Begitulah...
Ajalku semakin dekat...
Dari musuh-musuhku, darah yang terciprat membentuk lautan. Kini aku harus mengarunginya dengan rakit dari tulang-tulang mereka.
Layarku terbuat dari kulit mereka...
Yang mengisi layar adalah napas terakhir mereka...
Aku akan menatap lautan ini dan menceritakan kisahku, karena akhirnya aku akan mendapat belas kasihan dan pengampunan.
Aku menunggu perintah eksekusiku, tak mengharapkan apapun – sampai nyawa ini tercabut.
……
Sebuah monolog tiba-tiba terdengar di telinga Feng Bujue dan Siyu. Saat suara ini muncul, semua suara lain menghilang. Mereka saling memandang dan tahu lawannya mendengar hal sama.
Setelah monolog selesai, keriuhan kembali memenuhi sekitar. Hantu-hantu menerjang pintu, beberapa telah masuk melalui jendela yang pecah.
Meski tak paham kejadian sebelumnya, tak ada waktu untuk berpikir. Feng Bujue membantu Siyu berdiri, mengambil lentera, dan membawanya menuju dapur.
Saat mendekati konter pemisah dapur dan ruang makan, lampu dapur tiba-tiba menyala. Bayangan tinggi berdiri di balik konter, menatap kedua orang itu.
"Tubuh monster ini berbentuk manusia, namun memiliki kepala babi. Otot-otot merah muda terlihat jelas di tubuhnya yang hanya mengenakan tank top putih dan celana militer. Perutnya yang buncit dan lengan berotot bak batu membuatnya terlihat seperti Saudara Kedua yang akhirnya berhasil membentuk tubuh. Namun sejauh ini, tidak terlihat ada alat seperti garu sembilan gigi di sekitarnya..."
Feng Bujue dan Siyu hanya terpisah satu konter dengan monster ini. Perasaan tertekan yang tak terlukiskan tiba-tiba menyergap. Mereka jelas merasakan aura mengerikan yang dipancarkan makhluk ini jauh lebih kuat daripada semua hantu yang mengerumuni mereka di luar. Hanya dengan berdiri berhadapan seperti ini, daya intimidasi tak kasat mata itu sudah membuat mereka sulit bergerak.
"Halo, aku Oink." Monster itu secara tak terduga menyapa mereka.
Saat itu, makhluk-makhluk hantu telah berhasil membanjiri kantin, melompati meja, merayap di lantai, mendekati Feng Bujue dan Siyu.
Oink memiringkan kepala babinya ke arah dua pemain di belakangnya, berkata dengan suara datar: "Pergi dari wilayahku, sekarang!" Kata terakhir diucapkannya dengan penekanan.
Ajaibnya, para hantu benar-benar berhenti bergerak setelah kalimat itu. Mereka hanya bisa melirik penuh penyesalan pada dua mangsa yang sudah di depan mata, lalu pergi dengan geram.
“Pergi duduk di sana.” Setelah makhluk itu mundur, Oyinka menunjuk ke sebuah meja yang paling dekat dengan konter, mengisyaratkan Feng Bujue dan Siyu untuk duduk.
Keduanya saling bertukar pandang, lalu dengan kompak berjalan ke sana, menaruh lentera di atas meja, dan duduk berhadapan.
Tidak diragukan lagi, quest kelima dalam nyanyian telah dimulai. Kabar baiknya, alur cerita terkait paman berkepala babi ini sepertinya tidak perlu diselesaikan dengan pertarungan. Mengingat aura pembunuh berdarah dingin yang dipancarkannya... bahkan jika kedua pemain dalam kondisi prima, melawannya pasti berakhir kematian.
Setelah Feng Bujue dan Siyu duduk, Oyinka mulai sibuk. Ia mengambil beberapa bahan dari lemari es, lalu mendatangi meja masak dan mulai mencuci serta memotong-motong...
Berdiri atau berjalan sembarangan mungkin berakibat buruk. Feng Bujue tak mau mengambil risiko, jadi dia hanya menjulurkan leher untuk mengintip. Tapi meja masak berada dekat dinding di ujung dapur, dan postur tubuh Oyinka yang sebesar gunung daging sepenuhnya menghalangi pandangannya.
Dari suaranya... Oyinka tampaknya mengambil dua potong daging besar dari freezer, mengulitinya, memotongnya menjadi beberapa bagian, lalu memasukkan daging bertulang itu ke dua panci berisi air.
Sebagai orang yang sering memasak, dalam keheningan ini, suara dan aroma yang tercium sudah cukup untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan lawan.
Memasak manusia seperti memasak babi, Feng Bujue sudah ahli. Tampaknya proses memasak manusia hari ini mirip...
Tapi Feng Bujue tidak punya pengalaman memasak daging manusia, apalagi tahu aroma kuahnya. Jika dua potong daging yang dimasak Oinck, satu dari spesiesnya dan satu dari spesies Feng Bujue... maka lirik "mana kuah daging manusia" mungkin benar-benar harus dicicipi.
Oinck sangat teliti dalam memasak. Wortel, bawang bombay, kentang, seledri, bawang putih, anggur merah, krim, daun salam, berbagai rempah... Aroma harum dari kedua panci menunjukkan bumbunya sudah pas.
Baik Feng Bujue maupun Siyu tidak berencana kabur. Mereka tahu itu mustahil. Bahkan jika Oinck tidak menghalangi, hantu di luar akan mengejar. Lebih baik gunakan waktu untuk istirahat.
Dua panci direbus selama lebih dari satu jam. Oinck sibuk menambahkan bumbu dan mengatur api, seolah melupakan kehadiran kedua pemain.
Ini bagus untuk luka Siyu. Setelah istirahat panjang, status 【Berdarah】 di Menu akhirnya hilang. Tapi nilai kelangsungan hidupnya masih 20% saja.
Berbeda dengan Poin Stamina, nilai kelangsungan hidup pemain pulih sangat lambat, kecepatan pemulihannya hanya sekitar sepersepuluh dari Poin Stamina. Skill Pasif, ramuan, atau kemampuan Medis bisa berguna di saat seperti ini, sayangnya keduanya tidak memiliki satu pun dari itu, tidak menguasai satu pun.
Keheningan dan ketenangan adalah tempat subur untuk berpikir. Feng Bujue terus-menerus merenungkan berbagai hal selama periode ini, menyusun ulang semua informasi yang didapat setelah memasuki Quest, menganalisis situasi saat ini dan makna dari baris terakhir syair...
Nama Oinck sebenarnya pernah didengar oleh Feng Bujue sebelumnya, namun ia tidak bisa langsung mengingat kapan dan di mana nama itu pernah ia dengar atau baca. Setelah menjelajahi loteng memorinya selama lebih dari setengah jam, akhirnya ia berhasil menggali serpihan ingatan itu.
Oinck Sang Penjagal Surga.
Feng Bujue secara bertahap mengingat bahwa monolog yang didengarnya sebelumnya adalah kata-kata terakhir Oinck sebelum dieksekusi.
Awalnya itu adalah komik pendek yang menceritakan kisah gelap dan berat, dari segi konten jauh lebih dalam dibandingkan Quest ini. Kemungkinan Oinck di hadapannya ini tidak ada hubungannya dengan protagonis dalam cerita tersebut, hanya kebetulan memiliki nama dan penampilan yang sama.
Mungkinkah Sistem ingin menyindir sesuatu melalui monster ini? Feng Bujue tak bisa menahan pikiran: Oinck, makhluk hibrida yang dulu setiap hari mengirim sesamanya ke rumah jagal, kini akhirnya merebus manusia yang menciptakan dan memperbudaknya. Bukankah ini tindakan yang menggembirakan hati orang banyak...
Suara berisik membawa kembali pikiran Feng Bujue. Ia menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Oink yang telah mematikan kompor, sedang menuangkan sup ke dalam dua mangkuk.
