Keempat orang masuk melalui pintu utama gedung. Lantai pertama adalah ruang luas dengan lantai batu marmer, beberapa pilar penyangga teratur berjajar di sekeliling; banyak lampu bulat yang tertanam di langit-langit menerangi lobi.
Sekilas, selain dinding dan pilar, lantai satu benar-benar kosong. Hanya di seberang pintu masuk, tepat di tengah dinding terjauh, terdapat pintu putih.
Karena dindingnya semua abu-abu, titik putih di kejauhan itu terlihat sangat mencolok.
“Hmm… Masuk ke sini pun tidak ada petunjuk sama sekali…” Angin Musim Gugur berkata.
“Setidaknya kita tahu ‘Klub Deduksi’ bukan merujuk ke seluruh gedung ini.” Ji Chang menambahkan.
Hong Hu melihat sekeliling: “Berarti ada di suatu tempat di gedung ini…”
Feng Bujue tiba-tiba menyela: “Mungkinkah… ‘Klub Deduksi’ sama sekali tidak ada di gedung ini? Tapi di tempat lain?”
Hong Hu berpikir beberapa detik: “Ya… Memang ada kemungkinan itu, tapi…”
Ji Chang melanjutkan ucapannya: “Tapi sejauh ini, CG pembuka adalah satu-satunya petunjuk. Karena petunjuk itu mengarah ke gedung ini, pasti ada sesuatu di sini yang bisa memicu perkembangan quest.”
Angin Musim Gugur juga menambahkan di samping: "Bahkan jika Klub Deduksi benar-benar tidak ada di sini, seharusnya ada petunjuk terkait quest di dalam gedung ini. Kalau tidak... bukankah ini berarti Sistem sengaja menyesatkan kita? Setahu saya selama bermain game ini, belum pernah ada kasus di mana Sistem sengaja mengarahkan pemain ke tempat yang sama sekali tidak berguna hanya untuk membuang waktu dan tenaga mereka."
"Oh... Begitu rupanya." Feng Bujue memasang ekspresi seperti baru tersadar, sementara dalam hatinya bergumam: Bagus, kemampuan analisis mereka cukup solid dan penuh percaya diri. Tapi... apakah kebetulan belaka jika empat pemain tipe puzzle dengan level kompetensi setara bisa terkumpul dalam antrian acak? Jika benar... jenis quest seperti apa yang harus diciptakan Sistem agar sesuai dengan "tingkat kesulitan yang sepadan dengan kemampuan pemain" ini...
Bzzz——
Tiba-tiba, suara aneh terdengar dari belakang keempat orang itu.
Hampir serentak mereka menoleh ke belakang, menemukan pintu masuk telah tertutup oleh dinding cahaya biru.
"Ternyata jalan keluar sudah ditutup..." Hong Hu bergumam.
Angin Musim Gugur berkata: "Hmph... toh tidak terlalu mempengaruhi situasi."
Ucapannya benar. Wajah ketiga strategis itu tetap tenang, tanpa kepanikan sedikit pun meski jalan mundur tiba-tiba tertutup.
Ji Chang mendekati dinding cahaya itu beberapa meter: "Ini sepertinya bukan laser yang dihasilkan secara fisik." Dia menunjuk ke empat sisi dinding cahaya itu: "Di atas, bawah, kiri, dan kanan tidak ada perangkat penghasil sinar."
Honghu mengusap dagunya berkata: "Dinding cahaya yang muncul tiba-tiba dan menempel di area tertentu..." Matanya di balik kacamata berkilat: "Penghalang bersifat meta-fisik? Tapi entah ini sihir atau..."
Syu——
Sebuah kartu bercahaya tiba-tiba melesat masuk ke bidang pandang semua orang, langsung menghantam dinding cahaya itu.
Death Poker seolah ditelan, lenyap seketika saat menyentuh permukaan dinding cahaya.
Menyaksikan adegan ini, semua orang memalingkan kepala ke arah pria yang melemparkan kartu tadi.
"Bisa langsung 'menelan' kartu yang terbentuk dari kekuatan spiritual seperti ini, sudah pasti ini energi non-fisik," kata Feng Bujue: "Kalau ini laser atau semacamnya, kartuku saat menghantam akan menghasilkan efek 'ledakan', 'pantulan' atau 'terpotong', bukan 'ditelan' seperti ini."
"Aku bilang..." Jichang menatap Feng Bujue dengan ekspresi setengah kesal: "Sebelum melakukan hal berisiko seperti ini, bisakah kau minta pendapat kita dulu?"
"Bagaimana jika settingan dinding cahaya ini...saat diserang akan memicu fungsi penghancuran atau memantulkan serangan? Kita semua bisa kena imbas," kata Qiufeng.
"Ah...haha...Maaf-maaf," kata Feng Bujue: "Karena dengar kalian bilang ini bukan cahaya fisik, jadi aku coba uji cobakan...Lagipula kekuatan kartuku ini juga terbatas."
“Apakah itu senjata psionikmu?” Honghu tidak melanjutkan topik sebelumnya, melainkan memandang serius Death Poker di tangan Feng Bujue.
"Hm?" Feng Bujue tertegun sejenak sebelum menjawab, "Ah, iya. Ini senjata psionik."
Ekspresi Qiu Fengse dan Yu Zhongjichang berubah mendengar pernyataan itu.
"Menarik..." kata Honghu. "Tadi kau bilang lebih mengkhususkan diri di teka-teki, tapi ternyata sudah memperoleh senjata psionik untuk pertarungan."
Menghadapi ujicoba yang cukup jelas ini, raut wajah Feng Bujue tetap tak tergoyahkan. Dengan ekspresi natural, ia tersenyum dan menjawab santai, "Oh ini? Cuma keberuntungan saja, hahaha..."
Meski terdengar seperti basa-basi, respons ini justru paling masuk akal.
Memperoleh senjata psionik memang bergantung pada momen yang tepat. Banyak pemain bertarung hebat pun belum mendapatkannya. Jadi, "memiliki senjata psionik" dan "menjadi pemain tipe puzzle" tidak bertentangan.
Justru jika Feng Bujue memberikan penjelasan detail tentang kepemilikan senjata psioniknya, akan menimbulkan kecurigaan.
Jue Ge sangat paham... Kombinasi nada wajar, tawa sedikit sombong, dan jawaban ambigu - inilah reaksi normal orang pada umumnya. Jawaban lain biasanya mengindikasikan niat tersembunyi.
"Hmm..." Honghu berhenti sejenak selama dua detik, lalu berkata: "Oh, ini kabar baik. Sekarang kita semua tidak bisa menggunakan barang di tas, akan sulit jika menghadapi pertempuran. Jika kamu punya senjata psionik, pasti lebih aman." Setelah mengucapkan kalimat kosong yang tak bermakna, dia langsung mengalihkan topik: "Kalau begitu... jalan pulang sudah tertutup, kita harus menjelajah ke dalam ya?"
"Munculnya dinding cahaya membuktikan kita berada di jalur yang benar." Qiufeng menambahkan: "Jika 'Klub Deduksinya' ada di gedung ini, memang kita tidak perlu keluar lagi."
Jichang berkata: "Mari kita jelajahi lantai satu secara menyeluruh dulu, cari tahu apakah ada pintu rahasia selain pintu putih itu."
Honghu mengangguk: "Saat menjelajah, perhatikan posisi pilar penyangga, pola ubin marmer, serta panjang, lebar, dan tinggi lantai ini... Meski mungkin tidak berguna, tidak ada salahnya mengumpulkan informasi."
"Mengerti."
"Paham."
"Hehe..."
Setelah berdiskusi, keempat orang itu berpisah lagi untuk memeriksa lingkungan sekitar.
Namun mereka segera menyadari lantai ini memang tidak ada yang istimewa. Sekitar 7-8 menit kemudian, mereka kembali berkumpul di depan pintu putih.
