Feng Bujue berkata, "Kalian bisa memanggilku, eh... Tuan F."
"Sialan..." Tachibana mengumpat sambil mendekati Feng Bujue. Dari raut wajaknya, sangat mungkin dia akan menghujani pukulan.
Dokter Watanabe menghalanginya sambil bertanya pada Feng Bujue, "Tuan F, apakah Anda tahu lokasi mayat petugas Yamada?"
Feng Bujue menjawab, "Tidak. Aku tidak kenal Yamada, tapi bisa memperkirakan apa yang terjadi."
"Begitu... Kalau begitu, Tuan F, apakah Hidenata tahu keberadaanmu?" Watanabe bertanya lagi.
"Dulu... Seharusnya dia tidak tahu. Tapi sekarang... Aku tidak yakin." Feng Bujue membalas, "Memori ku tentang kejahatan Hidenata masih kabur. Jadi aku punya beberapa pertanyaan untukmu, Dokter Watanabe."
Tachibana berteriak dari samping, "Dokter! Jelas-jalan dia mengarang nama palsu dan berpura-pura skizofrenia untuk kabur dari hukuman!"
Watanabe berkata, "Membedakan keaslian gejala ini adalah tugas ku. Percayalah, Inspektur. Biarkan aku menyelesaikan pekerjaan ku."
“Ck…” Watanabe kembali keluar dari pandangan Feng Bujue, berdiri di sudut belakang, segera terdengar suaranya menyalakan rokok lagi.
Watanabe menghela napas dan berkata pada Feng Bujue: "Apa yang ingin kamu tanyakan?"
"Hmm... Bolehkah saya bertanya, tadi saya terus menonton rekaman video ya?" kata Feng Bujue.
"Ya," jawab Watanabe.
"Mengapa saya diperlihatkan rekaman itu?"
Watanabe menatap mata Feng Bujue, mengatur kata-kata sejenak sebelum menjawab: "Kamu... maksud saya, Tuan Hirata setelah ditangkap menunjukkan gejala paranoia berat, dia bersikeras tidak membunuh siapa pun." Dia berhenti sebentar: "Dia mengatakan pada polisi bahwa dia hanya membunuh siluman."
"Apakah Dokter datang untuk menilai apakah Hirata benar-benar gila?" tanya Feng Bujue.
"Ya."
"Lalu rekaman yang tadi diperlihatkan ke saya itu apa?"
"Ini adalah rekonstruksi adegan terkait yang difilmkan dengan bantuan polisi," jawab Watanabe.
"Apa Dokter memutarnya secara mundur menurut kronologi waktu?" tanya Feng Bujue.
Watanabe tertegun sejenak: "Ya, ini bisa lebih mudah membangkitkan ingatanmu..."
Belum selesai bicara, Feng Bujue menyela: "Bisakah diputar ulang sesuai urutan sebenarnya?"
Watanabe dan Tachibana saling pandang. Yang terakhir ini kesal tak mau bicara, hanya mengangguk tipis.
Watanabe mendekati meja, mengoperasikan proyektor yang mulai berputar lagi.
"Dokter, bisakah selotip ini dilepas? Biarkan saya berkedip," pinta Feng Bujue.
“Baik.” Watanabe menyetujui dengan lancar, sebenarnya dia tidak menyarankan tindakan ini dari awal. Hanya karena sebelumnya Hirata Shuichi langsung berteriak histeris dan menutup mata saat melihat gambar di dinding, Inspektur Tachibana terpaksa mengatur skenario seperti sekarang.
Feng Bujue telah menyusun beberapa petunjuk dalam pikirannya. Kini dia membutuhkan lebih banyak bukti untuk menguatkan penalarannya.
Pemutaran rekaman dimulai. Gambar hitam-putih itu berjalan tanpa iringan suara dari speaker di sebelah proyektor, hanya dentaran mekanis yang terdengar. Tentu saja, suara pun tidak diperlukan di sini.
Konten rekaman ini sederhana dan singkat, hanya merekonstruksi beberapa fragmen kunci untuk membantu Hirata Shuichi yang sedang histeris mengingat kembali. Semua pemerannya adalah anggota kantor polisi, dengan Watanabe yang bertindak sebagai kameramen.
Segmen pertama rekaman dimulai di perusahaan Hirata. Adegan pembuka menunjukkan meja kerjanya beberapa saat. Adegan berikutnya di tangga menampilkan sepasang pria-wanita berpura-pura mesra. Adegan ketiga di toilet memperlihatkan dua pria sedang merokok dan berbincang.
“Bagian ini rekonstruksi berdasarkan kesaksian dua rekan kerja Hirata,” jelas Watanabe di sampingnya. “Mereka menyebutkan bahwa hari itu Hirata mendengar percakapan mereka di toilet, mungkin inilah yang memicu motif pembunuhannya.”
Feng Bujue mengangguk sementara matanya terus fokus menyimak. Segmen kedua segera dimulai, bagian paling krusial dari semua ini.
Adegan pertama menampilkan panorama rumah besar, merekam alamat di papan nama: 6-bancho 4-5. Di depan rumah besar terdapat sebuah taman. Adegan kedua menunjukkan interior rumah besar: ruang depan yang luas dan tangga menuju lantai dua. Lokasi adegan ketiga adalah ruangan tempat Feng Bujue melihat yokai. Adegan ketiga ini merekam: Seorang polisi yang memerankan Hirata membawa pistol palsu, mendorong pintu masuk ke ruangan. Seorang polwan memerankan Yoshiko yang berbaring di tempat tidur. Pemeran lain sebagai manajer perusahaan langsung panik melihat orang bersenjata, berusaha merebut pistol sambil mengelilingi tempat tidur, lalu aktor yang memerankan Hirata pura-pura menembaknya sampai tewas.
"Ini rekonstruksi kasar TKP. Karena tidak ada saksi mata..." Watanabe menoleh ke Feng Bujue, "...dan pernyataan Tuan Hirata tidak bisa diverifikasi, kami hanya bisa membuat prediksi berdasarkan hasil pemeriksaan TKP."
"Sekedar bertanya, nama almarhum..." tanya Feng Bujue.
"Fukui Shinichiro." Suara serak Inspektur Tachibana terdengar dari belakang: "Dia adalah atasan langsungmu di perusahaan."
Rekaman segera sampai pada bagian ketiga yang menunjukkan adegan pemeran Hirata bertanya arah pada seorang pejalan kaki.
Watanabe berkata: "Saksi mata mengatakan, hari itu Hirata bertanya arah ke Sanchome padanya. Awalnya masih tenang, tapi tiba-tiba menunjukkan ekspresi panik. Menurutku, saat itu mental Hirata-kun sudah berada di ambang kehancuran. Dia tidak hanya lupa alamatnya sendiri, tapi juga mulai berhalusinasi."
Rekaman berikutnya menunjukkan gambar rumah panjang. Pemeran Hirata masuk dan menutup pintu. Adegan selanjutnya adalah seorang polisi membungkuk mengetuk pintu.
Watanabe melanjutkan: "Nenek tetangga mendengar Hirata berteriak-teriak malam itu, lalu mengetuk pintu untuk menanyakan. Tapi Hirata menjawab bahwa dia tidak berteriak." Dia berhenti sejenak: "Tapi nenek itu melihat bayangan aneh dari celah pintu yang terbuka, lalu melapor ke polisi.
Setelah polisi datang, mereka menemukan mayat Haruko tergantung di balok langit-langit, sementara Hirata duduk tenang sambil minum teh. Polisi menemukan pistol milik inspektur Yamada yang baru-baru ini hilang di rumah panjang itu."
Rekaman berakhir di situ. Ruangan tenggelam dalam keheningan singkat.
Inspektur Tachibana yang berdiri di belakang memecah kebekuan: "Jadi, Tn. F, apakah Anda puas sekarang? Cepat beri tahu keberadaan Yamada dan mengaku." Katanya dengan kesal: "Atau... Anda akan pura-pura lupa lagi dan menyebut diri sebagai Tn. A atau B?"
Feng Bujue mengabaikannya. Setelah merenung selama lima menit penuh, baru bertanya: "Hari ini tanggal berapa?"
