Fakta sesuai dengan informasi yang diberikan Copernicus. Di depan kurang dari satu kilometer, benar ada bangunan besar dengan area yang cukup luas.
“Itu adalah sebuah rumah besar dan megah, di depan pintu gerbangnya bahkan ada taman, pintu taman berjarak sekitar dua meter dari jalan. Rumah ini, seperti padang rumput di pinggir jalan, bahkan jika dilihat dari jarak lebih dari sepuluh meter, tetap terlihat gelap gulita, seolah lampu jalan dan sinar bulan terhalang oleh semacam penghalang kabur, sulit menerobos masuk ke area ini.”
Sampai di depan halaman, Feng Bujue mengeluarkan senter dari tasnya dan menyalakannya. Yang lain juga mengeluarkan alat penerangan, kebanyakan senter dan sejenisnya. Hanya Meng Jingchan yang mengangkat lighter minyak tanah, ya, lighter yang biasa dia gunakan untuk menyalakan rokok itu.
“Kukatakan, Kak Chan, tidak takutkah langkahmu terlalu lebar sehingga api menjilat tangan?” tanya Feng Bujue melihat kelakuannya.
“Tidak takut…” jawab Meng Jingchan. Dari nadanya, sepertinya dia hendak menjelaskan alasan ketidaktakutannya. Namun setelah mengucapkan dua kata pertama, ekspresinya berubah, seolah baru menyadari kebenaran ucapan Feng Bujue. Tapi karena sudah terlanjur, dia harus melanjutkan. Setelah jeda sekitar tiga detik, Meng Jingchan menggagap: “Uh... tidak takut!”
“Begitu ya…” Feng Bujue tertawa. Dia merasa si Kak Chan ini cukup menarik, lalu melontarkan lelucon jahat: “Kalau begitu, saranku: di saat yang tepat, minumlah anggur lalu semprotkan ke api. Bisa memperluas jangkauan penerangan sekaligus memberikan efek serangan.”
“Wah! Ide bagus!” sahut Meng Jingchan.
“Lebih baik kamu simpan korek api itu dan ikut kami... Lagipula jumlah kita banyak, tidak kekurangan sedikit sumber cahaya darimu.” Galileo berkata.
"Hmm... Baiklah." Meng Jingchan memanfaatkan situasi, menyimpan korek apinya.
"Sepertinya tidak ada bel pintu atau semacamnya di sini..." Yezhi yang sudah sampai di pagar besi taman itu mendorong perlahan dengan tangannya. Dengan bunyi mencicit, pintu ternyata terbuka begitu saja.
Kerumunan melihat ke dalam. Saat pemandangan dalam gerbang terpampang, mereka baru sadar: tempat ini lebih tepat disebut tanah kosong berpagar daripada taman.
Di halaman terdapat kolam yang sudah mengering, di tengahnya ada air mancur usang; beberapa pohon buah tumbuh tak beraturan di sekitarnya tanpa pernah dipangkas; rumput liar telah menjalar keluar batas taman, aroma tak sedap menyebar di udara.
Mungkin... dulu tempat ini merupakan area teduh yang nyaman, harum bunga dan buah-buahan, dihiasi gemericik air. Tapi sekarang, layaknya rumah besar berhantu dalam game horor, aroma pertama yang menyambut pemain saat masuk hanyalah kemerosotan, tekanan, dan kegelapan.
"Menurutku... biarkan Wudi yang masuk duluan." Copernicus menyarankan, "Orang dengan aura protagonis yang maju mengintai, sekalipun menghadapi bahaya mendadak pasti akan selamat."
"Dari nada bicaranya sepertinya kau tahu akan ada bahaya tak lama setelah masuk..." Feng Bujue bergumam dalam hati.
"Ah, aku juga berpikiran sama." Yongzhe Wudi maju ke depan dengan santai: "Tapi situasi seperti ini paling-paling hanya munculkan beberapa hantu kelas rendah yang berkeliaran, menurutku takkan ada bahaya kematian instan di sini."
【Aura protagonis telah berpindah】
【Pemain yang saat ini memiliki aura protagonis adalah——Ye Zhi.】
Baru saja Yongzhe Wudi selesai bicara, peringatan sistem bergema di telinga para pemain.
"Eh? Ini bagaimana?" Yongzhe Wudi tertegun.
"Ternyata begitu... Jika mengucapkan omong kosong murni dengan tulus, maka akan kehilangan aura..." Feng Bujue menggaruk dagunya sambil berkomentar.
"Hei... Kau tahu kan setiap kataku kau dengar jelas? Jangan gunakan diksi yang terlalu tajam..." Yongzhe Wudi berkata dengan wajah canggung pada Feng Bujue.
"Kalau begitu, inilah syarat perpindahan aura protagonis?" Ye Zhi bersuara sambil merenung.
"Menurutku... ada dua mekanisme transfer." Feng Bujue menyambung: "Seperti cara Wúdì Gē yang kehilangan aura karena tindakannya sendiri, itu termasuk kategori pertama." Ia menjilat bibirnya: "Cara kedua kemungkinan adalah pemain tanpa aura yang melakukan tindakan tertentu untuk merebut aura protagonis."
"Caranya bagaimana? Apa dengan mengucapkan omong kosong tidak murni yang tidak tulus?" Yongzhe Wudi jelas sedang mencari-cari kesalahan Feng Bujue.
Feng Bujue terdiam sejenak: "Hmm~ Ada benarnya juga ucapanmu, aku akan coba." Tiba-tiba ia berjalan ke depan barisan dengan ekspresi serius: "Biarkan misi pengintai pendahuluan ini kujalani..." Ia berdiri tegak dengan pose "seolah akan bertransformasi", menggunakan nada sok keren yang keterlaluan: "Bahkan jika harus bermusuhan dengan seluruh dunia dan tinggal sendiri, aku akan tetap membela teman-temanku tanpa ragu!"
Lima anggota tim lainnya tertegun oleh dialog bombastisnya sampai tak tahu harus berkomentar apa, diam membeku di tempat. Meng Jingchan bahkan meneguk anggur untuk menenangkan diri.
Tak disangka, beberapa detik kemudian...
【Aura protagonis telah berpindah】
【Pemain yang saat ini memiliki aura protagonis adalah——Feng Bujue.】
"Dor——" Meng Jingchan langsung menyemburkan anggur dari mulutnya.
Feng Bujue berbalik dengan wajah penuh kesombongan: "Hmph... gampang sekali."
"Bisa-bisanya seperti itu!" Yongzhe Wudi berteriak: "Kalau begitu apa kalau aku teriak 'Pelatih, aku ingin bermain basket!' juga bisa?!"
"Tentu tidak," kata Feng Bujue. "Kau harus berlutut di depan seseorang dengan mata berlinang, teriakkan kalimat itu dengan suara serak, air mata harus mengalir tepat waktu——baru memenuhi syarat."
"Darimana kau bisa merumuskan syarat-syarat seperti itu..."
"Ini hanya pendapat pribadiku, belum tentu benar." Feng Bujue mengangkat kedua tangan: "Oh ya, kalimat itu milik karakter pendukung, mungkin akan gagal."
"Hmph... Lebih baik disebut aura chuunibyou." Ye Zhi berkomentar di samping, "Kalau seperti ini, aku tidak punya kesempatan, dan tentu saja tidak tertarik untuk memperebutkan aura..."
"Sebenarnya kamu juga bisa mencoba." Feng Bujue berkata: "Misalnya... mewakili bulan untuk menghancurkan..."
"Aku peringatkan, jangan mengucapkan omong kosong dan berharap aku akan mengulanginya." Ye Zhi langsung memotong Feng Bujue.
Feng Bujue tersenyum: "Kalau begitu... Kak Chan, hm... dan dua perintis astronomi ini, apakah kalian tertarik?"
"Jangan lihat penampilanku sekarang... Dulu aku juga orang yang punya muka lho..." Meng Jingchan menjawab.
"Hehe... Aku tidak ikut." Copernicus menjawab.
Galileo menghela nafas: "Eh... Saudara Feng, kurasa... pengendalian aura protagonis ini hanya bisa dilakukan olehmu."
"Sebenarnya menurutku cukup mudah." Feng Bujue berkata, "Misalnya sekarang aku tidak menginginkannya lagi, maka..." Tiba-tiba dia menunjukkan ekspresi sangat mesum, sambil tertawa cabul: "Aku bukan fetish, kalaupun iya, hanyalah pria terhormat yang menyandang nama fetish."
【Aura protagonis telah dialihkan】
【Pemain yang saat ini memiliki aura protagonis adalah——Yongzhe Wudi.】
"Cukup dengan mengucapkan dialog seperti ini..." Dalam sekejap Feng Bujue kembali ke ekspresi tenangnya, "Aura pasti akan hilang, tapi dengan sengaja membuat FLAG untuk mengalihkan, mekanisme pengalihan tetap acak."
"Kakak... Jangan seperti ini..." Yongzhe Wudi berkata.
Feng Bujue sepenuhnya mengabaikannya dan melanjutkan: "Jika ingin mengambilnya kembali..." Tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi lelah, namun sorot mata malasnya masih menyiratkan tekad: "Wig, daripada memikirkan cara mati dengan megah, lebih baik pikirkan cara bertahan hidup dengan megah!"
【Aura protagonis telah berpindah】
【Pemain yang saat ini memiliki aura protagonis adalah——Feng Bujue.】
"Apa kau belum selesai bermain-main..." Ye Zhi menopang dahinya dengan satu tangan, menggelengkan kepala. Dunia otaku yang katanya tak akan pernah dipahami wanita.
"Aura protagonis akan kau rusak!" Yongzhe Wudi berseru: "Cukup sudah! Kau terus saja jadi protagonis! Tak ada yang mau merebutnya!"
"Oh, kalau begitu aku terpaksa... sementara memikul tanggung jawab sebagai tokoh utama." Feng Bujue mengubah ekspresi secepat membalik halaman, dalam sedetik sudah kembali normal dan melangkah masuk ke halaman.
"Dari sudut pandang tertentu... orang ini luar biasa..." Meng Jingchan menghembuskan cincin asap, berbisik pada Yongzhe Wudi dan Ye Zhi.
Tak lama kemudian, enam siluet satu per satu melewati gerbang taman dan memasuki rumah besar tak berpenghuni ini...
……
Di waktu yang sama, di kuil di pegunungan.
Di sudut sebuah ruangan, terdapat guci tua berwarna cokelat. Guci tanah liat itu tertutup beberapa lapis sarang laba-laba, tak mencolok di kegelapan.
Tiba-tiba, sebuah tangan manusia muncul dari dalam guci.
“Sebelum melewati jaring laba-laba dan debu, tangan itu masih cukup bersih, tidak terlihat seperti sesuatu yang awalnya ada di dalam guci.”
“Setelah tangan keluar, secara alami diikuti oleh lengan, namun bagian di atas bahu terjebak di dalam, tidak bisa keluar lebih jauh. Seolah-olah mulut guci itu adalah portal yang menghubungkan ke dimensi lain, karena pintu masuknya terlalu kecil, pemilik lengan ini tidak bisa sepenuhnya melewatinya.”
“Ck… merepotkan.” Suara pria berat bergema di dalam ruangan gelap.
“Di dekat dinding ruangan ini, terdapat altar pemujaan. Di sebelah altar, terdapat objek berbentuk kepompong raksasa yang memancarkan cahaya redup. Kepompong ini tingginya lebih dari satu meter, dengan keliling terlebar di bagian tengah melebihi satu meter. Saat ini, di bagian atas kepompong terlihat kontur wajah manusia yang baru saja berbicara.”
“Kecepatan konversi fragmen data terhambat sampai level ini…” Suara lain terdengar dari langit-langit, juga suara pria, “Apa kau Derivator Level Tiga?”
“Kalian para Level Empat memang suka bertanya hal-hal tidak penting.” Pria dalam kepompong membalas, “Hmph… kau juga tidak mengerti arti ‘kebosanan’.”
“Ada yang bisa kubantu?” Derivator Level Empat di langit-langit bertanya.
“Tentu ada.” Dia membalas, “Cobalah memenuhi syarat penyelesaian misi sebelum para pemain tiba di sini, lalu teleportasi mereka.”
