Pukul delapan malam, di ruang makan vila.
Kecuali pelayan Oliver, semua tersangka telah duduk di kedua sisi meja panjang. Petugas Polisi Dempsey berjaga di samping pintu utama ruang makan, sikapnya terlihat santai namun sebenarnya mengawasi ketat setiap orang di ruangan.
Suasana ruang makan sangat mencekam, hampir tidak ada percakapan. Semua duduk sambil memikirkan urusan masing-masing. Tentu saja ini wajar... Di bawah atap yang sama, baru saja terjadi pembunuhan kejam. Kecuali orang aneh seperti Feng Bujue, siapa yang bisa tetap berbaik hati?
"Cahaya bulan malam ini sungguh indah, bukan?" Bayangan Feng Bujue muncul di pintu, menarik perhatian semua orang. Ia terlihat sangat antusias, seolah memberikan sinyal bahwa dirinya telah menemukan pelaku sebenarnya.
Namun... Berdasarkan berbagai performa sebelumnya, keluarga Lovecraft memiliki kesan buruk terhadap detektif besar ini. Meskipun logika deduksinya terstruktur rapi, disampaikan dengan penuh keyakinan, gamblang dan seolah-olah ada dasarnya... pada akhirnya semua tuduhan ngawurnya memiliki lubang yang sangat jelas, jenis celah yang bisa langsung terlihat oleh orang biasa dan dibantah dengan satu kalimat.
"Sayang tidak ada cetakan, kalau tidak aku akan membuat seoven kue bulan untuk hidangan penutup." Feng Bujue berjalan menuju meja makan sambil berbicara, di ketiaknya terselip tas kertas besar yang entah dari mana didapat, berisi berbagai barang.
Bibi Oliver mendorong kereta dorong kecil mengikuti Jue Ge masuk ke ruang makan. Kereta bertingkat tiga itu telah penuh berisi berbagai hidangan.
"Dapur di sini benar-benar bagus, Tuan Lovecraft." Feng Bujue duduk berseberangan dengan tuan rumah, meletakkan tas kertas sembarangan di bawah kursinya. "Aku pernah mengunjungi beberapa restoran 'mewah' yang hanya mengandalkan reputasi. Mereka punya pintu masuk mewah, lingkungan makan mewah, peralatan makan mewah, harga mewah. Tapi dapur mereka kotor dan berantakan... penuh dengan suara dengung dan binatang tak bertulang belakang yang merayap. Koki-kokinya mungkin mata-mata yang dikirim para hewan itu ke dunia manusia, karena satu-satunya bakat mereka adalah membuat materi gelap yang menjijikkan dengan tangan mereka sendiri."
"Jika Anda ingin memulai percakapan dengan pujian..." Coleston menatap dingin ke arah Jue Ge, "cukup ucapkan kalimat pertama. Tak perlu berbagi pengalaman burukmu yang lalu."
Sementara mereka berbicara, Oliver telah mendorong troli ke samping meja makan. Karena peralatan makan sudah disiapkan sebelumnya, dia langsung mulai menyajikan hidangan.
Melihat hal itu, Henderson bangkit dari kursinya dan menghampiri troli: "Biarkan aku membantumu, Oliver."
"Tidak, duduklah Henderson." Jack segera berdiri dan mendorong sang kepala pelayan tua kembali ke kursinya. "Biarkan aku yang membantu." Tuan Muda kedua ini memang baik pada para pelayan rumah tangga. Dia merasa tak enak hati membiarkan seorang lansia yang baru pingsan sore hari tadi membantu mengangkat piring.
Tak lama kemudian, di depan setiap orang telah tersaji sepiring hidangan pembuka.
Feng Bujue jelas tidak bermaksud bersikap sopan pada keluarga ini. Alih-alih membantu berdiri, malah mengambil sendiri setengah botol anggur merah di tengah meja dan menuangkannya ke gelasnya.
"Hmm... DOMANE de TREVALLON, 1985..." Feng Bujue baru meneguk sekali langsung memeriksa label botol, "Hah... Kehidupan benar-benar penuh kejutan." Tegukan ini sangat berharga. Di dunia nyata, harga botol anggur ini mungkin setara dengan satu kapsul game miliknya...
"Wah? Tuan juga mengenal kebun anggur itu?" Nyonya Odette berkata, "Tuan sangat menyukainya. Setiap tahun kami memesan sejumlah besar dari sana."
"Ah... Tahu sih tahu." Feng Bujue mengangkat bahu, "Tapi... Kondisi keuanganku tak memungkinkan konsumsi massal tahunan dari kebun anggur terkenal di tenggara Prancis. Barang yang bisa kutimbun massal mungkin cuma tisu toilet dan minuman berkarbonasi."
"Oliver..." Nona Nancy di seberang meja tiba-tiba bersuara, "Apa hidangan ini buatanmu?" Tatapannya penuh tanya menyisir isi piring di hadapannya.
“Tidak, masakan hari ini semuanya dibuat oleh Tuan Feng ini.” Oliver membalas, lalu mendorong troli menuju dapur untuk mengambil sup. Biasanya, dia, Barton, dan Henderson bertiga makan terpisah dari Tuan dan Nyonya rumah. Sedangkan rumah Dr. Powell terletak di kota kecil, biasanya ia pulang sebelum senja. Oleh karena itu, situasi makan bersama lebih dari sepuluh orang seperti hari ini sangat langka.
“Oh?” Nancy menoleh ke Feng Bujue, “Tak kusangka... Anda punya keahlian ini. Hidangan Asparagus Panggang dengan Telur Salmon ini sudah setara level profesional, bukan? Daripada detektif, kurasa Anda lebih cocok jadi koki.”
Saat orang lain berbicara, Feng Bujue sedang menuangkan anggur merah ke gelas tingginya. Tampaknya sebelum habis, ia tak bernyerahkan botol itu pada siapapun. “Banyak pekerjaan yang bisa kulakukan, ini bukan hal istimewa.”
“Hmph... Jago masak cuma bikin jadi pengemis tua.” Jack menyumpal mulutnya dengan asparagus. Sikapnya jelas sengaja mencari gara-gara.
“Di piringmu ada upilku.” Hanya dalam satu detik, Feng Bujue dengan tenang melontarkan kalimat mematikan.
Ekspresi Jack berubah drastis. Terbatuk-batuk dan tersedak setengah mati.
“Hehe... Cuma bercanda.” Dua detik kemudian Feng Bujue menjelaskan, “Piring-piring itu ditaruh acak di troli, lagipula kamu sendiri yang membagikannya. Mustahil ada hal seperti itu.”
“Kau……” Jack hampir ingin memarahi, tapi di meja ini… ada orang tua, ada ibu. Ia tak bisa meluapkan emosi, hanya mengusap mulutnya dengan serbet dan menelan amarah.
“Lihat, kemampuan analitikku masih cukup meyakinkan, bukan?” Feng Bujue tertawa.
“Cukup, Tuan Feng.” Coleston berkata, “Leluconmu sudah cukup.” Tatapannya menusuk Jue Ge, “Kau menyuruh polisi membatasi kebebasan kami, mengaku tahu siapa pembunuhnya, tapi terus menunda-nunda.” Ia menarik napas, “Odeta bilang kau pergi ke dapur membantu sejam lalu. Kukira alasanmu hanya untuk interogasi dia dan Oliver, tapi ternyata benar-benar memasak… Apa sebenarnya tujuanmu?”
“Hehe… Tujuan?” Feng Bujue mengambil pisau dan garpu, mulai menyantap hidangan pembuka, “Bukankah Bapak sudah tahu jawabannya, Tn. Lovecraft?” Suara kunyahannya terdengar jelas saat berbicara dengan mulut penuh asparagus, “Setiap orang di sini… bukankah sedang menantikan pertunjukan deduksi? Tenang, detektif legendaris Feng Bujue tak akan mengecewakan. Sekarang juga akan kumulai drama ini.”
