Kuangzong Jianying berjalan santai ke ruang rapat ketua guild. Di sebelah Meja Rapat sudah ada empat orang yang duduk, salah satunya adalah temannya [Wu Dao Ke]. Tiga orang lainnya duduk di sisi panjang meja dengan ID masing-masing [Yi Dao Qing Cheng], [Yī Jiàn Qīng Chéng], dan [Cái Bù Pà Ne].
Guild Jianghu memang termasuk kelas atas, disiplinnya cukup baik - setidaknya tidak ada peserta rapat yang duduk sambil mengunyah keripik kentang seenaknya. Tapi mereka juga tidak hanya duduk diam, masing-masing memegang botol minuman yang sesekali mereka teguk.
Makanan ringan dan minuman di Taman Horor murni untuk memuaskan nafsu makan, tidak memiliki efek BUFF, tidak bisa memulihkan health atau Poin Stamina, apalagi mengurangi porsi makan pemain di dunia nyata. Namun, produk-produk ini justru laris manis di In Game. Baik pemain profesional, pemain RMT yang berkantong tebal, maupun player casual biasa, semua membeli untuk mencicipi.
Benarkah makanan virtual yang dijual Dream Company dalam game begitu menarik? Jawabannya ya. Produk mereka terbagi dalam tiga kategori: Pertama, produk populer atau mainstream seperti keripik kentang, cola, rokok; Kedua, produk premium dengan harga fantastis di dunia nyata seperti herbal langka, cokelat premium, minuman beralkohol; Ketiga... produk fiksi unik yang tidak ada di dunia nyata seperti "Dendeng Buaya Gala" dari komik makanan, "Jus Pelangi", serta snack orisinal game bernuansa horor seperti "Sate Bola Mata", "Bakcang Mumi Berperban" dll...
Meski masa uji terbuka belum lama dan sebagian besar harga barang kategori ini relatif murah, pendapatan Taman Horor di sektor ini hampir menyamai keuntungan dari consumable lain (Ammunisi, obat-obatan, baterai, dll) di toko. Bisnis ini ternyata menjadi saluran utama Sistem untuk menarik kembali koin game dari pemain.
“Kak Xiao belum datang?” Kuangzong Jianying berkata sambil duduk. Pandangannya menyapu wajah tiga orang di seberang meja - anggota Jianghu yang tidak terlalu dikenalnya. Demi sopan santun, Jian Shao tetap mengangguk kecil sebagai salam.
Wu Dao Ke menjawab: “80% sedang sibuk mengatur hal yang kau sebutkan sebelumnya.”
“Serepot itu?” Kuangzong Jianying bertanya.
“Ha... Kau tinggalkan begitu saja urusannya setelah menaruh barang.” Wu Dao Ke tertawa: “Kami sudah mengurus banyak hal. Kira spesialisasi peralatan mudah dilatih? Selain Order, guild mana yang bisa menyediakan beberapa pemain spesialisasi siap perintah hanya dengan satu panggilan?”
Kuangzong Jianying mengangkat bahu: “Aku belum pernah melatihnya, tidak tahu tingkat kesulitannya.”
Saat percakapan berlangsung, pintu ruang rapat terbuka lagi. Seorang pria berpostur 185 cm dengan wajah tenang dan tegas masuk.
【Xiao Wen Cang Tian】, salah satu dari tiga bos Studio Jianghu, sekaligus menjabat sebagai Ketua guild Jianghu dalam game.
Bayangkan sekelompok orang terdampar di pulau terpencil, terperangkap di pegunungan, atau terjebak dalam ruang berbahaya tak dikenal. Awalnya mereka pasti panik. Di situasi seperti ini, Xiao Wen Cang Tian jelas akan menjadi sandaran, sosok yang ditunggu-tunggu untuk mengambil tindakan.
Dalam bahasa tinggi, ini disebut karisma pemimpin. Secara sederhana, orang ini terlihat bisa diandalkan.
"Di dunia nyata, Xiao Wen Cang Tian, Wu Dao Ke, dan Kuangzong Jianying ini bertiga sudah bisa dianggap sebagai pengusaha muda; di dunia game, mereka juga termasuk tokoh berpengaruh di kalangan pemain profesional. Tapi kalau bicara siapa yang paling mewakili Studio Jianghu, Xiao Wen Cang Tian pantas mendapat gelar itu."
"Dilihat dari kekuatan dalam game, Dao Jian Xiao berada di level yang hampir setara. Dulu di game virtual reality lain, mereka sering saling bertanding, dengan hasil yang bergantian menang-kalah. Jika mengesampingkan faktor seperti profesi dalam game dan peralatan, tidak ada perbedaan mencolok di antara ketiganya."
"Tapi dalam hal mengelola perusahaan, Wu Dao dan Jian Shao jauh tertinggal. Keputusan penting studio dan rencana pengembangan masa depan sejak awal semuanya ditetapkan oleh Xiao Wen Cang Tian. Bagi perusahaan yang berkembang dari akar rumput seperti mereka, pengambil keputusan bijaksana seperti ini bisa disebut sebagai batu pondasi kesuksesan."
"Hmm... Sudah semua datang ya." Xiao Wen Cang Tian duduk di kursi utama Meja Rapat, matanya menyapu Wu Dao Ke dan Kuangzong Jianying di sebelah kanannya, lalu melihat trio di sebelah kirinya, "Sudah saling berkenalan?"
"Ah, sempat ngobrol sebentar." Jawab Wu Dao Ke: "Tapi Jian Shao baru saja datang, lebih baik kamu perkenalkan lagi."
Xiao Wen Cang Tian langsung mengangkat lengan kanannya, menghadap ke trio di sebelah kiri sambil memperkenalkan: "Jian Shao, Kuangzong Jianying."
"Sudah lama mendengar nama besar Anda!" Yidao dan Yijian akhirnya berkesempatan bertemu sang master, selain bersemangat, mereka juga terlihat agak kikuk.
Bupa yang duduk di samping hanya menyeringai, tampak tidak begitu antusias.
“Hehe... Kalian tidak perlu terlalu formal.” Kuangzong Jianying menjawab sambil tertawa.
[Xiao Wen Cang Tian] kembali berbicara kepada Kuangzong Jianying: “Meski Yidao dan Yijian bukan pemain profesional, waktu online mereka cukup konsisten dan bersamaan. Menurutku mereka punya potensi...” Dia berhenti sejenak: “Bukankah kamu selalu mengeluh sulit menemukan rekan tim yang cocok di mode permainan pembantaian? Bagaimana kalau mulai sekarang mereka bergabung denganmu?”
“Boleh saja.” Kuangzong Jianying menyetujui dengan antusias. Dia paham situasi seperti ini - lebih baik langsung menolak atau menerima dengan tegas. Jika dia berlaku seperti pelanggan yang memilih-milih wanita di rumah bordil dengan ragu-ragu, tentu akan membuat Yidao dan Yijian merasa tidak nyaman.
“Kita semua satu guild, lagipula ada bonus EXP. Justru aku yang beruntung.” Kata Kuangzong Jianying.
“Haha, mulai sekarang mohon bimbingan Jian Shao!” Yidao dan Yijian tampak berseri-seri. Bagi mereka, bisa bergabung dengan guild besar bereputasi seperti Jianghu saja sudah merupakan pencapaian. Pujian Ketua guild tentang “potensi” tadi cukup membuat mereka sombongkan diri. Sekarang ditugaskan bertim dengan Kuangzong Jianying? Ini seperti anugerah langit. Sebagai pemain senjata jarak dekat, kesempatan mengamati langsung pertarungan top player kelas atas seperti dia pasti akan meningkatkan skill mereka secara drastis.
"Selain itu, ini adalah【Cái Bù Pà Ne】..." Xiao Wen Cang Tian melanjutkan perkenalannya: "Dia adalah ahli yang direkomendasikan oleh Yidao dan Yijian, baru hari ini bergabung dengan guild. Aku ingin kalian juga bertemu dengannya..."
Wudao dan Jian Shao mendengar ini, ekspresi mereka sedikit berubah. Keduanya berpikir: Apa maksud "bertemu"? Apakah ini pacar atau kerabatmu sehingga dibawa untuk kami lihat? Cara perkenalanmu tidak seperti itu, berarti... meski non-staff studio kami, apakah dia player casual berkemampuan tinggi yang harus kami kenal?
"Hai." Cái Bù Pà Ne menyapa dengan santai. Sikap manjanya saat bertemu orang asing dalam quest sama sekali hilang, digantikan aura wanita tomboi.
Wudao yang datang lebih awal sudah menyapanya sebelumnya. Bagi Jian Shao ini pertama kali berinteraksi dengan Bupa. Sambil menjawab "Hai", dia berpikir: Tak pernah melihatnya, tak ada pemain profesional dengan nickname "Cái Bù Pà Ne", tapi Xiao Ge sangat menghargainya... Menarik.
"Bupa nanti main quest bareng Wudao. Usahakan online stabil untuk cepat naik level. Setelah level 30, aku ingin memasukkanmu ke tim khusus untuk menaklukkan Mode Bertahan Tim kesulitan Nightmare." Xiao Wen Cang Tian menjelaskan: "Selain itu, untuk tiga pertandingan 'Pra-Pertempuran Peringkat' dari level 30-39, harapannya kamu bisa ikut bersama rekan guild. Nanti akan kuatur."
……
Pada saat yang sama, di ruang rapat Garis Depan Neraka.
Feng Bujue masuk ke ruang rapat dan melihat Siyu menyangga dagunya dengan kedua tangan, wajahnya lesu sambil menyaksikan pemandangan membosankan di sampingnya. Tampak Beiling sedang melemparkan satu per satu berondong jagung melintasi meja ke arah Xiao Tan, berusaha menempelkan lebih banyak berondong di rambutnya.
"Semuanya menunggu saya?" tanya Feng Bujue. Saat ini mereka sudah masuk ke dalam game melalui Mode Tidur.
"Sebenarnya hanya menunggu sepuluh menit saja," jawab Siyu.
Feng Bujue memandang jumlah berondong jagung di kepala Xiao Tan: "Aku penasaran, kalau aku datang lebih telat lagi, permainan membuang-buang waktu dengan berondong ini akan berkembang jadi apa?"
"Mungkin dia akan menyuruhku membuka mulut untuk menangkapnya," balas Xiao Tan.
"Aku senang kau akhirnya menemukan teman yang memiliki usia mental yang setara denganmu," canda Feng Bujue.
"Omong kosong! Aku jauh lebih dewasa darinya!" bantah Beiling tak terima.
"Tentu saja, semua orang yang pernah SD tahu kalau perempuan lebih cepat dewasa," ujar Feng Bujue sambil duduk di sisi Meja Rapat.
Beiling menyampingkan pandangan ke arah Ketua guild yang tajam lidah ini, menjulurkan lidah membuat muka jenaka.
"Katanya kau akan tampil di TV?" Siyu tiba-tiba membuka percakapan.
“Ah... Rupanya kau sudah menyebarkan kabar itu ya...” Feng Bujue mengakui secara tidak langsung, lalu bertanya pada Xiao Tan: “Eh, ngomong-ngomong, bagaimana kondisi tangan kirimu? Apa efek dari menghancurkan botol 【Pasir Lambat】 sudah terlihat?”
Xiao Tan menjawab: “Tidak apa-apa.” Sambil mengangkat tangannya: “Tidak ada kelainan. Setelah pulang kerja aku masih menyelesaikan dua Quest, tidak merasakan pengaruh apapun. Mungkin efek pasir sudah hilang sejak keluar dari Quest Death Quiz.”
“Efek negatif dalam Quest tidak akan terbawa ke ruang login,” Beiling menambahkan: “Bukannya Ketua guild sudah hafal panduan game? Kenapa soal ini malah bingung?”
“Karena menurutku Quest itu bermasalah...” Pikir Feng Bujue dalam hati, tapi tidak diucapkan.
“Tidak apa-apa sudah bagus.” Seperti biasa Siyu yang mengembalikan topik pembicaraan. Tanpa dirinya, entah sampai kapan mereka akan ngobrol ngalor-ngidul: “Kita semua sudah melalui beberapa Quest lagi. Mari berbagi update Level dan status dulu sebelum memulai Quest berikutnya.”
(Volume 1 Selesai)
【Volume 2 (Bagian Atas)】
