“Oh... itu Ji Bu ya.” Feng Bujue menoleh dan melihat Tuan Ji Bu dan Nama Susah Dicari, di samping mereka ada dua orang lain.
Keduanya belum pernah dilihat Feng Bujue sebelumnya, tapi di mall game semua nickname pemain ditampilkan. Melihat nama mereka: 【Mencari Nama Susah】 dan【Susah Mencari Nama】, jelas mereka satu grup.
Orang yang hubungannya bisa langsung terlihat dari nama game seperti ini jelas sudah saling kenal sebelum main. Hanya pemain yang mulai game bersama yang akan pakai nama mirip, jadi bisa disimpulkan mereka teman di dunia nyata.
Kalau dipikir-pikir, nickname Tuan Ji Bu malah terlihat tidak selaras...
“Pergi sana... jangan sok akrab, seolah kita dekat.” Ji Bu membalas: “Di quest terakhir kami kena jebak kamu, ingat?”
“Jebak bagaimana?” tanya Feng Bujue.
“Pura-pura lupa ya? Kamu suruh kami latih Spesialisasi senjata di depan toko senjata, tapi belum lama langsung muncul monster super kuat yang membunuh kami sekaligus dengan satu serangan.” jelas Ji Bu.
Feng Bujue bertanya lagi: “Tapi Spesialisasi senjata kalian sudah naik ke E belum?”
“Hmm... sudah.” jawab Ji Bu.
“Ya sudah selesai dong, tujuan utama tercapai. Spesialisasi senjata dari N/A naik ke E, dapet peralatan juga. Mati ya biasa. Aku kan tidak pernah janji bisa bawa kalian lolos hidup-hidup.” Feng Bujue membalas: “Lagipula... siapa yang berani jamin bisa bawa orang lolos? Aku bukan pemain profesional yang biasa bawa newbie leveling.”
“Sepertinya ada benarnya juga...” komentar Xiao Ming.
"Apa masuk akalnya?!" kata Atobe, tapi dia juga tidak bisa menemukan kata-kata sanggahan. Saat itu, dia dan Kanae sepenuhnya terpukau oleh ucapan dan tindakan Feng Bujue, secara sukarela memilih mengikuti perintahnya. Ini tidak bisa disalahkan orang lain, "Tapi sudahlah, Tuan Muda ini berjiwa besar. Lagipula kemudian dapat sedikit EXP hadiah menyelesaikan quest, jadi tidak akan berhitung denganmu."
"Ck~" tiga orang di belakang Atobe serentak mengeluarkan suara cibir.
"Kalian ini tim sebelah mana sih?" gerutu Atobe kesal. Makanya posisi ketua studio game-nya benar-benar menyedihkan, total cuma tiga karyawan, itu pun semua teman dekatnya sendiri.
Bagaimana persahabatan antar pria bisa disebut erat? Sebenarnya utamanya terwujud dalam saling menjatuhkan dan memaki tanpa alasan, tapi tidak pernah menyimpan dendam. Kalau dua orang saling sopan, menjaga jarak, bicara sangat hati-hati, itu baru disebut persahabatan biasa yang hambar.
"Eh? Aku lihat seragam kalian berempat sama, dan ada LOGO di atasnya. Ini cara buatnya gimana?" tanya Feng Bujue.
Saat melihat keempat orang itu, dia sudah memperhatikan mereka memakai pakaian seragam. Sekarang toko item sudah dibuka, sistem secara alami merilis banyak pakaian berbeda, memungkinkan pemain memiliki pilihan penampilan lebih bebas dan personal. Pemain seperti Feng Bujue yang masih memakai kaos hitam default sistem dan celana panjang, bisa jadi pemain uji terbuka yang belum menyelesaikan banyak quest, atau pemain uji tertutup yang kebetulan habis koin game.
“Pakaian keempat orang ini semuanya bergaya olahraga. Atasan kemeja lengan panjang berwarna dasar putih, lengan kanan berwarna biru. Sepertiga bagian kiri baju mulai dari bahu kiri dan lengan kiri juga biru. Celana panjang olahraga hitam yang longgar. Singkatnya... ini Hyōtei.”
Di depan bahu kanan mereka terdapat LOGO khusus bertuliskan vertikal 【Hyōtei】, di atas tulisan terdapat pola mawar biru muda yang melayang. Ini adalah pengaturan baru dalam game, turunan dari "Sistem Klub". Ketua klub bisa mendesain LOGO sendiri yang akan ditampilkan di pakaian semua anggota setelah disubmit. Sistem akan menempatkannya di posisi sesuai desain baju. Karena seragam Hyōtei ini standar, LOGO-nya semua di bahu kanan.
“Ini lambang studio kami.” Tuan Muda Atobe berkata bangga: “Aku yang mendesain sendiri!”
“Aku klarifikasi dulu, menurutku logo ini biasa saja.” Nanming Zhennan (selanjutnya disebut Lao Qu) menyela. Karakternya memang terlihat tampan, tapi rambutnya model (rambut botak).
“Aku juga klarifikasi, baju ini dipaksa Atobe untuk kami pakai.” Zhennan Qumingzi (selanjutnya disebut Zhen Ge) menambahkan. Karakter ini juga mempercantik wajahnya, tapi pilih gaya rambut Mohikan.
Dari empat karakter unik ini, selain Atobe yang memiliki gaya rambut keren, tiga lainnya: Xiao Ming botak, Lao Qu, Zhen Ge Mohikan. Sebenarnya ketiganya di dunia nyata berambut pendek biasa, dan pasti tidak akan mencukur gaya seperti ini. Jadi mereka puas-puasin di game.
"Benar... LOGO ini agak feminin, sepertinya kalian juga tidak punya pilihan." Feng Bujue berkata dengan nada simpati: "Untungnya, dari postur tubuh dan gaya rambut kalian yang unik..."
"Hei! Siapa bilang feminin?! Ini elegan, dingin, dan keren!" Atobe menyela.
"Kakak..." Feng Bujue menaruh tangan di bahunya: "Kefemininannya seperti kantong dekorasi kue yang penuh krim lemon..."
Atobe menepis tangannya: "Aku tidak mengerti analogimu..."
Xiaoming berkata lemas dari belakang: "Ah... Tuan Gila lihat sendiri, kami sudah mencoba menasihatinya tapi tidak didengar."
Lao Qu menambahkan: "Sangat keras kepala..."
Zhenge juga berkomentar: "Lebih baik ganti nama jadi Ice Emperor Host Club saja..."
"Banyak omong! Aku ketua tim di sini!" Atobe berteriak.
Karena suaranya sedikit keras, penjaga virtual tiba-tiba muncul di samping mereka. Penjaga berbentuk humanoid setinggi 190cm tanpa kulit, seluruh tubuhnya kerangka logam mirip robot Terminator. Ia mengenakan seragam hitam dengan karakter "" (pengawas) mencolok di punggung. Penjaga virtual akan langsung teleport ke lokasi jika ada kerumunan atau situasi tidak biasa di ruang publik untuk mengatur ketertiban.
"Ada masalah apa di sini?" Suara penjaga diatur ke nada mekanis tanpa emosi, meski sebenarnya AI mereka cerdas. Biasanya mereka akan bertanya dahulu sebelum bertindak.
“Tidak apa, kami sedang mengobrol.” Feng Bujue membalas.
Penjaga itu mendengar, memandangi beberapa orang ini, lalu berbalik pergi.
“Sepertinya nanti aku harus kembali ke ruang login untuk membaca penjelasan lengkap uji terbuka game.” Feng Bujue menatap punggung penjaga sambil tertawa.
“Sudah, berhenti ngomong kosong denganmu, biar kelompok bajingan ini tidak menjual teman di depan orang luar lagi.” Jibu berkata padanya: “Dalam waktu dekat...ketika Es Kaisar mulai terkenal, lambang ini pasti akan menjadi simbol kekuatan, ahahaha...” Ia tertawa sambil menaruh tangan di pinggang, melambaikan tangan pada tiga teman nakalnya: “Ayo pergi...” Sebelum pergi masih sempat berucap: “Tuan Feng, sampai jumpa. Kalau nanti kau minta tanda tangan dariku, mungkin saja kuberi, hahaha...”
“Ha...haha...” Sudut mulut Feng Bujue berkedut, tertawa kering: “Sa...sampai jumpa...”
