Meski sudah bilang "pertanyaannya", Tuan You tidak langsung mengucapkan soal. Dengan senyum manis dia berkata ke Feng Bujue: "Soal pertama ini relatif sederhana, jangan nervous ya."
"Apa saya pernah bilang nervous? Sejarah adalah bidang kuatku." Feng Bujue menjawab dengan tenang.
"OK, boleh tanya... Di Renjie..." Begitu Tuan You mengucapkan tiga kata ini, Feng Bujue langsung lega. Sebelumnya dia agak khawatir pertanyaan akan berbasis worldview virtual tertentu, seperti menyebut Li Yuanfang misalnya. Untungnya si pria gemuk itu menyebut tokoh sejarah nyata. Dengan begitu, pengetahuan yang dimilikinya bisa digunakan.
"Di Renjie kan kita semua kenal ya, perdana menteri era Wu Zetian, katanya jago menyelesaikan kasus." Tuan You kembali hanya bicara setengah lalu ngelantur.
"Tanya sampai selesai dong!" teriak Feng Bujue.
"Hehe... Maaf-maaf." Kata Tuan You: "Pertanyaannya! Di Renjie shio apa?"
"Ha?" Begitu mendengar pertanyaan itu, Feng Bujue langsung membeku.
Xiao Tan dan yang lain awalnya ingin membantu, tapi mendengar pertanyaan itu semua langsung bengong.
"Hitungan mundur 45 detik dimulai!" Tuan You langsung mengambil kesempatan. Saat itu juga, suara detak jam terdengar dari speaker di lokasi.
"Ini bukan sejarah namanya... Sekalian uji matematika ya." Gumam Feng Bujue pelan: "Untung tahun kelahiran dan kematian Di Renjie angka bulat, mudah diingat. Hmm... 630-700 M, tahun 2055 sekarang tahun babi..."
"Masih 30 detik." Tuan You mengingatkan dengan ekspresi santai.
"Shio harimau!" Feng Bujue tak goyah, tanpa ragu langsung menjawab.
"Jawaban benar." Kata Tuan You.
Penonton memberikan tepuk tangan, sementara Tuan You menggerakkan tangannya, kartu pertanyaan pertama langsung terbakar habis oleh api dan berubah menjadi asap.
“Pertanyaan kedua.” Tuan You menoleh ke Xiao Tan: “Peserta nomor dua, kamu terlihat sangat tegang.”
“Itu... apakah pertanyaan pertama tadi benar-benar termasuk kategori kesulitan sederhana?” Wajah Xiao Tan pucat pasi.
“Hē hē... Tentu saja.” Tuan You tersenyum tipis: “Baik, perhatikan pertanyaan. Ini adalah soal... tentang olahraga.” Ia menatap kartu dan membacakan: “Sebutkan tiga nama pemain mana saja yang pernah memenangkan Kejuaraan Dunia Snooker.” Ia mengangkat kepala melihat Xiao Tan: “Waktu mulai.”
“Harus nama lengkap?” tanya Xiao Tan.
“Ya,” jawab Tuan You, “Perhatikan, salah sebut satu saja maka soal ini dianggap salah total. Selain itu, cepatlah.”
“Eh... Joe Davis.” Xiao Tan menyebut yang paling ia yakini.
“Benar, satu,” kata Tuan You.
“Stephen Hendry.”
“Benar, dua.” Tuan You mengingatkan: “Masih tiga puluh detik.”
“Ding Junhui!” Xiao Tan langsung menjawab.
“Hmm...” Tuan You terdiam dua detik: “Sepenuhnya benar.”
“Huu...” Xiao Tan langsung tiarap di Panel Operasi.
Tepuk tangan penyemangat bergema di TKP.
“Hē hē... Kan sudah kubilang jangan tegang. Soal ini super gampang,” kata Tuan You. “Hampir sekadar pengetahuan umum.” Ia menjauhkan mikropon, membersihkan tenggorokannya, lalu menghadap Siyu: “Peserta nomor tiga, silakan dengarkan soal ketiga.”
"Setelah membakar kartu kedua, Tuan You melihat ke kartu pertanyaan ketiga dan berkata pada Siyu, "Ini adalah... teka-teki otak.""
Siyu tetap tanpa ekspresi, sementara wajah Feng Bujue yang duduk di seberangnya seolah berkata, "Ini soal mudah!""
"Pertanyaannya: Seekor ayam dan seekor angsa dimasukkan ke kulkas. Ayam mati beku, tapi angsa tetap hidup. Mengapa?" Tuan You membacakan, "Waktu mulai berjalan.""
"Karena ayam 'dong' (terlalu bersemangat)?" Siyu langsung menjawab.
"Sayang sekali... jawaban salah." Tuan You tertawa, "Jawaban benar adalah... karena itu penguin.""
Penonton di tempat itu mengeluarkan suara kecewa, skor di panel operasi Siyu langsung berubah menjadi minus sepuluh. Tuan You berkomentar ke kamera, "Jawaban kontestan nomor tiga terlihat seperti logika joke kering, sayangnya ini teka-teki otak.""
"Ck... ternyata jawabannya adalah spesiesmu sendiri ya..." Siyu berkomentar dingin.
Penonton meledak dalam gelak tawa. Tuan You mengeluarkan sapu tangan dan canggung mengusap keringat sebelum berpaling ke arah Beiling, "Baiklah, kontestan nomor empat, silakan dengarkan pertanyaan keempat.""
"Ah~ Tingkat kesulitan seperti ini, gampanglah. Tanyakan saja!" Beiling bersemangat.
"Ini adalah... pertanyaan tentang game." Tuan You melanjutkan, "Sebutkan tiga karakter yang dijuluki 'trio semak'? Waktu mulai berjalan!""
"Ha?" Beiling mengedipkan mata besar dengan wajah bingung.
Siyu tidak bisa membantunya, tetapi Feng Bujue dan Wang Tanzhi keduanya mengernyitkan alis dan membuat gerakan tangan gila-gilaan, terus menerus membentuk bibir menyebut nama ketiga orang itu.
"Hehe, petunjuk tidak diperbolehkan," kata Tuan You. "Jika kalian benar-benar memberitahukan jawabannya padanya, pertanyaan ini akan langsung dianggap salah."
"Oh! Aku tahu, trio itu kan!" Beiling yang sedetik sebelumnya masih cemberut dan tampak bingung, tiba-tiba tersenyum cerah.
Tapi jawabannya adalah: "Luffy, Ace dan Sabo!"
Bruk—— Bruk——
Dua suara itu berasal dari wajah Jue Ge dan Xiao Tan yang menabrak panel kontrol.
Penonton di tempat itu sampai seperti kacamatanya pecah berantakan.
"Jawaban salah," kata Tuan You. "Tapi pertanyaan ini memang mungkin menjadi titik buta bagi kontestan wanita."
Maka nilai Beiling pun menjadi minus sepuluh.
"Baiklah, setelah empat pertanyaan pertama, mari kita lihat perolehan poin," kata Tuan You. "Dua kontestan pria mendapat nilai plus sepuluh, sementara dua kontestan wanita minus sepuluh." Ia menengadah ke kamera: "Mari kita undang tiga tamu untuk memberikan komentar."
Lampu dan kamera menyorot ke kursi panelis. Ratu Kesombongan memalingkan kepala ke samping, "Hmph..." dengusnya angkuh, sama sekali enggan berbicara dengan Tuan You.
Pangeran Wabah sambil batuk-batuk berkata: "Menurutku jika pertanyaan untuk kontestan pria dan wanita ditukar, mungkin nilai mereka semua akan jadi plus."
Hephaestus bergumam dengan aneh, “Kalau meletakkan Cyclop ke dalam kulkas...”
Sorot lampu kembali ke Tn. You, ia mengangkat tangan dengan pasrah dan melanjutkan, “Baik, terima kasih atas komentar ketiganya. Selanjutnya...” Ia menoleh ke Feng Bujue, “Tingkat kesulitan soal akan ditingkatkan.”
“Kok aku merasa soal pertama tadi paling sulit...” Feng Bujue bergumam datar.
Tn. You mengabaikannya, “Mulai dari soal ini, saya tidak akan memberi petunjuk jenis pertanyaan. Silakan dengarkan soal...” Ia membaca kartu, “Pertanyaannya... Digit ke-9 di belakang koma Pi (π) adalah? Waktu mulai.”
“Tiga.” Feng Bujue menjawab dalam satu detik.
“Apa kamu cuma nebak?” tanya Tn. You.
“Tidak.” jawab Feng Bujue.
“Bagus, benar.” kata Tn. You.
Penonton bertepuk tangan, skor Feng Bujue mencapai dua puluh poin.
“Orang biasa biasanya hanya hapal 7 digit, rupanya Kontestan Gila ini menghapal lebih banyak.” komentar Tn. You.
“Lumayanlah.” Feng Bujue merendah, padahal ia hapal 200 digit. Ia memandang π sebagai bank password, bisa memilih rangkaian 6, 8, bahkan 10 digit dari 200 digit itu sebagai password yang bisa dilacak.
“Sepertinya Kontestan 1 semakin jauh dari arena pertarungan.” Tn. You melirik sinis ke Xiao Tan, “Kontestan 2, silakan dengarkan soal.”
Xiao Tan langsung tegang saat mendengar dia mengatakan "tingkat kesulitan soal meningkat", ekspresinya seperti murid SD yang sedang antri disuntik.
"Boleh tanya... yang dimaksud 'usia ji' adalah berapa tahun seorang perempuan? Waktu mulai." Begitu Tuan You selesai bicara, dia langsung menoleh ke Feng Bujue: "Jangan coba-coba memberi isyarat tangan atau gerak bibir ya, kalau tidak kontestan akan dikurangi poinnya."
"Sial... nggak tahu nih." Xiao Tan melirik ke Jue Ge, yang malah memberinya tatapan merendahkan. Dalam hati: Masa sih... nggak tahu hal begini kan wajar, ekspresi "ini common sense" lu itu maksud apa!
"Tinggal tiga puluh detik." Tuan You mengingatkan.
Xiao Tan merasa berpikir lebih lama juga nggak bakal ketemu, akhirnya nebak sembarangan: "Delapan belas tahun!"
"Jawaban salah." Si You yang gendut itu mengumumkan dengan senyum lebar: "Poin kembali ke nol."
Soal berikutnya beralih ke Siyu. Tuan You mengusap keringat sambil melihat kartu soal: "Huu... Kontestan nomor tiga, gimana, tegang?"
Siyu tidak menjawab. Dia menirukan sikap sombong dengan memalingkan kepala perlahan ke samping sambil mendengus dingin.
Si You yang gendut tampak tersinggung, terpaksa melanjutkan sendiri: "Baiklah, soal ketujuh. Mohon ditanyakan... Guzheng, dalam spesifikasi standar, ada berapa senar? Waktu mulai."
"Dua puluh satu." Siyu menjawab sangat cepat.
"Benar." Kata Tuan You. Dia tidak berkomentar lebih lanjut untuk menghindari salah bicara lagi.
Penonton memberikan tepuk tangan, kemudian masuk ke pertanyaan kedelapan yang merupakan pertanyaan terakhir di babak kedua.
"Kontestan nomor empat, silakan dengarkan pertanyaan..." Tuan You berkata: "Apa lanjutan dari kalimat 'Gunung hijau bergelombang memasuki Zhangzhou'? Waktu dimulai..."
"Gundukan delapan sembilan di barat Menara Burung Tembaga." Beiling langsung menjawab sebelum dia selesai membacakan pertanyaan.
Sebelum pembawa acara mengumumkan hasil, beberapa penonton sudah mulai bertepuk tangan. Jelas jawabannya benar. Tampaknya soal puisi bukan hanya keahlian Feng Bujue.
"Hmm... Benar." Tuan You membakar kartu pertanyaan sambil tertawa: "Peserta kita kali ini sangat berbakat." Ia tersenyum penuh arti: "Tapi... Pasti ada yang akhirnya masuk ke arena pertarungan, hohoho..."
Di babak ini dia tidak meminta komentar juri, langsung mengajukan pertanyaan kesembilan ke Feng Bujue: "Kontestan nomor satu, silakan dengarkan pertanyaan." Matanya menatap kartu: "Oh! Ini pertanyaan spesial. Jawaban benar dapat 20 poin, tapi salah akan dikurangi 20 poin. Harap berhati-hati..."
