“Tidak bisakah aku memiliki bakat luar biasa?” balas Feng Bujue.
“Oh? Menurutku... penjelasan dengan skill pasif yang terus aktif lebih masuk akal.” Qisha mengangkat bahu, “Tapi... kalau kau tak mau menjelaskan, sudahlah.” Dia melanjutkan: “Kembali ke topik. Sudah jelas bagiku, kecuali aku diam saja menerima seranganmu, kau takkan bisa mengalahkanku. Semakin lama pertarungan berlangsung, semakin merugikanmu yang memiliki stamina dan nilai kelangsungan hidup lebih rendah. Hasil perang pengurasan adalah kekalahanmu lebih dulu.” Dia menatap ke atas dan bertanya, “Kau takkan menyangkal ini, kan?”
“Heh... hehe...” Feng Bujue tersenyum kecut dengan sudut mulut berkedut: “Semoga ramalanmu menjadi kenyataan.”
“Ha ha… Jangan salah paham, aku tidak membujukmu untuk mundur sendiri. Aku bisa melihat, kamu tipe orang yang tetap tak menangis meski melihat peti mati.” Qisha tertawa: “Saranku, selagi kamu belum kehabisan tenaga, lebih baik langsung gunakan jurus pamungkas untuk menentukan pemenang, bagaimana?” Sambil berkata demikian, Qisha menyesuaikan posisi berdiri dan mulai meregangkan lengan, seolah sedang pemanasan.
“Dari nada bicaramu… Kau ingin menang dengan cara yang 'spektakuler' ya…” Feng Bujue bertanya.
“Benar.” Qisha ternyata mengakui: “Pernah main game bertarung di arkade? Saat musuh terakhir tinggal segelintir darah, semua orang pasti mencoba mengakhirinya dengan jurus pamungkas.” Di bawah helm kelelawar, ekspresinya penuh semangat: “Dengan tatapan kagum pemain lain, melepas tangan dari Panel Operasi, menyaksikan karakter kita menyelesaikan jurus pamungkas dalam gerak lambat, lalu tulisan WIN muncul di layar… Rasanya…”
“Cukup, aku mengerti.” Feng Bujue melambaikan tangan memotong Qisha: “Cukup katakan 'Aku akan gunakan jurus pamungkas untuk mengusirmu keluar dari Quest', tak perlu contoh konkret seperti itu.”
“Ah, maksudku memang begitu.” Qisha berkata: “Tapi jika kamu ingin teruskan pertarungan tarik-ulur ini, aku juga tak keberatan.”
“Tidak.” Feng Bujue menjawab: “Usulanmu bagus.” Dia pun nekat menelan botol darah (sebenarnya ini baru botol kedua), lalu mengaktifkan Spiritual Awareness Body Convergence Technique, “Kau suka metode penentuan ala Pukulan Ilahi Bintang Biduk ya? Aku siap kapan saja.”
Saat ini Feng Bujue juga paham, sikap Qi Sha ini sudah menunjukkan kesetiaan sepenuhnya. Jika diganti orang lain, takkan ada kesempatan bertarung terakhir ini.
Baju Kelelawar dalam pertarungan jarak dekat hampir bisa membuat pemakainya tak terkalahkan. Fungsi pelacak superiornya membuat kabur menjadi percuma. Bisa dikatakan, selama Qi Sha aktif memperpanjang pertarungan, kemenangan pasti diraih.
Tapi sang ahli duel tunggal ini tak melakukannya. Dia tak ingin pertarungan berakhir dengan cara seperti itu.
Pecundang yang layak dihormati harus kalah dengan heroik. Pemenang yang cukup kuat juga harus menang dengan penuh wibawa.
“Ha! Bagus!” Qi Sha membalas keras, aura tempur di sekujur tubuhnya melonjak, skill sudah siap dilancarkan.
“Kalau begitu aku juga tak akan sungkan.” Feng Bujue mengeluarkan Vajra Ghanta, mengaktifkan efek keempat: [Menggandakan efek skill Spesialisasi Teknik Spiritual berikutnya (dalam kondisi yang masuk akal)].
Kemudian dia menyimpan Vajra Ghanta di saku jaket, mengepalkan kedua tangan dalam kuda-kuda Siping Dama, melancarkan [Lihat jurus!] dengan tangan kosong menggunakan spesialisasi "Teknik Spiritual".
Alasan utama Feng Bujue tak membawa senjata adalah ketidaktahuannya tentang bentuk serangan pamungkas Qi Sha. Dalam kondisi ini, menyerang dengan tangan kosong lebih mudah beradaptasi.
"Alasan lainnya adalah... Secara subjektif, dia mengira bahwa untuk mendapatkan skill keren secara acak, mustahil menggunakan senjata seperti kunci pipa atau kursi lipat. Mungkin masih ada harapan dengan pedang atau cambuk, tapi sekarang dia tidak punya apa-apa... Lebih baik bertarung tangan kosong."
"Baiklah... Energi misterius mulai mengalir dari tubuhku, kira-kira apa ya..." Feng Bujue bergumam: "Sinar Pembunuh Iblis, Pisau Energi, Peluru Chi... Salah satunya pasti bisa membalikkan situasi..." (Di sini Jue Ge salah paham tentang sifat gelombang energi. Ketiga skill ini termasuk spesialisasi Bertarung, mustahil diaktifkan dengan spesialisasi Teknik Spiritual yang dia pilih)
"Tak tahu apa yang kau gumamkan, tapi aku akan menyerang sekarang..." Melihat lawannya sudah siap, Qi Sha melangkah penuh semangat sambil meneriakkan nama jurus: "PEGA-SAN! KOMET! PUKULAN BINTANG!"
Alasan Qi Sha menyebut ini jurus pamungkasnya adalah karena skill ini hanya bisa dipelajari di level B spesialisasi Bertarung, dan hanya bisa digunakan sekali.
Seorang remaja abadi dari dimensi kedua pernah menggunakan jurus ini untuk membantai dewa dan menguasai langit-bumi. Sekarang meski kekuatannya berkurang saat digunakan oleh pemain seperti Qi Sha yang tak tahu cara membakar Cosmos, tetap mustahil ditahan manusia biasa.
Dari tindakan mengerahkan semua sumber daya ini, bisa dilihat bahwa Qi Sha benar-benar mengakui kekuatan Feng Bujue. Lawan yang mampu bertarung seimbang melawan dirinya yang mengenakan peralatan legendary, mustahil dibunuh satu pukulan tanpa menggunakan Jurus Meteor.
Di sisi Feng Bujue, hatinya ciut mendengar nama jurus lawan. Di hadapan serangan seperti ini, Kesadaran Jiwa pun tak berguna. Semua taruhannya berada pada skill misterius di tangannya...
Jurus Meteor melesat menerobos udara, cahaya besar biru putih menghujam ke arah Feng Bujue. Pukulan ini penuh wibawa, beraura menggentarkan, penuh kekuatan dahsyat.
Feng Bujue sudah berada di ambang kematian!
Pada detik ini, tak ada secuil ketakutan dalam dirinya. Pikirannya tetap jernih seperti biasa, kedua tangannya mengangkat dan mengeluarkan satu jurus.
Terlihat kilau hitam pekat mengotori langit, menggentarkan bumi, menggetarkan matahari-bulan, meledak dengan dahsyat bagikan paus menelan mangsa.
【Nama: Virtual Flash】
【Atribut Kartu Skill: Skill aktif, hilang setelah sekali pakai】
【Kategori Skill: Ilmu Spiritual】
【Efek: Memusatkan tekanan spiritual menjadi kilasan cahaya berbentuk sinar】
【Konsumsi: 100% Nilai Spiritual maksimum】
【Syarat Belajar: Spesialisasi Ilmu Spiritual C】
【Catatan: Jurus khusus untuk Daxu atau makhluk tingkat lebih tinggi. Biasanya berwarna merah, tetapi pengguna tingkat tinggi bisa mengubah warnanya sesuai karakter individu.】
【Saat ini, Spesialisasi Teknik Spiritual Feng Bujue masih di peringkat C (sama seperti Spesialisasi Bertarung, baru meningkat melalui Kesadaran Jiwa saat melawan Shiva)】. Dengan teknik konsumtif melawan teknik konsumtif, seharusnya Meteor Pegasus Strike level B lebih unggul. Tapi... Feng Bujue menggunakan Vajra Ghanta.
Maka, kekuatan teknik ini menjadi digandakan!
Begitu Cero muncul, langsung mengendalikan momentum serangan Meteor Pegasus Strike yang melesat maju, lalu perlahan menelannya.
Belum dua detik Feng Bujue merasa senang, dua peringatan sistem sudah berbunyi beruntun di telinganya:
【Skill "Cero" yang diaktifkan secara acak telah menghabiskan semua nilai spiritual saat ini. Kehilangan Poin Stamina karena kelebihan beban aktivasi skill ini adalah 30%】
【Poin Stamina Anda telah habis. Sisa kerugian kelebihan beban telah dipotong dari nilai kelangsungan hidup】
