Polisi datang lebih cepat dari perkiraan, hanya 20 menit.
Selama 20 menit itu: Patton menopang Nyonya Carol ke ruang tamu untuk beristirahat; Kepala Pelayan Henderson dibawa ke kamarnya, karena belum sepenuhnya sadar sementara dirawat oleh Nyonya Oliver; Jack dan Powell setelah mengangkat Henderson segera kembali ke TKP. Tapi Jue Ge tetap menjaga ketat, tidak mengizinkan siapa pun masuk termasuk dirinya. Bahkan Tuan Coleston yang datang setelah mendengar kabar, tidak bisa melewati barikade Feng Bujue.
Tuan rumah ini memang memiliki kelebihan. Meski datang dengan emosi tinggi, setelah Feng Bujue menjelaskan alasan menghalangi orang masuk ke TKP, Colston cepat tenang dan bahkan memuji tindakan Jue Ge.
Bunyi sirene mobil polisi di depan villa bersamaan dengan peringatan sistem di telinga Feng Bujue. Quest-nya diperbarui menjadi: 【Bantu penyelidikan polisi】
Patton membuka pintu dan mengantar beberapa polisi ke depan kamar kejadian.
Saat itu di koridor sudah menunggu lima orang: Feng Bujue, Tuan Colston, Nyonya Odette, Tuan Muda Jack, dan Dokter Powell.
Tiga polisi mengikuti Patton. Pemimpinnya berpakaian preman jas dengan topi bundar, sepatu mengilap. Pria berusia 50-an bertubuh gemuk ini memiliki jenggot rapi dan aura profesional.
Dua polisi muda lainnya salah satunya berwajah babyface seperti baru lulus sekolah. Seragam hitam mereka mirip gaya polisi Inggris tahun 1980-an dengan beberapa perbedaan detail, bisa dimaklumi karena ini negara fiksi.
"Saya Inspektur Schofield." Sang detektif preman mendekati kerumunan. "Mana Tuan Lovecraft?"
Kolsten berjalan beberapa langkah ke depan dengan tongkatnya dan berkata, "Saya Kolsten Lovecraft, pemilik vila..." Dia berhenti sebentar, "...ayah almarhum."
Scottfield menatap Kolsten dengan pandangan tajam selama beberapa detik, sama sekali tidak menyembunyikan kecurigaannya. Detektif sepertinya sudah terbiasa dengan penyakit profesional - lebih ahli berurusan dengan "manusia" dan mencari celah selama interogasi daripada mencari bukti.
"Kalau begitu... Di mana mayatnya?" tanya Scottfield.
"Ada di ruangan itu." Kolsten menunjuk ke pintu di sebelah Feng Bujue.
"Hmm, permisi." Scottfield memberi isyarat mata ke dua bawahannya di belakang untuk mengikuti.
Ketika ketiganya sampai di depan pintu, Feng Bujue minggir dari pintu.
Saat melewati Jue Ge, Scottfield mengamatinya dari atas ke bawah, lalu mengalihkan perhatian ke pintu.
"Hmm?" Scottfield ragu sebaktu melihat kunci masih tertancap di lubang kunci. Dia mencoba memutar gagang pintu dan menemukan pintu tidak terkunci. Dua detik kemudian, dia melihat mayat di kursi sofa di balik pintu terbuka.
"Ada yang memindahkan mayat?" Scottfield tidak langsung masuk, malah balik bertanya.
"Tidak," jawab Jack di samping. "Sejak Carol menemukan mayat, ruangan ini tetap seperti semula."
"Anda siapa?" tanya Scottfield.
“Saya Jack.” Jawab Jack, ia menganggukkan dagu ke arah mayat, “Pria yang duduk di sana adalah kakakku, Dennis.” Dia berhenti sejenak lalu menambahkan, “Carol adalah istri Dennis, dia sekarang sedang di ruang tamu.”
Scofield menatap Jack beberapa detik, lalu menoleh melihat ke ruangan, “Apakah kau yang melarang semua orang masuk?”
“Bukan, dia.” Jack menunjuk ke arah Feng Bujue.
Scofield berbalik badan, belum sempat membuka mulut, Jue Ge sudah buru-buru berkata: “Halo Pak Polisi, saya Feng Bujue.”
“Feng...” Ekspresi Scofield berubah mendengar nama ini, matanya membelalak, memandangi Feng Bujue dari ujung kepala sampai kaki, “Apa? Kau bilang namamu Feng Bujue?”
Dari nada bicara polisi itu, Jue Ge menangkap kesan bahwa polisi ini pernah mendengar namanya. Mengingat settingan dalam deskripsi quest, dia mencoba menjawab: “Ya, Feng Bujue, saya seorang detektif.”
“Oh! Benarkah itu Anda!” Scofield tiba-tiba meninggikan suaranya, matanya menyorot tajam ke wajah Jue Ge seolah memastikan sesuatu, kemudian melanjutkan, “Pantasan wajah Anda terasa familiar. Sekarang saya ingat, saya pernah melihat foto Anda di koran! Anda adalah detektif terkenal Feng Bujue yang legendaris itu!”
"Hmm... Begitu ya... Terserah nama apa yang kusebutkan ke NPC, sistem akan otomatis menganggap peran yang kumainkan adalah nama itu..." Feng Bujue berpikir dalam hati, "Ngomong-ngomong... Aku benar-benar 'detektif ternama'. Bahkan polisi di daerah terpencil ini tahu reputasiku, membuktikan tingkat ketenaranku hampir menyamai Poirot (Hercule Poirot, detektif Belgia karya Agatha Christie. Berbeda dengan seorang paranoid narsisis di London yang menyembunyikan jasa dan reputasinya, Poirot dalam settingan adalah detektif sangat terkenal yang banyak kasusnya diliput media dan namanya dikenal publik. Perlu dicatat, dalam karya "The Labours of Hercules", penulis secara implisit menyiratkan bahwa pada tahun 1864 keluarga Holmes mengunjungi keluarga Poirot selama perjalanan kedua mereka ke Eropa. Ini juga merupakan penghormatan Christie kepada Conan Doyle, semua orang menyukai paranoid)."
"Ah, benar, akulah orangnya." Ekspresi Feng Bujue tetap tenang dan penuh teka-teki, jawabnya dingin.
"Oh! Aku heran kenapa ada warga biasa yang paham melindungi TKP." kata Scofield, "Ternyata karena kehadiran Tuan di sini!"
"Saat itu, wajah anggota keluarga Lovecraft menunjukkan ekspresi yang sangat kompleks. Ekspresi ini memiliki dua makna: Pertama, terkejut karena mereka tidak menyangka orang di depan mereka benar-benar detektif terkenal. Kedua, merasa tidak tenang... karena orang yang memiliki rahasia biasanya tidak ingin berurusan dengan tipe orang yang khusus membongkar rahasia."
"Oh! Itu bagus sekali!" Schofield melanjutkan, "Harap Bapak mau memberikan bimbingan kepada kami. Dengan kehadiran Bapak di sini, saya yakin kasus ini akan segera terpecahkan."
"Heh... hehe... Akan kucoba sebisanya." Feng Bujue tertawa kering, dalam hatinya bergumam: "Meski aku cukup percaya diri dengan kemampuan deduksiku, tapi kasus terpecahkan dengan cepat... apa itu baik..."
"Ini baru Bab Kesembilan. Kalau kasus selesai dalam lima bab, sisa dua puluh bab hanya akan berisi kode acak hasil penulis mengetik dengan wajah..."
"Ngomong-ngomong, namamu saja panjang lima karakter, ditambah marga Lovecraft enam karakter yang sering muncul, dan catatan panjang di atas - semua ini taktik hina untuk menambah jumlah kata, ya? Taktik memalukan seperti ini efeknya juga sangat minim..."
"Sudah pasti, untuk bertahan sampai Bab Tiga Puluh Tiga, harus mengandalkan kekuatan Sang Master ini!"
