Tak tak tak tak tak...
“Ini adalah Polisi Gotham, letakkan senjata kalian dan angkat tangan menyerah.” Seorang petugas bersuara lantang menjulurkan badan dari pintu helikopter, berteriak ke arah Feng Bujue dan Qisha menggunakan pengeras suara.
Saat itu baru lima menit berlalu sejak pertarungan mereka dimulai.
Sebenarnya, pengacau sudah datang sejak mereka masih mengobrol.
Area sekitar Gedung Wayne telah dikepung ketat oleh mobil polisi, dengan penembak jitu bersembunyi di atap bangunan sekitar. Tentu saja, karena Gedung Wayne adalah bangunan tertinggi di sekitarnya ditambah angin kencang dan malam gelap, penembak jitu ini hampir tak berguna kecuali Feng Bujue dan Qisha turun dari atap.
Polisi Gotham mengerahkan dua helikopter yang berputar-putar di atas gedung pencakar langit dengan lampu sorot, seolah dua tamu dari dunia lain ini adalah King Kong. Meski tidak dilengkapi senapan mesin berat, masing-masing helikopter polisi ini membawa seorang penembak dengan senapan laras panjang.
Banyak pahlawan dari Justice League yang datang termasuk Nightwing, Damian, Catwoman, dan sekitar enam tujuh orang lainnya. Pahlawan lain tidak mungkin semua ikut campur karena jalanan Gotham masih penuh kriminal yang berkeliaran, dan mereka lebih dibutuhkan saat terjadi kekosongan pasukan polisi.
"Ada rencana apa, Komisaris?" Nightwing mendekati Komisaris Gordon tanpa basa-basi langsung bertanya.
Gordon saat ini sedang berdiri di samping mobil polisi, memegang teropong dan walkie-talkie, sibuk mengarahkan operasi setiap unit. Melihat kemunculan Nightwing, dia menjawab dengan nada serius khasnya: "Orang-orangku melaporkan Batman dan Joker sedang berkelahi di atas."
"Tidak, bukan mereka," kata Nightwing.
"Aku tahu, karena orang-orangku juga bilang gerakan dua monster ini terlalu cepat untuk dilihat mata, dan bisa menghancurkan beton dengan tangan kosong," balas Gordon.
"Jadi?" Nightwing ingin mendengar kelanjutannya.
Gordon melanjutkan: "Menurutku biarkan mereka bertarung sampai selesai, lalu kita tangkap yang selamat. Ini lebih mudah daripada melawan keduanya sekaligus."
Nightwing bertanya: "Apa pasti salah satunya akan mati setelah pertarungan?"
Sebelum suaranya habis, ledakan keras menggema dari puncak gedung pencakar langit, diikuti teriakan panik kerumunan di bawah.
Sebuah balok beton dari tepi atap runtuh dan jatuh bebas ke bawah gedung.
"Tuhan!" seru Gordon terkesima saat sebuah lengan kuat menyambar dan menariknya menjauh.
Beberapa detik kemudian, beton itu menghantam tepat di atap mobil polisi tempat Gordon tadi berdiri. Klang! Alarm dan klakson mobil menyala bersamaan dalam derit panjang.
Saat debu beton mulai mengendap, Gordon baru menyadari Nightwing-lah yang menyelamatkannya.
Ia menyesuaikan kacamata di balok hidungnya, tanpa sempat berterima kasih atas kebaikan Nightwing yang menyelamatkannya, langsung berteriak ke arah seberang: "Siapa yang matikan sirine sialan itu! Sekalian periksa apakah ada yang terluka!"
Nightwing berdiri di belakangnya, menatap langit: "Baiklah... Sepertinya kedua orang ini serius, pertarungan ini harus sampai mati."
……
"Luar biasa..." Qisha menatap kepalannya yang baru saja menghantam, lalu mengintip tepi bangunan yang hancur akibat pukulannya, tak kuasa berkomentar: "Saat pertama kali memakai baju kelelawar, hanya merasa ringan dan fleksibel, efek peralatannya juga banyak; baru saat bertarung sungguhan sadar, apa artinya peralatan tingkat Legendary..." Ia menoleh ke arah Feng Bujue yang sudah mundur sepuluh meter dengan siaga: "Tapi... Saudara Feng, sebenarnya asal-usulmu darimana? Bisa bertarung seimbang denganku dalam kondisi seperti ini... Ini benar-benar melukai harga diriku."
"Ya... Susah payahku ini memang sengaja untuk melukai harga dirimu." Jelas Feng Bujue sedang menyindir.
"Wahaha... Maaf maaf." Qisha juga menangkap kelucuannya, menjawab: "Karena pertarungannya sangat menyenangkan, jadi agak terbawa suasana."
Feng Bujue tidak melanjutkan percakapan. Dia mengusap sudut bibirnya yang berdarah dengan punggung tangan, lalu meludahkan air liur bercampur darah. Dalam pikirannya berhitung: Meski peringkatnya di luar 10 besar daftar kekuatan tempur, namun dalam hal kemampuan bertarung jarak dekat, mungkin lebih hebat dari Shiva. Tampaknya dia benar-benar fokus pada satu spesialisasi... Selain spesialisasi umum yang pasti ditingkatkan, hanya spesialisasi bertarung yang sangat tinggi, sementara lainnya di bawah level E bahkan N/A. Memberikan setelan Batman pada orang seperti ini ibarat harimau bersayap, seperti Kobelus...
Ciu ciu——
Tiba-tiba terdengar suara cahaya melesat di udara, berasal dari senapan pulsa beku berdaya rendah.
Sayangnya, Qisha hanya sedikit menolehkan badan, menghindari dua tembakan Feng Bujue. Sinar beku yang menyentuh baju zirah Batman hanya meninggalkan bekas embun es tipis, dengan sedikit usapan tangan Qisha langsung menghilang.
"Serangan seperti ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai kelangsungan hidupku," kata Qisha. "Kecuali kau punya senjata berat, lebih baik fokus pada pertarungan jarak dekat."
Qisha adalah orang yang jujur, perkataannya pun tulus. Sifatnya sering disalahartikan lawan sebagai kesombongan. Sebenarnya, dia hanya seorang duelist yang menikmati proses pertarungan dan berbicara blak-blakan, tidak lebih dari itu.
Seberapa kuat sebenarnya setelan Batman yang dipakai Qisha saat ini? Sebelum menampilkan atribut spesifiknya, perlu dijelaskan beberapa karakteristik unik peralatan ini.
Perbedaan dengan Baju Zirah Berdarah Dingin adalah, setelan Batman bukanlah peralatan "terintegrasi", melainkan kumpulan dari banyak perlengkapan yang masing-masing bisa berdiri sendiri:
Pertama, Helm Batman, terbuat dari grafit sintetis tahan benturan dengan lapisan serat antipeluru, memberikan imunitas dasar terhadap kerusakan senjata ringan. Sistem elektronik di bawah helm telah dijelaskan oleh Tujuh Pembunuh di bab sebelumnya, tidak diulang di sini.
Kedua, Zirah Batman, armor serat tahan api Nomex dengan perangkat penguat serat karbon, hampir kebal terhadap tusukan dan tebasan. Memberikan pertahanan terbatas terhadap tembakan intensitas tinggi dari depan. Kulit luar dilapisi kulit lunak yang nyaman sekaligus protektif. Dilengkapi sistem pengatur suhu untuk mempertahankan suhu tubuh, mencegah otot kaku saat bertempur (berbeda dengan efek negatif fungsi serupa pada Baju Zirah Berdarah Dingin).
Ketiga, Pelindung Lengan Batman dan sarung tangan, material sama dengan zirah. Lengan bawah memiliki pisau yang dapat dilontarkan serta tombol kendali kendaraan dan fungsi helm. Sarung tangan memiliki daya rekat yang sangat kuat (tidak sebanding dengan 【Sarung Tangan Sutra Laba-laba】), membantu pengguna dalam memanjat dan bergerak.
Keempat, Pelindung Kaki Batman dan sepatu boot, dilengkapi tempurung lutut tahan api dan sepatu tahan api, armor selangkangan Kevlar Nomex. Sol sepatu memiliki pemancar suara ultrasonik kelelawar dan bisa mengeluarkan pisau untuk sepatu roda.
Dari keempat peralatan ini, Armor Batman memiliki kualitas sempurna, sedangkan tiga lainnya berkualitas langka. Ketika keempatnya dipakai bersamaan, mereka dianggap sebagai "satu kesatuan" dan menjadi peralatan legendaris:
【Nama: Set Peralatan Batman】
【Tipe: Perlengkapan Pertahanan】
【Kualitas: Legendaris】
【Pertahanan: Sangat Kuat】
【Atribut: Refraksi, Isolasi, Buffer】
【Efek Khusus: Mewarisi semua fungsi dari empat setel peralatan Batman individual, serta meningkatkan semua spesialisasi pengguna sebanyak satu level】
【Syarat Peralatan: Laki-laki, ukuran tubuh sesuai】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Tidak】
【Catatan: I'm Batman!】
Tentu saja, masih ada sabuk Batman, jubah, shuriken, ranjau mini, dan peralatan lainnya yang dianggap sebagai aksesori atau consumable, tidak termasuk dalam set ini.
Spesialisasi Bertarung Qi Sha awalnya sudah level B. Setelah mengenakan setel Batman ini, kemampuannya mencapai level A yang mengerikan. Seperti dijelaskan sebelumnya, definisi spesialisasi level A dalam game adalah: Level A, ahli. Memiliki kemungkinan memahami skill kategori tersebut secara mandiri. Saat mencapai level ini, tingkat keberhasilan penggunaan skill kategori tersebut 100%.
Sedangkan Feng Bujue baru saja meningkatkan Spesialisasi Bertarungnya ke level C saat bertarung melawan Shiva. Tanpa dukungan Kesadaran Jiwa, dia pasti sudah kalah dari Qi Sha saat ini.
"Bukannya aku sedang mencari cara..." nada suara Feng Bujue tetap tenang, ekspresinya tidak menunjukkan ketakutan. Hanya matanya yang menyipit dengan wajah lesu seperti mayat hidup.
Tapi, otak Jue Ge terus berputar dengan kecepatan tinggi, terus memikirkan strategi: Selain Death Poker, di antara senjata yang kumiliki sekarang... kunci pipa dan kursi lipat masih bisa digunakan sebagai senjata jarak dekat, tapi efeknya tidak akan maksimal; Kecuali lawan diam di tempat untuk ditembak, Moxxi Nyonya Kecerobohan dan Senapan Pulsa Beku hampir tidak efektif; Helmnya jauh lebih canggih daripada maskerku, racun dari Masker Gas Goblin juga tidak bisa diandalkan...
Hmm... Saat ini yang mungkin bisa menembus pertahanannya adalah Pelontar Anti-Gravitasi dan dua butir Granat Tipe Mk II. Yang pertama belum ada kesempatan tepat untuk digunakan, yang terakhir... sangat sulit membuatnya diam untuk terkena ledakan.
Batsuit ini benar-benar sempurna... Jika lawanku adalah pemain dengan kekuatan normal mungkin masih ada kesempatan, tapi yang dihadapanku justru spesialis bertarung dengan Spesialisasi Bertarung super kuat...
Feng Bujue sambil melirik ke dua helikopter di langit, bergumam: "Sial... Sekelompok sampah perang, bahkan senapan mesin berat tidak dibawa, buat apa datang kemari." Gagasan untuk mengambil senjata dari polisi pun pupus.
Shu——
Sebuah Batarang yang melesat tiba-tiba memutus alur pikir Feng Bujue.
Tapi dia tidak bergerak... Tidak melakukan gerakan menghindar sama sekali.
Batarang itu terbang membentuk garis lengkung, menyimpang ke samping, dan akhirnya sayap tepat menyentuh leher Feng Bujue tanpa melukainya sedikitpun.
“Oh? Apa maksudnya ini?” Feng Bujue menengok ke belakang untuk memastikan, “Apakah ini akan berputar balik?”
“Aku hanya menguji apakah kau akan menghindar.” Qisha berkata.
Feng Bujue langsung paham: “Oh... Begitu rupanya, sengaja melempar senjata yang terlihat akan mengenai, tapi sebenarnya melenceng untuk menguji kemampuan prediksiku?”
“Tepat.” Qisha menunjukkan ekspresi bingung di matanya: “Kemampuan prediksimu sampai membuatku heran... Apakah ini semacam kemampuan meramal masa depan?” Dia berhenti sejenak, lalu menyangkal sendiri: “Tidak, baik di dunia nyata maupun virtual, mustahil ada kemampuan seperti itu.” Sambil mengusap dagunya, dia bergumam: “Tapi penilaianmu yang akurat terhadap berbagai serangan, dan respons yang nyaris sempurna, sebenarnya apa...”
