"Tangga ini seharusnya bisa menuju ke lantai empat... atau tempat lain, yang pasti bisa membawa kita maju." Feng Bujue menyorotkan senter ke atas sambil berkata.
Di depan keempat orang terbentang tangga spiral yang menanjak ke atas. Tangga batu ini memiliki desain sangat unik. Secara arsitektural, tangga ini mustahil dibangun karena tidak ada cukup titik penyangga. Tapi mengingat ini berada dalam game dengan settingan yang tidak ilmiah, tak ada yang mempermasalahkannya...
"Hmm... Jejak kaki memang tertinggal di anak tangga." Ji Chang mendekat dan memeriksa tangga.
"Dan hanya ada jejak yang menuju ke atas..." Hong Hu menambahkan.
Qiu Feng Nian berkomentar: "Kecuali jika mereka berjalan mundur turun ke lantai ini... Orang-orangan Sawah dan Manusia Kaleng seharusnya sudah ke lantai empat dan belum kembali."
Feng Bujue menjelaskan: "Aku sudah mengelilingi seluruh perimeter lantai tiga dan menghitung luasnya. Ternyata jauh lebih besar daripada dua lantai bawah yang berpenerangan, jelas ada masalah dimensi ruang. Kurangnya pencahayaan sengaja untuk menyembunyikan fakta ini." Ia berhenti sejenak: "Petunjuk utama di lantai ini adalah bau. Saat mengeksplorasi, kita hanya perlu mengikuti aroma bangkai untuk menemukan salah satu TKP, lalu jejak darah akan mengarahkan ke TKP kedua dan tangga ke lantai empat."
"Artinya... Menurutmu selain tiga lokasi itu, tidak ada petunjuk lain di lantai ini?" Hong Hu bertanya.
"Setidaknya itu yang kupikirkan. Tentu saja... sebenarnya kita masih bisa menjelajahi area tengah lantai ini secara detail. Tapi di lingkungan luas tanpa cahaya seperti ini, butuh waktu lama dan belum tentu ada hasil." Feng Bujue berkata: "Untuk saat ini, masih ada beberapa lantai di atas. Apakah tiap lantai punya peralatan penerangan? Semuanya masih misteri... Lebih baik kita hemat pemakaian listrik senter."
"Aku juga rasa tidak perlu menjelajahi lantai ini lebih lanjut." Angin Musim Gugur menambahkan: "Saudara Feng sudah memeriksa sekeliling dan menemukan tiga lokasi yang membentuk rantai informasi lengkap. Jika ingin menjelajah lagi, dengan hanya dua senter, kita harus berpisah tim. Efisiensi salah satu tim mungkin jauh lebih lambat dari Saudara Feng."
"Setuju." Perencana menyahut.
Hong Hu berkata, "Aku juga tidak keberatan, tapi..." Ia menatap ke ujung tangga spiral dimana ada pintu papan kayu persegi panjang tertanam di langit-langit, "Siapa yang akan membuka papan itu? Jangan-jangan ada kapak menunggu di atas..."
"Suruh Angin Musim Gugur dorong pakai sapu saja." Feng Bujue menyarankan: "Paling-paling kapaknya nyangkut di sapu."
"Kau benar-benar TM cerdas..." jawab Angin Musim Gugur, dimana kata umpatan tersebut anehnya tidak disensor Sistem. Namun setelah mengeluh, ia tetap naik tangga dengan wajah pasrah memimpin rombongan.
Feng Bujue mengangkat bahu, mengintip dua rekan tim lainnya. Ketiganya tidak berkata-kata, hanya tersenyum sebelum menyusul langkah Angin Musim Gugur.
"Jarak tangga ini tidak panjang, setelah berputar satu setengah lingkaran, Angin Musim Gugur sudah mendekati ketinggian langit-langit. Ia mengangkat sapu di tangannya, mengarahkan ujung kayu ke atas, menekan pintu papan kayu, lalu mendorong ke atas dengan kuat. Papan kayu itu pun berderit dan terbuka.
Sedikit cahaya menerobos masuk. Melihat ke atas melalui pintu papan kayu, lantai empat tampaknya merupakan ruang dengan langit-langit cukup tinggi, ada dinding melengkung di tempat yang sangat dekat. Karena cahaya datang dari samping, sumber penerangannya tidak jelas.
"Hei... bau apa ini..." Angin Musim Gugur yang berdiri paling depan langsung mencium bau aneh begitu membuka papan.
"Mungkin ada mayat lagi." Feng Bujue yang berdiri di belakangnya menjawab dengan nada datar.
"Kalau begitu, apa tidak masalah jika aku naik seperti ini..." tanya Angin Musim Gugur lagi.
"Sudah jadi mayat, masih perlu takut apa." kata Feng Bujue.
Pernyataannya ini tergantung perspektif masing-masing. Meski kebanyakan orang takut pada jasad, banyak juga yang menganggap orang hidup lebih menakutkan.
Setelah beberapa kali menarik napas dalam, Angin Musim Gugur mengumpulkan keberanian dan melompat naik. Ia tahu, jika benar ada kapak menunggu di sudut buta penglihatannya siap menghunjam, mengintip diam-diam justru lebih berisiko. Lebih baik langsung menyergap dan berhadapan setara.
"Feng Bujue yang mengikuti di belakang, dengan ekspresi santai dan tidak tergesa-gesa, mengikuti langkah mereka. Hong Hu dan Ji Chang yang terhalang di belakang Jue Ge, terpaksa mengikuti kemauannya."
"Setelah keempat orang tersebut naik ke lantai empat satu per satu, akhirnya mereka bisa melihat kondisi di atas pintu kayu itu."
"Ini adalah bagian dalam kincir angin..."
"Dinding sekeliling terbuat dari bata dan kayu, membentuk lingkaran. Cahaya itu... tampaknya sinar matahari, menyinari melalui jendela kecil di atas kincir angin."
"Bau aneh itu... berasal dari orang-orangan sawah. Di salah satu dinding kincir angin, empat pemain menemukan mayatnya dengan kondisi kematian yang benar-benar aneh dan belum pernah terjadi sebelumnya."
"Sebuah tombak berkarat menusuk dinding bata dari luar kincir angin, tepat menancap di orang-orangan sawah yang berada di dalam. Mayat orang-orangan sawah itu tergantung di tepi dinding seperti sosis yang dijemur."
"Karena kepalanya yang terbuat dari jerami berisi otak penyihir, dan tombak itu tepat menembus kepalanya, cairan otak mengalir membasahi seluruh tubuh orang-orangan sawah."
"'Dari mana harus mulai mengomentari ini...' ujar Angin Musim Gugur sambil memandang pemandangan tersebut."
"'Keluar dan lihat situasi di luar saja langsung tahu.' Kata Feng Bujue sambil berjalan ke dekat pintu kincir angin, bersiap untuk mendorongnya keluar."
"Rekan tim tidak menghentikannya, hanya mengikuti dari belakang sambil keluar bersama."
"Di luar kincir angin, terdapat ruang seperti panggung teater."
Lantai keempat ini luasnya hampir sama dengan lantai satu, langit-langitnya mencapai ketinggian lebih dari sepuluh meter, namun tidak ada pilar penyangga di sekelilingnya. Di langit-langit, terdapat lukisan cat minyak langit biru dan awan putih... Di keempat dinding yang jauh, selaskan langit dan awan yang sama, juga dilukis pegunungan hijau, sungai, dan sebagainya.
Di sudut pertemuan antara langit-langit dan dua dinding, terdapat "matahari" yang digantung dengan empat kawat baja. Benda ini diameternya sekitar tiga meter, sepertinya terbuat dari kertas, namun entah mengapa benar-benar memancarkan cahaya... Bahkan sinar yang dipancarkannya tidak berbeda dengan sinar matahari asli, saat menyinari tubuh bisa memberikan kehangatan.
"Semakin naik lantai semakin aneh dan unik..." Jichang menghela nafas.
Feng Bujue berjalan mengelilingi kincir angin setengah lingkaran, melihat kebenaran bagaimana orang-orangan sawah itu ditusuk mati, "Hmph... Sudah kuduga ini ulah si brengsek..."
Ketiga orang lainnya juga melihat ke arah sana, mereka melihat... Di luar kincir angin, bagian belakang tombak yang membunuh orang-orangan sawah masih menggantung di udara, namun "ksatria" yang menggunakan tombak untuk menyergap itu sudah tewas tergeletak di tanah.
Mayat tersebut mengenakan setelan baju zirah ksatria abad pertengahan standar, sedangkan kepalanya bersama helm telah terpenggal. Luka di leher terlihat rapi, sepertinya lagi-lagi merupakan karya sebuah kapak.
