Untungnya Feng Bujue meminum suplemen nilai kelangsungan hidup sebelum menggunakan jurus, sehingga lolos dari maut. Jika tidak, dia mungkin tewas karena kelelahan akibat kelebihan beban aktivasi skill.
Namun Poin Stamina-nya akhirnya mencapai nol. Seketika itu juga dia merasakan seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga, tubuhnya terjatuh tak terkendali.
Di saat yang sama, Cero yang kekuatannya berlipat ganda telah menghancurkan Meteor Pegasus Strike sepenuhnya, dan menelan tubuh Qisha.
"Ya Tuhan... Sulit dipercaya..." Gordon menurunkan teropongnya, memandang gelombang kejut hitam yang menembus langit dengan takjub.
Nightwing yang berpengalaman pun menunjukkan ekspresi terkejut. Kali ini bahkan dia agak ingin memanggil pahlawan dari luar Gotham City untuk membantu.
"Kepala Polisi! Apakah Anda melihat itu! Tuhan!" Polisi di kedua helikopter melihat dengan lebih jelas. Saat ini mereka memegang walkie-talkie dan menggambarkan pemandangan ajaib yang mereka saksikan dengan kata-kata yang tidak terkendali.
Setelah tabrakan dua jurus pamungkas, muncul celah kasar yang dalam di atap Gedung Wayne. Kedua pengguna jurus tersebut kini tergeletak di tanah.
Qisha terbaring telentang, terengah-engah. Saat terkena serangan Xushan langsung selama beberapa detik, sensasi tubuhnya seperti disiram lava cair. Seluruh sel tubuhnya terasa hampir menguap.
Setelah Xushan, kostum kelelawarnya sudah compang-camping, rusak 60-70%. Pakaian game di lapisan dalam masih hampir utuh berkat perlindungan sistem.
Jika setelan kelelawar Qisha dibeli dari "Kotak Kejutan", item Legendary tidak akan mudah rusak. Namun saat ini, kostum kelelawar yang dipakainya adalah peralatan yang diperoleh langsung dalam quest dan tidak bisa dibawa keluar. Artinya, peralatan ini masih berada dalam "lingkungan Alam Semesta DC" aslinya. Karena itu, ia tidak mendapat perlindungan sistem, tetapi tetap mengikuti hukum fisika alam semesta ini.
Contohnya, Armor Berdarah Dingin yang hancur oleh RPG juga mengikuti logika yang sama. Jika ada versi Armor Berdarah Dingin yang bisa dibawa keluar dari quest, maka armor ini tidak akan pecah meski terkena rudal selama dipakai pemain (tentu saja damage melebihi daya tahan tetap harus ditelan). Tapi versi yang tidak bisa dibawa keluar quest harus mengikuti settingan dunia saat itu. Materialnya pasti punya batas daya tahan, daya penghancur yang melebihi batas ini bisa menghancurkannya.
"Hehehe... Hahahaha..." Setelah napasnya stabil, Qisha tertawa terbahak ke langit: "Kau masih menyimpan kartu as seperti ini... Hahahaha..." Sambil tertawa ia berdiri: "Ini tidak masuk akal..." Tawanya mengandung kebahagiaan tulus, tapi juga sedikit kepasrahan: "Sulit ditebak benar kau ini."
Ciu——
Kilatan putih tiba-tiba melesat.
Feng Bujue yang sedang berbaring menyamping, mengerahkan sisa tenaga untuk menembakkan tombak pulsa beku.
Posturnya saat itu aneh: kepala miring ke kanan menyentuh lantai; kedua lengan membentuk sudut 90 derajat dari tubuh, lengan kanan menempel lantai sedangkan lengan kiri menindih lengan kanan... Hanya dengan pose ini ia bisa menembak sambil berbaring.
“Sial... Bandel banget...” Saat Qi Sha tertembak sinar pembekuan, tubuhnya belum sepenuhnya berdiri. Titik tumbukan sinar pembekuan ada di bagian kaki, menyebar cepat dari sana, membuat Qi Sha membeku dalam posisi berjongkok setengah.
Di sisi Feng Bujue, keadaan juga tak kalah menyiksa. Ini lebih menderita daripada saat Poin Stamina-nya nol sebelumnya. Jika diibaratkan, seperti orang yang terjebak dalam Mimpi Buruk dimana seluruh tubuh tidak bisa mengeluarkan tenaga, hanya bisa panik tak berdaya.
Menembak sambil berbaring bukan karena Jue Ge merasa gaya ini keren, tapi karena saat ini dia bahkan tidak mampu duduk. Tenaga yang terkumpul dari gigitan gigi dan konsentrasi penuh, hanya cukup untuk menekan pelatuk Senjata Pulsa Pembekuan.
Satu-satunya yang bisa dilakukannya sekarang adalah mempertahankan pancaran sinar, berharap efek penyebaran sinar pembekuan bisa membekukan seluruh tubuh Qi Sha dalam es, sehingga lawannya mati lemas.
Tak disangka... Situasi yang tidak diharapkan siapapun, justru terjadi di momen ini.
Setelah memancarkan sinar terus-menerus selama puluhan detik, Listrik di senjata pulsa akhirnya habis...
Dua detik setelah sinar berhenti, terdengar suara "klik". Feng Bujue melepaskan senjata, membiarkan Senjata Pulsa tergelincir ke tanah.
Di langit malam, angin sepoi-sepoi berhembus...
Qi Sha berdiri dalam posisi berjongkok setengah. Dari telapak kaki hingga dada, tubuhnya terperangkap dalam es. Hanya kepala dan lengan bawah kanan yang masih bisa bergerak.
"Dan Feng Bujue terbaring di tanah seperti bangkai babi tak bergerak, matanya berulang kali menyampaikan satu kosakata - 'Fuck'."
"Baiklah, saat es mencair, aku akan menyelesaikanmu." Qisha pura-pura tenang.
"Begitu staminaku pulih, kau yang akan mati." Feng Bujue membalas tak mau kalah, suaranya terdengar seperti baru menelan wasabi mentah, membuat pendengarnya ikut merasa lelah.
"Orang di helikopter yang melihat kondisi kita pasti akan melapor. Segera polisi dan pahlawan super akan berdatangan untuk membersihkan area. Saat mereka mencoba menangkapku, pastinya akan memecahkan balok es." Qisha melanjutkan: "Begitu aku keluar dari es, hanya perlu mengerahkan tenaga untuk mendekatimu dan memberikan satu tusukan, kau tamat."
"Kemampuan analisismu payah." Feng Bujue masih kesulitan bicara tapi suaranya mulai stabil: "Begitu tim pembersih datang, selama aku terbaring di sini dengan ekspresi seperti baru diperkosa... Sebelum kau sempat keluar dari es, aku sudah akan dibawa ke ambulans dan diangkut pergi."
"Baik... Kau benar-benar memaksaku." Qisha menggerakkan tangan kanannya dengan susah payah, menekuk siku perlahan hingga lengan bawah mendekati tubuhnya. Cahaya putih berkilat, ia berhasil mengeluarkan pistol dari tas.
"Ha! Seolah-olah kau bisa mengenai sasaran." Feng Bujue tertawa sebelum musuh sempat menembak.
Sebenarnya jarak antara kedua orang itu kurang dari 20 meter, tapi spesialisasi menembak Qisha hanya level E (efek setelan Batman saat ini telah hilang), ditambah posisi lengan bawah yang terbatas, memang sangat sulit untuk mengenai target.
"Aku sarankan jangan memaksakan diri. Kalau menembak seperti ini, daya hentak bisa membuat lenganmu patah," kata Feng Bujue dengan mengejek penuh keyakinan. "Menurut analisaku, Yang Mulia hanya unggul dalam spesialisasi bertarung, spesialisasi lainnya biasa saja. Tapi untuk spesialisasi menembak, dari N/A ke level E cukup mudah dilatih asal punya senjata dan sesekali digunakan. Karena levelmu sudah 31, kutebak kemampuanmu masih E..." Saat berbicara, dia berusaha mendorong lantai dengan tangannya dan akhirnya bisa duduk. "Berdasarkan pengetahuanku tentang komik DC, Batarang memiliki fungsi pelacakan tapi harus dipadukan dengan sistem pelacak di helm Batman. Serangan percobaanmu sebelumnya bisa akurat karena itu, kan? Tapi sekarang helmmu sudah rusak... Sekalipun bisa mengenai, Batarang yang dilempar hanya dengan kekuatan pergelangan tangan takkan bisa membunuhku."
"Jue Ge" kembali mengambil napas dalam beberapa kali, mengamati menu permainan. Pemulihan Poin Stamina jauh lebih lambat dari yang dibayangkan, bahkan jauh lebih lambat. Tampaknya ketika stamina benar-benar mencapai nol, kerusakan yang ditimbulkan tidak sesederhana makna data. Ini seperti pemain sepak bola di dunia nyata yang harus berjalan dan berlari untuk menyesuaikan diri ketika stamina kurang di lapangan; jika terus berlari tanpa memperhatikan, bisa menyebabkan kelelahan ekstrim yang berujung kram otot ringan hingga syok.
"Taman Horor" mereplikasi realitas ini sampai taraf tertentu. Di game ini, memulihkan stamina setelah kehabisan tenaga sama sekali berbeda dengan memulihkan stamina secara perlahan saat masih tersisa sedikit. Setelah menggunakan 【Gelombang Neraka Api Ganda】 hingga kehabisan tenaga sebelumnya, kalau bukan karena bantuan K2·Besi Merah memulihkan Feng Bujue, mungkin dia harus berbaring lama di tempat sebelum bisa bergerak.
"Jadi kau memilih tombak." Feng Bujue melanjutkan pembicaraan sebelumnya: "Tapi sudah kubilang, dalam kondisimu sekarang, upaya ini sia-sia."
Qi Sha juga menghela napas: "Hah... Sepertinya aku memang harus berlatih teknik menombak di dalam game juga."
"Apa?" Insting detektif Feng Bujue selalu membuatnya bereaksi spontan yang nekad. Secepat kilat setelah lawan bicaranya selesai, "Jue Ge" langsung bertanya: "Kau polisi? Tentara? Anggota klub menembak atau berburu?"
"Qisha masih dalam keadaan terkejut…" Feng Bujue melanjutkan, "Ekspresimu sepertinya sangat tidak ingin orang lain tahu, apa kau seorang pembunuh? Mata-mata? Pemuda berusia lebih tua yang kecanduan game arcade sampai keracunan?"
"Eh…" Qisha terjebak dalam situasi canggung yang sulit ditanggapi.
"Sudahlah, apapun itu tidak penting, aku juga tidak tertarik." Sambil berkata demikian, Feng Bujue dengan susah payah mengangkat tangannya dan mengeluarkan Magazen Granat Tanpa Batas dari tasnya.
Melihat lawannya mengeluarkan granat, Qisha merasakan bahaya. Ia mencoba bertanya, "Saudara Feng, dalam kondisimu sekarang ini, bisakah kau benar-benar melempar granat itu?"
Feng Bujue mengeluarkan Pelontar Anti-Gravitasi: "Aku sama sekali tidak perlu mempertimbangkan masalah seperti itu. Yang perlu kuketahui hanyalah tiga variabel: interval waktu antara menarik pin dan ledakan, kecepatan granat saat terbang lurus, serta jarak antara kita." Ia menarik napas panjang: "Perhitungan selanjutnya bahkan bisa dilakukan anak SD."
"Apa maksudmu…" Tatapan Qisha tertuju pada Pelontar Anti-Gravitasi di tangan lawannya. Meski belum melihat fungsi spesifik alat tersebut, dari perkataan Feng Bujue ia sudah bisa menebak sebagian.
"Hehe... Maksudku, situasimu tidak baik." Feng Bujue tertawa: "Setelah terkena serangan Virtual Flash-ku (peringatan sistem memberitahunya nama skill acak), kamu belum minum suplemen health point kan?" Sambil berbicara, dia sudah menyiapkan peluncuran, "Jika kau pikir bisa bertahan dari ledakan dua buah granat Tipe Mk II dalam kondisi darah penuh tanpa mati, silakan minum sekarang. Kalau tidak... lebih baik hemat koin game-mu."
Saat Feng Bujue mengucapkan separuh kalimat pertama, Qisha langsung mengeluarkan botol darah. Tapi setelah mendengar lanjutannya, ia berpikir beberapa detik lalu menyimpan kembali botol itu.
"Hmm... haha..." Qisha tertawa lega sambil menggeleng: "Feng Bujue... Kali ini aku akan ingat ID ini."
"Selamat tinggal, tukang duel sendirian." Kata Feng Bujue sambil menarik pin granat.
……
Dunia nyata, Kota S, Taman L.
Taman yang sunyi di malam hari, namun sebuah ayunan di sudut terdalam masih bergoyang pelan.
"Sudah selesai?" Vincent menggenggam rantai besi di kedua sisi ayunan, menggerakkannya perlahan.
“Hei hei hei… Dengan nada bosan seperti ini mengajakku bicara, 80% pasti ada konspirasi…” Sosok Woody tiba-tiba muncul di depan Vincent tepat dua meter. Daripada menjawab pertanyaan, ia malah melirik ke sekitar lalu menunjuk ayunan di sebelah kanan Vincent: “Itu ‘Ayunan Kematian’ kan?” Ia berhenti sejenak: “Kamu duduk di ayunan biasa sambil pura-pura santai, membuat sugesti psikologis, sebenarnya ingin memancingku duduk di sebelahmu. Nanti aku bakal dilempar jadi tai oleh Ayunan Kematian.”
“Ha…” Vincent tak tahan tertawa: “Yaah… Rupanya tipuan level segini cuma bisa menjebak Sid.”
“Aku juga penasaran… Benarkah benda ini sehebat legenda?” Woody menatap ayunan itu.
“Menurutmu kenapa aku datang ke sini?” Vincent membalas.
“Oh… Hei hei hei…” Woody tersenyum licik, langsung paham maksud pertanyaan: “Orang terakhir yang dikirim untuk mengambil ayunan ini mati karena tangan gatal, ya?”
“Makanya aku ingin memancingmu mencoba kekuatan ayunan ini.” Kata Vincent.
“Hei hei hei… Ini sama absurdnya dengan rencanamu menggunakan ‘Tomat Pembunuh Satu Pukulan’ untuk membunuhku dulu.” Woody tertawa, “Mari bahas taruhan, Feng Bujue sudah menang loh, hei hei hei hei…” Suara tawa liciknya lagi-lagi tak tertahan di akhir kalimat.
“Apa benar dia yang menang…” Vincent berkata dengan tenang, dari ekspresinya terlihat dia sudah memprediksi hasil ini sejak awal.
“Pasti kamu sangat puas diri sekarang.” Woody menyahut.
“Perasaan senang yang berasal dari hati seperti kepuasan diri, pantaskah kita mengharapkannya?” Vincent membalas.
Woody yang melihat lawannya berbelit-belit langsung membuka kartu: “Sebelum ke sini, aku menghabiskan sekitar belasan detik untuk menganalisis seluruh rencanamu.” Katanya: “Kurasa rencana ini terutama terdiri dari dua bagian… Pertama, melalui konsesi 48 jam ini, Li Ruoyu bisa tetap mempertahankan level kekuatan di atas rata-rata, tidak terlalu cepat masuk ke kelompok terkuat. Waktu bermain game-nya memang cukup terkontrol, kerugian dua hari bukan masalah besar bukan?”
Vincent tersenyum, secara implisit mengakui.
“Kedua, permintaanmu untuk bertaruh pada objek pertarungan kali ini pasti punya tujuan.” Woody melanjutkan: “Enam petarung kuat berkumpul dalam pertempuran royale, bagus untuk perkembangan mereka. Bahkan yang kalah tetap mendapat manfaat, pengalaman bertarung dengan top player saja sudah sangat berharga.” Ekspresinya berubah halus: “Dan yang paling krusial… Quest seperti ini pasti akan membuat pemenang akhirnya mengalami peningkatan luar biasa. Hehehe…” Tertawanya bergema: “Sepertimu ingin menciptakan sosok yang bisa menyaingi Guixiao.”
“Ada masalah dengan itu?” Vincent membalas bertanya.
“Ckckck... Niat jahat ya, hehe...” Suara cengeng Woody memancarkan hawa dingin, “Sebelum game memasuki fase tengah, menghancurkan struktur kekuatan teratas yang ada, ini sedang menyiapkan panggung untuk 'kekacauan'.”
“Apakah kau rela melihat Guixiao mendominasi sendiri?” Vincent tersenyum.
“Hehe... Bukan itu maksudku. Tapi jika harus memilih sekarang, aku akan sepertimu - menempatkan taruhanku di belakang kelompok terdepan, di posisi yang lebih aman dan menguntungkan, ketimbang terlalu cepat menampakkan taring.” Jawab Woody.
“Salahkan Feng Bujue daripada aku.” Kata Vincent, “Bahkan kau sendiri tak tahu sejauh apa bidak catur ini bisa melangkah... Apakah dia masih layak disebut bidak?”
“Hmph...” Woody menyesuaikan kacamatanya, “Sejak awal aku tak pernah menganggapnya sebagai bidak... Orang seperti Feng Bujue ditakdirkan menjadi pemain catur, bukan bidak.
Bisa dihadapi dalam permainan strategi, tapi tak bisa dikendalikan.”
……
Beberapa menit sebelumnya, dunia game, Kota Gotham.
Feng Bujue meluncurkan dua granat, mengirim Qisha keluar dari quest.
Saat nama Qisha di kolom tim musuh berubah menjadi 【Telah meninggal】, peringatan sistem segera menyusul: 【Tugas saat ini telah selesai, semua misi utama telah diselesaikan】
Di daftar quest, item 【Menjadi satu-satunya pemain yang bertahan dalam quest】 juga telah dicentang.
【Anda telah menyelesaikan quest ini, teleportasi otomatis dalam 180 detik】
“Huu...” Feng Bujue berdiri terhuyung-huyung, menatap langit malam sambil menghela napas panjang.
Ketika Poin Stamina kembali ke atas 30 dengan kecepatan yang sangat lambat, dia langsung merasa lebih baik, setidaknya tidak ada hambatan saat berbaring, duduk, berdiri, atau berjalan. Tampaknya angka ini adalah batas kritis. Saat stamina pemain habis, periode pemulihan dari 0 ke 30 ini termasuk status DeBuff tersembunyi.
"Sepertinya urusan kalian sudah selesai, sekarang saatnya menyelesaikan perhitungan dengan kami." Suara Nightwing terdengar saat itu.
Feng Bujue menoleh ke belakang. Enam atau tujuh pahlawan dari Divine Web berdiri berbaris dengan aura perkasa.
"Tim tidak mati." Feng Bujue langsung membuka percakapan: "Rekaman itu palsu. Dia masih hidup, di tangan Two-Face. Saya dan Tuan Dent ingin menjebak Penguin dan memprovokasi kalian. Dengan begitu dia bisa menjadi raja bawah tanah, sementara saya... bisa menjarah Gua Kelelawar saat kalian kehilangan akal dan keluar semua. Tentu saja, rencana awal saya akhirnya kacau semua."
Hanya beberapa kalimat singkat tapi sarat informasi. Para pahlawan menunjukkan perubahan ekspresi yang kompleks—kaget, senang, curiga—masing-masing sekitar tiga puluh persen. Akhirnya Nightwing sebagai pemimpin maju: "Bahkan jika yang kau katakan benar, kau tetap membunuh polisi dan membantu Two-Face. Kau..." Ucapannya terhenti saat melihat gerakan Feng Bujue.
Jue Ge tidak melakukan hal lain, hanya mengeluarkan jubah compang-camping.
"Beberapa hal, Bruce takkan pernah bisa mengajarimu." Feng Bujue tidak mengenakan jubah itu, hanya memegang ujung kain dengan satu tangan, membiarkannya berkibar di udara.
“Jangan bicara padaku tentang yang disebut 'kejahatan'.” Nada suara Jue Ge tiba-tiba berirama dan penuh penekanan: “Di kota ini, banyak orang yang kalian anggap gila, menyebarkan ajaran anarkisme dan cara hidup yang edan.
Tapi selama dalam hati mereka masih mengerti apa itu anarkisme dan apa itu kedegilan, mereka belum bisa disebut benar-benar gila.
Orang-orang seperti mereka masih bisa memahami apa itu 'kejahatan’.”
Sambil berbicara, dia mundur ke tepi gedung, “Sedangkan aku... berbeda dengan mereka.” Senyum aneh merekah di wajahnya: “Eksistensiku sendiri adalah perwujudan anarkisme dan kedegilan.”
“Apa yang kau lakukan!” Nightwing seolah menyadari sesuatu, bergegas mendekati Feng Bujue.
“Penjahat bisa dihukum, tapi kejahatan takkan musnah. Kejahatan itu sendiri tak bisa diadili, sementara orang-orang yang tergoda dan jatuh olehnya takkan pernah punah.” Feng Bujue kini sudah berada di tepi atap, selangkah lagi akan terjatuh. Tapi wajahnya tetap tenang dengan senyuman, satu tangan memegang jubah yang berkibar-kibar di angin, “Aku menyuruh lawan melepas jubah ini karena tak mau bertarung dengan orang yang mengenakannya.”
“Dengar, melompat dari sini...” Nightwing mulai mencoba membujuknya.
“Pembela keadilan akan memikul keyakinan dan tanggung jawab yang diwakili jubah ini.” Feng Bujue melangkah ke belakang untuk terakhir kalinya, “Sedangkan pengejar kekacauan, pada akhirnya akan kembali ke dalam kekacauan.”
【Nightwing melesat ke depan, berusaha menarik Feng Bujue, namun hanya berhasil menangkap jubah yang dilemparnya.】
【Tawa gila melayang liar dalam angin, semakin menjauh di langit malam seiring jatuhnya Feng Bujue.】
【Tapi akhirnya, tidak ada mayat yang menghantam tanah...】
【Kegilaan saat itu seolah menjadi keabadian.】
【Bab 292 Gelar Baru】
【Quest telah selesai, sedang menghitung hadiah.】
【Memperoleh poin XP: 80000，koin game: 100000】
【Memperoleh item/peralatan: Tidak ada】
【Quest diselesaikan/diterima: 1/1】
【Tugas spesial/Tersembunyi quest diselesaikan: 0，Memecahkan worldview: Tidak ada】
【Peningkatan Drastis Nilai Ketakutan: 0 kali，Nilai Ketakutan Maks: 0%，Rata-rata Nilai Ketakutan: 0%】
【Rating Ketakutan Anda adalah Penuh Nyali, dapatkan 1 hadiah tambahan. Silakan pilih nanti.】
【Memperoleh poin keterampilan: 2650】
【Bonus EXP Skill: 26500，koin game: 100000】
【Hadiah Penyelesaian Skenario: Ambil 1 peralatan Tingkat kualitas tertinggi secara acak yang dapat digunakan.】
【Perhitungan selesai, silakan lanjutkan.】
Perlu dijelaskan, batas maksimal "koin game" dari "hadiah penyelesaian quest" dan "bonus skill" sama-sama seratus ribu. Artinya pemain maksimal mendapat dua ratus ribu koin game setelah menyelesaikan misi (tidak termasuk hadiah tambahan atau quest tersembunyi).
Desain pembatasan pendapatan pemain seperti ini merupakan cara Dream Company mengontrol nilai tukar dalam game.
Karena monopoli toko game terhadap consumable, pakaian, barang-barang miscellaneous, dan item lainnya saja tidak cukup untuk menstabilkan pasar. Jadi mereka harus bermain-main dengan "jumlah peredaran" mata uang.
Ini masalah yang sangat kompleks, melibatkan jumlah pemain, tingkat keterampilan, waktu bermain, dan banyak faktor lain yang terkait erat dengan produksi koin game.
Dari data statistik selama hampir satu bulan ini, tingkat penyelesaian quest para pemain berada di kisaran 60% (sejak uji terbuka hingga sekarang, total pemain yang pernah login ke game telah melebihi sepuluh juta orang, jumlah pemain online bersamaan di jam puncak tetap di sekitar empat juta, dan basis top player kurang dari 0.01%). Artinya, sebagian besar pemain yang memainkan sepuluh quest, empat di antaranya tidak bisa mendapatkan perhitungan hadiah, hanya memperoleh poin keterampilan dan item. Bahkan di enam quest yang berhasil diselesaikan, jumlah hadiah yang mereka dapatkan masih tergantung pada kontribusi mereka dalam menyelesaikan misi.
Oleh karena itu, pada dasarnya... hanya tim tetap guild atau individu top player yang sangat ahli yang sering mendapatkan penyelesaian penuh 200.000 koin game. Sedangkan mayoritas pemain, dalam kondisi 60% itu, masih harus melihat performa mereka untuk memiliki kesempatan mendapatkannya.
Tentu saja, semua masalah ini tidak relevan dengan pemain kaya yang tidak masalah dengan uang. Bagi mereka, mendapatkan lebih banyak koin game dalam quest tentu bagus, tapi kalau benar-benar kurang... ya isi ulang saja.
Namun para pemain yang bersedia melakukan top up puluhan ribu bahkan ratusan ribu RMT (Real Money Transaction) hanyalah minoritas. Sebuah perusahaan game yang bertanggung jawab dan berlevel tinggi harus mempertimbangkan mayoritas pemain... Dengan tidak membuat uang di tubuh para pemain berlebihan sampai menyebabkan inflasi, juga tidak membuat mereka jatuh miskin sampai tidak bisa memenuhi kebutuhan, barulah situasi paling ideal tercapai. Hanya dengan cara ini, harga barang dan nilai tukar in game akan stabil. Hanya dengan stabilitas, lebih banyak pemain akan percaya untuk melakukan isi ulang.
Banyak agen distributor game online atau pengembang, memang suka mengambil pendekatan ekstrim dalam pertanyaan krusial ini. Seringkali tak lama setelah masa awal game, langsung membuat pemain terjebak dalam kemiskinan virtual yang memaksa mereka melakukan top-up. Ini semua termasuk tindakan berpikiran sempit yang pada akhirnya membawa kehancuran sendiri.
【Gelar Anda telah diperbarui menjadi——Perintis Kegelapan】
Setelah daftar penyelesaian muncul, peringatan sistem langsung terdengar di telinga, memproklamasikan bahwa gelar "Penjahat yang Tak Terduga" telah berakhir.
Setelah mendengar notifikasi, suasana hati Feng Bujue campur aduk antara senang dan khawatir. Mendapatkan gelar baru memang hal baik, tetapi kehilangan cara【Lihat jurus!】berarti dia tidak punya skill memanggil yang bisa digunakan. Namun quest karakter itu:【Gunakan skill memanggil dan berhasil memanggil makhluk lima puluh kali, progres saat ini 14/50】baru menyelesaikan kurang dari sepertiga.
Tapi seperti peribahasa mengatakan, yang lama pergi, yang baru datang. Feng Bujue juga tidak meributkan hal ini, bagaimanapun juga quest karakter akan selesai pada akhirnya nanti, tak perlu terburu-buru.
Dia membuka menu permainan, terlebih dahulu mengamati kemampuan gelar barunya:
【Nama: Kedatangan Dewa Iblis】
【Jenis Kemampuan Khusus: Aktif】
【Konsumsi: Semua survival, stamina, dan Nilai Spiritual】
【Efek: Mengubah diri menjadi iblis, memperoleh kemampuan bertarung setara dewa. (Skill transformasi, durasi tiga menit, hanya bisa diaktifkan sekali setelah masuk quest)】
【Catatan: Saat skill diaktifkan, nilai kelangsungan hidup akan menjadi 300% dari batas maksimal pemain, stamina dan kekuatan spiritual dianggap tak terbatas.
Selama transformasi iblis, pemain tidak bisa menggunakan senjata atau consumable selain senjata psionik; efek bonus dari semua peralatan akan hilang; menu permainan akan dinonaktifkan hingga transformasi berakhir.
Setelah nilai kelangsungan hidup habis atau batas waktu tercapai, transformasi berhenti. Pemain akan berada dalam kondisi nilai kelangsungan hidup 1%, Poin Stamina 0, Nilai Spiritual 0. Dan menjadi imun terhadap skill medis dan consumable (tipe buff) selama lima menit ke depan.】
"Ini main nyawa ya..." Feng Bujue mencela, "Baru pertama kali menuntaskan quest dengan tinju, dapat kemampuan gelar begini. Mau memaksa orang ke jurang kematian ya..."
Sebelum mengambil hadiah tambahan dan peralatan Perfect itu, ia memeriksa waktu. Sudah larut malam, waktu yang dihabiskan untuk mode permainan pembantaian ini jauh lebih lama dari perkiraannya.
"Hmm?" Saat mengoperasikan Layar Sentuh, Feng Bujue melihat ada permintaan pertemanan dan satu pesan email.
Ia memeriksa daftar yang ingin berteman: 【Shiva】, 【Qisha】, 【Zhaoying Wang】- ketiganya lengkap tak kurang satu pun.
"Kalau screenshot tiga permintaan berturut-turut ini diupload ke forum..." Gumam Feng Bujue sambil tertawa, "Ya...pasti dikira hasil photoshop."
Feng Bujue menekan "Terima" satu per satu, tapi sepersekian detik kemudian, ia langsung log out.
“Dengan begini, bisa mencegah lawan langsung mengirim permintaan komunikasi atau gangguan lainnya……”
Setelah bangun ke kamar mandi dan membersihkan diri, Feng Bujue kembali berbaring di kapsul game dan beralih ke Mode Tidur untuk login.
Dia mengatur waktu login secara instan, artinya koneksi saraf akan langsung aktif begitu otak memasuki kondisi tidur.
Kembali ke ruang login, Feng Bujue melihat jam: pukul 01.15 dini hari. Dengan mengganti mode login, Qisha dan Shiva tak bisa menghubunginya. Saat ini Zhaoyingwang juga ada di channel ini, tapi statusnya sudah "In Game".
“Xiao Tan, Long Ge, Jin Fugui……” Pandangan Feng Bujue menyapu Daftar Teman, hampir semua orang sudah masuk quest, “Aneh…… Siyu dan Beiling tidak online hari ini……” Gumamnya sambil membuka kotak email.
Satu-satunya email dari Xiao Tan: “Jue Ge, karena kamu lama tak login dan tak angkat telepon, mungkin terjebak di Mode non-tidur. Jadi aku kirim email.
Sekitar jam 8-9 malam, Xiao Ling telpon bilang Kak Yu tiba-tiba sakit. Sekarang Xiao Ling sudah menemani di rumah Kak Yu. Dia minta kusampaikan: jangan khawatir, cuma flu berat mendadak, tidak parah.
Cuma itu. Aku tak tahu kapan kamu login, jadi aku main quest dulu.”
“Hmm……” Feng Bujue mengulang penuh arti: “‘Jangan khawatir’ ya……”
Saat ini, wajah Siyu muncul dalam pikiran Feng Bujue. Ia berbisik pelan: "Omong-omong... Apakah dia sudah termasuk dalam daftar orang yang kupedulikan... Sejak kapan ya..."
