"Hehehe... Menurutmu berapa lama lagi dia bisa bertahan?" Suara Woody tiba-tiba terdengar dari sisi belakang Zaihuang.
Zaihuang tidak menoleh, menjawab datar: "Maksudmu Catwoman?"
Woody tertawa: "Oh? Apa kau pikir [Cái Bù Pà Ne] bisa menang?"
Zaihuang menjawab: "Dengan standar pahlawan non-super di Alam Semesta DC, kemampuan Selina Kyle tidak istimewa. Kecepatan dan lompatan sekitar empat kali manusia biasa. Daya tahan jatuh dari ketinggian dan pukulan berat tiga kali manusia biasa. Kekuatan hanya sedikit di atas pria dewasa berotot... Dibanding pahlawan pria seperti Nightwing atau Ksatria, masih jauh ketinggalan." Dia berhenti sejenak, "Bahkan jika Bupa tidak menggunakan skill apapun, keduanya seharusnya seimbang."
Saat ini, dia dan Woody melayang di udara sambil menyembunyikan jejak. Keberadaan mereka tidak bisa dideteksi oleh kemauan apapun di dimensi ini, termasuk Bupa dan Catwoman yang sedang bertarung di bawah mereka.
"Tapi Catwoman punya dua hal yang tidak dimiliki Bupa," sambung Woody, "Pertama teknik bertarung tingkat tinggi, kedua... adalah 'nasib' sebagai karakter utama alam semesta ini."
"'Nasib'?" Zaihuang mengulang; "Hm... Maksudmu dia pasti tidak akan mati?"
"Akan, juga tidak akan..." Woody tertawa: "Hei hei hei... Karakter penting seperti Catwoman, kalau 'mati', biasanya cuma pura-pura mati. Setelah hilang beberapa saat, pasti muncul lagi." Dia menjelaskan: "Jika para pemain ingin 'membunuh' karakter-karakter ini, harus pakai metode yang benar. Jangan penggal kepala mereka atau hancurkan sampai jadi bubur. Kalau begitu, 'Kemauan Tertinggi' Alam Semesta DC mungkin akan turun tangan, misal mengirim Superman tiba-tiba muncul untuk menghentikan pemain."
Woody melanjutkan dengan nada sarkastik: "Untuk 'membunuh' karakter utama, saya rekomendasikan beberapa metode klasik... Pertama, tembak peluru beberapa milimeter dari jantungnya. Kedua, dorong ke jurang. Ketiga, hilangkan dalam ledakan." Dia membuka tangannya, "Hei hei hei... Kasih ruang gerak untuk 'Kemauan Tertinggi', mengerti? Biar dia bisa menghidupkan kembali karakter-karakter ini."
"Sial... Kedengarannya 'Kemauan Tertinggi' di sini sama seperti bos kita, suka berputar-putar." Zaihuang menanggapi.
"Hei hei..." Woody terus tertawa jahat: "Sebenarnya 'OAA' di dunia Marvel juga begitu. Kalau kesalahan yang tidak bisa diperbaiki terlalu banyak, dia harus 'reboot' semua garis duniawi dan hapus ingatan makhluk hidup."
"Sudah, bicara yang serius." Zaihuang berkata: "Kamu tiba-tiba muncul cuma untuk bilang orang yang saya taruhan akan segera kalah?"
“Hehehe... Itu hanya salah satu alasannya.” Woody tertawa dengan ekspresi sangat mesum, “Selain itu, aku juga ingin pamer bahwa orangku sudah memegang kemenangan.”
“Suatu hari nanti, Woody, aku akan merobek tenggorokanmu sampai kau tak bisa tertawa lagi.” Wabah berkata dingin.
“Tapi bukan hari ini.” Woody membalas, “Saat ini, taruhan Wenyi sudah keluar paksa, orang Tuan You juga sudah dihabisi. Jika gadis kecilmu ini mati, variabel terakhir pun akan hilang.”
“Hmph... Jadi kau berani bilang sudah menang?” Wabah mencemooh, “Meskipun orangku benar-benar mati di sini seperti prediksimu.” Ia menoleh sambil berkata, “Taruhan Sid pada 【Shiva】 dan favorit Perang yaitu 【Qisha】, kekuatan mereka jauh melebihi orang gila bawahanmu itu. Lagipula kebebasan kedua orang itu hanyalah masalah waktu.”
“Hehehe... Justru dengan mereka meraih kebebasan, segalanya akan lebih mudah...”
……
Di waktu yang sama, di dalam mobil yang baru meninggalkan kantor polisi.
“Hei, kita mau ke mana ini?” Qisha berteriak melalui jeruji besi dan kaca antipeluru ke polisi di mobil pengawal.
Tapi mereka sama sekali mengabaikannya.
Desain mobil pengawal ini sangat unik. Hanya ada jendela kecil antara kabin pengemudi dan bagian belakang, dengan kaca antipeluru yang dilapisi kawat baja rapat di kedua sisi. Seluruh bagian belakang dilapisi pelat logam setebal baja. Pintu tidak bisa dibuka dari dalam, sementara di luar terdapat banyak pengunci yang andal.
Berdasarkan pengalaman pahit tak terhitung kali dalam mengawal penjahat super sebelumnya, kepolisian Gotham akhirnya menciptakan kendaraan pengawalan seperti ini. Petugas pengawal sama sekali tidak berada dalam satu kabin dengan tahanan jenis ini, untuk menghindari kemungkinan disandera... Selain pengemudi utama dan cadangan di depan, semua polisi serta kunci kabin belakang berada di mobil lain. Setelah tiba di tujuan, orang-orang dari mobil itu baru akan turun untuk mengepung mobil pengawal dan membuka pintu.
"Jangan buang tenaga, mereka tetap tidak akan mendengar." Shiva tetap menunjukkan sikap tenangnya.
"Kamu benar-benar santai ya..." Bupa berkata: "Tidak takir aku tiba-tiba membunuhmu?"
Saat ini, mereka duduk berhadapan dengan jarak hanya sekitar satu meter. Bagi Bupa yang memiliki spesialisasi bertarung, ini memang situasi yang sangat menguntungkan.
"Kita berdua tahu, peluang berhasil kabur akan lebih besar jika bekerja sama." Kata Shiva, "Kalau mau bertarung, tunggulah sampai kita lepas dari polisi dan superhero dulu."
"Lalu apa yang masih kamu tunggu?" Sambil berkata demikian, Bupa merobek rantai di tengah borgol dengan kedua tangannya, kemudian melakukan hal yang sama pada borgol kakinya.
"Aku menunggu sampai mobil cukup jauh dari pusat kota." Jawab Shiva: "Baru bisa memastikan tidak ada superhero yang datang membantu saat kita kabur."
Qisha mendengar itu, berdiri dan mengintip ke depan melalui jendela, mencoba melihat pemandangan luar melalui kaca depan kursi pengemudi. Sayangnya, terhalang dua lapis kaca ditambah gelapnya malam, pandangannya sama sekali tak jelas.
"Tak perlu repot-repot, Spesialisasi Investigasiku cukup baik. Aku kurang lebih tahu situasi luar." Shiva berkata; "Sepertinya kita sudah mendekati pinggiran kota, bisa bertindak kapan saja. Tapi... aku sedang memikirkan sesuatu."
"Apa itu?" tanya Qisha.
"Tidakkah kau merasa aneh? Kita sudah menyerah dan ikut mereka ke kantor polisi. Mengapa mereka menghentikan interogasi di tengah jalan lalu berusaha mengirim kita ke tempat lain?"
"Tentu karena takut dengan kekuatan kita."
"Mungkin itu salah satu alasannya." Shiva melanjutkan: "Tapi kurasa... ada faktor lain." Matanya menatap Qisha, "Kita sudah menunjukkan kerjasama maksimal, dan kita berdua tidak pernah langsung melukai warga Gotham. Tapi mengapa... tiba-tiba mereka kehilangan kepercayaan dan terburu-buru ingin memindahkan kita?"
"Ada yang mengatakan sesuatu, atau melakukan sesuatu... yang mengubah persepsi mereka?" Qisha merenung beberapa detik sebelum menjawab.
"Kalau dipikir-pikir... kematian Zhaoyingwang benar-benar mencurigakan." Shiva berfilosofi: "Jelas sekali ada sesuatu yang besar pada [Feng Bujue] itu."
"Mungkinkah dia punya skill tertentu yang bisa mengontrol aksi karakter dalam quest?" kata Qisha.
"Kalau benar ada skill seperti itu, kita pasti sudah mati sejak lama. Dia tinggal mengirim satu atau dua pahlawan super untuk membunuh kita saat kita terpisah, masalah langsung selesai." Shiva berkata: "Kesimpulan saya... orang bernama Feng Bujue ini sengaja membuat keributan besar di mana-mana, lalu menghubungkan kita dengannya, membuat kekuatan NPC memusuhi kita juga."
Qisha mendengar ini dan merasa kemungkinan itu memang ada, "Oh... Jadi kalau sekarang kita melawan dan kabur, berarti jatuh ke dalam perangkapnya, nanti sulit menjelaskan."
"Benar, tapi sepertinya ini satu-satunya pilihan kita." Shiva melanjutkan: "Kabur berarti berubah status menjadi musuh resmi kekuatan baik dalam quest... Sangat pasif dan berisiko tinggi." Dia berhenti sejenak: "Tapi kalau tidak kabur, kita mungkin akan dikirim ke tempat seperti 'Penjara Blackgate' untuk dikurung ketat. Nanti pertarungannya jadi soal 'waktu bermain'. Jika waktu loginnya di Taman Horor hari ini masih pendek, di akhir kita pasti akan ter-logout duluan."
"Menang melawan dua orang di daftar peringkat kekuatan tempur tanpa pertumpahan darah..." Qisha menyambung, dia malah tertawa: "Feng Bujue... Perhitunganmu benar-benar hebat."
"Yang tidak saya mengerti, kalau pahlawan super bisa menemukan kita, pasti juga bisa menemukannya. Dia tidak mungkin lebih kuat dari kita, lalu bagaimana cara menghindari ditangkap atau dibunuh?" Shiva bertanya lagi.
"Mungkin dia sudah ditangkap, hanya tidak ditempatkan bersama kita. Baginya, yang penting tetap hidup dan menjauh dari pemain lain." Qi Sha berkata: "Tugas mode tanpa diskriminasi adalah 【menjadi satu-satunya pemain yang bertahan dalam quest】. Tampaknya dia berusaha menang tanpa bertarung melawan kita."
"Dia menggunakan aturan dengan bijak, memanfaatkan sumber daya dalam quest untuk mengalahkan kita." Shiva sambil melepaskan ikatan di tangan-kakinya berkata, "Dalam situasi ini kita tak bisa mengubah keadaan. Lagipula... membuktikan diri sebagai orang baik butuh waktu, tapi menjadi penjahat bisa kapan saja." Dia berdiri: "Strategi dan kekuatan sama-sama cara untuk menang. Hari ini 【Feng Bujue】 yang tak ada di daftar peringkat kekuatan tempur memberi kita pelajaran."
Qi Sha juga berdiri: "Jangan bicara seolah dia sudah menang. Aku belum menyerah."
Shiva berkata; "Aku punya usulan."
Qi Sha tersenyum mengetahui maksudnya: "Setelah kabur, kita jangan langsung bertarung, ya?"
Shiva melanjutkan: "Benar, tapi tak ada kepercayaan antara kita. Kerja sama... lupakan saja."
"Pisah jalan. Setelah salah satu dari kita menemukan dan membunuh si itu..."
"...baru kita duel."
Keduanya adalah pemain top-tier dengan kekuatan mumpuni, mana mungkin mau dikalahkan oleh si licik tak terkenal seperti Feng Bujue. Sekarang, siapapun boleh menang dalam mode permainan pembantaian ini kecuali si level 28 itu. Kemenangannya akan terlalu murah.
Maka, dua jawara ini pun mencapai kesepakatan dalam beberapa kalimat singkat.
Sesaat kemudian, terdengar suara ledakan keras. Mobil van yang mengangkut mereka terangkat dari tanah dan terbalik di udara akibat tekanan dari dalam. Kemudian, cahaya api muncul di bawah chassis mobil, dua bayangan manusia melompat keluar...
