“Dengar, yang melemparkan uang ke jalanan adalah dia, yang membunuh polisi adalah dia, yang membunuh Robin tetap dia.” Shiva melanjutkan bujukannya: “Polisi-polisi itu, serta orang-orang dari Divine Net, menangkapku tanpa mempertanyakan benar salah, hanya karena mereka menganggapku 'berbahaya', tentu saja aku harus kabur.” Dia berhenti sejenak: “Orang-orang yang mengklaim diri 'Keadilan' ini selalu memaksakan standar moral mereka pada orang lain... Bukankah kau lebih paham betapa menyebalkannya hal itu?”
Ucapan ini mengandung unsur menjilat, mengingat Jason Todd adalah Robin paling pemberontak dalam sejarah, yang sering berselisih paham dengan banyak prinsip Bruce Wayne.
Pengalaman hidup seseorang akan mengubah persepsinya terhadap berbagai hal, termasuk pemahaman akan Keadilan. Dunia Todd yang berubah dari Robin menjadi "Red Hood" memang tak dapat dipahami oleh Dick maupun Tim. Menurut Todd, Robin generasi pertama dan ketiga telah "dicuci otak" oleh Wayne, menjalankan tugas dengan prinsip-prinsip naif yang hampir idealis, sungguh tolol.
"Mungkin ada yang merasa Todd terlalu ekstrem, tapi di sisi lain, bisa juga dikatakan Batman yang berlebihan. Keduanya adalah orang yang memiliki trauma masa kecil dan luka psikologis. Siapa yang pandangan hidupnya lebih benar, sulit untuk ditentukan."
"Tentu saja, jika Joker yang menilai, mereka semua orang gila..."
"Benarkah... Kalau begitu kuberi kau kesempatan untuk membuktikannya." Todd juga mencari perlindungan, suara berat dari balik topengnya berteriak: "Kau bilang mau membunuhnya? Kalau begitu aku tidak ikut campur, kau sendiri yang maju." Saat ini, di bawah pengaruh endorfin, patah tulang di tangan kanannya sudah tidak terlalu sakit. Tapi... jika dalam waktu dekat dia masih ingin menggunakan lengan ini untuk menembak atau memukul, dia harus siap mental menerima cedera tambahan dan rasa sakit yang membuat pingsan.
"Shiva langsung menjawab tegas: "Setuju!" Setelah berkata begitu, dia bergerak cepat, menyangga dengan satu tangan lalu melompat dari atap gedung ke jalanan di bawah."
"Mendengar suara gerakan, Todd mengintip dan melihat orang itu melompat dari gedung. Perlu diketahui, dengan keterampilan 'pahlawan' seperti Todd, tanpa alat bantu apapun dia hanya berani melompat dari lantai tiga. Untuk ketinggian lebih, dia membutuhkan jubah glider atau tali."
"Tapi pria berbaju biasa ini tanpa ragu melompat dari atap lantai delapan..."
"Apakah semua pengelana antar dimensi ini bukan manusia biasa..." Todd bergumam dalam hati. Saat ini, dia yakin semua orang ini memiliki kekuatan super.
Setelah mendarat, Shiva pertama-tama menengadah ke arah atap gedung. Meski tak melihat bayangan Todd, dia tahu lawannya sedang mengawasi dari atas.
"Kuharap kau menepati janji dan tidak menyergapku saat kubunuh dia," kata Shiva.
Yang menjawabnya hanyalah keheningan, tapi itu sudah cukup.
Shiva segera memusatkan perhatian pada mobil tempat Feng Bujue bersembunyi. Senyum dingin mengembang di sudut bibirnya.
Senjata psionik [Heavenly Dance Hourglass] telah muncul di belakangnya. Tujuh cakram batu yang terbentuk dari cahaya putih itu langsung melesat menuju target.
Dengan posisi Shiva sebagai pusat, cakram-cakram ini bisa bergerak bebas dalam radius 200 meter. Mereka bagaikan tujuh meriam terapung yang sangat lincah, mampu menembakkan sinar dari sudut manapun. Di hadapan senjata seperti ini, Feng Bujue yang bersembunyi di ruang tertutup ibarat kura-kura dalam tempurung.
"Orang yang terlalu pintar biasanya menggali kuburannya sendiri," komentar Shiva dengan sombong. Berbeda dengan Todd, dia sama sekali tidak ragu menghadapi Feng Bujue. Bom? Sekalipun asli, selama ledakannya tidak bisa membunuhnya secara instan dari jarak 200 meter, itu tak ada artinya.
Tujuh cakram batu itu membubung ke arah mobil, berputar-putar di atasnya seperti sekawanan burung nazar yang telah mengunci mangsa, siap menyantap habis.
Beberapa detik kemudian, suara "jiu jiu" yang tak henti-hentinya terdengar. Piringan batu itu masing-masing menembakkan serangan berbentuk sinar yang semuanya mengenai mobil. Serangan beruntun ini tidak berlangsung lama sebelum mobil terbakar dan meledak.
Tentu saja, ledakan mobil hanya berdampak dalam radius puluhan meter. Situasi "menghancurkan beberapa blok jalan" yang disebutkan Feng Bujue sebelumnya tidak terjadi.
"Kau lihat, Jason." Shiva berbicara ke arah atas, "Dia hanya pembohong. Jika bom yang dia pakai asli, saat ini sudah..."
"Meledakkan kalian berdua ke langit." Suara lain menyela Shiva dan menyelesaikan kalimatnya.
Shiva menoleh kaget ke arah sumber suara, baru kemudian membuka menu permainan. Terlihat status ID 【Feng Bujue】 masih bertuliskan "Bertahan hidup".
Dari kobaran api, sosok besar berjalan keluar. Setiap langkah bayangan manusia ini mengeluarkan suara logam menghantam tanah, seperti robot.
Setelah melihat jelas wujud bayangan itu, Shiva tak bisa menahan teriakan, "Apa ini?"
"Kau punya baju zirah Bane Freeze..." Todd yang mengamati dari gedung langsung mengenali setelan armor tersebut.
“Ha ha ha ha...” Feng Bujue tertawa sombong. Suaranya saat ini berasal dari pengeras suara di baju zirahnya, terdengar seperti disintesis secara elektronik. “Shiva, benar?” Ia menantang lawannya: “Kau pikir berdiri di jarak segitu bisa selamat dari ledakan bom di tubuhku? Hmph... Sudah kukatakan berkali-kali, jika bom ini meledak, tidak akan ada yang selamat dalam beberapa blok.”
“Jangan bercanda. Meski kau benar-benar membungkus TNT di tubuhmu, berapa banyak yang bisa disembunyikan di dalam jaketmu? Jangan-jangan kau bilang ada bom nuklir mini di bajumu?” Ucapan Shiva ini tidak hanya menyatakan keraguan, tapi lebih sebagai upaya penggalian informasi.
Feng Bujue paham maksud lawannya. Dengan tenang ia menjawab: “Aku pakai bom awan. Mau coba?”
“Apa?!”
Shiva diam, namun Todd yang berdiri di tempat tinggi langsung terkejut. Inilah perbedaan antara penggemar militer amatir dan ahli.
“Kalian harus bersyukur aku sempat masuk ke baju zirah ini. Jika tidak, kita semua sudah tamat.” Feng Bujue tersenyum.
“Dasar gila! Tahukah kau konsekuensi meledakkan benda seperti ini di area perkotaan?” Todd berteriak.
“Pertanyaan bagus.” Feng Bujue membalas: “Ledakan di pabrik ‘Northern Pure Land’ siang tadi adalah eksperimen kerjasamaku dengan Profesor Furies. Jadi sekarang aku bisa memperkirakan dengan tepat tingkat kerusakan dari benda yang kubawa ini.”
"Hmph..." Shiva menyela, "Meski kau berbicara seolah-olah itu masuk akal, aku tetap tidak akan mempercayaimu." Ucapnya penuh keyakinan, "Mengikat dirimu dengan bom memang bisa mengintimidasi karakter dalam quest (dialog semacam ini akan disensor sistem, NPC akan mendengar versi yang sedikit diubah), tapi bagi kami sesama pemain, ini sama saja bermain api." Ia mengangkat satu lengannya dengan telapak tangan menghadap ke atas, "Kami tidak peduli apa yang terjadi pada kota di dunia virtual ini, atau berapa banyak korban yang jatuh."
Tujuh piringan batu bergerak perlahan di udara, tanpa disadari telah mengurung Feng Bujue.
"Taktikmu yang menggunakan 'mati bersama' sebagai kartu truf dan langsung menggunakannya sejak awal mungkin efektif dalam mode duel 1V1," kata Shiva, "Tapi ini pertarungan bebas. Tidak takukah kau jika aku benar-benar bertarung habis-habisan di sini?"
"Ha..." Feng Bujue mencemooh, "Dilihat dari lineup mode permainan pembantaian kali ini, secara terang-terangan aku yang paling lemah. Mengorbankan diri bersama lawan mana pun adalah keuntungan bagiku. Apa yang tidak berani kulakukan?" Sambil berbicara, ia menyesuaikan tombak pulsa beku di tangannya, "Bagi orang picik seperti kami, bisa membunuh bos Para Dewa adalah modal pamer yang luar biasa."
"Hmm..." Shiva juga tersenyum, "Logikamu masuk akal. Rupanya aku yang kurang mempertimbangkan masalah secara menyeluruh."
Sebelum suaranya menghilang, piringan Tianwu Shalou kembali melancarkan serangan. Sinar-sinar tajam dari berbagai sudut bertubi-tubi menghantam baju perang Cold Blood.
"Tapi di hadapan Perlengkapan Pertahanan tingkat sempurna, serangan seperti ini sama sekali tidak berarti..."
"Kekuatan tembakannya cukup dahsyat." Feng Bujue berkata: "Sepertinya ini senjata psionik ya?"
Ucapan "senjata psionik" dari lawan tidak terlalu mengejutkan Shiva, karena sudah banyak thread terkait di forum. Dengan tenang dia menjawab: "Benar, ini bernama Tianwu Shalou. Sejak mendapatkan senjata ini, aku belum pernah kalah dalam pertarungan satu lawan satu. Aku yakin kamu pun takkan mengubah fakta itu."
"Oh ya?" Feng Bujue mengejek: "Hanya dengan barang yang daya ledaknya setara senapan, hanya bisa menembak tiga kali tiap penggunaan, jeda tembak satu menit, dan jangkauan tak sampai dua ratus meter ini?"
Sebelum Jue Ge selesai bicara, Nilai Ketakutan Shiva sudah terus meroket.
"Dari mana kamu mendapatkan data ini..." Shiva bertanya dengan wajah muram. Dalam hatinya, dia menduga apakah ada mata-mata di pihak atas Para Dewa, bagaimana mungkin lawan bisa mengetahui empat karakteristik Tianwu Shalou dengan akurat?
"Tentu saja dari observasi." Sambil berkata demikian, Feng Bujue mulai menyerang.
Gerakannya tidak cepat, memang tidak mungkin cepat, karena senapan pulsa beku versi maksimal berbentuk seperti M4A1 yang digemukkan, ukurannya hampir menyamai peluncur roket. Satu-satunya posisi memegang adalah horizontal di depan dada, dan saat menembak harus memiringkan badan untuk mengarahkan laras ke lawan.
Menggunakan benda ini untuk menembak lawan, niat serangannya sangat jelas, waktu persiapan yang diberikan ke lawan juga cukup, bahkan orang normal pun bisa melakukan gerakan menghindar.
Namun, meski memiliki begitu banyak kelemahan yang jelas, ini tetap menjadi senjata andalan Si Beku, alasannya sederhana...
Boom——
Sinar biru-putih menyembur dari lubang laras, cahaya terang yang tiba-tiba menyala menerangi langit malam.
Shiva bergerak cepat, dalam dua detik dia bergerak lateral sejauh belasan meter, menghindari serangan langsung sinar.
Tapi, sinar itu terus-menerus ada, bagai pilar air yang digunakan pemadam kebakaran, Feng Bujue hanya perlu terus menekan pelatuk dan memutar laras, maka sinar akan mengejar target.
Yang paling horor adalah, tidak hanya area yang terkena sinar akan membeku instan. Sebelum serangan berakhir, efek Beku akan terus menyebar ke sekitarnya dengan kecepatan yang terlihat oleh mata.
Saat ini, yang dihindari Shiva bukanlah seberkas sinar semata, melainkan gumpalan besar kerusakan area yang bergerak.
