"Pintu keluar yang ditemukan Xiao Tan dan Beiling, terletak di hutan pegunungan sebelah barat kota. Awalnya mereka jatuh ke gua saat mencari rumah penduduk di sebelah timur kota, namun kini telah berhasil melintasi seluruh Kota Cangling dari bawah tanah."
"Jika berjalan di permukaan, jarak ini bahkan tidak memerlukan setengah hari. Tapi di bawah tanah, jalannya rumit berliku, naik turun, terkadang terhalang berbagai rintangan bahkan harus berbalik arah. Mereka cukup beruntung bisa keluar sebelum fajar hari ketiga."
"Kedua orang ini kembali ke Penginapan Cangling tepat pada saat tergelap sebelum fajar, pintu utama penginapan masih terkunci. Tentu saja ada banyak cara masuk melalui pintu samping, pintu belakang, jendela koridor lantai dua, jendela koridor lantai tiga... Bagi orang-orang persilatan lain yang punya sedikit pengalaman Jianghu atau menguasai teknik ringan kaki, masuk-keluar penginapan ini mudah sekali. Tapi bagi mereka berdua..."
"Tok... tok... tok..."
"Di pukul tiga empat pagi saat orang-orang sedang terlelap, mereka mulai mengetuk pintu dengan gegap gempita."
"Setelah beberapa saat mengetuk, suara seorang pelayan terdengar dari dalam: 'Siapa itu?'"
"'Tamu kamar Tianzi Bing, biarkan kami masuk,' jawab Xiao Tan."
"Beberapa detik kemudian, pelayan itu membuka pintu sambil mengucek mata: 'Tuan, jam segini malam kenapa masih di luar?'"
"'Hehe... maaf merepotkan.' Xiao Tan tentu tidak akan menjawab pertanyaan itu. Setelah sekadar basa-basi, ia dan Beiling langsung naik ke lantai atas."
"Tentu saja si pelayan juga tidak benar-benar ingin tahu apa yang mereka berdua lakukan di luar di tengah malam. Dia hanya bertanya sekadar basa-basi. Setelah kedua orang itu naik ke lantai atas, pelayan mengunci pintu kembali lalu kembali tidur pulas di belakang konter lantai satu. Alasan si pelayan tidur di lobi lantai satu bukan karena takut uang di konter dicuri, melainkan khawatir ada yang mencuri minuman anggur. Lebih jelasnya, untuk mencegah Lu Shan...
Kembali ke kamar tamu, mereka langsung mendorong pintu masuk. Terlihat Atobe sedang duduk sendirian di satu-satunya tempat tidur di kamar. Posisinya bersila, kedua tangan terjalin alami di atas kaki, dengan mata terpejam dalam kondisi mengatur napas.
"Wah, baru sehari tak bertemu, Kak Jin malah jadi pertapa ya?" Beiling mengejek sambil tertawa.
Atobe sebenarnya sudah mendengar suara mereka masuk. Karena tahu hanya rekan tim yang bisa membuka pintu seperti itu, dia tidak panik. Perlahan dia membuka mata: "Aku sedang menggunakan skill untuk memulihkan Poin Stamina."
"Oh? Ada skill aktif yang bisa memulihkan stamina?" Xiao Tan bertanya: "Skill itu menghabiskan apa?"
"Tidak ada konsumsi," jawab Atobe: "Tapi harus mengatur napas dalam posisi meditasi seperti ini."
Beiling sepertinya menangkap informasi penting dari ucapan ini: "Apa kamu belajar ilmu bela diri dari NPC di quest ini?"
“Tebakan yang benar.” Atobe tersenyum bangga: “Siang ini Lin Chang dan Su Shang pernah datang sekali, tentu masih membahas urusan itu. Kubilang aku juga tidak tahu di mana Ketua Liaowu dan istrinya pergi, bahkan kalian berdua pun tidak pulang semalaman. Tapi yang pasti, kalian berempat tidak mati.” Melihat perubahan ekspresi Xiao Tan dan Beiling, dia menambahkan: “Tenang, aku tidak mungkin bilang soal settingan ‘kolom tim’ atau semacamnya. Percuma juga, mereka tidak akan percaya maupun mengerti.” Dia melanjutkan: “Lin Chang dan Su Shang cukup sopan, bilang ini tidak mendesak. Setelah duel, mereka mengundang seluruh Chaliao Pedang Penghancur berkunjung ke Keluarga Ye, baru bahas lagi. Lalu mereka pamit.” Senyumnya mengembang: “Saat itulah, Tuan Muda ini mendapat ide. Aku bilang ke Lin Chang...”
“Kau suruh dia mengajarkan ilmu dalam dangkal yang awalnya mau diajarkan ke Ketua guild itu kepadamu dulu?” Beiling menyela.
“Tepat.” Atobe menjawab: “Mengingat sudah mau masuk hari ketiga, kupikir saat hari duel nanti para anggota pasti sibuk. Lagipula setelah hari itu kita harus meninggalkan Quest. Jadi kemarin siang adalah satu-satunya kesempatan. Karena Lin Chang sudah janji mau mengajarkan ilmu bela diri ke Saudara Feng, dan dia juga bilang itu cuma ilmu dasar yang bisa diajarkan sembarangan... aku manfaatkan momentum, bilang padanya ‘mumpung ada kesempatan, ajari saja aku dulu ilmunya, nanti aku yang ajarkan ke Saudara Feng’. Jadi dia tidak perlu repot datang lagi khusus untuk ini.”
“Lumayan, ternyata berhasil mempelajari sebuah skill.” Beiling berkomentar: "Sebagai Jin Fugui, ini bisa dianggap performa di atas rata-rata ya."
"Apa maksudmu 'sebagai Jin Fugui'! Jin Fugui itu sejenis binatang ya?" Atobe kesal: "Lagipula nama ini kenapa! Meski agak sedikit norak, ini kan harapan dan doa orangtuaku!"
"Orangtuamu jahat sekali..." Xiao Tan tiba-tiba menyela.
"Jangan bilang begitu, aku yakin sebagian besar orangtua tulus untuk anaknya. Ini cuma niat baik yang salah eksekusi." Beiling menambahkan.
"Kalian berdua ini..." Atobe ingin mengatakan "pasangan anjing", tapi niatnya dihalangi oleh Sistem. Kalimat selanjutnya tertahan, terpaksa dia mengubah ucapan: "Sudahlah... Tuan Muda ini toh pemain profesional, takkan menghitung-hitung dengan organisasi pencela profesional seperti Garis Depan Neraka."
Xiao Tan menepuk bahu Atobe: "Persahabatan antar pria diukur dari tingkat sarkasme saat saling mencela. Makanya kami mencelamu sebagai bukti kepercayaan."
Sebelum suaranya habis, "plak!" Xiao Tan dipukul bagian belakang kepalanya dengan keras oleh Beiling.
"Aku bukan pria!" kata Beiling.
"Wahahaha..." Atobe tertawa terbahak: "Sedangkan kedekatan hubungan pria-wanita diukur dari kerasnya pukulan wanita dan batas toleransi pria."
Xiao Tan memegang kepala belakangnya dengan malu, mengalihkan topik: "Ngomong-ngomong, ilmu bela diri dalam... maksudku skill yang kau pelajari, efek khususnya apa?"
"Nama skill-nya adalah 【Teknik Menarik Energi Angin Sejuk】, salah satu ilmu dasar Keluarga Ye. Setelah menjadi skill, efeknya... Selama saya duduk bersila dan mengatur napas dengan cara tertentu, saya bisa mendapatkan pemulihan stamina tambahan 1% per menit, tanpa mempengaruhi kecepatan pemulihan stamina alami saya." Atobe menjawab.
"Lumayan, bahkan jika stamina turun ke nol, cukup bermeditasi setengah jam bisa pulih hampir setengah. Kalau satu jam, sudah 70-80%." Beiling berkomentar, "Skill yang bagus."
"Menurutku, quest dunia seni bela diri ini ibarat gudang skill." Atobe melanjutkan: "Penghasilan saya belum habis. Sore tadi, Tuan Muda dari Tangmen berkunjung, mengatakan ingin membalas budi dengan memberi banyak emas dan perak. Saya berpikir, buat apa harta itu kalau tidak tinggal permanen di dunia ini."
"Lalu saya usul, lebih baik Kakak Tang ajari saya jurus sederhana. Dia langsung setuju dan mengajarkan 【Teknik Membawa Angin dan Merangkul Bulan】, jurus khusus kipas lipat. Setelah jadi skill, secara pasif meningkatkan kecepatan penggunaan kipas besi besar saya." Dia berhenti sejenak, "Sebelumnya saya terus berlatih di kamar, sekarang kecepatan menggunakan kipas sudah lebih dari dua kali lipat."
"Oh, pantas saja kamu sedang memulihkan stamina." Xiao Tang menyahut.
"Eh, ada kabar dari Ketua guild?" Beiling bertanya.
“Tidak juga, aku justru berharap kalian bisa memberiku kabar.” Atobe berkata: “Misi utama menghancurkan Bell Demon masih ada, ini berarti mereka mungkin masih terjebak di Bell Realm sedang menghadapi BOSS tertentu?”
“Hmm...” Beiling mengangguk penuh pertimbangan.
“Ngomong-ngomong, apa yang kalian berdua temukan selama ini?” tanya Atobe.
Selanjutnya, ketiganya saling bertukar informasi di kamar tamu. Selain berbagai intelijen tentang Jianghu, gosip tentang Murong Ying dan Tang Shize, poin kunci utamanya adalah rahasia Tai Xu Wu Xiang Da Fa yang dibawa Lin Chang...
