Gonggongan anjing pemburu menandakan bahaya yang semakin mendekat, dan jelas ancaman ini ditujukan kepada Feng Bujue.
Dia membuka menu permainan dan melihat ke daftar quest, waktu yang tertampil saat ini adalah: [Menuju fajar tersisa: 203 menit]
Sudah 37 menit sejak Jenderal Zarov berangkat. Meskipun Feng Bujue telah berusaha keras melakukan perjalanan selama lebih dari satu jam, kemungkinan musuh menyusulnya pada waktu ini tetap besar.
Saat gonggongan anjing pemburu semakin dekat, ular raksasa yang tadinya sedang memakan babi hutan tiba-tiba meninggalkan mangsanya dan melarikan diri ke dalam hutan gelap. Tampaknya hewan-hewan di pulau ini paham arti gonggongan tersebut - meski tidak takut pada anjing, mereka tetap ketakutan pada majikan anjing itu.
Feng Bujue menyadari situasi sudah sangat genting. Dia harus mengambil tindakan efektif, sekalipun sudah pasti sulit lolos dari maut, setidaknya harus memperjuangkan waktu lebih banyak untuk dua rekan timnya agar meningkatkan peluang mereka menyelesaikan misi.
Bersembunyi mungkin tidak akan berhasil, Feng Bujue telah meninggalkan jejak kaki sepanjang perjalanannya. Bagi kemampuan melacak sang Jenderal, bukan hanya jejak kaki, bahkan ranting patah, rumput terinjak, atau petunjuk sekecil apapun tidak akan luput dari mata orang Kossack.
Apalagi Zaharov membawa anjing pemburunya. Aroma yang tertinggal di tanah bagi hewan dengan penciuman 100 kali lebih tajam dari manusia ini jelas seperti penanda jalan yang terang.
Dalam situasi seperti ini, pihak yang menjadi buruan pasti sudah tegang hingga puncaknya. Dalam kegelapan dan lingkungan kompleks, mendengar BOSS yang sangat kuat semakin mendekat, tapi tidak tahu kapan dan bagaimana sang pemburu "manusia" ini akan menyerang. Perasaan ini tak perlu dijelaskan - dalam kebanyakan game horor atau action, adegan dikejar sesuatu sering menjadi ujian berat bagi mental dan skill operasi pemain.
Jika pemain lain yang berada di posisi ini, mungkin sudah kabur panik tanpa arah, hanya menjauhi suara gonggongan anjing. Tapi Feng Bujue tetap tenang. Tanpa rasa takut, ia dengan cepat menyimpan pisau lalu memastikan arah medan yang lebih landai dengan senter sebelum mulai berlari.
Ia tidak khawatir cahaya senter akan membongkar posisinya. Karena meski mematikan senter, kecepatan pendekatan musuh tidak akan berkurang, malah membuatnya kesulitan bergerak dalam gelap.
Setelah mengamati sekeliling, Feng Bujue merasa jalur kecil di arah utara agak landai. Ia menyorotkan senter ke depan dan melesat dengan kecepatan maksimal. Meski suara gonggongan anjing pemburu di belakangnya semakin dekat, ia sama sekali tidak menoleh atau terganggu. Seluruh perhatiannya tertuju pada jalan di depan untuk mempertahankan kecepatan larinya.
Saat melarikan diri di medan tidak beraturan, pelarian harus menghindari kebiasaan menoleh setiap tiga langkah untuk melihat pengejar. Kebiasaan ini sangat merugikan dan sama sekali tidak menguntungkan.
Dalam ribuan film horor yang pernah ditonton Feng Bujue, ada adegan klise yang sering muncul: Seorang karakter (biasanya wanita cantik) dikejar monster di hutan. Si wanita berlari sambil berteriak, sesekali menoleh dengan wajah panik ke kamera. Kamera mengambil sudut pandang monster yang terus bergetar dan berganti-ganti. Setelah beberapa saat, karakter tersebut hampir pasti terjatuh, lalu dengan penyuntingan gambar yang kacau, saus tomat memenuhi layar, dan jeritan memilukan - monster meraih first blood.
Feng Bujue tidak akan melakukan kesalahan seperti itu. Mustahil melihatnya tersandung. Lebih mungkin ia yang akan membuat monster tersandung.
Pengejaran berlangsung cukup lama, suara gonggongan anjing akhirnya mendekat hingga sekitar 15 meter di belakang Feng Bujue. Ia tahu dirinya pasti sudah masuk dalam jangkauan pandang musuh. Secara logis, Zarov memiliki dua pilihan: Pertama, melepas rantai leher anjing pemburu agar bisa berlari bebas dan menerjang target; Kedua, menggunakan kemampuan menembak level BOSS-nya untuk menembak.
Apapun pilihannya, Feng Bujue akan tewas dalam hitungan detik. Bedanya hanya apakah tenggorokannya akan terkoyak gigi tajam atau otaknya hancur oleh peluru.
Tapi seperti kata pepatah, luka di punggung adalah aib bagi pendekar pedang. Hmm... sepertinya tidak terlalu relevan dengan situasi ini.
Bagaimanapun, Feng Bujue memutuskan untuk melawan sampai akhir. Karena sebentar lagi akan OVER, nilai kelangsungan hidup dan Poin Stamina yang tersisa menjadi tak berarti. Dengan konsentrasi, ia mengaktifkan [Ling Shi Ju Shen Shu], tiba-tiba melesat cepat, menginjak tanah dan melompat ke samping untuk berlindung di balik pohon.
Ini pertama kalinya Feng Bujue menggunakan skill ini. Sensasi setelah mengaktifkannya sangat unik, seolah darah dalam tubuhnya mendidih seketika. Seluruh tubuh memancarkan energi panas samar. "Kepanasan" ini berbeda dengan gerah lingkungan, justru membangkitkan semangat yang membara layaknya kobaran api semangat tempur.
Sebagai skill yang tidak membutuhkan konsumsi apapun saat diaktifkan dan murni membakar nilai kelangsungan hidup, efek seperti inilah yang diinginkan.
"Tidak..." Kecurigaan tiba-tiba muncul di hati Feng Bujue yang bersembunyi di balik pohon.
Setelah mengaktifkan skill, semua kemampuan fisik Feng Bujue meningkat drastis, termasuk peningkatan indera. Pendengarannya menjadi sangat tajam, refleks melebihi manusia biasa. Secara visual, aliran waktu pun terasa melambat... Saat ini ia bisa dengan jelas membedakan dan memisahkan berbagai suara kecil yang masuk ke telinganya. Karena itu ia menyadari, di balik gonggongan anjing pemburu, hanya terdengar suara empat kaki yang menginjak tanah, sama sekali tidak ada langkah kaki manusia.
Ia pun mengintip sedikit dari balik batang pohon. Benar saja, tidak terlihat cahaya senter atau perangkat penerangan lainnya. Mustahil Jenderal Zarov mengejar dalam keadaan buta sambil menuntun anjing. Jadi... bisa dipastikan sejak tadi yang mengejar hanya seekor anjing belaka.
Feng Bujue segera memahami, ini adalah cara Quest memberikan jalan keluar bagi pemain. Perkiraannya tentang tingkat kesulitan Quest agak berlebihan. Awalnya dikira Jenderal mengejar dengan anjing setelah setengah jam lebih, ternyata Zarov telah melepaskan kawanan anjing pemburu yang sebelumnya ditampilkan di kastil, sementara dirinya sendiri mengejar secara perlahan.
Mungkin karena kematian Yidao yang terlalu dini dan putusnya koneksi Siyu, atau mungkin tingkat kesulitan quest ini memang dirancang berdasarkan pencapaian pemain dalam satu jam sebelum BOSS muncul. Bagaimanapun, pengaturan seperti ini sangat sesuai dengan gaya Sistem yang selalu teliti dan tak meninggalkan celah.
Jika pemain bisa membagi tim, monster juga bisa melakukan hal yang sama. Dengan cara ini, tidak akan ada tim yang menyelesaikan quest dengan mudah sementara tim lain langsung terpojok. Setiap tim pasti akan menghadapi ujian bertahap ini, dan sebagai konsekuensinya, BOSS akan muncul lebih lambat.
