“Baiklah, terima kasih atas komentar yang cukup serius dari Tuan Wenyi…” kata Tuan You sambil menadahkan telapak tangan ke arah layar besar. “Mari kita ungkap jawabannya!”
Di tengah gurun, Xiao Tan dan Beiling sama sekali tidak bisa mendengar suara dari studio acara, dan mereka juga tidak melihat kamera atau peralatan sejenis di sekitar. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana gambar mereka ditransmisikan.
Setelah beberapa saat meluncur di jalur masing-masing, tiba-tiba pandangan mereka berubah putih. Sinar matahari yang menyilaukan menerobos kegelapan, sementara suhu sekitar tiba-tiba meningkat drastis, seolah-olah mereka jatuh dari celah dimensi di udara.
Padang pasir ini terlihat sangat tenang, sejauh mata memandang hanya ada pasir kuning tanpa benda lain—tidak ada kaktus, tulang binatang, batu, apalagi oasis... Yang paling aneh, di tempat seluas ini sama sekali tidak ada angin, dan permukaan pasir benar-benar datar tanpa bukit pasir yang sedikit lebih tinggi.
"Kondisi seperti ini memang cocok untuk menembak." Beiling meneduhkan tangan di kening sambil memandang sekeliling.
Xiao Tan tersenyum kecut, "Itu... terima kasih sudah menemani aku."
"Ah~ tidak apa-apalah, ini juga strategi. Karena bagian pertarungan bisa dibagi banyak orang, manfaatkan aturannya. Lagian kamu kan bodoh dan lemah." Beiling menjawab dengan nada pasrah sambil mengorek kerah baju seragam tempurnya yang membuatnya kepanasan.
Xiao Tan tidak terlalu memperhatikan komentar Beiling. "Kalau di lingkungan begini, musuh akan datang dari mana ya?" Ia menengadah ke langit yang terik tanpa awan, "Kalau dari langit, mungkin monster seperti burung nasar hitam raksasa?"
"Kalau menurutmu monster dari bawah tanah, berarti serangga raksasa dong?" sambung Beiling.
Ternyata tebakan mereka salah...
Saat ini, di lokasi acara, Tuan You tepat sampai pada bagian pengumuman, kalimat berikutnya adalah: "Dia adalah... Harimau! Padang! Pasir! Berapi! dari Cybertron!"
Sorak-sorai bak tsunami memenuhi kursi penonton.
Bersamaan dengan itu, Harimau Padang Pasir Berapi juga memasuki bidang pandang Xiao Tan dan Beiling.
Ia muncul di cakrawala yang jauh, mendekat dengan kecepatan mengerikan, meninggalkan jejak debu di belakangnya.
Penampilan Harimau Padang Pasir Berapi saat muncul adalah seperti harimau mekanik raksasa dengan bodi logam bercorak loreng kuning-hitam. Meski belum berada di jarak terdekat, dari kejauhan Xiao Tan sudah memperkirakan ukuran monster ini... atau transformer ini tidak terlalu besar. Diperkirakan tinggi bentuk robotnya hanya sekitar 5-6 meter.
Braak——
Suara tembakan sudah bergema.
Xiao Tan menoleh dan baru menyadari Beiling sudah tengkurap di tanah, senapan runduknya terpasang, dan peluru pertama sudah dilepaskan.
Di arena gladiator yang tanpa angin, terang, dan luas ini, sebagai pemain yang berspesialisasi dalam menembak, jika tidak bisa melakukan sesuatu sebelum musuh mendekat, tentu tidak memenuhi standar. Meski tidak bisa langsung mengakhiri pertarungan dari jarak jauh, setidaknya harus membuat gumpalan besi besar itu tidak bisa mendekat dengan mulus.
Dalam kondisi sniping yang baik, Beiling dengan tegas membidik kepala dan menembak. Namun sayangnya, tembakan pertamanya meleset dari kepala harimau. Tentu saja, ini karena Desert Fierce Tiger sedang bergerak. Jika target diam, dalam lingkungan seperti ini, bahkan pemain dengan Kemampuan Menembak F bisa mengenai sasaran menggunakan senapan runduk dengan bidikan yang berfungsi normal.
"Menyebalkan..." Beiling menjilat bibirnya, segera menyiapkan tembakan kedua dan menarik pelatuk.
Dor——
Kali ini target lebih dekat, terlihat melalui lensa bidik seolah hampir di depan mata. Tembakan ini benar-benar mengenai sasaran.
Entah kebetulan atau keberuntungan, Desert Fierce Tiger tidak hanya tertembak, tetapi peluru tepat masuk ke mata kirinya, meninggalkan lubang hitam di wajah harimau, disertai percikan api saat mengenai. Tapi Desert Fierce Tiger bukan makhluk organik, melainkan robot hidup, sehingga serangan seperti ini tidak fatal.
Dor—— Tembakan ketiga.
Setelah menembak, Beiling bahkan tidak melihat apakah mengenai sasaran. Ia langsung memasukkan senapan runduk kembali ke dalam tasnya, lalu mengeluarkan senapan serbu MP5 gaya Jerman dan mulai membidik.
Meskipun senjata ini adalah barang toko, harganya cukup mahal. Bagi pemain spesialisasi menembak dengan kemampuan finansial memadai, senapan serbu ini menjadi pilihan ideal di fase awal permainan. Dengan berat kurang dari 3kg, kecepatan tembak tinggi, recoil rendah, akurasi tinggi, dan kecepatan isi ulang yang cepat. Sebagai senjata standar yang matang, MP5 dengan performa andal dan superior tetap menjadi pilihan utama banyak pasukan khusus dunia dalam waktu cukup lama.
Trak-trak-trak...
Saat Desert Tiger sudah mendekat dalam jarak 30 meter, Beiling mulai menghujani monster dengan peluru dari senapan serbunya. Tembakan ketiga sebelumnya dari senapan runduknya mengenai dada depan monster, namun armor di area tersebut jelas lebih tebal - peluru runduk pun hanya meninggalkan bekas tembakan.
Xiao Tan juga mengeluarkan Winchester dan mengangkatnya. Meski detak jantungnya kencang dan telapak tangan berkeringat, dia tidak terburu-buru menarik pelatuk. Setelah menjalani beberapa quest, setidaknya dia sudah memahami karakteristik senjatanya. Dia sadar betul senapan patahan ini baru bisa mengeluarkan daya rusak maksimal saat ditembakkan dalam jarak dekat. Jika dipakai dari jarak puluhan meter, sekalipun yang datang bukan Transformer melainkan mobil lapis baja rongsokan, mungkin tidak akan memberi efek berarti.
Peluru MP5 menghujam bagian depan Desert Fierce Tiger, memercikkan bunga api, namun tidak berhasil memperlambat lajunya. Saat mendekati dua pemain dalam jarak sepuluh meter lebih, kaki belakangnya mendorong kuat dan melompat tinggi...
Sinar matahari memproyeksikan bayangan harimau raksasa di atas pasir. Dalam hitungan detik saat Desert Fierce Tiger melayang di udara, bayangan di tanah mengalami perubahan dramatis.
Jelas terlihat Desert Fierce Tiger sedang bertransformasi di udara. Kepala harimau aslinya terbuka dan berputar, tengkorak robot muncul dari batang tubuhnya. Empat kaki binatang yang melengkung terpelintir dan terlipat dalam sudut aneh, menciut lalu memanjang. Lengan mekanik di dalam tubuhnya terlihat jelas, sementara armor bergaris harimau menempel seperti baju zirah di lapisan luar anggota badan. Lubang peluru di kepalanya tadi kini berpindah ke posisi yang tidak vital, rupanya bentuk harimau digunakan untuk kecepatan tinggi dan menahan serangan.
Seluruh proses transformasi terlihat rumit namun cepat dan presisi. Harimau yang melompat ini berubah menjadi prajurit robot setinggi lebih dari enam meter sebelum mendarat, langsung menyerang dua pemain.
Setelah transformasi selesai, dia bersuara...
Suara mekanis tanpa emisi menggelegar: "Manusia... pemusnahan... pembentukan ulang..."
