"Aku pernah melihat banyak hal menjijikkan seumur hidupku, tapi ini..." Kuangzong Jianying berkata: "Aku bahkan tidak mau menyentuhnya dengan pedangku."
"Cii... ini ulat penggerek batang ya..." Feng Bujue bergumam: "Pola apa ini di tubuhnya..."
Yang muncul di depan mata mereka adalah larva serangga seukuran bayi, tampilannya persis seperti ulat penggerogot di dalam sayur/buah, tubuh pendek berbentuk silinder dengan ruas-ruas terbagi jelas.
Tubuh ulat ini bukan warna putih susu atau kuning pucat biasa. Kulitnya dipenuhi motif uang kertas berbagai negara: garis pengaman, ornamen, angka desain khusus, bahkan potongan wajah manusia tercetak fragmentaris di permukaannya.
Di antara setiap dua segmen tubuh serangga ini, terdapat banyak sekali benang yang menjulur rapat. Benang-benang tersebut direndam dalam lendir hitam, sepertinya benang inilah yang menghubungkan telur serangga raksasa di inti dengan benda-benda logam berkarat.
"Sebelum melihat makhluk ini, dia bersembunyi sambil teriak-teriak kosong untuk menakut-nakuti. Begitu dibelah, langsung diam saja..." kata Feng Bujue.
"Tapi memang tidak mudah membelah bagian luarnya untuk mengeluarkan ini," sambung Kuangzong Jianying.
"Aku usul, kamu saja yang memberikan pukulan terakhir," kata Feng Bujue sambil menangkis serpihan logam yang datang dari samping dengan senjatanya.
"Bukannya aku sudah bilang tidak mau menyentuhnya dengan pedang?" jawab Kuangzong Jianying sambil menebas pipa air yang menyerang dari sisi lain.
"Kalau dilihat dari ukuran serangga ini, kalau ditusuk... pasti cairannya muncrat seperti bola bakso sapi meletus," kata Feng Bujue. "Pisau baruku ini lho."
"Setelah dipakai, kembalikan ke tas lalu ambil lagi saja," usul Kuangzong Jianying.
"Kalau begitu kamu saja yang tebas pakai pedang!" seru Feng Bujue. "Katanya pedangmu secepat angin? Cepat habisi dia, aku akan berdiri agak jauh sambil memberi dukungan moral."
Kuangzong Jianyang menghela napas: "Baiklah... Awalnya tidak ingin membuang ini di sini. Tapi kalau sudah begini..." Ia mengeluarkan granat dari tasnya.
“Hei……kenapa tidak kamu keluarkan barang ini dari awal? Kalau dari tadi bilang, kita buka pintu lalu lempar satu ke dalam kan selesai?”
“Sudah kubilang tidak mau menghabiskan di sini……granat tangan jenis consumable ini, aku cuma punya dua.” Kuangzong Jianying membalas.
Feng Bujue tidak menghiraukannya lagi, setelah menahan benturan logam, ia berbalik dan mundur ke sudut koridor.
Kuangzong Jianying melihatnya sudah siap, langsung menarik pin granat dan melemparkannya ke tubuh cacing gemuk di inti, benang-benang dari tubuh serangga itu tanpa diduga menempelkan granat.
Kecepatan Kuangzong Jianying dalam kondisi normal jelas lebih cepat dari Feng Bujue, gerakan tubuhnya juga lebih lihai. Dengan lompatan ringan, ia berputar-putar menghindar, lepas dari belitan monster raksasa dan hampir sejajar dengan Feng Bujue.
Beberapa detik kemudian, ledakan terdengar di belakang mereka. Cacing raksasa inti itu hancur berantakan, logam-logam busuk bertebaran di lantai, sementara jaringan sel mirip kulit terluar mulai mencair menjadi nanah.
……
“Apa kau dengar?” Final Assault bertanya.
“Tentu saja.” Doomsday Assault membalas: “Seperti suara ledakan, tidak seperti bahan peledak besar, jaraknya……cukup jauh, arahnya sulit dipastikan.”
“Apakah itu Kuangzong Jianying mereka?” Final Assault mengalihkan pandangannya ke lantai: “Atau mungkin hasil perbuatan kelompok ini?”
Di tanah terbaring mayat manusia, ras Kaukasia, laki-laki. Mengenakan pakaian pelindung oranye yang desainnya mirip baju antariksa, menyatu dari leher hingga kaki. Namun pakaian ini terlihat lebih ringkas dan nyaman dibanding baju antariksa abad 21, tidak terlalu kaku. Kepalanya mengenakan helm ringan dengan visor transparan di depan yang mirip kaca, tapi bukan kaca biasa, mungkin terbuat dari material canggih. Helm ini tersambung ke kerah bajunya, menunjukkan seluruh setelan ini kedap udara tapi tanpa peralatan seperti tas oksigen, jadi kemungkinan pakaian ini memiliki teknologi futuristik untuk sistem pernapasan.
Saat ini, di visor mayat tersebut terdapat lubang besar. Wajahnya sudah hancur dan berdarah. Jelas dua anggota Shi Dao tadi memberinya pukulan mematikan. Tidak jelas apakah penyebab kematiannya adalah luka di wajah atau udara yang terhirup setelah visor pecah...
"Quest ini lebih rumit dari yang terlihat. Selain pemain, ada monster dan orang-orang misterius ini..." Mori Qiangxi berkata: "Kita, tim Kuangzong Jianying, monster, dan kelompok ini sudah empat faksi. Makin banyak pihak yang hidup, makin sulit mengarahkan fokus kita untuk menemukan dua target yang harus dibunuh."
Final Assault kembali mengamati kondisi di menu: "Saat ini yang bisa diketahui adalah kedua lawan masih hidup, nilai kelangsungan hidup mereka..." Dia berhenti sejenak: "Seharusnya sama seperti kita, jika tidak menghitung kerusakan pertempuran, sudah berkurang 32%. Lagipula kita masing-masing punya lima belas botol suplemen health point kapasitas besar. Meski efeknya akan berkurang jika diminum berulang, seharusnya masih bisa bertahan cukup lama, untuk sementara tidak perlu khawatir."
Doomsday Assault menyambung: "Hm... Benar juga. Karena tidak bisa menentukan apakah ledakan itu berasal dari mereka, lebih baik kita tetap menjalankan rencana semula, jelajahi dulu seluruh area laboratorium ini..."
……
"Saudara Feng, kemarilah lihat ini." Kuangzong Jianying berjongkok di depan brankas sambil memegang senter, berseru keras.
Feng Bujue sedang memeriksa kandang monster raksasa tapi tidak menemukan petunjuk berarti. Mendengar panggilan itu, ia mendekat dan menyorotkan senternya: "Ini jelas kotak harta yang ditempatkan oleh Sistem."
"Aku tahu." Kata Kuangzong Jianying: "Brankas ini terlihat masih baru, tidak seperti barang 455 tahun yang lalu. Dan..." Ia menunjuk bagian kunci: "Apa maksud teka-teki dari Sistem ini? Permainan Tic-Tac-Toe?"
Feng Bujue mendekat ke brankas. Muncul menu sistem di depannya dengan sembilan kotak persegi yang menyatu seperti satu sisi rubik's cube tanpa warna. Petunjuknya tertulis: 【Harap isi konten yang sesuai】
“Bukan cuma diagram sembilan kotak.” Feng Bujue langsung bersuara, "Sembilan di atas, satu di bawah, tiga di kiri, tujuh di kanan... dua dan empat di bahu, enam dan delapan di kaki... Eh? Waktu kecil kamu tidak pernah main ini?"
"Setelah kau bilang baru aku tahu..." Kuangzong Jianying berkata: "Sistem seharusnya memberi petunjuk 'Masukkan angka yang sesuai', baru orang bisa mengerti."
"Terbuka." Sambil berbicara, Feng Bujue sudah membuka kunci melalui menu, brankas berbunyi 'krak' saat terbuka.
Tapi di dalam brankas ini ternyata kosong, tidak ada kartu skill maupun peralatan item, benar-benar hampa.
Saat itu, Feng Bujue tiba-tiba curiga kalau sifat buruknya membuatnya mendapat brankas kosong... Untung suara sistem menghapus keraguannya.
【Misi Sampingan Telah Terpicu】
【Tangkap itu, bunuh itu!】
Deskripsi misi ini singkat, aneh, dan sama sekali tidak masuk akal...
Tapi Feng Bujue tiba-tiba menyadari sesuatu.
Dia menerjang ke brankas kosong satu meter di depannya, kedua tangan meraba-raba di dalamnya gila-gilaan, lalu seperti orang gila berlari ke pintu logam kamar dan menutupnya cepat-cepat.
"Ada apa?" Kuangzong Jianying bertanya.
"Ada sesuatu di brankas." Jawab Feng Bujue.
"Tadi, Kuangzong Jianying melihat Feng Bujue membuka brankas yang jelas-jelas kosong... Ruangan ini tidak memiliki penerangan, senter di tangan mereka berdua adalah satu-satunya sumber cahaya. Dalam atmosfer seperti ini, Feng Bujue tiba-tiba mengeluarkan omongan absurd yang membuat bulu kuduk Kuangzong Jianying merinding."
"Dia sudah kabur!" lanjut Feng Bujue.
Kuangzong Jianying bangkit berdiri, memandangi Feng Bujue dengan waspada. Ia curiga rekan tim ini telah terkontaminasi polusi mental atau mengalami halusinasi. Dengan hati-hati ia bertanya: "Saudara Feng... Apa yang kau lihat?"
"Tidak melihat apa-apa," jawab Feng Bujue. "Benda itu tidak kasat mata!"
Mendengar ini, Kuangzong Jianying langsung menyadari maksud sebenarnya dari Quest tersebut. "Di mana dia?" tanyanya sambil menyorotkan senter ke sekeliling.
"Kau tanya saya?" kata Feng Bujue.
"Bukankah kacamata pelindung yang kau pakai itu memiliki peningkatan visual khusus?" Kuangzong Jianying tidak mengetahui atribut peralatan 【Mata Kebencian】, ia hanya menebak efeknya setelah melihat Feng Bujue memakainya saat menghadapi monster.
“Barang ini digunakan untuk melihat target kebencian monster.” Feng Bujue menjawab: “Tapi pertama-tama aku harus bisa ‘melihat’ monster itu dulu. Kalau tidak terlihat, ini tidak berguna.” Sambil berkata demikian, ia melepas Mata Kebencian dan menyimpannya kembali ke tas, “Ngomong-ngomong, monster ‘Bao Daging-Besi-Serangga’ di luar pintu juga tidak terdeteksi target kebenciannya. Sepertinya dia hanya akan menyerang makhluk apa pun yang mendekatinya secara membabi buta.”
Kuangzong Jianying bergerak hati-hati sambil memeriksa sekeliling: “Sama sekali tidak ada suara... Kamu yakin makhluk itu tidak kabur sebelum kamu menutup pintu?”
“Kalau dia bergerak lebih cepat dariku ke arah pintu, pasti akan mengeluarkan suara. Kalau ingin tetap diam, mustahil dia lebih cepat.” Feng Bujue menjawab.
“Bagaimana kamu tahu? Bagaimana kalau dia cepat dan sunyi?” Kuangzong Jianying bertanya.
“Dasar bodoh... Kalau begitu kita tidak perlu menangkapnya. Makhluk tak kasat mata yang cepat dan sunyi, sekarang bisa saja sedang menari-nari mengelilingi kita.” Feng Bujue berkata: “Apakah Sistem akan meminta kita menangkap sesuatu yang mustahil ditangkap?”
“Lalu sekarang harus bagaimana?” Kata Kuangzong Jianying: “Dia ada di dalam ruangan ini. Apakah dia bisa mengerti percakapan kita?” Ekspresinya tegang: “Kalau dia menyerang...”
Feng Bujue menyela: “Makhluk tak kasat mata yang terkunci di brankas, tinggi dan berat maksimal setara anak SMP. Asal dia berani menyentuh kita...”
Tiba-tiba, suara gedebuk terdengar dari belakang Feng Bujue. Detik berikutnya, sesuatu langsung melompat ke bahunya. Dua cakar kerangka yang kurus kering mencekik lehernya. Tak diragukan lagi, monster itu berusaha mati-matian untuk mencekiknya sampai mati.
Feng Bujue adalah pria yang telah kehilangan rasa takut. Serangan tiba-tiba ini justru membuat seluruh sarafnya tegang seperti kawat. Sebelum otaknya sempat merumuskan strategi, tubuhnya sudah bereaksi secara insting. Dengan refleks ia mengangkat kedua lengannya dan mencengkeram monster tak kasat mata di pundaknya. Sepuluh jarinya mencengkeram dalam ke bahu monster yang terbuka itu. Monster itu merintih kesakitan dan melepaskan cakarnya dari leher Feng Bujue.
Nafas yang kembali lega memberikan tenaga baru pada Feng Bujue. Pertarungan yang sangat menegangkan namun terlihat aneh pun dimulai...
Dari sudut pandang Kuangzong Jianying, Feng Bujue tiba-tiba berhenti bicara di tengah kalimat dan mulai melakukan gerakan aneh seperti tarian zombie. Senter di tangannya terlempar, lalu ia terjatuh dengan pose konyol sambil menggeliat-geliat tak karuan.
Saat ini situasinya sangat rumit, Feng Bujue tidak punya tenaga sisa untuk berbicara. Setiap detik dia harus waspada terhadap serangan cakar kuat dan gesit yang mengincar tenggorokannya. Hampir setiap saat, dia berada dalam keadaan beradu kekuatan dengan lawan. Tubuh monster tak kasat mata itu agak licin, tapi bukan karena basah atau menjijikkan, melainkan karena telanjang. Bentuk tubuhnya sesuai prediksi Feng Bujue, seperti manusia versi mini dengan kekuatan abnormal yang nyaris setara dengannya.
"Saudara Feng... Kau ini..." Kuangzong Jianying mendekat dengan senter menyoroti Feng Bujue yang sedang berguling-guling di lantai.
"Aku... berhasil..." Wajah Feng Bujue memerah sambil mengeluarkan kata-kata dari sela gigi: "Menangkap...nya..."
Satu menit yang membingungkan bagi Kuangzong Jianying, bagi Feng Bujue adalah pertarungan mematikan yang melelahkan dalam kesunyian. Untungnya akhirnya dia berhasil unggul.
Feng Bujue menekan dada monster itu dengan lututnya sambil mencekik lehernya. Keunggulan panjang lengan dan postur tubuh memungkinkannya sementara menguasai makhluk ini. Dalam gelap, dia bisa merasakan dengan jelas sesuatu yang sama-sama terengah-engah bersamanya, detak jantungnya yang berdebar kencang membuktikan monster ini juga kehabisan tenaga.
"Ini..." Kuangzong Jianying mencoba meraba dan menyentuh monster itu, "Benar-benar tak kasat mata..."
“Jangan banyak bicara, cepat bertindak.” Feng Bujue berkata. Dia paling tahu, monster itu setelah berhenti sejenak beberapa detik, mulai meronta-ronta dengan ganas lagi. Cakarnya mencengkeram lengan Feng Bujue. Jika bukan karena tekanan asfiksia ganda di leher dan dada yang melemahkan kekuatannya, mungkin tenaga Feng Bujue tidak cukup untuk menahannya.
“Jangan ulurkan tangan, mulut monster ini punya gigi tajam. Tebas kepalanya dengan pedang.” Feng Bujue mengingatkan lagi.
“Eh... mana kepalanya?”
“Tangan kananku sedang mencekik lehernya, di atasnya adalah kepala.”
“Mengerti.” Kuangzong Jianying membalas, mengarahkan posisi lalu menyabetkan pedangnya.
Suara "plok" terdengar saat sesuatu terbelah. Feng Bujue hanya merasakan kedua cakar yang mencengkeram lengannya tiba-tiba mengencang lalu melepaskan. Dia pun paham monster itu sudah mati.
