Dalam 10 menit keterlambatannya, Feng Bujue telah menyelesaikan semua persiapan sebelum Quest. Dia membeli 5 suplemen health point (sedang) dan 6 magazen peluru senapan serbu di toko game dengan total pengeluaran 40.000+ koin game. Lalu dia mencari 【Pistol One-Hit Kill】 dan 【Medali Contra】 yang dilihat di Quest Mimpi Buruk sebelumnya di Kotak Kejutan – dan ternyata ada...
【Medali Kontra】 di Kotak Kejutan memiliki atribut yang sama dengan yang dikonsumsi Feng Bujue saat menggunakan Gelombang Naga Hitam. Harganya 20.000 poin keterampilan. Pada tahap ini, mungkin hanya pemain peringkat atas di daftar peringkat level yang secara teoritis bisa membelinya, sementara sebagian besar pemain hanya bisa menghela nafas melihat harganya.
Atribut 【Pistol Pembunuh Satu Tembakan】 telah dimodifikasi secara signifikan oleh Sistem. Meski efek tetap instan kill, kehilangan efek tembak otomatis sehingga harus membidik manual, dan tidak berlaku untuk BOSS akhir quest maupun pemain. Peluru tetap tak terbatas, tapi jumlah tembakan dibatasi hanya 5 kali per jam. Meski demikian, harga senjata ini tetap 50.000 poin keterampilan.
Meski kedua item ini berkualitas Legendary, masih kalah jauh dibanding senjata legendaris 【Tessaiga】 yang pernah ditemukan Feng Bujue. Harga kedua item ini jika digabung masih lebih murah dari satu Tessaiga, menunjukkan harga yang ditetapkan Kotak Kejutan cukup rasional.
Feng Bujue tidak ingin membuat rekan timnya menunggu lama. Setelah cepat-cepat berbelanja dan sekadar memuaskan rasa ingin tahunya, ia segera menuju ruang rapat.
Ruang rapat yang digunakan saat ini dibuka oleh Siyu, yang awalnya sebagai Leader. Tapi setelah Feng Bujue bergabung, Siyu menyerahkan otoritas Leader kepadanya.
Data detail keempat orang tidak akan dijelaskan panjang lebar di sini. Kecuali Feng Bujue, kemampuan dan peralatan anggota tim lainnya tidak banyak berubah.
Xiao Tan, Siyu, dan Beiling saat ini semuanya level 17. Gelar dan senjata yang digunakan masih sama dengan sebelumnya. Dalam hal spesialisasi, ketiganya mengalami peningkatan kecil. Karena Xiao Tan sudah memenuhi syarat untuk mempelajari 【Bayangan Hantu Kelelawar Iblis】, Feng Bujue langsung mengambil skill ini dari gudang publik guild dan menyuruhnya mempelajarinya.
Saat bertukar informasi, Feng Bujue sekalian menyebutkan bahwa Long Aomin telah bergabung dengan guild lain, serta membahas【Harddisk 2455-A-1】dan perjanjiannya dengan Kuangzong Jianying. Anggota Garis Depan Neraka segera menyadari... Kuangzong Jianying sebenarnya sudah dibodohi oleh Feng Bujue. Jue Ge-lah bos sebenarnya yang hanya tinggal terima beres, cukup menunggu peralatan selesai dikirim.
Meskipun agak disayangkan Long Ge tidak bisa bergabung, ini bukan masalah besar. Lagipula Garis Depan Neraka memang guild rekreasi kecil. Feng Bujue juga tidak berencana membentuk tim enam orang yang kuat. Nanti jika ada pemain yang sevisi bisa ditambahkan saja - soal jumlah anggota guild, dia tidak memaksakan.
Setelah keempatnya melaporkan informasi masing-masing, mereka bersiap berangkat.
Mereka kembali ke ruang login masing-masing. Setelah Feng Bujue menghubungi komunikasi tim dan mengkonfirmasi, mereka masuk ke sistem antrian.
【Feng Bujue, Level 19】
【Wang Tanzhi, Level 17】
【Shiyu Ruoli, Level 17】
【Beiling Xiaogu, Level 17】
【Silakan pilih mode permainan yang akan dimasuki oleh tim.】
【Anda memilih Mode Bertahan Tim (Normal), harap konfirmasi.】
【Terkonfirmasi, nilai acak jumlah tim telah dihasilkan: lima orang.】
【Tim Anda telah masuk antrian, sedang mencari pemain/kelompok lain yang sudah siap.】
【Pencocokan selesai, koordinasi koneksi saraf sedang dilakukan, pembuatan skenario sedang berlangsung...】
【Loading dimulai, harap tunggu sebentar.】
"Selamat datang di Taman Horor." Kali ini suara sistem terdengar seperti nenek sihir tua dengan nada menyeramkan, agak mirip dengan yang Feng Bujue dengar saat tutorial pemula.
【Loading selesai. Saat ini Anda sedang bermain Mode Bertahan Tim (Normal).】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah Penyelesaian Skenario: 100000 koin game.】
【Segera akan memutar ringkasan alur cerita. Permainan akan segera dimulai setelah pemutaran selesai.】
CG pembuka mulai diputar...
Malam hari, bulan purnama bersinar terang.
Di sebuah jalan kecil, derap kaki kuda semakin mendekat. Tak lama kemudian, seekor kuda cepat muncul.
Kuda itu berwarna putih, penunggangnya juga mengenakan jubah putih.
Pria berbaju putih ini berpakaian seperti pendekar kuno, namun tak terlihat senjata di tubuhnya. Entah apa tujuan perjalanannya di malam hari ini.
【Sepuluh tahun yang lalu, pertarungan legendaris di Purple Cloud Ruins antara "Pedang Tak Bernama" Xie San dan "Dewa Pedang" Ye Cheng berlangsung dua hari dua malam tanpa pemenang.】Teks subtitle muncul di bagian bawah layar mengikuti suara sistem.
"Ini mau jadi apa..." Feng Bujue langsung merasakan alur cerita bakal aneh lagi sejak mendengar pembukaan bergaya novel silat ini.
【Sepuluh tahun kemudian, kedua orang ini sudah sulit menemukan lawan sepadan di Jianghu, pertarungan tak terhindarkan.】
【Pertarungan ini, untuk memperebutkan gelar nomor satu di dunia, sekaligus membuktikan aliran pedang masing-masing.】
【Lokasi duel ditetapkan di wilayah tandus barat daya, di dalam desa tua yang sudah lama ditinggalkan.】
Saat kata-kata ini diucapkan, pria berbaju putih di layar tiba-tiba menarik kendali kudanya, menatap jalur sempit di depannya. Matanya menyapu hutan samar-samar di kedua sisi: "Hamba Bai Dian, Sang Pencari Bunga Berwajah Giok. Bolehkah tahu sahabat dari jalan mana yang berdiri di depan? Berkenankah menampakkan diri?" Suaranya tidak keras, tapi di malam hari ini tetap terdengar sampai jauh.
"Pulanglah." Sebuah suara tua menjawab. Meski kata-kata ini masuk ke telinga Bai Dian, ia sama sekali tidak bisa menentukan posisi si pembicara. Suara itu seolah berputar dari segala penjuru.
"Hmph... Pasti kau juga datang untuk menyaksikan duel legendaris tiga hari lagi?" Bai Dian mendengus dingin. "Hanya dengan satu kalimat kau ingin aku... Ah!" Sebelum selesai bicara, ia terjatuh dari kuda. Tak lama setelah mendarat, jasadnya sudah tak bergerak.
Kamera bergerak memberikan close-up pada Bai Dian. Di matanya yang masih terbuka itu terpancar ketakutan yang mendalam. Sebelum mati, ia sempat menggenggam senjata khasnya - sebuah shuriken berbentuk aneh. Sayang, ini sama sekali tak berguna.
Kamera bergerak lagi ke bagian belakang leher Bai Dian sebelah kiri. Baru saat ini para pemain melihat ada tusukan bambu kecil tertancap di sana.
【Kota Cangling, dikelilingi gunung di tiga sisi. Kabarnya di hutan utara desa terdapat kuil tua yang diduduki roh jahat, sehingga arwah gentayangan turun gunung mengganggu. Warga desa sering tewas misterius, pemerintah pun tak berdaya. Bertahun kemudian, penduduk lokal mengungsi dan kota ini menjadi kota hantu sejati.】
【Pada tanggal 15 bulan 8 tahun ini, dua pendekar pedang terkemuka akan bertarung di sini.】
【Kabarnya menyebar, dunia persilatan gempar. Para ahli dari berbagai penjuru berdatangan. Penginapan di kota mati ini tiba-tiba buka kembali dalam beberapa hari, dihuni ratusan tokoh terkenal Jianghu...】
【Bagaimana hasil duel ini? Apa kebenaran di balik kota hantu? Apakah ada konspirasi tersembunyi di balik semua ini?】
Sinopsis alur cerita sampai di sini. Empat anggota Garis Depan Neraka dan satu pemain lain yang bergabung langsung muncul di jalan kecil tempat Bai Dian tewas, meski jarak mereka dari lokasi kejadian masih sekitar satu kilometer.
【Misi Utama Telah Diaktifkan】
【Masuk ke Kota Cangling.】
"Jaman sekarang, para ahli bertarung tidak ke Kota Terlarang malah ke desa berhantu... berani sekali..." Feng Bujue mengelus dahinya bergumam.
"Ah! Kau!" Suara familiar terdengar.
Feng Bujue menoleh dan melihat wajah yang tak ingin dilihatnya, spontan berkata: "Ini tidak mungkin..."
"Itu seharusnya kalimatku!" teriak Tuan Atobe.
"Di mana tiga rekan timmu?" tanya Feng Bujue.
“Hmm……” Atobe menjawab: “Main 3V3.”
“Kau memang benar-benar beban ya…” Feng Bujue berbicara blak-blakan.
“Apa maksudmu?!” Tuan Atobe kesal, tapi dia benar-benar tidak punya argumen untuk membantah.
“Teman?” Siyu menatap Feng Bujue, bertanya singkat.
Feng Bujue ragu sejenak: “Hmm… Bisa dibilang begitu…” Ia berbalik ke Xiao Tan dan Beiling: “Aku perkenalkan, ini Ketua guild Ice Emperor Host Club, Atobe. Xiao Tan masih ingat kan? Salah satu dari dua orang yang mati di quest zombie serigala darah.”
“Oh… Iya, sepertinya namanya begitu.” Xiao Tan hanya pernah melihat ID 【Tuan Atobe】 dan 【Nama Susah Diambil】 di quest itu, tapi belum pernah bertemu langsung.
“Siapa yang kau sebut host club?! Lihatlah penampilanmu sendiri yang seperti psikopat antisosial… Dengan nama guild bergaya gotik, berani-beraninya menjelekkan aku?” Tuan Atobe sambil berbicara sudah memperhatikan lencana "Garis Depan Neraka" di keempat orang di sekitarnya, bertanya: “Eh? Kalian tim guild?”
“Ya, sekarang aku juga sudah jadi ketua guild… Meski tidak terlalu berwibawa, tapi melihat contoh menyedihkan seperti dirimu, tiba-tiba muncul rasa superioritas…” kata Feng Bujue.
Atobe merasa jika terus begini akan masuk ke siklus kritikan tak berujung. Dalam hal sindiran, levelnya jauh di bawah Feng Bujue. Tidak ada cara lain, terpaksa ditahan… Dia mengalihkan topik: “Itu… Ngomong-ngomong… BUFF guild kalian apa?”
"Oh... itu..." Feng Bujue merasa informasi ini tidak masalah untuk diberitahukan, lagipula BUFF guild akan berubah sesuai peringkat mingguan guild. "Yang pertama adalah 【Pengurangan konsumsi Poin Stamina sebesar 3% dalam quest】, yang kedua adalah 【Perpanjangan waktu paksa offline setelah Nilai Ketakutan mencapai puncak selama 3 detik】"
Tuan Atobe berkata sambil berpikir: "Hmm... kurang lebih seperti yang kubayangkan. BUFF guild kami menambah sedikit kecepatan regenerasi nilai kelangsungan hidup dan bonus koin game saat penyelesaian." Dia berhenti sejenak: "Sepertinya guild di peringkat 100 ke bawah hanya dapat bonus kecil seperti ini."
"Hal seperti ini harusnya kamu tahu hanya dengan melihat sekilas di forum," kata Feng Bujue.
"Ah? Eh... Benarkah?" Atobe terkejut sejenak.
"Katakan... sudah berapa lama kamu tidak offline?" Feng Bujue melihat di kolom tim dan menyadari level Tuan Atobe sekarang sudah 20 dengan gelar 【Serangan Spektakuler】. "Jangan-jangan kamu main terus kecuali tidur dan makan, sesuai batas waktu game yang diizinkan?"
"Aku ini pemain profesional!" kata Atobe dengan ekspresi serius.
"Baiklah..." Feng Bujue mengangkat bahu.
Karena hanya Atobe yang dianggap orang luar, kelima orang ini tidak perlu lama saling memperkenalkan. Setelah berbincang sebentar, Feng Bujue membersihkan tenggorokannya dan mulai menjual strategi pertamanya...
