"Kali ini sepertinya bukan taktik pengalihan penulis..." pikir Feng Bujue, "Tugas sudah diperbarui, dan dari frasa 'menyelidiki TKP' serta 'menunggu polisi' ini, jelas-jelas mengarah pada kasus pembunuhan."
"Tn... Tn. Feng." Patton melihat Feng Bujue dengan bingung, "Anda mendengar itu..."
Feng Bujue menjawab: "Bagaimanapun... lebih baik kita periksa dulu." Dia bergegas ke pintu sambil melambaikan tangan menyuruh Patton mengikutinya.
Keduanya melintasi koridor, berlari menuju sumber suara.
Teriakan kali ini berasal dari lantai satu, di sisi timur vila, tepat di ruangan yang simetris dengan kamar tamu Jue Ge.
"Feng Bujue dan Barton adalah yang pertama tiba di tempat kejadian setelah mendengar suara. Setelah melewati belokan koridor, mereka melihat Nyonya Carol yang wajahnya pucat bagai mayat. Perempuan itu terduduk lemas di lantai koridor, bergumam, 'Oh... Tuhan... tidak... ini tidak mungkin benar...' sementara pandangannya tertancap pada pintu kamar yang terbuka lebar di hadapannya."
"Nyonya, ada apa? Apa Ibu baik-baik saja?" tanya Barton.
Feng Bujue tampak tidak terlalu memperhatikan kondisi Nyonya Carol. Ia hanya melirik sekilas sebelum bergegas menuju kamar tersebut dan menengok ke dalam...
Dari ambang pintu terlihat jelas mayat seorang pria yang tergeletak di kursi sofa. Kepalanya miring ke samping, mata melotot putih, mulut setengah terbuka. Leher, kerah baju, dan pakaian atasnya telah basah oleh genangan darah yang banyak.
Dentang langkah kaki terdengar menyusul. Beberapa orang datang bergegas, dipimpin Jack yang bertanya sambil berjalan, "Apa yang terjadi?"
Di belakangnya menyusul Dokter Powell, Kepala Rumah Tangga Henderson, dan Nyonya Odeta. Mereka semua muncul di koridor dengan raut wajah penuh keheranan dan kekhawatiran.
Feng Bujue tanpa bicara langsung berlari masuk ke dalam kamar sebelum kerumunan mendekat. Ia memeriksa bawah tempat tidur, lemari, dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada orang yang bersembunyi. Setelah melihat luka korban dari dekat dan memastikan Dennis benar-benar telah tewas, Jue Ge segera mundur ke pintu dan bertemu dengan Jack.
"Oh! Tuhan! Dennis!" Jack terkejut saat melihat mayat itu. Setelah terdiam dua detik, dia berusaha masuk ke dalam kamar.
Namun sebuah lengan kuat menghalanginya, menahannya di luar pintu.
"Apa maksudmu! Biarkan aku masuk!" Jack berteriak histeris.
"Dia sudah mati," kata Feng Bujue dengan sikap tenang dan tegas. "Masuk pun takkan mengubah apa-apa. Jika kau tak ingin meninggalkan bukti yang merugikan di TKP, lebih baik jauhi pintu ini."
Tiba-tiba Henderson sampai di depan pintu. Begitu matanya menangkap mayat itu, wajahnya langsung kejang-kejang. Ia memegangi dadanya kesakitan lalu terjatuh.
Jack yang berada di sebelahnya segera menyangga tubuh Henderson. "Hei! Henderson, kau baik-baik saja?"
Dokter Powell dari kejauhan bergegas mendekat. "Dia punya penyakit jantung! Cepat, baringkan dia!" Ia menoleh ke Barton. "Tuan Barton, di kamarku ada kotak obat, tolong..."
"Oh! Aku segera ambil!" Barton langsung paham maksud dokter sebelum kalimatnya selesai. Ia berbalik dan berlari kembali.
Saat melewati sudut, dia berpapasan dengan pembantu rumah tangga Oliver.
"Ada apa, Tn. Barton?" Oliver bertanya dengan curiga.
Tapi Barton tidak sempat menghiraukannya, langsung berlari tergesa-gesa.
Feng Bujue yang berdiri di depan pintu kamar mengamati dengan tatapan dingin setiap gerakan orang. Kali ini dia kembali berbicara, "Ibu Oliver."
"Eh... Ada apa, Tuan?" Oliver yang berada di ujung koridor bertanya dengan bingung.
"Tolong telepon polisi," kata Feng Bujue dengan tenang. "Telah terjadi pembunuhan di sini."
Reaksi Oliver tentu sangat terkejut, namun nada bicara Feng Bujue sama sekali tidak seperti bercanda. Melihat kondisi orang-orang di koridor, Oliver baru menyadari dan berteriak, "Oh! Mengerikan!"
Feng Bujue tidak punya waktu untuk menenangkan perasaan semua orang. Dia terus melakukan yang perlu dilakukan, memalingkan kepala ke sisi lain dan berkata pada Ny. Audette yang sudah membeku, "Nyonya, bisakah Anda pergi ke lantai dua... untuk memberitahu suami Anda tentang kejadian di sini?"
"Hei, Bung!" Jack yang sedang berlutut membantu dokter menyelamatkan Henderson tiba-tiba menengadah. "Kau ini siapa? Sejak kapan kau yang memerintah di sini?"
"Aku hanya orang luar yang masih cukup tenang." Pandangan Feng Bujue menyapu cepat setiap wajah. "Percayalah, kalian juga harus paham - di mana ada korban, di situ ada pembunuh."
Begitu kata-kata ini terucap, ekspresi semua orang langsung berubah drastis.
“Jadi, sebelum polisi tiba, saya harap kalian semua bisa bekerja sama dengan saya untuk melindungi TKP.” Feng Bujue berkata sambil keluar dari kamar. Saat hendak menutup pintu, ia menyadari... di kunci pintu yang menghadap ke koridor tertancap sebuah kunci.
“Nyonya Carol.” Feng Bujue langsung bertanya, “Sebelum Anda membuka pintu, apakah pintunya terkunci?”
Setelah beberapa menit dan dikelilingi lebih banyak orang, emosi Carol sedikit stabil, tapi kemudian ia mulai terisak tanpa henti dan tidak bisa menjawab pertanyaan Feng Bujue.
“Tolong jawab, ini sangat penting.” Feng Bujue mendesak.
“Hiks hiks... I... iya.” Carol memaksakan diri mengeluarkan jawaban.
“Ada apa?” Jack bertanya pada Jue Ge, “Apa artinya itu?”
Feng Bujue menunjuk ke jendela di seberang kamar tamu, “Itu satu-satunya jendela di kamar tidur, sekarang tertutup rapat, dan pegangan jendela dalam posisi terkunci.” Ia berhenti sejenak, melanjutkan, “Tata letak kamar ini sama dengan kamar tamu saya. Di kamar mandi ada jendela kaca buram, tapi ukurannya sangat kecil, panjang sisinya tidak lebih dari 10 inci, mustahil untuk dilewati orang.”
Jack tampak menyadari sesuatu, ekspresinya berubah drastis, “Maksudmu... si pembunuh... masih di dalam kamar?”
“Mana mungkin...” Feng Bujue menyangkal, “Siapa yang akan menutup pintu-jendela lalu tetap tinggal di TKP setelah membunuh... Lagipula tadi sudah saya periksa, tidak ada orang lain di dalam.” Ia mengusap dagunya, “Sepertini... ini pembunuhan ruang tertutup.”
Saat mereka berbicara, Patton sudah berlari kembali sambil membawa kotak P3K dengan tergesa-gesa.
"Cepat! Berikan kotak obatnya padaku." Dokter Powell mengambil kotak tersebut, dengan cekatan menemukan obat yang dibutuhkan dan menyuntik Tua Henderson. Kemudian dia mendengarkan dengan stetoskop sebentar. Barulah dia menghela napas lega: "Huh... Seharusnya tidak apa-apa. Kurasa dia terlalu terkejut, istirahat setengah hari akan memulihkannya."
Powell mengusap keringat di dahinya, berkata: "Jack, bantu aku mengangkatnya ke kamar ya."
"Baik..." jawab Jack sambil melirik tajam ke Feng Bujue, berkata dingin: "Lagi pula di sini ada detektif besar yang berjaga, tidak perlu aku ikut campur."
