Mungkin beberapa orang bertanya-tanya dari mana Feng Bujue mendapatkan bom, parasut layang, atau bagaimana dia berhubungan dengan Two-Face, juga apa yang terjadi pada Mr. Freeze...
Karena semuanya adalah urusan sepele… tidak perlu dijelaskan satu per satu. Di sini akan diuraikan secara singkat.
Pertama, 【Raja Bayangan Terang】tidak mati karena ledakan Feng Bujue, melainkan keluar paksa sendiri. Saat itu, si tua ini masih bertahan dalam balok es dengan harapan mungkin selamat, sambil mengintip persiapan bom Feng Bujue dan Mr. Freeze. Setelah mengamati sekitar belasan menit, harapannya pupus. Meski awam, dia menyadari skala ledakan yang mengerikan ini. Akhirnya, dia memilih keluar...
Tapi Feng Bujue dan Mr. Freeze tetap meledakkan pabrik. Alasannya… menghancurkan bukti kejahatan hanyalah alasan sekunder. Ledakan ini sebenarnya bagian dari rencana lanjutan Feng Bujue.
Setelah itu, Feng Bujue pergi ke basis lain di kota bersama Mr. Freeze. Di sana, Profesor Fries pertama kali memakan sebutir SCP-500 sendiri (tidak mau mengambil risiko untuk istrinya), sifat darah dinginnya langsung sembuh. Pada titik ini, Mr. Freeze baru sepenuhnya percaya bahwa obat yang diberikan Feng Bujue benar-benar "penyembuh segala penyakit".
Tak lama kemudian, Profesor Fries menggunakan obat ini untuk menyembuhkan istrinya. Bahkan dia tidak perlu mencairkannya terlebih dahulu. Obat serba guna tidak hanya menyembuhkan penyakit istrinya, tapi juga langsung membangunkannya.
Fries sangat berterima kasih pada Feng Bujue, hal ini memberi ruang tawar yang besar. Akhirnya, imbalan yang diminta Feng Bujue bukan hanya armor suhu rendah dan senjata pulsa beku, melainkan semua sumber daya kriminal dari penjahat super Mr. Freeze. Tentu saja Feng Bujue akan membayar, harganya bisa dinegosiasikan.
Setelah mendapatkan semua ini, Feng Bujue segera menghubungi dan menemui Two-Face. Baik Two-Face maupun Penguin adalah bos mafia yang berlindung di balik bisnis legal. Bagi Feng Bujue, menemui mereka tidak sulit, yang sulit adalah membujuk Two-Face untuk bekerja sama dengan orang tak dikenal seperti dirinya.
Untungnya Jue Ge pandai berbicara dan memahami karakter para tokoh ini. Dia memperlihatkan "teknologi interdimensional"-nya (tas), menyatakan posisinya (bukan orang baik), lalu menggunakan [perisai] untuk menahan beberapa peluru yang ditembakkan Two-Face ke arahnya. Akhirnya Harvey Dent memberi pengelana antar dimensi ini sebuah kesempatan (dengan lempar koin untuk memutuskan percaya atau tidak).
Setelah semua persiapan selesai dan beberapa waktu berlalu sejak ledakan, pihak kepolisian tentu sudah mendapat kabar bahwa kejadian ini terkait dengan penjahat super.
Jika polisi sudah tahu, berarti pahlawan dari Divine Net juga tahu. Karena itu Feng Bujue menyimpulkan akan ada pahlawan yang datang ke area ini, kemungkinan besar sendirian.
Kemudian, terjadilah adegan sandiwara yang dia pertunjukkan di depan Tim sebelumnya.
Seandainya yang datang adalah Batman palsu yang diperankan Jason Todd, Feng Bujue mungkin benar-benar dalam bahaya. Tapi pemuda baik seperti Tim Drake terlalu mudah dihadapi - setiap gerakan, pola pikir, dan tindakannya sepenuhnya sesuai prediksi Feng Bujue.
Ini bukan masalah IQ atau kekuatan tempur, tapi karena settingan karakter. Orang baik memiliki terlalu banyak pertimbangan - cukup menyandera satu orang atau mengancam keselamatan publik untuk membelenggu gerakan mereka. Jika penjahat di komik Amerika semuanya tak berprinsip seperti Feng Bujue, mungkin para tokoh protagonis sudah punah sejak lama.
……
Tim yang baru terbangun merasa pusing-pusing. Pukulan keras di kepalanya beberapa saat lalu menyebabkan kehilangan ingatan sementara. Namun, ia segera mulai mengamati sekelilingnya. Di depannya ada kamera video dan dua lampu penyorot dengan penyangga. Area di balik cahaya terlihat gelap gulita. Melihat ke sekeliling, area yang terang di samping dan belakangnya juga sangat terbatas, hanya sekitar sepuluh meter persegi berbentuk lingkaran yang terlihat, sedangkan area yang lebih jauh diselimuti kegelapan. Mengangkat kepala ke atas, terlihat atap tinggi dengan lengkungan yang menunjukkan ini mungkin sebuah gudang besar.
"Hei, aku belum siap jadi bintang film," kata Tim.
"Selera humormu takkan mengubah situasi ini, Burung Kecil." Suara Two-Face tiba-tiba bergema.
Tim mengangkat kepala dan melihat sosok terbelah Harvey Dent muncul dari kegelapan, "Two-Face..."
"Mr. Dent dan saya telah mencapai kesepakatan." Feng Bujue yang telah selesai menyiapkan peralatan berbalik dan berkata: "Kematianmu akan menjadi pertunjukan yang agung."
"Apa sebenarnya tujuanmu, Pengelana Antar Dimensi?" Tim melirik kamera dengan sudut matanya: "Kau dan Two-Face..."
"Sudahlah, Tim." Feng Bujue menyela: "Aku belum mulai merekam. Jika ingin meninggalkan petunjuk dalam rekaman, tunggulah sampai aku nyalakan mesinnya."
"Kematianku takkan sia-sia! Shen Wang akan membalas dendam untukku!" Tim tidak takut mati. Kesadaran untuk mengorbankan diri adalah kualitas wajib bagi pahlawan super.
“Aku memang ingin mereka membalas dendam untukmu.” Feng Bujue membalas, “Semakin cepat semakin baik, semakin kejam semakin baik. Dendam adalah motivasi, Tim. Hanya kadang... dendam juga bisa membutakan mata.”
“Anak muda, aku juga memperingatkanmu, jangan bicara sembarangan di depan kamera.” Two-Face menoleh ke Feng Bujue.
“Ini kan bukan siaran langsung.” Feng Bujue mengangkat bahu.
“Hmph...” Two-Face mendesis dingin.
“Tenang saja, aku berbeda dengan bawahan-bawahan tak kompetenmu, Tuan Dent.” Feng Bujue membuat gerakan mengundang, “Sekarang, mundurlah beberapa langkah, jangan sampai terekam kamera.”
Sudut bibir Two-Face berkedut halus. Ia merapikan kerah jasnya lalu berbalik menghilang dalam kegelapan.
“OK, sebelum mulai...” Feng Bujue mengambil selotip dari meja kecil di dekatnya, langsung menutup mulut Tim.
“Mmm...” Tim mencoba berteriak, tapi bahkan dengan tenaga penuh hanya suara ini yang keluar.
Saat itu, Feng Bujue menyalakan kamera dan mulai merekam.
“Penonton Gotham, selamat malam.” Dia berdiri di depan kamera, tubuhnya tepat menutupi Tim yang terikat di kursi, “Pertama, perkenalkan diri. Saya penjelajah dari dunia lain, kalian bisa memanggilku 'Si Tanpa Nama'.” Dia berhenti sejenak, “Sayalah yang menyebar jutaan dolar di jalanan dan membunuh tiga polisi.”
"Mendengar kalimat ini, Tim menyadari situasinya sangat buruk. Pandangan Feng Bujue tentang hukum yang sebelumnya terdengar ekstrem, mungkin akan menjadi kenyataan. Jika Feng Bujue berniat menghindari hukuman, polisi tidak punya bukti cukup untuk memasukkannya ke penjara."
"Tapi sekarang, Feng Bujue tanpa masker berdiri di depan kamera, langsung mengakui kejahatan. Ini membuktikan dia tidak keberatan melakukan hal lain di depan kamera, misalnya... membunuh seorang pahlawan super."
"Dia... kurasa banyak dari kalian mengenalnya." Feng Bujue menoleh, memperlihatkan Tim di belakangnya, "Dia Robin, pahlawan super muda, anggota 'Divine Net', pernah menjadi asisten Batman."
Feng Bujue meninggalkan kamera, beberapa detik kemudian kembali dengan sabuk di tangan: "Sabuk peralatan lengkap ini membuktikan dia Robin asli, bukan warga biasa yang kubuat pakai baju ketat." Ia mengayunkan sabuk di depan kamera, "Tombak kait, kilatan cahaya, asap pengalih, alat panggil, kacamata visi malam... Aku yakin kalian di 'Divine Net' bisa membedakan yang asli dan palsu."
"Dia meletakkan sabuk, mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, maju mendekati kamera dengan senyuman gila pembunuh berantai: "Tebak apa yang akan kulakukan selanjutnya? Haha... Ahahahaha..."
Dengan tawa gila, Feng Bujue tiba-tiba menerjang Tim. Ia berputar ke belakang Tim, menghadap kamera, tangan kiri mencengkeram rambut lawan, pisau kecil di tangan kanan menempel di leher Tim.
Karena tak bisa bicara, Tim terus berusaha meninggalkan petunjuk melalui kedipan mata dalam rekaman. Namun Feng Bujue sebagian besar waktu menghalanginya, membuatnya tak berdaya. Di saat menghadapi kematian ini, mata Tim hanya memancarkan ketakutan dan keputusasaan.
"Warga Gotham, Komisaris Gordon dan polisi-polisi kalian, anggota Justice League, juga si 'yang menyebut diri Batman' - ya, kau tahu aku sedang membicarakanmu..." Feng Bujue tidak langsung menebas, ia menempelkan pisau di arteri leher Tim sambil melanjutkan: "Ini baru permulaan... Mulai saat ini, aku dan beberapa sekutu interdimensiku, serta teman baru yang baru saja kukenal di kota ini, akan memulai perburuan bebas terhadap polisi, keluarga polisi, dan pahlawan super."
Ia berhenti dua detik, lalu menambahkan: "Dan Harvey Dent, Tuan Dua Wajah. Setelah kematian Topeng Hitam, kau pikir bisa jadi penguasa di sini? Hehe... Kau salah. Kau juga harus mati."
"Tak ada yang bisa menghentikan kami, bahkan jika Batman bangkit dari kematian." Suaranya semakin meninggi: "Bagi yang tak ingin berlumuran darah... Tutup mulut kalian, sembunyilah di rumah hangat kalian, dan saksikanlah... momen agung ini dengan diam."
Sesaat kemudian, pisau menyambar leher Tim. Percikan merah menyala yang menyakitkan mata menyembur deras, bahkan beberapa tetesnya muncrat ke lensa kamera.
Dalam tawa histeris Feng Bujue, layar tiba-tiba menghitam. Rekaman video pun terhenti secara mendadak.
Setengah menit kemudian...
"Apa... yang terjadi..." gumam Tim dengan wajah beku saat Feng Bujue merobek lakban yang menutupi mulutnya.
"Ini namanya efek khusus." Feng Bujue memperlihatkan telapak tangannya. Dengan fungsi 【Sarung Tangan Sutra Laba-laba】, dia menempelkan kantong darah tiruan di telapak tangan.
Meski dalam rekaman terlihat sangat meyakinkan, sebenarnya ini hanyalah trik belaka.
"Kalian beberapa, bawa dia ke penjara." Suara Two-Face kembali bergema dalam kegelapan. Beberapa anak buahnya melepaskan Tim dari kursi lalu menyeretnya pergi.
"Metode terbaikmu ini harus berhasil." Setelah mereka pergi, Two-Face menghampiri Feng Bujue di bawah sorotan lampu.
Feng Bujue yang sedang berdiri di belakang kamera meninjau rekaman tadi: "Tenang, kita akan menggandakan rekaman ini dan menyebarkannya ke seluruh stasiun televisi di Gotham. Dalam waktu satu jam, seluruh kota akan menontonnya." Dia tersenyum: "Selanjutnya, kita lihat reaksi para pahlawan. Hehe... Menurut perkiraanku... Sebelum fajar tiba, Tuan Cobblepot (Penguin) pasti akan diseret keluar dari tempat tidur dan dipukuli."
