"Oh... begitu rupanya." Feng Bujue melihat beberapa helai rambut emas di sela-sela jarinya, berbagai pertanyaan langsung terjawab saat ini, "Dari perspektif subjektifku, aku tetap adalah diriku sendiri..." Dia mengulurkan tangan, melihat lengan baju dan telapak tangannya yang masih mengenakan kostum JOKER in game, warna kulitnya kuning, dan saat mengangkat pandangan masih bisa melihat rambut hitamnya yang samar.
Dia mengambil helai rambut itu di bawah kaca pembesar, "Tapi... dari sudut pandang objektif dunia quest ini, seharusnya aku adalah orang lain. Saat rambut terlepas dari tubuh, barulah aku bisa melihat bentuk aslinya." Dia meletakkan rambut di meja tulis, lalu mengeluarkan sisir kayu kecil dari sakunya dan memeriksa sisa rambut di sisir dengan kaca pembesar: "Hmm... warna, panjang, dan tekstur rambut semuanya mirip."
Feng Bujue berpikir selama lebih dari satu menit, "Tunggu... saat quest dimulai, aku hanya menyisir dua kali. Kecuali karakternya mengalami kerontokan parah, seharusnya tidak ada begitu banyak rambut menempel di sisir." Setelah itu, dia kembali menggaruk-garuk rambutnya dengan sedikit tekanan.
Tak disangka, saat dia menarik tangannya kembali, terlihat gumpalan besar rambut yang bahkan ada seikat masih menempel pada sepotong kecil kulit kepala yang berlumuran darah.
"Sial..." Feng Bujue segera membuka Menu untuk memeriksa, untungnya nilai kelangsungan hidup tidak berkurang. Dia merasakan dengan teliti, tidak ada rasa sakit parah di kulit kepalanya.
“Baik, baik, baik... Tenang... Tenang...” Ia bergumam gugup, seolah-olah kerontokan rambut adalah kondisi yang sangat serius.
Ia membuang helai rambut yang tercabut, menenangkan emosi, lalu tiba-tiba menyadari hal lain, “Ngomong-ngomong... Sampai sekarang sama sekali tidak menemukan benda seperti cermin, apakah sistem sengaja mencegahku melihat ‘wujud’ diri sendiri...”
Pandangan Feng Bujue kembali tertuju pada foto itu: “Jika bocah di sebelah kiri adalah si kecil yang menyeretku dalam CG pembuka, sedangkan bocah lainnya adalah karakter yang sedang kumainkan, apa yang membuat mereka sampai seperti ini...” Pikirnya sambil membalik foto.
Di balik foto, terdapat tulisan tangan: “Arthur dan Andrew, anak-anakku, kasihku.”
“Oh, mereka bersaudara ya...” Bujue bergumam, “Tunggu... Arthur dan Andrew...” Ia mengambil sisir kayu kecil, matanya menatap ukiran A.A, “Arthur dan Andrew?” Usap dagunya, “Kubilang ini edisi terbatas, heh...”
Selama belasan menit berikutnya, Feng Bujue dengan antusias membaca buku 《Alkimia Tingkat Lanjut》.
Membuka sampul biru tua, kalimat pertama yang terbaca: “Setelah mempelajari 《Dasar-dasar Alkimia》, mungkin kau mengira puncak keahlian ini adalah mengubah logam menjadi emas atau membuat ramuan panjang umur.
Buku ini akan memberitahumu bahwa pemikiran seperti itu sangatlah bodoh.
Alkimia adalah teknik suci yang membuat manusia setara dengan para dewa. Orang-orang biasa yang kepalanya hanya dipenuhi uang dan keabadian selamanya tidak akan bisa menyentuh ranah para dewa."
Meskipun diksi dan konteks kalimat ini bernada sarkastik dan peringatan, Feng Bujue sama sekali tidak merasa antipati. Tulisan ini jelas-jelas memancarkan aura mulia yang dingin memesona, dan justru aura seperti inilah yang paling membangkitkan semangat penelitian Feng Bujue.
Sayangnya, Feng Bujue hanya berhasil membaca daftar isi dan bab pertama. Bab kedua dan seterusnya kembali dalam keadaan kabur karena sensor... Sedangkan isi bab pertama pun tidak sepenuhnya dipahaminya, mungkin karena dia belum pernah membaca Dasar-dasar Alkimia, sehingga banyak istilah dalam bab pertama yang sama sekali tidak dimengerti.
"Dalam aspek kimia, setidaknya diperlukan tingkat pendidikan SMA ke atas, sekaligus menguasai pengetahuan luas tentang 'filosofisasi materi' untuk menyelesaikan tiga tahap proses 'memahami, mengurai, dan merekonstruksi' guna menggunakan alkimia paling dasar." Setelah melihat isi Bab 2 tidak bisa dibaca, Feng Bujue menutup buku sambil bergumam, "Dari beberapa contoh formula di bab pertama ini saja, sudah terlihat betapa kompleksnya rumus alkimia... Baru dengan menggabungkan astrologi, ilmu simbol, serta kemampuan dan bakat individual alkemis, semua ini bisa disederhanakan menjadi lingkaran alkimia." Ia menengadah dan berdecak kagum, "Arthur dalam rekaman tadi mungkin baru berusia belasan tahun, tapi sudah bisa membaca buku ini dengan tenang... Jenius sungguhan..."
Buku《Penyempurnaan Alkimia》ini dikategorikan sebagai item cerita yang tidak bisa dibawa keluar dari quest, dan pasti akan digunakan dalam proses permainan selanjutnya. Oleh karena itu, Feng Bujue sementara menyimpannya di tas. Foto tersebut dimasukkannya ke dalam saku dalam jaket.
Setelah itu, ia menyisir seluruh ruang perpustakaan tapi tidak menemukan petunjuk apalagi kunci. Akhirnya, ia mengambil lampu minyak dan kaca pembesar, lalu berangkat menuju ruangan berikutnya.
Ruangan sebelah adalah dapur. Di dinding seberang pintu terdapat kompor dan cerobong asap. Kompor tersebut terlihat kotor, namun bekas penggunaan di permukaannya menunjukkan masih aktif dipakai. Di bawah kompor terdapat lemari kabinet, sementara di dinding sekeliling terpasang rak dinding, lemari piring, dan lain-lain.
"Di tengah-tengah dapur, terdapat meja kayu berkaki empat berukuran 2x2 meter. Taplak meja yang terhampar di atasnya begitu kotor hingga pola aslinya tak lagi terlihat. Di atas meja ini juga terdapat mangkuk besar berisi makanan berbentuk pasta daging, dengan piring kotor di sampingnya yang masih menyisakan sedikit sisa saus."
"Dari jendela dapur, pemandangan di luar terlihat sama persis dengan yang terlihat dari ruang baca... gelap dan kacau-balau. Kaca dalam kondisi seperti ini seharusnya bisa digunakan sebagai cermin, tapi ketika Feng Bujue mendekat dan bercermin, yang terlihat hanya bayangan hitam samar-samar. Ia kemudian mencoba menggosok beberapa peralatan masak logam hingga mengkilap untuk melihat pantulan dirinya, tapi tetap gagal."
"Apa sistem ini sengaja ingin mencegahku bercermin?" Feng Bujue mengangkat bahu sambil bergumam.
"Selanjutnya, ia membuka setiap lemari dapur dan mengobrak-abrik isinya mencari petunjuk. Hasilnya, banyak ditemukan panci dan piring tapi tidak ada pisau maupun benda petunjuk..."
"Tidak mungkin ruangan ini tidak memiliki satupun barang berharga..." ujarnya setelah selesai memeriksa dapur. "Ruang penyimpanan ada lampu minyak, ruang baca ada kaca pembesar, foto dan buku. Pasti ada juga di dapur..." Saat berbicara, pandangannya tertuju pada mangkuk pasta daging di atas meja.
"Baiklah, untuk sementara..." Ia membalikkan mangkuk tersebut sehingga pasta daging tumpah ke meja, lalu menggeser mangkuk ke samping dan mulai mengaduk-aduk saus dengan jarinya.
Hasilnya, ia menemukan sebuah kunci:
【Nama: Kunci Merah】
【Tipe: Terkait alur cerita】
【Kualitas: Normal】
【Fungsi: Membuka kunci pintu besi merah secara permanen dan menghilang setelah digunakan】
【Bisa dibawa keluar dari quest: Tidak】
【Catatan: Disembunyikan di tempat yang berwarna merah】
