Taktik ini, jika dijelaskan dengan satu kata, pastilah —— kere.
Tapi harus diakui, langkah Feng Bujue ini benar-benar sempurna.
Copernicus dan Galileo hanya butuh tiga detik untuk memahami rencana Feng Bujue. Tanpa perlu berkomunikasi, mereka hampir bersamaan mundur sambil berteriak ke trio Order: "Yang tidak punya aura ikut kami mundur!"
Yongzhe Wudi dan Ye Zhi masih ragu-ragu. Mereka menoleh ke Meng Jingchan. Sebagai Leader tim tiga orang Order ini, dia bertanggung jawab mengambil keputusan di saat kritis.
"Kalian ikut dua GM mundur lebih jauh." Sikap Meng Jingchan tetap tenang: "Aku dan Saudara Feng akan tinggal." Melihat rekan timnya hendak protes, dia segera menambahkan: "Jangan banyak bicara. Sekalipun aku mati, aura Saudara Feng tidak akan hilang. Ini tidak mempengaruhi situasi besar."
Dalam beberapa kalimat ini, K3 yang berdiri sekitar sepuluh meter jauhnya telah menyadari sesuatu. Dia juga tidak berniat membiarkan pihak lawan terus berkomunikasi. Dengan satu langkah, dia langsung menyergap ke depan.
Karena berada di dunia sisi Kota Sakura, kekuatan K3 tidak bisa dibandingkan dengan saat bertarung di Kerajaan Undead sebelumnya. Namun kecepatan dan kekuatan yang ditunjukkannya saat ini masih sangat mengesankan, bahkan melampaui gerakan tubuh yang ditunjukkan oleh dua GM sebelumnya.
Tapi yang mengejutkan, ada seseorang yang berhasil menghentikannya sendirian.
Meng Jingchan, si pemain yang menghabiskan semua koin game-nya untuk rokok, minuman, dan rebonding rambut sampai hanya memiliki jubah wajib guild dan pakaian default pemula. Di momen secepat kilat ini, matanya tiba-tiba memancarkan sorotan dingin yang membuat sesak napas.
Tubuhnya bergerak lincah, pedang kilatnya bergetar. Pergelangan tangan mengeluarkan tenaga terampil, menyabetkan serangan miring.
Gerakan yang dilakukan Meng Jingchan ini tampak terburu-buru, tapi sebenarnya sudah sempurna. Tidak hanya menghentikan laju K3, dia juga melancarkan tebasan dari sudut licin yang sulit dihindari, memaksa lengan kanan K3 yang menjadi senjata utama terpaksa diangkat untuk menahan mata pedang.
Dalam konteks pertarungan, tingkat presisi dan kecerdikan dalam detail gerakan yang bisa diselesaikan pemain dalam waktu reaksi maksimal, menjadi standar untuk mengukur jurang antara ahli sejati dan pemain biasa.
Tentu saja, ini hanya perbedaan antara ahli dan orang biasa, bukan perbedaan antar sesama ahli. Jika mengabaikan semua faktor eksternal dan unsur keberuntungan, dalam olahraga yang memiliki batasan aturan... hal terakhir yang dibandingkan antara ahli Top-Tier adalah bakat.
"Oh? Menarik." K3 baru saja mengalihkan pandangan ke wajah Meng Jingchan, "Pemain juga bisa mencapai tingkat ini..." Belum selesai bicaranya, perubahan aneh terjadi lagi. Dua lengan muncul dari belakang, menyelip melalui ketiaknya, menekuk ke atas dan mengunci bahunya.
Yang menggunakan gerakan "Lushan Kanglongba" ini tentu Feng Bujue di sisi lain. Saat ini dia telah mengaktifkan 【Spiritual Awareness Body Convergence Technique】, sehingga bisa menyelesaikan gerakan ini sebelum lawan bereaksi. Feng Bujue tidak memperhitungkan kerugian nilai kelangsungan hidup, toh dengan aura pelindung dia tidak akan mati. Yang dia takutkan adalah jika tidak mengaktifkan skill ini, kekuatan fisik karakter saat ini sama sekali tidak bisa menahan lawan.
"Lari! Diam di situ mau mati?!" Feng Bujue mengunci K3 sambil berteriak ke empat orang lainnya.
Setelah Yongzhe Wudi dan Ye Zhi saling bertukar pandangan, akhirnya mereka mulai melarikan diri. Dua GM yang melihat mereka akhirnya bergerak, segera berbalik dan berlari membuka jalan, memimpin mereka mundur.
"Kalian berdua pikir ini lucu ya?" K3 menyeringai dingin, "Atau sedang pamer keberanian di sini?" Ekspresinya tiba-tiba berubah muram: "Oh tidak, pahlawan akan mati, sedangkan kalian hanya akan di-teleportasi saja." Kalimat terakhir ini diucapkan dengan nada merendahkan.
"Kami hanya ingin berbicara denganmu." Feng Bujue memiringkan kepalanya, berkata pada Meng Jingchan: "Benar kan, Kak Zen?"
Meng Jingchan baru sekarang menyadari kelicikan Feng Bujue...
Rencana Feng Bujue ini secara permukaan terlihat seperti dia mengambil aura protagonis, lalu bertarung dengan Derivator dalam kondisi tak terkalahkan untuk membantu pekerjaan pembersihan GM. Tapi sebenarnya, keuntungan lain dari rencana ini adalah mengalihkan perhatian rekan tim lainnya, membiarkannya berinteraksi langsung dengan Derivator. Dengan ketiadaan GM, dia bisa mencoba bernegosiasi. Jika gagal, baru bertarung. Bagaimanapun dengan aura ini, dia merasa aman.
Meng Jingchan memang ingin mengumpulkan informasi. Baginya, komunikasi verbal tentu lebih baik daripada pertarungan fisik. Maka dia mengikuti arahan Feng Bujue: "Benar, Tuan... Derivator ini, jika kau mau menghentikan serangan sementara dan..."
Namun, K3 memotong dialog mereka yang saling bersahutan, "Hubungan dan posisiku dengan kalian... ibarat lobster di akuarium restoran dengan tamu yang datang makan... Perlukah membicarakan terlalu banyak?" Suaranya mengeras, aura mengerikan tiba-tiba menyembur dari sekujur tubuhnya. Bukan hanya melepaskan cengkeraman Feng Bujue, tapi juga mendorong pedang Meng Jingchan terpental. "Apa aku wajib menjawab keraguan kalian?!"
Meng Jingchan masih lumayan, hanya terdorong beberapa langkah oleh energi mirip aura tempur. Tapi Feng Bujue yang menempel erat di punggung lawan langsung terlempar akibat benturan kekuatan dahsyat, tubuhnya menabrak pilar torii (gerbang kayu besar di depan kuil) yang tidak jauh.
Kreek! Tubuh Feng Bujue bahkan merobohkan pilar kayu solid yang sulit dipeluk satu orang. Nilai kelangsungan hidupnya langsung turun ke 1%, memaksa 【Spiritual Awareness Body Convergence Technique】 batal secara otomatis. Torii itu pun ambruk miring karena satu pilar patah, tepat menghantam arah tempat Meng Jingchan dan K3 berdiri.
Di bawah sinar bulan yang semakin terang, pemandangan sekitar dalam jarak tertentu sudah bisa dilihat tanpa alat penerang. Meng Jingchan jelas melihat Feng Bujue menyemburkan darah dalam jumlah mengerikan, ekspresi kesakitan di wajahnya menunjukkan bahwa pingsan saja sudah cukup beruntung. Ditambah reruntuhan benda besar di sekitarnya, kekuatan tempur K3 benar-benar memupuskan harapan.
Keringat dingin langsung mengucur deras di dahi Meng Jingchan. Dalam hati, dia berpikir: "Jika bukan karena aura protagonis, bocah ini pasti sudah dihabisi dengan satu pukulan saat ini juga."
Tentu saja, dia tidak sempat mengurus orang lain. Torii kayu itu mulai roboh ke arahnya, dia harus menghindar dulu. Sambil waspada terhadap pergerakan K3 yang tak jauh di depannya, Meng Jingchan melompat mundur ke jarak yang memungkinkannya menyerang atau bertahan (setidaknya menurut perkiraannya sendiri).
K3 tidak menghiraukan, hanya memandangi lawannya mundur. Dia sama sekali tidak berniat menghindar dari tiang torii yang runtuh di atas kepalanya.
Mungkin K3 ingin memamerkan kemampuan kepada dua pemain di sekitarnya, sengaja tidak menghindar. Dia mengangkat tangan kanan, menekan jari telunjuk dengan ibu jari, lalu menghentakkan ibu jari ke atas...
Boom——
Area tepat di atas tempat K3 berdiri tiba-tiba meledak. Kekuatan hentakan jarinya menyebar seperti corong ke atas, menghancurkan bagian atas torii yang roboh menjadi serpihan.
"Kekuatan tempurnya... mirip versi mini Ura Urashima..." Feng Bujue bersandar pada pilar yang patah, berdiri sambil menyunggingkan senyum. "Aku semakin penasaran, bagaimana aura protagonis bisa menyelamatkanku dari musuh seperti ini."
K3 berdiri dingin, memutar kepala perlahan ke arah Feng Bujue. "Oh? Kau belum tamat?"
“Hah... Seandainya aku tidak berbicara lebih dulu. Rupanya kau mengira aku langsung mati setelah serangan tadi.” Feng Bujue berkata.
K3 benar-benar berpikir demikian. Alasannya sederhana: sebagai Derivator, ia mengamati pemain melalui lapisan data dan bisa memperkirakan rentang nilai kelangsungan hidup lawan. Serangan yang baru saja dilancarkannya seharusnya cukup untuk membuat Feng Bujue OVER. Oleh karena itu, setelah melontarkannya, K3 bahkan tidak melirik ke arah itu. Tapi tak disangka, si bocah ini tiba-tiba bangkit dan berbicara. Rasanya... seperti saat melepaskan serangan spesial ke arah musuh di area gelap peta, mengira target sudah pasti berubah menjadi gold, tapi beberapa detik kemudian mereka muncul kembali dengan status darah tersisa.
"Hmph... Sebenarnya aku sudah menguasai ilmu silat legendaris, Jurus Keabadian..." Feng Bujue berencana meniru Duan Fei (tokoh utama dalam The Proud Twins) untuk mengelabui situasi.
Namun K3 sama sekali tidak mendengarkannya. Dengan lengan kanan terentang, jarinya mengibas menghasilkan gelombang udara berbentuk pisau yang menyambar ke arah Feng Bujue.
Bzzzz——
Suara mirip pedang laser yang diayunkan terdengar oleh Feng Bujue, tapi yang ia rasakan hanya angin sepoi-sepoi di pipi, tanpa luka sedikit pun.
"Apa……" K3 menunjukkan ekspresi bingung, modul logika komputasi memberitahunya bahwa serangan tadi mustahil meleset karena kesalahannya sendiri. Namun informasi visual dengan jelas menunjukkan pemain di depannya sama sekali tidak melakukan gerakan menghindar yang cepat atau cukup signifikan.
"Apa yang kau lakukan?" K3 tiba-tiba terlihat tertarik pada Feng Bujue: "Mengdistorsi ruang? Atau mengganggu penglihatanku?" Dia mengajukan pertanyaan berdasarkan asumsi logis.
Feng Bujue justru memberi jawaban absurd: "Kakak hanya dengan gaya memiringkan kepala, menghindari seranganmu yang lambat seperti diam di tempat."
"Benarkah?"
Saat K3 mengucapkan kata "Benar", jaraknya masih 7-8 meter dari Feng Bujue. Tapi ketika kata "kah" terucap, dia sudah berada di depan Feng Bujue: "Ngomong-ngomong... Kekuatan dan kecepatanmu saat menyerang tadi benar-benar melampaui batas maksimal data, setidaknya dua kali lebih kuat dari perkiraanku. Tampaknya kau juga bukan orang sembarangan..."
"Bodoh, tadi aku menggunakan Skill, ya sudah pasti dua kali lipat lah." Feng Bujue bergumam dalam hati, tapi dengan suara penuh teka-teki dia berkata: "Ah... itu hal sepele. Menilai kekuatan orang berdasarkan data adalah tindakan sia-sia. Metode latihan kami orang Bumi berbeda, kami bisa menyembunyikan energi ki sehari-hari, baru sepenuhnya dilepaskan saat bertarung."
"Dengan muka tebal langsung mencomot settingan Dragon Ball ya..." Meng Jingchan dalam hatinya sudah benar-benar terkejut.
Feng Bujue melihat ekspresi K3 yang 70% bingung dan 30% penasaran, lalu melanjutkan dengan semangat: "Jangan lihat penampilanku sekarang, dulu aku juga cukup nekat... Pernah menjalani latihan neraka selama beberapa tahun di pulau terpencil, memanjat menara UFO setinggi ratusan ribu meter melalui totem, meminum minuman yang bisa membangkitkan potensi manusia tapi mematikan, bahkan beberapa kali berhasil menyelamatkan bumi dari alien..."
"Hei... Tidak hanya menjiplak slogan khasku, sekarang malah mulai bercerita kisah aneh ke AI..." Meng Jingchan terkagum-kagum sambil secara refleks mengeluarkan sebotol bir dari tasnya, menenggaknya sekaligus untuk menenangkan diri.
