"Ya," jawab Feng Bujue.
Orang itu mengangguk, "Baiklah, tidak apa-apa, pergilah ke jalur filtrasi." Setelah berkata demikian, dia menyuruh empat orang di sekitarnya membawa peralatan untuk mengisi bahan bakar dan merawat kabin.
Hank memimpin Feng Bujue dan Kuangzong Jianying meninggalkan platform ini. Alih-alih menggunakan lift, mereka turun melalui tangga di samping. Lift khusus digunakan untuk tim pasokan.
Saat berjalan di tangga, Kuangzong Jianying akhirnya tak tahan bertanya: "Tidak merasa aneh?" Ia menatap Feng Bujue: "Kamu hanya bicara, tidak membawa barang bukti, tapi dia langsung percaya." Kemudian menoleh ke Hank: "Apa kalian tidak perlu pemeriksaan? Untuk memastikan tidak menyembunyikan item?"
Hank menjawab dengan heran: "Menyembunyikan? Apa maksudmu... Siapa yang mau melakukan itu? Kalau ketahuan hukumannya mati!" Dia berhenti sejenak: "Lagipula apa untungnya menyimpan item secara diam-diam?"
Kuangzong Jianying justru tertekan oleh reaksi lawannya hingga tak bisa berkata-kata.
Feng Bujue tertawa: "Jangan bahas sistem properti pribadi dengan budak. Bagi mereka, uang pun tak berarti. Satu-satunya yang layak disembunyikan adalah makanan, tapi terlalu berisiko hanya untuk tambahan porsi selagi belum kelaparan."
"Budak..." Hank mengulang: "Apa maksudnya itu? Dan... sistem pribadi itu apa?"
Feng Bujue mengangkat bahu: "Beberapa hal lebih baik tidak kau ketahui, Hank."
Ketiganya terus turun ke lantai dasar, lalu masuk ke sebuah lorong. Jalan ini terlihat rapuh, karena dinding-dindingnya bukan seluruhnya logam, melainkan campuran batu dan penyangga. Penerangan di atas kepala juga tampak seadanya. Secara keseluruhan, lorong ini lebih mirip gua tambang dengan faktor keamanan rendah yang bisa runtuh tiba-tiba tanpa alasan.
"Berjalan sekitar tiga ratus meter, mereka tiba di suatu tempat yang menyerupai pos pemeriksaan. Itu adalah pos pemeriksaan logam berbentuk heksagonal dengan jendela menghadap keluar, mirip gardu tol di pinggir jalan tol, hanya bentuknya berbeda."
"Mereka berhenti di depan jendela. Seorang staf yang duduk di dalam berbicara dengan nada formulaik: 'Nomor identifikasi, nama, waktu meninggalkan desa.'"
"'Tim Pemulung, nomor dua puluh empat. Hank, Jia Wei, Joey,' jawab Hank. 'Meninggalkan desa pagi ini.'"
"Petugas itu melihat file di tangannya, lalu menatap ketiga orang di hadapannya: 'Kehilangan dua anggota?'"
"'Benar,' jawab Feng Bujue."
"'Sangat disayangkan,' petugas itu menyahut, lalu bertanya lagi: 'Kunci ruang ganti tidak hilang kan?'"
"'Tidak,' Hank menjawab. Tim Pemulung biasanya meninggalkan kunci ruang ganti di kapsul pasir, tidak ada anggota yang membawanya keluar."
Orang itu menengok ke arah waktu (penghitungan waktu di Desa Shenyou membagi satu hari menjadi sepuluh periode dengan jam khusus yang sesuai), lalu mencoret-coret beberapa baris pada dokumen sambil berkata, "Masuklah. Harap jaga kebersihan ruang ganti, dan tetap diam selama proses 'filtrasi' untuk menghindari kecelakaan." Ucapannya terdengar tidak antusias, mungkin karena kalimat tersebut merupakan istilah prosedural yang sudah terlalu sering diulanginya.
Ketiganya melanjutkan perjalanan. Di depan terhampar koridor logam sepanjang sekitar seratus meter yang semakin melebar. Pintu di ujungnya setinggi lima meter lebih. Area di balik pintu menyerupai peron stasiun kereta seluas sekitar satu hektar berbentuk kipas, dengan langit-langit setinggi 7-8 meter. Banyak pilar logam berangka terpancang di sana.
Feng Bujue dan Kuangzong Jianying melewati area tersebut di bawah panduan Hank. Di seberang aula kipas, tepatnya di bagian "lengkungan", berjajar pintu-pintu logam setinggi 1,9 meter dan lebar satu meter dalam keadaan terkunci. Di dalamnya terdapat ruang ganti.
Hank membuka kunci salah satu pintu. Ruangan yang sempit itu menampilkan lima kabin terpisah mirip bilik telepon. Kabin-kabin inilah yang digunakan untuk proses "filtrasi" para scavenger.
Hank menjelaskan, "Duduklah di dalam dan tunggu sebentar."
Feng Bujue mengangguk, lalu memberikan isyarat mata ke rekan tim. Kuangzong Jianying saat ini sudah berada dalam kondisi "babi mati tak takut air panas", mode permainan pembantaian malah berubah menjadi mode bertahan hidup tim. Ia hanya bisa pasrah, pokoknya apapun yang dikatakan Saudara Feng, ia lakukan saja... Dalam arti tertentu, sisa tim "Armageddon Strike" yang tersisa sudah seperti mayat hidup, jadi Kuangzong Jianying sekarang benar-benar bersikap masa bodoh.
Awalnya ia mengira maksud perkataan Feng Bujue sebelumnya "Mari kita serius sebentar, habisi kedua orang ini, tunjukkan pada mereka arti kekuatan sebenarnya" adalah pertempuran epik yang menggetarkan langit dan bumi, menunjukkan keunggulan kemampuan tempur untuk membuat lawan mengakui bahwa master sejati bisa menang bahkan melawan kekalahan. Tak disangka... Makna kata "serius", "kekuatan", dan "habisi" dalam kamus Saudara Feng sama sekali berbeda konsepnya.
Ada pepatah tentang mengalahkan musuh tanpa bertempur, tapi cara Feng Bujue justru membunuh lawan tanpa perlu berperang. Kini Kuangzong Jianying baru paham, tak heran Saudara Feng dijuluki "tersenyum menghadapi ribuan pasukan, merencanakan strategi untuk menentukan takdir". Bagi pemain non-tempur seperti dirinya, bertarung adalah strategi terburuk dan pilihan akhir. Mencapai tujuan tanpa perlu mengambil risiko, itulah wujud kekuatan sejatinya.
Jika bukan karena Feng Bujue, Kuangzong Jianying benar-benar tidak menyangka bisa memenangkan mode permainan pembantaian dengan cara seperti ini. Ia pun merasa lega sekaligus ngeri membayangkan pertarungan satu lawan satu sebelumnya. Andai mereka tidak bertemu sejak awal, atau jika itu pertarungan tim 2v2/3v3, nasibnya mungkin akan sama seperti duo Corpse Blade. Sekuat apapun bertarung, tetap percuma.
Sepanjang quest ini, Kuangzong Jianying semakin menyadari nilai luar biasa Feng Bujue. Di game lain, penilaian pemain bintang hanya mengacu pada kemampuan bertarung. Tapi di Taman Horor, pemain seperti Feng Bujue bahkan mungkin membawa manfaat melebihi 10 besar Peringkat Kekuatan Tempur.
Sayangnya, mengundang Feng Bujue bergabung dengan Jianghu tampaknya mustahil. Meski kemampuan menilai orangnya tak sehebat ketua guild mereka [Xiao Wen Cang Tian], intuisi Kuangzong Jianying tajam. Ia paham, di dunia game, orang seperti Feng Bujue takkan mau berada di bawah bayang-bayang orang lain. Sekalipun sementara jadi bawahan, tak akan bertahan lama.
Jenis pemain seperti ini mengejar kebebasan, kemandirian, dan kesenangan. Hal yang paling tak tertahankan adalah diperintah orang lain, dan mereka juga tidak suka memaksa orang lain. Kuangzong Jianying sendiri sebenarnya juga tipe seperti ini. [Xiao Wen Cang Tian] dan [Wu Dao Ke] adalah teman dekatnya di dunia nyata, dan ketiganya sendiri adalah pendiri Studio Jianghu. Oleh karena itu, dia bisa bertahan. Jika harus bekerja di studio lain, sebaik apa pun perlakuan yang ditawarkan, dia tidak akan pergi. Dia lebih memilih bekerja sendiri. Inilah mengapa upaya Order untuk merekrut trio Dao Jian Xiao dan rencana merger dengan Jianghu gagal.
Terhadap tipe pemain seperti Feng Bujue, Kuangzong Jianying cukup mengapresiasi, ada rasa saling menghargai. Meski undangan tidak mungkin diterima, kerja sama masih bisa dipertimbangkan. Lambang "Garis Depan Neraka" juga sudah diingat oleh Jian Shao. Apapun ukuran perkumpulan ini, selama ada pemain seperti Saudara Feng, pasti bukan organisasi kumpulan orang bodoh dan lemah. Bahkan jika tidak bisa berteman, setidaknya harus menghindari konflik.
Singkatnya, satu prinsip: selama memungkinkan, sebaiknya jangan jadi musuh orang seperti Feng Bujue...
……
Ketiganya masuk ke ruang terpisah. Di dalamnya hanya ada satu kursi. Setelah mereka duduk, hal mengerikan berikutnya terjadi.
Kursi tempat Feng Bujue duduk perlahan tenggelam. Setelah mencapai bidang di bawah lantai, mulai bergerak perlahan ke depan.
Dia merasa seperti sedang duduk di sabuk konveyor mobil di tempat cuci mobil, meski matanya gelap, tubuhnya bisa merasakan aliran air dan udara yang menyapu.
Proses ini lebih mirip membersihkan baju pelindung yang digantung di manusia daripada mendisinfeksi orang.
Untungnya proses ini tidak lama dan tidak menyakitkan, dalam waktu kurang dari satu menit, "penyaringan" selesai. Sebuah pelat logam di depan secara otomatis terangkat, cahaya menerangi jalan. Barulah ketiganya melihat "ruang ganti" yang sesungguhnya.
Feng Bujue bangkit dan keluar, pelat logam di belakangnya langsung tertutup kembali. Ruangan seluas sekitar 20 meter persegi ini memiliki deretan lemari penyimpanan di dinding, bangku panjang terpancang di tengah lantai. Dinding logam dan pencahayaan cukup dari langit-langit.
Hank dan Kuangzong Jianying hampir bersamaan tiba. Hank berkata: "Ada baju di lemari untuk ganti. Taruh baju pelindung di dalam setelah dilepas." Dia tak tahu dua pemain ini tak bisa berganti pakaian dalam quest. Mereka bisa memakai baju pelindung karena itu didefinisikan sebagai item cerita fungsional yang dipakai di luar kostum. Kostum asli pemain sebenarnya tidak berubah saat memakai baju pelindung. Baju di lemari ini memang tak bisa dipakai.
Feng Bujue diam-diam membuka salah satu dari lima lemari. Seperti dugaannya, semua lemari tidak dikunci. Dia langsung menyadari semua baju di sini modelnya sama.
“Kuangzong Jianying juga membuka lemari, setelah mengambil pakaian itu dia berkata: ‘Ini pertama kalinya aku menemukan 'kostum' dalam Quest.’” Dia tersenyum: “Jika masih masa uji tertutup, memakai dua set ini pasti akan dianggap sebagai makhluk seperti dewa.”
“Hmm... Sayangnya sekarang bukan masa uji tertutup.” Feng Bujue berkata: “Kostum yang tidak terlalu bagus seperti ini, bahkan jika dibawa keluar dari Quest, mungkin tidak akan laku mahal.”
Dia benar. Pakaian standar penduduk Desa Shenyou didesain sangat minimalis – kemeja lengan panjang dengan celana panjang berwarna cokelat keabu-abuan. Tidak ada pola atau hiasan pada pakaiannya, posisi dan gaya kantongnya biasa-biasa saja, kerahnya juga model kerah bulat biasa.
“Bagaimana? Kita tidak bisa menyesuaikan item di slot kostum dalam Quest.” Kuangzong Jianying bertanya.
Feng Bujue menjawab dengan nada wajar: “Lanjutkan pakai baju pelindung saja.”
Hank yang berdiri di samping berkata: “Tapi di area permukiman, kami selalu memakai...”
Feng Bujue melambaikan tangan menyela Hank: “Aku sudah punya rencana, kau ganti bajumu saja.”
