Karena tidak menggunakan satupun consumable dalam quest sebelumnya, Feng Bujue langsung masuk antrian tanpa pergi ke toko game untuk persediaan.
【Feng Bujue, Level 28】
【Silakan pilih mode permainan yang ingin Anda ikuti.】
【Anda memilih mode permainan pembantaian (pertarungan bebas), harap konfirmasi.】
【Terkonfirmasi. Jumlah acak anggota tim telah ditentukan: enam orang.】
Setelah kalimat itu, Feng Bujue mengalami waktu tunggu terpanjang sejak mulai bermain - menunggu lebih dari tiga menit tanpa munculnya notifikasi berikutnya.
"Apa mungkin?" pikirnya. "Untuk mode pertarungan acak, cukup ambil enam orang dengan level sepadan. Kenapa lama sekali?"
Yang tak disadarinya... ini baru permulaan.
Selanjutnya, setelah menunggu panjang selama dua puluh lima menit, Feng Bujue masih belum masuk ke quest, dan tidak bisa membatalkan antrian atau melakukan operasi lain...
“Apa yang terjadi? Server macet?” Tepat saat dia bersiap untuk dipaksa offline.
【Pencocokan selesai, sedang menyinkronkan koneksi saraf, generasi skenario sedang berlangsung……】Notifikasi ini muncul tepat waktu.
【Loading dimulai, harap tunggu sebentar.】
“Hehehe... Buat lawanmu gemetar, biarkan mereka merasakan horor yang sesungguhnya!”
Feng Bujue terdiam sejenak: "Meski dialog ini sudah kudengar beberapa kali... Tapi suara bicara yang familiar dan tawa Yin yang sangat khas ini sebenarnya terjadi apa..."
【Loading telah selesai, saat ini Anda sedang berada dalam mode permainan pembantaian.】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi serta worldview khusus.】
【Hadiah kemenangan quest: Mengambil secara acak 1 peralatan tingkat kualitas tertinggi yang dapat digunakan.】
【Segera akan memutar deskripsi quest, permainan akan segera dimulai setelah pemutaran selesai.】
Feng Bujue langsung terkejut melihat hadiah kemenangan, dalam hati berpikir: Bagaimana mungkin? Menang langsung 100% dapat peralatan tingkat kualitas tertinggi, itu pun yang "bisa digunakan"? Ini gila!
Hal-hal mengejutkan baru saja dimulai...
Kali ini, dia sama sekali tidak masuk ke mode pasif menonton CG seperti sebelumnya, subtitle sinopsis alur cerita langsung muncul di Layar Sentuh.
Lift tempatnya berada juga mulai bergerak, melesat cepat ke atas.
【Gotham City, tahun 2009.】
【Setelah kematian Bruce Wayne dalam pertempuran melawan Darkseid (juga dikenal sebagai Dark Monarch, Penguasa Apokolips yang merupakan New God terkuat), kontrol hukum di Gotham City benar-benar kacau. Kelompok mafia beroperasi dengan brutal, para penjahat super seperti Two-Face dan Penguin saling serang untuk memperebutkan hegemoni kota.】
【Nightwing (Dick Grayson, Robin generasi pertama) dan Batgirl mendirikan organisasi "The Net" - sebuah tim yang terdiri dari sekutu terpercaya, berusaha mengendalikan situasi. Namun durasi krisis ini jauh melampaui perkiraan mereka.】
【Kota ini terjebak dalam siklus jahat. Para gangster menyadari Batman telah menghilang, dan ini merupakan kesempatan emas untuk membagi kembali wilayah bawah tanah Gotham. Semua orang terlibat dalam pesta kriminal ini, bukan hanya bos-bos lama yang sudah terkenal, tetapi juga para pendatang baru yang lebih muda dan ambisius mulai menunjukkan taring mereka.】
【Kepolisian Gotham berada di ambang kehancuran. Para polisi harus menanggung patroli risiko dalam waktu lama, sekaligus mengkhawatirkan keselamatan keluarga mereka. Banyak yang menyadari... tidak ada pilihan selain mengundurkan diri.】
【Kerusuhan dan perampokan terjadi di mana-mana... Walikota telah menyatakan Gotham dalam status darurat.】
【Rakyat Gotham menantikan munculnya seorang penyelamat, seseorang yang bisa mengembalikan ketertiban di jalanan.】
【Mereka menantikan... Batman.】
【Sementara itu, para pahlawan super di kota itu, selain memerangi kejahatan, juga terlibat dalam serangkaian persaingan untuk menentukan siapa yang akan mewarisi jubah Batman.】
Subtitle dan narasi sinopsis alur cerita berakhir di sini, tepat saat lift berhenti.
Feng Bujue mengingat dengan detail beberapa penjelasan tentang mode permainan pembantaian, terutama poin kunci ini: 【Mode permainan pembantaian berfokus pada pertarungan antar pemain. Dalam mode ini, elemen horor asli quest akan dikurangi, memungkinkan munculnya worldview atau quest apapun. Ukuran dan tata letak peta akan di-generate berdasarkan jumlah pemain dan kemampuan masing-masing.】
Jadi, Feng Bujue sangat paham, kemunculan worldview seperti ini sangat wajar...
【Misi utama telah terpicu】
【Menjadi satu-satunya pemain yang bertahan hidup dalam quest】
Setelah petunjuk ini muncul, pintu lift terbuka, menandakan quest telah resmi dimulai.
Trak-trak-trak——
Begitu pintu terbuka, Feng Bujue langsung mendengar suara senapan serbu. Refleks pertamanya adalah merunduk dan berguling.
"Nggak mungkin! Baru masuk map langsung disergap?" teriak Feng Bujue kaget: "Nggak masuk akal?"
Ternyata kekhawatirannya berlebihan... Dalam mode ini, enam pemain memang ditempatkan di berbagai titik map. Pintu ruang login di lift juga terbuka bersamaan.
Suara tombak yang didengar Feng Bujue ternyata hanya tembakan ke langit-langit dari seorang perampok bermasker dalam quest.
Rupanya, di luar pintu lift Feng Bujue terdapat lobi bank. Saat dia keluar, kebetulan sedang terjadi perampokan.
"Tiarap semua!" teriak salah satu perampok.
Sebelum teriakan itu selesai, Feng Bujue sudah tiarap sempurna di lantai. Saat menoleh, dia langsung paham situasi di depannya.
“Satu, dua, tiga orang……” Feng Bujue secara naluriah mengumpulkan informasi yang terlihat dalam penglihatannya, dan membuat banyak spekulasi, “Dua tampaknya bekerja di bidang yang membutuhkan stamina berat, satu memiliki tato pelaut di tangan kiri, tapi cara memegang tombak dan berjalan tidak seperti terlatih secara profesional, bisa mengeliminasi latar belakang militer……” Pandangannya menyapu ke arah pintu bank, “Di mobil seberang jalan seharusnya ada satu perampok lagi, sopir mereka……”
“Jangan bergerak! Aku bilang jangan bergerak kau tak dengar?! Brengsek! Perlihatkan tanganmu!” Para perampok sedang berusaha mengendalikan situasi, dan mereka cukup berhasil.
Posisi Feng Bujue cukup jauh dari konter, di sebelahnya ada pilar, selama ia berbaring di lantai tanpa membuat gerakan mencolok, para perampok itu takkan memperhatikannya.
“Jaket, celana jeans, kaus olahraga, sepatu sneakers, sepatu kulit…semua pakaian sipil, mengenakan masker ski yang bisa dibeli di toko.” Feng Bujue tetap tenang, analisisnya tentang gerombolan perampok ini berputar cepat di pikirannya, “Yang berjaga di pintu dan yang sedang mengemas uang masing-masing membawa pistol, si bertato di lengan mungkin bosnya, membawa pistol dan senapan serbu……” Ia mendengus dingin, berpikir, “Dari informasi yang ada, tak satu pun dari ketiganya penjahat profesional, paling banter warga bersenjata, sopir di mobil mungkin lebih buruk dari mereka……”
“Hei! Apa yang kau lakukan!” Perampok yang membawa senapan serbu tiba-tiba berteriak ke komplotannya yang sedang memasukkan uang: “Kau pikir aku buta? Keluarkan uang yang kausembunyikan di saku baju, jangan lakukan hal bodoh mengerti? Dasar idiot.”
“Hmm... Bisa disingkirkan kemungkinan tindakan kelompok keluarga...” Feng Bujue yang melihat pemandangan ini hampir menyelesaikan observasinya terhadap gerombolan ini, “Hmph... Tiga pencuri bodoh, sama sekali tidak memiliki rencana matang sebelumnya. Dari gerakan mengintip pria di pintu bisa dinilai, dia sama sekali tidak tahu arah datangnya mobil polisi. Sedangkan yang memasukkan uang, masih bingung menentukan jumlah tepat yang harus diambil.
Adapun si pemimpin, pertama tidak tahu posisi kamera, kedua tidak tahu berapa lama alarm keamanan akan memanggil polisi. Jika komplotan yang bertugas menyetir di seberang jalan kabur setelah mendengar sirene, pasti dia tidak punya rencana pelarian cadangan.”
Feng Bujue segera berhenti memandangi mereka, dia melipat tangan di belakang kepala dan menundukkan wajah di antara lengan sambil tertelungkup patuh: “Lebih baik aku tidak ikut campur, semakin amatir penjahat seperti ini, semakin mudah melakukan tindakan tak terduga. Jika aku melawan, entah apa yang akan dilakukan gerombolan ini. Nanti kalau ketiganya masuk kondisi histeria ketakutan, situasi justru akan lepas kendali.”
Tapi sekitar lima menit kemudian, Feng Bujue kembali mengangkat kepala: "Haruskah aku mengingatkan mereka... untuk mundur." Tiba-tiba dia memikirkan sesuatu, "Bukan maksudku meremehkan kalian... Kalian bertiga sama sekali tidak memperkirakan waktu kedatangan polisi, jumlah uang yang diambil juga hanya berdasarkan keserakahan. Ini pasti akan memakan waktu lama. Ketika mobil polisi datang, kalian pasti panik mendengar sirene. Sangat mungkin gagal mundur dan berubah jadi situasi penyanderaan..."
"Sial! Polisi datang! Cepat pergi!" Seperti diduga, saat itu juga perampok yang berdiri di pintu mendengar sirene dan berteriak.
Perampok yang mengisi uang dengan cepat menutup ritsleting dua tas ransel penuh uang tunai. Pemimpin geng maju mengambil satu tas, keduanya masing-masing menyeret tas menuju pintu.
Saat ini, kedua tas ransel telah terisi penuh, tapi proses inilah yang membuat para perampok melewatkan waktu terbaik untuk melarikan diri...
"Hey! Hey! Sial!" Perampok di pintu berteriak ke seberang jalan, lalu menoleh dan bertemu dengan dua komplotannya. Dia menunjuk ke jalan: "Bajingan itu kabur!"
"Bangsat!" "Sial!" Dua perampok lainnya juga mengumpat.
Sebenarnya, bahkan jika komplotannya tidak kabur, mereka bertiga juga tidak punya waktu untuk menyeberang jalan...
Jalan di depan pintu bank segera dipenuhi mobil polisi. Banyak polisi keluar dari mobil sambil mengarahkan senjata ke pintu bank.
"Dengarkan semua orang di dalam! Ini adalah kepolisian Gotham! Kalian sudah terkepung! Letakkan senjata dan menyerahlah sekarang!" Seorang polisi membawa pengeras suara berteriak dengan dialog klise ke arah bank.
"Mundur! Dasar brengsek! Kami menyandera orang!" Pemimpin perampok bersembunyi di balik tembok sebelah pintu, berteriak ke luar lalu berbisik pada anak buahnya: "Diam saja apa? Cepat cari jalan keluar lain!"
Melihat tingkah tiga bajingan ini dan perkembangan situasi, Feng Bujue menghela napas lesu sambil menundukkan kepala lagi. "Huh... sekumpulan idiot..."
