Skenario ini diadaptasi dari cerpen Richard Connell "The Most Dangerous Game". Jika ada kemiripan, itu bukan kebetulan.
……
“Selamat datang di Taman Horor.” Suara pria berat terdengar.
【Loading selesai. Saat ini Anda berada dalam Mode Bertahan Tim (Normal).】
【Mode ini menyediakan deskripsi skenario, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah penyelesaian skenario: +80% EXP dasar saat perhitungan hadiah.】
【Segera akan ditampilkan deskripsi skenario. Game akan segera dimulai setelah penayangan.】
CG pembuka mulai diputar. Cahaya dalam gambar sangat redup, dengan kamera yang sedikit bergoyang. Suara aliran air dan mesin terdengar, mengindikasikan lokasi kemungkinan berada di atas kapal.
Suara Sistem terdengar seperti biasa: 【Malam tropis yang lembap dan panas menyelimuti kapal pesiar yang Anda tumpangi dalam kegelapan yang hangat dan pekat.】
【Anda adalah seorang pemburu top, dengan naluri tajam yang berhasil menangkap keberadaan sebuah pulau di sebelah kanan kapal melalui malam hitam bagai beludru.】
【Kapten kapal memberitahu Anda, di peta navigasi kuno, tempat ini disebut "Jebakan Kapal". Para pelaut memberi nama yang penuh sindiran ini, ketakutan mereka bahkan sudah mencapai tingkat takhayul.】
【Seorang pelaut yang takhayul terkadang bisa menulari seluruh awak kapal, sekumpulan pelaut yang gugup berarti kecelakaan.】
【Kapal Anda tenggelam. Anda berenang sekuat tenaga menuju pulau di kegelapan, tak berdaya bagai perahu kecil di samudra, namun tetap memanjat tebing berbatu dengan sisa tenaga terakhir. Melepaskan diri dari arus, tebing curam bergerigi muncul dalam kegelapan. Anda merangkak naik perlahan-lahan, kulit tangan terkikis, hampir kehabisan tenaga, akhirnya tersengal-sengal sampai di dataran di puncak tebing. Hutan lebat membentang hingga tepi tebing. Tak sanggup melanjutkan, Anda terjatuh dan tertidur lelap.】
【Saat Anda membuka mata, posisi matahari menunjukkan waktu telah memasuki sore hari. Di tepi hutan, di atas tanah berlumpur, Anda melihat jejak sepatu manusia. Mengikuti satu-satunya jejak yang ada, Anda menembus hutan dan tiba di depan kastil yang berdiri di tebing curam di tengah pulau.】
【Saat itu, malam... telah kembali menyelimuti permukaan laut dan hutan.】
Setelah mendengar deskripsi ini, para pemain secara resmi memasuki quest.
Lima pemain berdiri di bawah deretan anak tangga batu di luar kastil. Cahaya bulan dan bintang terang-benderang, di area yang relatif terbuka ini, mereka bisa melihat dengan cukup jelas tanpa alat penerangan.
Siyu berdiri di samping Feng Bujue. Pakaiannya sudah berganti: bagian atas berupa tank top katun hitam ketat, celana pendaki gunung hitam di bagian bawah dengan beberapa kantong di kedua sisi yang terlihat praktis. Baju tanpa lengan ini pas di badan dan ringan, memungkinkan gerakan tangan lebih leluasa. Tangan kanannya mengenakan sarung tangan kulit hitam terbuka jari, sedangkan tangan kiri tidak – tangan kanan adalah tangan yang memegang pedang, rupanya ini disengaja.
Meski garis kaki tidak terlihat jelas di balik celana itu, dari dekat Feng Bujue mengamati proporsi tubuh Siyu yang sungguh ideal. Pinggang rampingnya yang seakan bisa digenggam kontras dengan payudaranya yang montok, memicu imajinasi. Tapi di game virtual, kebanyakan avatar pemain perempuan memang seperti ini. Siyu justru sengaja memoderasi penampilannya agar tidak terlalu mencolok.
Di antara tiga rekan tim lainnya, ada seorang pemain perempuan dengan nickname【Cái Bù Pà Ne】, level 16, dan gelar【Duō Māo Māo】. Ia mengenakan jubah penyihir bergaya abad pertengahan berwarna biru muda dengan ujung jubah menjuntai sampai lutut; memakai sepatu bot tinggi dan kaus kaki putih. Karena game tidak mengizinkan penggunaan rok, di bawah jubahnya ia memilih celana pendek wol yang memperlihatkan paha.
Secara penampilan, si cantiq ini terlihat berusia 18-19 tahun dengan alis lentik, mata besar, hidung mancung, bibir kecil, kulit putih seperti salju, dan postur tubuh yang sempurna. Pokoknya di dunia nyata, selama gadis itu kurus dan tidak terlalu aneh rupanya, di virtual reality pasti bisa jadi dewi.
Tapi nickname imut, gelar imut, dan gaya imutnya membuat Feng Bujue merasakan firasat akan tertipu...
Dua pemain pria lainnya sepertinya masuk bersama, keduanya level 15. Satu bernama【Yī Jiàn Qīng Chéng】dengan gelar【Cài Niǎo Jiàn Kè】; satunya lagi【Yī Dāo Qīng Chéng】bergelar【Chū Rù Dāo Mén】. Keduanya terlihat awal 20-an, tidak hanya nickname-nya mirip tapi juga kostum seragam - baju kungfu biru tua dengan rambut panjang terurai di belakang leher, gaya ksatria kuno.
Ini membuat Feng Bujue teringat pada Pan Feng dan Hua Xiong yang pernah ditemuinya dulu. Gaya kedua orang itu mirip dengan dua orang di hadapannya ini. Sepertinya mereka sudah merencanakan target akhir di game sejak memilih nama karakter...
Tragedi yang sering terjadi pada tipe pemain seperti ini adalah ketika perkembangan karakter mereka menyimpang dari tujuan awal. Misalnya setelah beberapa waktu bermain, tiba-tiba menyadari lebih cocok di bidang lain, akhirnya menjadi karakter dengan Spesialisasi Menembak atau Spesialisasi Medis. Nickname mereka pun menjadi terasa kurang sesuai.
Dari lima orang ini, Level Feng Bujue dan Siyu sedikit lebih rendah. Namun gelar mereka 【Penembak Dingin Berdarah】dan【Pemenggal yang Kejam】sangat mencolok mata.
Siyu masih bisa dimaklumi. Dengan mata seperti pembunuh dan aura yang dingin menjauhkan orang, ditambah penampilan biasa-biasa saja, orang asing langsung menyimpulkan: Pasti ini cewek culun yang sangat jelek di dunia nyata, makanya kemampuan bertarungnya di game begitu ganas.
Tapi Feng Bujue…… Tidak terlihat kuat sama sekali dari penampilannya. Ketiga orang lainnya melihatnya, dalam hati mereka berpikir: Senjata ini merasa dirinya tampan tanpa mengubah penampilan sudah biasa, tapi bermain game bahkan tidak mengubah gaya rambut, sudah level belasan juga tidak membeli satu dua kostum murah untuk menambah atribut; penampilan biasa, postur tubuh juga terlihat cukup kurus, nickname yang membingungkan…… Orang yang terlihat "sembarangan" seperti ini, tapi punya Gelar yang sepertinya cukup kuat…… Mungkinkah barang ini menyembunyikan kemampuan? Atau di dunia nyata adalah hentai atau apa?
Lima orang sambil bertukar kata basa-basi, sambil saling mengamati dan berspekulasi tentang kekuatan masing-masing.
Tidak perlu banyak kata, Bupa Meimei langsung melototi, menuding lencana di lengan Yidao dan Yijian sambil berkata, "Wah! Ternyata kalian adalah anggota guild 'Jianghu' yang terkenal itu!"
"Hē hē…… Iya, sebenarnya tidak ada yang luar biasa," balas Yijian, tapi di wajahnya tertulis jelas "luar biasa".
Feng Bujue melihat lencana mereka, yang merupakan lambang awan putih dengan tulisan "Jianghu", ini seharusnya juga sebuah guild bergaya studio. Feng Bujue ingat jelas, di daftar peringkat kekuatan komprehensif dan kekuatan tempur guild, Jianghu menempati posisi, kekuatan komprehensif di peringkat ketujuh belas, kekuatan tempur di peringkat kesebelas.
Tapi Feng Bujue memprediksi, kedua orang ini kemungkinan bukan pemain profesional studio, melainkan pemain normal yang direkrut guild untuk memperluas skala.
Jika mereka adalah anggota internal studio, level mereka tidak akan serendah 15. Dan jika mereka adalah personel yang baru dikerahkan studio ke dalam game pada fase uji terbuka, dengan adanya pelajaran dari pengalaman sebelumnya dan dukungan peralatan, julukan mereka seharusnya tidak akan se-tidak berguna itu.
Justru julukan 【Petak Umpet】 milik Bu Mei Mei yang membuat Feng Bujue curiga. "Jianghu" berada di luar 10 besar di kedua daftar guild. Pemain biasa yang melihat daftar ini biasanya hanya bisa mengingat 5-6 nama teratas, kebanyakan orang hanya mengingat tiga besar. Jadi ada tiga penjelasan untuk tindakannya...
Pertama, dia adalah pemain profesional; Kedua, dia pemain level tinggi dengan ingatan bagus; Ketiga, dia sama sekali tidak tahu bahwa Jianghu ada di dua daftar itu, bahkan semenit lalu belum pernah mendengar apa itu Jianghu, tapi setelah melihat lambang guild kedua orang itu, dia sengaja berpura-pura kagum dan mengucapkan omong kosong ambigu seperti "sangat terkenal".
Pikiran-pikiran ini melintas cepat di benak Feng Bujue. Dengan mempertimbangkan julukan "Petak Umpet", hanya dalam tiga detik dia sudah menarik kesimpulan. Dia segera mendekat ke telinga Siyu dan berbisik dengan suara yang hanya bisa didengar berdua: "Begitu ada kesempatan, kita harus berpisah dari mereka bertiga, terutama hindari si 'Tidak Takut' itu."
Siyu menatap Feng Bujue. Tanpa bertanya alasannya, dia memilih untuk percaya sepenuhnya: "Baik," jawabnya perlahan.
Ekspresi kedua orang saat berdialog sangat alami, bahkan bibir mereka hampir tidak bergerak. Tiga orang lainnya sama sekali tidak memperhatikan mereka.
Dalam beberapa menit berikutnya, Bupai menggunakan ekspresi penuh kekaguman untuk memandangi kedua anggota guild tersebut, mengucapkan banyak pujian. Yidao dan Yijian segera mulai merasa sombong. Sebenarnya mereka baru bergabung dengan guild pagi ini, bukan anggota internal Studio Jianghu, bisa dibilang hanya dua dari banyak orang kecil di lapisan bawah guild. Tapi setelah dipuji oleh si cantik, kepercayaan diri mereka benar-benar meningkat. Dalam hati mereka berpikir: "Kalau dibandingkan vertikal dengan bos-bos di guild, mereka kan profesional. Tapi kalau dibandingkan horizontal dengan sesama pria di sini... Feng Bujue itu, saya jauh lebih hebat. Dia bahkan tidak bisa membeli kostum, pasti hidupnya sangat sulit. Pantas tidak ada guild yang mau menerimanya."
Pola pikir manusia memang sangat rumit. Dalam kelompok kecil-menengah, terutama di hadapan lawan jenis yang menarik, manusia selalu secara insting mencari individu yang lebih lemah dalam beberapa aspek atau semua aspek untuk dibandingkan, mencari semacam rasa superioritas. Sebenarnya itu hanyalah rasa aman yang berfungsi sebagai self-comfort. Seperti berkata pada diri sendiri... Setidaknya saya bukan yang terburuk.
Beberapa menit kemudian, kehadiran seorang NPC menandakan waktu persiapan para pemain telah habis. Selanjutnya, alur cerita akan mulai berkembang.
"Suara berderit yang kasar terdengar, pintu gerbang kastil terbuka, cahaya menyilaukan menyembur dari celahnya. Seorang pria bertubuh tinggi perlahan keluar sambil menggenggam revolver berpengulang."
Pria besar ini berpostur kekar, janggut hitamnya menjuntai sampai pinggang, penampilannya sangat mencolok dan mengesankan. Ditambah dia membawa senjata, hal ini jelas membuat semua orang waspada.
