Pintu utama rumah besar ini menggunakan desain pintu ayun Normal, hanya terdiri dari satu panel pintu, tetapi lebih lebar dari pintu biasa. Feng Bujue mendekat, menggenggam gagang pintu, dan mendorongnya perlahan. Pintu kayu yang kokoh itu pun terbuka.
Rumah bergaya Jepang biasanya memiliki genkan di belakang pintu, beberapa langkah ke dalam terdapat koridor, sehingga tamu tidak bisa langsung melihat ruang tamu saat masuk. Sedangkan rumah bergaya Eropa justru memperlihatkan ruang depan yang sangat luas begitu tamu melangkah masuk.
Baik struktur eksterior bangunan maupun desain taman rumah besar ini menunjukkan gaya Eropa yang kental. Karena itu Feng Bujue saat ini berasumsi bahwa di balik pintu akan ada ruangan yang luas.
Tapi yang menunggunya justru sebuah tembok.
Sinar senter menerobos masuk. Lebar pintu memungkinkan semua orang melihat kondisi dalam ruangan... Tepat lima meter dari pintu utama, berdiri tembok dengan dua koridor gelap di kedua sisinya, masing-masing membentang ke kiri dan kanan, tak diketahui ujungnya.
Pintu masuk rumah besar ini ternyata berbentuk 'hui', tidak bisa dikatakan bergaya Jepang maupun Eropa, sama sekali merupakan desain yang tidak masuk akal.
Setelah membuka pintu, Feng Bujue tidak melanjutkan langkahnya. Dia seakan membeku, tetap berdiri sambil mengacungkan senter tanpa bersuara atau bergerak.
Yongzhe Wudi mengintip melewati bahunya. Sinar senter di tangan Feng Bujue terus menyoroti tembok yang berhadapan langsung dengan pintu utama, dan tidak bergeser untuk waktu yang lama.
"Ada apa denganmu?" Ye Zhi melihat wajah Feng Bujue dari samping belakang, menyadari ekspresinya yang sedang merenung dengan kening berkerut.
"Aku pernah melihat ini..." Feng Bujue berbisik pelan, pandangannya masih tertancap pada dinding itu.
Yongzhe Wudi mengamati bagian dinding yang diterangi cahaya, samar-samar melihat pola yang mungkin adalah lingkaran sihir.
"Kakak... jangan bilang... di kehidupan nyata kau adalah penyihir..." kata Yongzhe Wudi.
"Imajinasimu cukup liar." Feng Bujue menjawab sambil lalu, "Dibanding 'penyihir', 'anggota sekte aneh' mungkin lebih masuk akal..." Tiba-tiba ekspresinya berubah disertai senyum: "Ah ya... Aku ingat, di situlah aku pernah melihatnya!" Ia menoleh ke Yongzhe Wudi: "Masih ingat Quest pertama kita bertemu?"
Yongzhe Wudi berpikir sejenak lalu bertanya: "Rumah hantu di sebelah kolam gunung itu?"
"Benar." Feng Bujue tersenyum aneh, "Di lantai loteng rumah itu juga ada lingkaran sihir, persis seperti di dinding ini. Heh... Dalam Quest itu, sumber kekuatan ilusi seluruh rumah berasal dari lingkaran sihir tersebut."
Setelah kata-kata itu diucapkan, sebelum para pemain sempat bereaksi, bayangan hantu abu-abu tiba-tiba muncul di area sempit di balik pintu. Terdengar jeritan melengking yang menusuk gendang telinga para pemain. Wajah mengerikan langsung menerjang ke depan, lengannya yang kanan menggapai ke arah leher Feng Bujue.
Feng Bujue yang berdiri paling depan tampak biasa saja, namun lima orang di belakangnya langsung terkejut setengah mati.
Yang disebut klasik takkan pernah lekang oleh zaman. Teknik kejut mendadak seperti ini selalu menjadi inti taktik menakutkan yang esensial dalam film horor dan game, teruji oleh waktu dan tak pernah gagal.
Alur cerita, pendahuluan panjang, ruang imajinasi penonton, sugesti psikologis... pada akhirnya semuanya bermuara pada ledakan di satu momen tertentu.
Teknik menakutkan langsung dan sederhana seperti kejut tiba-tiba ini, yang muncul tanpa tanda-tanda di titik waktu acak, tetap bisa memberikan efek tertentu.
Saat ini, nilai ketakutan kelima orang selain Feng Bujue melonjak seperti roller coaster. Sensasi jantung berdebar kencang lalu perlahan pulih itu sudah lama tak dirasakan Feng Bujue...
Di detik berikutnya, Feng Bujue dengan satu tangan mencekal cakar hantu yang menerjang. Berkat bonus dari [Topeng Casey Jones], Spesialisasi Bertarung-nya setidaknya level D. Meski skill bertarungnya kurang dalam duel pedang, serangan sederhana seperti ini masih bisa ditangani.
Wajah hantu yang mengerikan itu kini hanya berjarak sejengkal dari Feng Bujue. Tanpa alis, mata tanpa bagian putih atau hitam, bahkan lubang matanya kabur. Kedua matanya adalah mata hantu bulat sempurna yang memancarkan cahaya putih. Meski satu lengan tertangkap, makhluk itu tidak panik, malah menunjukkan senyuman sinis yang menusuk.
Saat itu, tangan lain monster itu tiba secepat kilat, lima jari seperti ranting kering menghujam langsung ke rongga mata Feng Bujue. Kecepatan serangan ini benar-benar tak terduga, mustahil untuk dihindari.
Yongzhe Wudi yang terdekat sebenarnya sudah tersadar dan ingin membantu. Namun entah mengapa, saat dia mengangkat tangan, muncul aura hitam tak kasat mata yang menyelimutinya, membuatnya sulit bergerak. Saat mencoba berkonsentrasi dan memaksakan gerakan, tekanan dahsyat yang membuat pusing langsung menyerang.
Anggota tim lainnya juga gagal membantu. Jelas mereka terkena efek yang sama.
Monster di depan mata, monster lain yang bersembunyi di bayangan, rumah besar itu sendiri, atau formasi magis di dinding - semuanya berpotensi menjadi sumber efek ini. Intinya, serangan terhadap pembuka pintu ini benar-benar sebuah "FLAG kematian instan". Jika pemain tanpa 【aura protagonis】 yang menerima, mungkin para pemain hanya bisa menyaksikan rekan mereka terbunuh seketika.
Pada momen ini, para pemain baru pertama kali menyaksikan kekuatan aura protagonis yang sesungguhnya.
“Ternyata serangan yang tidak berhasil dihadang oleh Feng Bujue itu… justru meleset……”
Monster itu tampak bingung memahami situasi. Dari sudut pandangnya, serangan itu jelas mengarah ke sasaran, namun kenyataannya hanya menghantam udara kosong.
“Bisa seperti ini juga ya…” Feng Bujue menyipitkan mata menatap telapak tangan yang nyaris menggesek pipinya, merasakan hembusan angin dingin menyapu kulit, namun raut wajahnya tetap tenang.
Di detik berikutnya, dengan santai ia menyimpan senter dan mengonsumsi 2% Nilai Spiritual untuk memanggil 【Death Poker】, bergumam: “Hmm… kayaknya ini musuh cukup kuat, coba pakai Four Aces saja…” Beberapa kartu itu tidak melesat keluar, melainkan tersusun seperti kipas di tangan Feng Bujue.
Begitu melihat Death Poker, monster itu langsung menyadari bahaya. Ia berusaha kabur, namun Feng Bujue mencengkeram erat lengan yang baru saja diayunkannya, membuatnya tak bisa melepaskan diri.
Kilatan kartu menyambar. Feng Bujue mengayunkan Death Poker seperti pisau tajam, meninggalkan jejak cahaya di udara. Bagian tubuh monster yang tersapu kartu itu terbelah layaknya ditoreh pisau. Luka itu tidak mengeluarkan darah, melainkan asap hitam pekat yang mengalir keluar.
Asap hitam yang berwujud gas ini mengalir ke bawah seperti cairan, tidak naik atau menyebar……
