"Tuan Muda Dennis berteriak histeris pada Tuan: 'Semua orang bisa melihat wanita itu menikahimu hanya untuk merebut harta keluarga kita, hanya kau yang terjebak dalam kegelapan. Kau sudah pikun, terbuai olehnya! Aku takkan membiarkan ini terjadi. Jika kau tak mau menghapus namanya dari surat wasiat, aku akan mencari cara sendiri!'" menirukan nada bicara orang yang bersangkutan, "Setelah Tuan Muda mengatakan itu, Tuan langsung mengaum marah. Lalu... suara pun terdengar. Saat itu aku benar-benar kaget, hampir jatuh dari pohon. Untung dekat batang pohon, bisa cepat meraih dan meluncur turun. Setelah itu... aku lari ke rumah dan bertemu orang-orang di lantai dua."
ini tampak seperti orang jujur, tidak dalam, hanya sedikit suka bergosip. Wajar saja jika pelayan di keluarga kaya dan terhormat tertarik dengan aib majikannya.
"Feng Bujue berpikir, deskripsi Barton ini mungkin mengandung bumbu-bumbu dramatis, tapi makna dasarnya seharusnya tidak terlalu melenceng." Jue Ge mencoba bertanya dengan hati-hati: "Jadi... maksudmu, 'mencari cara lain' ini adalah..." Ia membuat gerakan menggores leher dengan tangannya.
"Hmm..." Barton membelalakkan mata dan mengangguk terus-menerus.
"Ini agak terlalu gegabah." Kata Feng Bujue. "Sebelumnya di ruang depan, hubungan mereka belum sampai pada tingkat saling membunuh."
"Tidak... Tuan Feng mungkin belum tahu." Tubuh Barton condong ke depan, "Saya sudah bekerja delapan tahun sebagai tukang kebun di sini, jadi sedikit banyak tahu beberapa hal..." Semangat gosipnya seolah terbakar, ia menjelaskan dengan serius: "Nyonya Odette menikah dengan tuan tujuh tahun lalu, saat itu usianya baru 28 tahun, sedangkan Tuan Coleston berusia 55 tahun. Pernikahan antara pria tua dan wanita muda seperti ini, tentu orang luar punya pandangan..."
"Ya... Sekuntum bunga pir menindih bunga begonia." Sambung Feng Bujue. "Indahnya..." Ekspresinya menunjukkan kekaguman.
"Eh... Apa maksud Anda?" Barton tampak kebingungan. Tampaknya fitur terjemahan bawaan Sistem tidak bisa menyampaikan maksud Feng Bujue.
"Tidak ada, hanya memikirkan hal yang tidak berkaitan." Feng Bujue langsung mengganti ekspresi serius dan mengembalikan topik: "Saya rasa, meski tidak diucapkan terang-terangan, kebanyakan orang pasti mengira... Nyonya Odette menikahi Tuan Lovecraft demi uang."
“Ya.” Barton membalas, lalu melanjutkan, “Jadi Anda mungkin bisa menebak reaksi ketiga anak Tuan Muda saat mendengar kabar ini.”
“Tiga anak?” Feng Bujue bertanya, “Selain Dennis dan Jack, masih ada yang lain?”
“Benar, Tuan masih memiliki seorang putri, Nona Nancy.” Barton menambahkan, “Tuan Muda Dennis dan Tuan Muda Jack adalah anak dari istri pertama, sedangkan Nona Nancy adalah anak Tuan dengan istri kedua.”
“Apakah Nona Nancy sedang berada di vila ini sekarang?” tanya Feng Bujue.
“Tidak, tapi seharusnya beliau akan tiba hari ini.” Barton menjawab, “Sebenarnya biasanya hanya Tuan dan Nyonya yang tinggal di sini. Kakak tertua dan istrinya tinggal di kota, Nona Nancy bekerja di Wina, sedangkan Tuan Muda kedua... tampaknya tidak punya tempat tinggal tetap. Tapi setiap tahun di musim seperti ini, mereka semua pulang dan tinggal sampai Hari Thanksgiving.”
“Hmm...” Feng Bujue cepat-cepat mengorganisir informasi tentang keluarga ini di kepalanya, lalu berkata, “Mengerti... silakan lanjutkan.”
“Baik.” Barton melanjutkan penjelasannya, “Saat Tuan mengumumkan rencana pernikahan dengan Ibu Odette yang masih muda, keluarga pasti mengira wanita ini mengincar harta Tuan. Tentu saja, saat itu Tuan Muda Jack sedang sibuk menjadi bintang rock, sedangkan Nona Nancy masih kuliah. Meski mereka agak keberatan, tapi belum sampai benar-benar tidak bisa menerima.”
“Tapi sikap Dennis jauh lebih keras.” Feng Bujue menyambung perkataan lawan bicaranya.
“Benar.” Balas Patton, “Usiaku hampir sama dengan Tuan Muda Dennis. Sebenarnya aku cukup mengerti perasaannya. Kalau aku punya ayah kaya raya yang ingin menikahi ibu tiri 5-6 tahun lebih muda dariku, aku juga pasti akan menolak.”
“Intinya, konflik antara mereka berdua sudah mulai terlihat sejak saat itu, ya?” Kata Feng Bujue.
“Ya. Karena itu selama bertahun-tahun, hubungan Tuan Muda Dennis dengan Nyonya Odette selalu tegang walau di permukaan terlihat sopan,” jawab Patton.
“Oh…” Feng Bujue merenung, “Sejauh yang kudengar… inti masalahnya sepertinya terletak pada wasiat Tuan Colston. Tentang hal itu, apa yang kau ketahui?”
Patton mengingat sejenak sebelum menjawab, “Hmm… Itu… tiga tahun yang lalu di musim dingin. Suatu sore, tiba-tiba Tuan terkena stroke di perpustakaan. Walau akhirnya lepas dari risiko, sejak saat itu beliau harus bergantung pada tongkat. Bagi pria yang selalu sehat seperti Tuan, ini pukulan berat. Setelah itu kondisi kesehatannya makin memburuk. Beberapa bulan kemudian, beliau memanggil pengacara untuk membuat wasiat…”
Feng Bujue menyela, “Mungkinkah… ini permintaan Nyonya?”
“Eh... Aku tidak tahu soal itu.” Barton berkata, “Tapi Tuan Muda Dennis sepertinya berpikir demikian, dan bahkan sudah berkali-kali bertengkar dengan Tuan soal wasiat. Aku ingat suatu kali mereka bertengkar sangat sengit, semua orang di kediaman ini mendengar teriakan Tuan Muda dari dalam ruangan ‘Perempuan itu penyihir! Harus diikat di rak penyiksaan api dan dibakar!’”
“Hmm...” Feng Bujue berpikir sejenak, lalu melanjutkan: “Lalu... mengapa... kamu menceritakan semua ini padaku?”
“Karena aku benar-benar tidak tahu harus minta tolong ke siapa lagi, Tuan Feng.” Wajah Barton dipenuhi kecemasan, “Kejadian Tuan menembak hari ini benar-benar membuatku kaget, begitu juga dengan ucapan Tuan Muda Dennis... Menurutku jika terus begini pasti akan terjadi masalah. Tuan dan Nyonya selama ini selalu baik padaku, aku tidak ingin melihat salah satu dari mereka mengalami nasib buruk, atau melakukan tindakan yang membahayakan nyawa orang.” Ia berhenti sejenak, “Tadi di koridor aku melihat, Anda sangat tenang menghadapi keadaan darurat. Dari sorot mata Anda, aku tahu Anda orang hebat. Karena itu aku memberitahu semua ini, mungkin Anda bisa berbicara dengan Tuan atau Tuan Muda, meyakinkan mereka agar tidak melakukan hal bodoh.”
Ekspresi Feng Bujue tetap datar selama mendengar cerita ini. Setelah terdiam cukup lama, barulah ia bersuara: “Pada dasarnya, aku hanya orang biasa yang mengalami kecelakaan di gunung. Urusan keluarga Lovecraft bukanlah hakku untuk menyuruh-nyuruh.”
Barton menundukkan kepala, menunjukkan ekspresi kecewa.
Feng Bujue melanjutkan: "Menurutku, Anda terlalu paranoid, Tn. Patton. Setiap orang bisa mengatakan kata-kata kasar... terutama saat emosi tak terkendali." Dia membuka kedua tangannya, "Istilah penyihir, hukuman bakar, jelas semuanya metafora belaka. Ungkapan 'mencari cara lain' mungkin mengacu pada... metode hukum semacam gugatan." Dia berdiri dan menepuk bahu Patton, "Tenang saja Tn. Patton, tidak akan ada masalah..."
"Aaaaa——!" Teriakan perempuan tiba-tiba memecah kesunyian, memotong ucapan Feng Bujue.
Sistem suara segera menyusul: 【Tugas saat ini telah selesai, misi utama telah diperbarui】
Di menu, opsi【Tetap di vila, menunggu kejadian】telah dicoret, muncul tugas baru:【Menyelidiki TKP, menunggu kedatangan polisi】
