Setelah masuk ke Ruang Penyimpanan, Feng Bujue langsung mengambil hadiah tambahan dan memilih 40% EXP. Batas EXP level 28 adalah 280.000, 40% darinya mencapai 112.000, bahkan lebih banyak dari yang didapatnya saat menyelesaikan quest.
Setelah mengambil hadiah tambahan, Feng Bujue dengan perasaan was-was mendatangi pilar kaca lainnya untuk mengambil "peralatan tingkat kualitas tertinggi yang dapat digunakan".
"Di saat seperti ini, jangan terlalu berharap tinggi..." gumam Feng Bujue, berusaha mempersiapkan mental agar tidak terlalu kecewa jika dapat barang sampah.
Cahaya putih berkumpul di depan mata. Tak lama, sebuah baju zirah tanpa lengan yang indah melayang dalam pilar kaca. Zirah ini berwarna perak-abu-abu dengan ukiran berkilauan warna emas. Di bawah cahaya, permukaannya memancarkan kilau samar yang mengambang.
【Nama: Pelukan Artemis】
【Tipe: Perlengkapan Pertahanan】
【Kualitas: Sempurna】
【Pertahanan: Tidak ada】
【Atribut: Tidak ada】
【Efek: Mengurangi kerusakan dari semua serangan jarak jauh secara sangat besar】
【Syarat peralatan: Spesialisasi Umum C, tidak bisa diperdagangkan setelah diambil】
【Catatan: Di bawah perlindungan Dewi Bulan, pemain sepenuhnya kebal terhadap kerusakan jarak jauh seperti panah, peluru, sinar, dll. Serta dapat menetralkan sebagian serangan jarak jauh lainnya (ammunisi khusus, skill jarak jauh atau peralatan khusus) dan kerusakan non-fisik.】
"Cukup kuat juga..." kata Feng Bujue: "Tidak kalah dengan cloth massal buatan kakakmu." Ia tak lupa mencela hubungan antara Artemis dan Athena.
Karena entitas【Armor Gema】hanyalah sebuah sabuk, maka tidak mengganggu Feng Bujue mengenakan peralatan baru ini. Meskipun armor bergaya Yunani kuno yang dipadankan dengan sabuk dari komik Marvel terlihat kurang serasi, tampilan luarnya tetap menunjukkan pakaian biasa, jadi tidak masalah.
Saat mengenakan armor ini, Feng Bujue merasakan kegembiraan dan kepuasan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ini bisa dianggap sebagai peralatan tingkat kualitas tertinggi pertama yang benar-benar miliknya. Sebelumnya meskipun pernah memegang【pistol pembunuh satu tembakan】tingkat legendaris dan【Armor Perang Dingin Darah】yang juga tingkat kualitas tertinggi, tapi itu semua adalah benda yang tidak bisa dibawa keluar dari quest.
Perasaan mengenakan【Pelukan Artemis】sekarang... ibarat dulu hanya mencoba mobil di toko, sekarang benar-benar membawanya pulang ke rumah.
Tentu saja, dengan karakter Jue Ge, ia tidak akan terlalu jumawa karena satu peralatan. Perhatiannya segera beralih ke hal lain.
Ia pertama-tama memeriksa isi tas: bom awan, detonator, senapan pulsa beku, parasut cadangan (disiapkan untuk rencana merampas Gua Kelelawar), dll... Semua menghilang. Dari layar penyelesaian juga terlihat, tak ada satu barang pun yang berhasil dibawanya keluar.
Mode permainan pembantaian ini penuh liku. Sejak kemunculan Jason Todd, rencana Feng Bujue langsung berantakan. Tapi setelah menyelesaikan misi, saat meninjau kembali, kerugiannya sebenarnya tidak besar - hanya beberapa amunisi dan dua botol darah.
"Hmm... Untuk sementara tak perlu restok. Nanti setelah quest berikutnya baru ke toko game." Bujue berpikir: "Saat ini tinggal sedikit lagi menuju level 29. Sebelum mencapai level 30, lebih baik jangan menggunakan poin keterampilan. Jadi Kotak Kejutan juga tak perlu dikunjungi, biar tak tergoda." Setelah merenung, ia memutuskan untuk main satu ronde lagi sampai naik ke level 29.
Kembali ke area lift, Feng Bujue membuka Daftar Teman. Tapi hampir semua nama tertulis status "In Game". Tak ada kepastian kapan akan selesai, akhirnya ia memilih bergabung solo.
Setelah berpikir beberapa detik, ia menekan Layar Sentuh dan membuka menu pemilihan mode, memilih Mode Bertahan Tim.
Karena siang tadi sudah main mode bertahan hidup solo, dan quest sebelumnya adalah mode permainan pembantaian super sulit, kali ini ia hanya ingin bergabung dengan tim besar dan bermain santai.
Data karakter Feng Bujue saat ini:
Gelar: 【Pionir Kegelapan】, XP: 258500/280000, Poin Keterampilan: 14400, Koin Game: 1365000.
Spesialisasi: Umum C, Peralatan D, Investigasi D, Bertarung C, Menembak D, Medis E, Ilmu Spiritual C, Memanggil F。
Tas 10/15: Kunci Pipa Mario, senter, Bangku Lipat Delapan Belas Pendekar Perunggu (Nomor 5), SCP-500(10/20), Pelontar Anti-Gravitasi, Moxxi Nyonya Kecerobohan, Vajra Ghanta, Penyedot Debu Proserpina, Suplemen Nilai Kelangsungan Hidup (Sedang)*3, Magazen Granat Tanpa Batas。
Peralatan: Tari Jazz, Sarung Tangan Sutra Laba-laba, Death Poker (Senjata psionik), Armor Gema, Masker Gas Goblin, Pelukan Artemis。
Ruang 4/10: Kartu Puzzle-Monyet, Kartu Puzzle-Kacamata Hitam, Kartu Puzzle-Stroberi, Kartu Puzzle-Jaket Kulit。
Skill: 【Perbaikan yang Tidak Asal-asalan】【Spiritual Awareness Body Convergence Technique】【Kegigihan Alkemis Es】【Turunnya Iblis Pejuang】
Dengan atribut seperti ini, dia bisa langsung menjadi anggota inti di tim mana pun. Asalkan misi bisa diselesaikan, meskipun dia mengorbankan diri dalam proses, tetap akan mendapat banyak EXP. Naik level adalah hal yang jelas。
【Feng Bujue, Level 28】
【Silakan pilih mode permainan yang ingin Anda ikuti。】
【Anda memilih Mode Bertahan Tim (Normal), mohon konfirmasi。】
【Terkonfirmasi. Nilai acak jumlah tim telah dihasilkan: empat orang。】
【Anda telah masuk antrian, sedang mencari pemain atau tim lain yang siap。】
【Pencocokan selesai, sedang mengoordinasikan koneksi saraf, generasi skenario sedang berlangsung……】
【Loading dimulai, harap tunggu。】
【Setelah serangkaian petunjuk, kalimat ikonik game kembali terdengar: "Selamat datang di Taman Horor." Kali ini suaranya terdengar seperti pria muda berjiwa seni yang berbicara dengan tenang dan narasi yang stabil.】
【Bersamaan dengan itu, pandangan Feng Bujue langsung gelap gulita. Tampaknya kali ini menggunakan metode masuk "teleportasi mendadak".】
【Loading telah selesai. Saat ini Anda berada dalam Mode Bertahan Tim (Normal).】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi serta worldview khusus.】
【Hadiah penyelesaian skenario: Mengambil secara acak 1 kartu skill yang bisa dipelajari.】
【Segera akan memutar deskripsi quest. Game akan segera dimulai setelah pemutaran selesai.】
【CG pembuka dimulai dengan adegan yang cukup biasa... Senja di sebuah metropolis ramai. Gedung-gedung pencakar langit dan keriuhan tak henti; jalan dipadati kendaraan dan pejalan kaki; semuanya terlihat biasa saja, sementara narator tak kunjung muncul.】
【Kamera bergerak perlahan di udara, seolah sedang merekam film dokumenter wisata kota.】
【"Pembukaan yang begitu biasa justru menimbulkan kecemasan tak jelas..." pikir Feng Bujue dalam hati.】
【Beberapa belas detik kemudian, layar membeku pada gedung setinggi sekitar 20 lantai. Lalu kamera perlahan mendekat dengan sudut pandang tetap.】
【Langit berangsur gelap, pejalan kaki dan kendaraan yang terlihat di layar pun semakin berkurang...】
【Bab 294 Catatan Mendaki Gedung (1)】
【CG pembuka berakhir begitu saja tanpa sepatah kata penjelas.】
Feng Bujue segera mendapatkan kemampuan bergerak, dan hal pertama yang dilakukannya tentu mengamati situasi di sekitarnya.
Saat itu tiga pemain lain telah muncul di kedua sisi Feng Bujue (satu di sebelah kiri, dua di sebelah kanan, keempatnya menghadap arah yang sama, berbaris sejajar). Ketiganya laki-laki berusia dua puluhan.
Jarak antar keempat pemain hampir sama, tidak ada yang berdekatan, menunjukkan mereka semua masuk secara solo.
Di depan mereka sekitar belasan meter, berdiri gedung dari CG tadi.
【Misi utama telah terpicu】Peringatan sistem datang tepat waktu.
Tanpa sinopsis alur cerita, quest malah langsung muncul seketika.
Feng Bujue membuka Menu dan melihat di daftar quest tertulis: 【Semua pemain yang bertahan masuk ke "Klub Deduksi".】
"Ha! Tak kusangka, coba-coba solo queue malah ketemu pemain bintang." Pemain paling kiri tiba-tiba berbicara.
Feng Bujue memalingkan pandangan...
Pemain bernama 【Qiufeng Se】ini level 28, bergelar 【Pintar dan Berani】. Tingginya sekitar 170cm, bertubuh ramping, rambut pendek hitam, tampan; mengenakan setelan hitam gelap dengan lencana guild "Shanhe" di dada.
Setelah perkataan Qiufeng Se, pemain di sebelah kanan Feng Bujue menyambung: "Hehe... Pemain bintang cuma gelar kosong. Justru 【Qiufeng Se】dari guild 'Shanhe' yang lebih termasyhur."
Feng Bujue kembali mengalihkan pandangannya ke orang ini.
ID orang ini 【Honghu】(nama panggilan dua karakter ini sudah menjelaskan banyak hal), level 29, Gelar【Perencana Ulung】. Posturnya sedikit lebih tinggi dari Qiu Fengse, bertubuh ramping, berambut perak panjang sedang, dan mengenakan kacamata (kostum). Penampilannya terkesan intelek; Ia mengenakan setelan bergaya fantasi putih dengan nuansa penyihir abad pertengahan, tanpa lencana guild yang menunjukkan statusnya sebagai pemain independen.
Begitu Honghu selesai bicara, orang paling kanan langsung menyambung: "Saudara Honghu, jangan terlalu rendah hati... Julukan 'Jenderal Cerdik' Honghu siapa di lingkaran profesional yang tidak tahu?"
Feng Bujue memiringkan kepalanya sambil menatap orang tersebut.
Orang yang berbicara kali ini bernama【Yuzhong Jichang】, level 28, Gelar【Penasihat Tenang】. Tingginya setengah kepala lebih dari Jue Ge, postur sedikit lebih berisi dari dua orang sebelumnya, berambut cepak, dengan wajah yang mudah tenggelam di kerumunan. Untuk kostum, ia mengenakan seragam militer biru tua khusus yang kemungkinan seragam guild-nya, dengan lencana bertuliskan "Langit Bumi".
"Hehe... Saat aku bilang 'pemain bintang', maksudku bukan hanya Honghu." Qiu Fengse menyela: "Nama besar Saudara Jichang juga pernah kudengar."
"Hmm..." Ketiganya tersenyum kecut penuh makna, kenikmatan setelah saling memuji terasa sangat memuaskan.
Hidup di dunia ini, memang harus punya feel seperti ini!
Feng Bujue mendengar percakapan mereka, melirik ke kiri-kanan, merasa seperti penulis web yang tersasar ke seminar asosiasi penulis. Ingin menyela tapi bingung cara memulai pembicaraan...
Untuk nama guild "Shanhe" dan "Tiandi", Feng Bujue memang punya kesan. Keduanya selalu berkisar di sekitar peringkat sepuluh daftar kekuatan komprehensif. Tapi nama ketiga pemain di depannya ini benar-benar asing baginya.
Bagaimanapun Feng Bujue bukanlah bagian dari lingkaran pemain profesional. Meski sekarang dia sudah tahu beberapa nama tokoh besar, pergaulannya tetap terbatas. Seperti pseudofans sepakbola yang tahu nama Messi, C.Ronaldo, atau Van Persi, tapi jika menyebut nama seperti "Alba", yang terbayang pasti aktris Hollywood bukan bek sayap Spanyol.
Kembali ke topik, ketiga orang yang dihadapi Feng Bujue ini semuanya adalah pemain profesional dan memang figur terkenal, meski di Taman Horor mereka tidak masuk daftar peringkat Level maupun kekuatan tempur.
Yang paling termasyhur di antara mereka adalah Honghu, dijuluki "Jenderal Cerdik". Julukan ini bukan muncul setelah bermain Taman Horor. Sejak beberapa tahun lalu, Honghu telah membangun "status Jianghu"-nya. Di berbagai game strategi real-time, strategi putaran, hingga strategi epik virtual, dia selalu termasuk dalam jajaran pemain Top-Tier.
Dan Honghu adalah seorang pemain profesional independen, tanpa sponsor atau berbagi sumber daya dari studio, sepenuhnya mengandalkan kemampuannya sendiri. Konon, kondisi keluarganya cukup biasa saat kecil, tetapi pada usia 18 tahun, dia sudah bisa keluar dari kemiskinan berkat uang yang dihasilkan dari bermain game.
Termasuk Zhaoying Wang, hampir semua pemain profesional yang berjuang secara individu mengenal nama Honghu. Bahkan banyak yang masuk ke industri ini karena cerita-ceritanya.
Lalu Qiufeng Se, dia bisa disebut sebagai "otak" dari 'Gunung dan Sungai', dan juga teman dekat pemilik studio. Dia biasanya memiliki jabatan lain di perusahaan dan jarang terlibat langsung dalam game. Tapi setiap game yang pernah dia ikuti, tanpa terkecuali, selalu meraih achievement tingkat juara.
Qiufeng Se paling ahli dalam game strategi bertema perang, khususnya perang modern. Dia pernah menulis thread terkenal di forum game bertema Tiga Kerajaan: Sebagai manusia modern, apakah kita harus menggunakan pemikiran strategis era kuno saat bermain game perang zaman pertengahan?
Perdebatan dan pertengkaran yang dipicu thread itu masih berlanjut hingga kini. Sebenarnya yang ingin dijelaskan Qiufeng Se sangat sederhana: konsep perang berkembang sesuai zaman. Pendapat bahwa komandan Perang Dunia I atau bahkan era Perang Pembebasan lebih buruk dalam taktik daripada penasihat militer akhir Dinasti Han Timur sama sekali omong kosong.
“Posisi ketiga, Yu Zhong Jichang, juga memiliki latar belakang yang luar biasa. Dia termasuk minoritas pemain profesional berpendidikan tinggi (seiring semakin matangnya sistem profesionalisasi, pemain telah menjadi profesi mirip atlet. Karena karakteristik khusus industri, usia pemula umumnya muda, biasanya antara 14 hingga 18 tahun, bahkan ada yang 12 tahun. Oleh karena itu, pemain profesional umumnya berpendidikan SMP atau SMA). Dia adalah mahasiswa internasional dari universitas ternama luar negeri yang pernah memenangkan kejuaraan Continental Magic: The Gathering Championship selama studi di Eropa.
Dari segi usia, Yu Zhong Jichang tahun ini berusia dua puluh lima tahun, beberapa tahun lebih tua dari dua lainnya. Namun dalam hal pengalaman sebagai pemain profesional, dia masih junior yang baru dua tahun masuk industri. Tapi junior ini dengan cepat mencuatkan namanya di kalangan melalui beberapa gelar "juara" game berpengaruh, menjadi pemain strategi ternama.
Singkatnya, beberapa orang ini...semuanya adalah orang hebat.
Setelah ketiganya saling menyapa dengan penuh kekaguman, terjadi keheningan singkat. Kemudian, secara spontan mereka memandang ke arah Feng Bujue.
"Ngomong-ngomong...aku cuma orang biasa, nobody, kalian tidak perlu terlalu memperhatikan." Kata Feng Bujue dengan tatapan kosong, meski sebenarnya dia sama sekali tidak tahu siapa tiga orang ini, tetapi dari percakapan mereka terdengar sangat mengesankan...
Maka, keheningan lainnya pun dimulai...
Beberapa detik kemudian, Yu Zhong Jichang membuka suara: "Uh...Saudara Feng, tidak perlu merendahkan diri seperti ini. Karena kita satu tim, setiap orang bisa berkontribusi."
Honghu menggeser kacamatanya dan menyela, "Saudara Feng, bolehkah saya bertanya, apakah kamu tipe pemain yang menggunakan kekuatan fisik atau lebih condong ke teka-teki?" Dia berhenti sejenak, "Karena gelarmu agak ambigu, jadi saya ingin memastikan."
"Saya player casual," jawab Feng Bujue, "Tipe yang lemah dalam bertarung dan biasa-biasa saja dalam memecahkan teka-teki."
Ucapan ini jelas omong kosong...
Tentu saja, Feng Bujue tidak punya permusuhan atau konflik kepentingan dengan mereka. Perkataannya bukan untuk "berpura-pura lemah lalu menyerang". Faktanya, setelah mengetahui reputasi ketiganya, dia justru sangat gembira.
Biasanya tim yang ditemui selalu mengandalkan Feng Bujue sebagai otak tim. Kali ini langka bisa bertemu tiga pemain bertipe strategis (terlihat jelas dari gelar mereka) yang tampak bangga dan menikmati peran tersebut. Sebagai "orang tak dikenal", Jue Ge bisa memanfaatkan situasi ini untuk sesekali mengikuti arahan orang lain sambil bersantai, sekadar ikut-ikutan.
"Begitu ya... Ini agak aneh..." Honghu mengusap dagunya dengan satu tangan sambil merenung.
"Oh? Ada masalah apa?" Tanya Qiu Fengse sambil mencoba memahami maksud "keanehan" yang disebut lawan bicaranya.
“Skenario ini tidak memiliki sinopsis sama sekali, hanya langsung memberikan kita sebuah quest.” Hong Hu membalas: “Ada kesan... 'semua diserahkan pada kalian untuk memecahkan sendiri'.” Saat itu fokus pandangannya berubah sedikit, mungkin sedang melihat menu permainan, “Dan 'Klub Deduktif' yang disebut dalam quest, sepertinya juga menyiratkan sesuatu.”
“Begitu rupanya...” Yu Zhongjichang menyambung: “Qiufeng, Hong Hu, dan saya, lebih cenderung ke tipe pemain yang mengandalkan strategi. Jika settingan skenario ini adalah 'murni mengandalkan kemampuan memecahkan teka-teki untuk menyelesaikan misi', seharusnya keempat orang kita semuanya tipe strategis...”
Saat percakapan sampai di sini, ketiganya serentak menatap Feng Bujue.
“Baiklah, kalau harus memilih... dibanding pertarungan, aku lebih condong ke teka-teki.” Feng Bujue berkata dengan agak canggung. Sebenarnya dia bisa saja tidak mengaku, tapi khawatir informasi yang salah akan mempengaruhi penilaian rekan tim terhadap keseluruhan skenario. Namun dia masih menambahkan: “Tapi jangan terlalu berharap padaku... Paling-paling kemampuanku setara orang normal. Untuk masalah yang benar-benar sulit, tetap harus mengandalkan kalian bertiga yang jago.”
“Hehe... Saudara Feng terlalu rendah hati.” Qiufeng Se berkata: “Untuk urusan teka-teki, semakin banyak orang justru semakin baik, seperti kata pepatah: kumpulkan ide dari banyak orang.”
Walaupun begitu, sebenarnya ketiganya sama sekali tidak menganggap serius Feng Bujue. Di hati mereka bertiga berpikir: Kalau skenario murni teka-teki, aku sendiri bisa menyelesaikannya. Kalian cukup nonton pertunjukanku saja.
"Tidak bisa juga dikatakan mentalitas mereka itu arogan... karena kelompok 'penasihat' sejak zaman dahulu memang seperti ini. Sebagai orang pintar, bahkan tipe yang 90% benar dalam memecahkan masalah, di saat-saat krusial, yang paling mereka percayai dalam hati hanyalah diri sendiri."
Oh ya, perlu dijelaskan di sini, Feng Bujue tidak termasuk dalam kelompok itu. Dia hanya arogan dan narsis murni, dan sudah tidak bisa disembuhkan.
"Hmm... skenario yang disiapkan untuk empat pemain tipe puzzle ya..." Honghu berkata sambil ujung bibirnya naik sedikit: "Menarik..."
"Sejak masuk ke quest, jumlah informasi yang bisa kita peroleh langsung diminimalkan." Jizhang menambahkan: "Tantangan seperti apa yang akan kita hadapi selanjutnya..."
Qiu Fengse juga tertawa dengan nada serius dan kekanak-kanakan yang mirip mereka: "Dengan strategi militarku, semua akan kuhancurkan!"
Terakhir, Feng Bujue menyahut dengan lesu di belakang mereka: "Aku mendukung kalian secara moral..."
