini. Namun karena kerusakan pesawat tak terduga, kamu dan lima rekanmu kehilangan semua peralatan komunikasi dan senjata berat saat terjun payung, serta tercerai-berai di berbagai lokasi kota.】
"Allerbmu apaan sih... Ini cuma kebalikan dari 'umbrella' kan?" Feng Bujue berkata sambil membaca subtitle yang mengambang di depannya: "Terus nama kotanya apa? Apakah langsung dibalik bahasa Inggris Raccoon City terus ditransliterasi?"
【Sebuah virus tak dikenal sedang melanda kota Nooccar ini.】
"Woi... Beneran dijalanin nih!"
【Virus dengan bahaya biologis ekstrem ini berkode "Z", dengan empat karakteristik utama: 100% menular, 100% mematikan, menular melalui membran mukosa terbuka dan semua cairan tubuh, tidak bisa menyebar melalui udara atau air】
"Goblok! Langsung bilang T-virus aja lah, Z apaan? Siapa yang nggak tau cliché quest begini!"
【Semua individu yang terinfeksi berubah menjadi... zombie manusia serigala penghisap darah.】
"Hah?" Feng Bujue tiba-tiba membeku, bayangan visual mengerikan melintas di pikirannya...
【Kemampuan dasar dan kebiasaan monster ini sama dengan zombie biasa, namun memiliki beberapa karakteristik manusia serigala dan vampir, disingkat... zombie serigala darah】
"Ha?"
【Perak dapat membakar tubuh zombie serigala darah, aroma bawang putih yang dicampur air liur dapat memberikan efek jera tertentu. Mobilitas dan kecerdasan mereka sangat rendah, bisa dibunuh dengan memenggal kepala atau menghancurkan otak belakang.】
"Bukannya ini lebih lemah dari zombie biasa? Apa tujuan setting seperti ini?!"
【Zombie serigala darah sangat membenci sinar matahari tapi tidak mengalami kerusakan fisik. Penciuman mereka tajam, bereaksi terhadap suara dan kilatan cahaya. Keinginan memakan daging tidak terkait sistem pencernaan, bahkan tanpa rahang, kerongkongan, atau lambung... mereka tetap berusaha menyobek mangsa dan memasukkan ke mulut. Semua manusia hidup akan menjadi target buruan.】
Adegan pembuka CG dan narasi ini relatif panjang, mungkin karena proses terjun dari udara membutuhkan waktu. Setelah pengantar selesai, adegan terakhir menunjukkan Feng Bujue mendarat di atap sebuah toko pinggir jalan.
Satu detik kemudian, penglihatan Feng Bujue menyatu dengan layar, menandakan game resmi dimuat. Parasutnya hilang dihapus sistem, menghemat waktu melepas.
【Mission utama telah terpicu】 terdengar seketika.
Kali ini enam pemain tersebar di berbagai lokasi peta sebelum quest dimulai, situasi baru bagi Feng Bujue. Ia membuka menu dan melihat misi utama: 【Masuk dan jelajahi gedung perusahaan Aleph, cari informasi tentang Dr. Ashford.】
Kemudian, dia melihat kembali status di kolom tim yang menampilkan lima nama 【Wang Tanzhi】【Pan Feng Sang Jenderal Tak Tertandingi】【Hua Xiong Si Pembantai Ribuan】【Benar-benar Sulit Memberi Nama】【Tuan Atobe】
Feng Bujue berpikir: "Pan Feng dan Hua Xiong pasti satu tim... Ngomong-ngomong, sepertinya semua pemain di quest ini laki-laki."
"Ah—" Tiba-tiba, suara erangan parau terdengar di belakang Feng Bujue.
Feng Bujue menoleh dan melihat... seekor serigala mayat berdarah yang sedang pincang mendekatinya.
Ciri fisiknya kurang lebih: tubuh berbulu lebat kecuali tangan dan wajah yang justru sangat pucat, wajah manusia dengan taring runcing seperti vampir, ditambah ciri khas mayat hidup seperti luka mengerikan dan anggota tubuh yang membusuk.
Monster itu bergerak sangat lambat, mungkin karena paparan sinar matahari memperlambat pergerakannya, dan bodohnya ia terus mengeluarkan erangan tak berarti yang mengungkap posisinya.
Feng Bujue mengamati makhluk itu dengan pandangan miring ke bawah 45 derajat selama beberapa detik, lalu berputar mengitari sisi samping hingga berada di belakang monster...
Sementara monster itu berbalik dengan pincang, perlahan menghadapkan tubuhnya kembali ke Feng Bujue, mengeluarkan erangan lagi, dan terus mendekat.
“Lambat sekali…” Feng Bujue bahkan tidak mengeluarkan senjata dari tasnya. Dia malas membunuh monster itu dan langsung berjalan menuju pintu keluar atap.
Zombie serigala darah di belakangnya masih mendekat, tetapi kecepatan geraknya lebih lambat dari langkah normal Feng Bujue.
Feng Bujue membuka pintu atap yang mengarah ke tangga turun. Meski meremehkan kekuatan monster dalam Quest ini, dia tetap waspada mengamati situasi di balik pintu sebelum masuk. Sebelum pergi, Feng Bujue tidak lupa menutup pintu...
Menuruni tangga, terdapat restoran kecil di lantai bawah. Dapur berada di seberang bar, dengan deretan meja di sisi jendela menghadap jalan dan beberapa kursi di sekitar bar. Beberapa meja masih terisi sisa makanan seperti sandwich, kentang goreng, telur goreng dengan bacon yang kini menjadi santapan lalat.
Saat Feng Bujue melihat-lihat sekeliling, terdengar lagi suara erangan rendah.
"Ehh—" Di balik bar terdapat zombie serigala darah lainnya. Bagian atas tubuhnya bersandar di oven sementara bagian bawah telah habis dimakan, isi perut berceceran di lantai. Melihat kehadiran Feng Bujue, monster ini mengangkat lengannya sambil mengeluarkan suara jeritan, seolah ingin mengatakan "cepat masuk ke mangkuk".
Feng Bujue tidak menghiraukan orang itu. Ia melihat ke luar melalui jendela kaca, di sepanjang jalan yang terlihat, memang ada beberapa zombie serigala darah yang berkeliaran. Namun mereka semua bersembunyi di bayangan bangunan dan gerakannya juga sangat lambat.
"Hmm... Sepertinya tidak terlalu berbahaya. Mari lakukan eksperimen." Ia mengeluarkan kunci pipa, menerobos masuk ke gudang. Dua menit kemudian, keluar membawa keranjang berisi bawang putih.
Feng Bujue meletakkan keranjang di atas bar. Ia mengambil satu siung bawang putih, menyimpan kunci pipa dan mengeluarkan pisau dapur. Setelah mengupas sedikit kulitnya, ia memetik satu siung bawang putih mentah dan langsung mengunyahnya.
Di Taman Horor, rasa makanan bisa disimulasikan melalui indra perasa dengan kemiripan hampir sempurna. Makan berlebihan juga akan menimbulkan rasa kenyang, meskipun di dunia nyata perut pemain tentu tidak benar-benar terisi. Baik rasa maupun sensasi kenyang hanyalah ilusi yang diciptakan oleh sistem koneksi saraf.
Setelah rasa pedas menyebar di ujung lidah, Feng Bujue berjalan memutar ke belakang bar dan mendekati zombie serigala darah di lantai. Kini lengan monster itu sudah turun, sepertinya kehilangan nafsu makan manusia. Tampaknya aroma bawang putih memang efektif.
Dengan iseng, Feng Bujue malah mendekat sambil menjulurkan lehernya. Dari jarak sekitar satu meter, ia sengaja menghembuskan napas "Ha——" ke arah monster itu.
Monster itu justru mulai merangkak menggunakan tangannya di lantai, berusaha menjauh dari Feng Bujue.
“Hehe... Quest ini benar-benar surga.” Feng Bujue menunjukkan ekspresi bersemangat, dia telah memutuskan untuk terus "menggaruk" di kota ini sampai puas.
