【Feng Bujue, Level 29】
【Silakan pilih mode permainan yang ingin dimainkan.】
【Anda memilih Mode Bertahan Hidup Solo (Mimpi Buruk), harap konfirmasi.】
【Terkonfirmasi, generasi skenario sedang berlangsung...】
【Loading dimulai, harap tunggu sebentar.】
"Selamat datang di Taman Horor." Kali ini suara narator terdengar sangat familiar, mirip dengan suara bass pria yang sering muncul di trailer film-film Hollywood besar.
【Loading selesai, saat ini Anda sedang dalam mode bertahan hidup solo (Mimpi Buruk).】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah penyelesaian quest: Mendapatkan 80% bonus EXP dasar saat perhitungan hadiah.】
【Segera akan diputar deskripsi quest, permainan akan langsung dimulai setelah pemutaran selesai.】
"Wah, hadiahnya tinggi sekali." Feng Bujue membaca notifikasi sambil berkata, "Meskipun waktu bertahan hidup solo relatif singkat, ini kan tingkat kesulitan Nightmare. Hadiah saat settlement pasti bagus, 80% EXP quest setara dengan double EXP."
Sebenarnya tidak perlu terlalu antusias, bagi pemain RMT yang menggunakan kartu double EXP, setiap sesi selalu mendapat 100% bonus EXP dasar...
Saat itu, CG pembuka mulai diputar.
Gambar yang muncul di depan mata Feng Bujue justru menyerupai animasi kertas potong, dengan gaya yang terlihat kekanak-kanakan dan sangat "kartun".
Tapi begitu melihat adegan pertama, ekspresi Feng Bujue langsung berubah drastis sambil berteriak, "Tidak mungkin..."
Dalam gambar terlihat pemandangan langit biru, awan putih, dan matahari yang bersinar cerah.
Di kejauhan terdapat pegunungan hijau tua dengan puncak bersalju putih.
Kamera bergerak turun, memperlihatkan banyak rumah berbentuk persegi dengan warna-warni berbeda, di depan rumah-rumah itu terbentang jalan aspal abu-abu yang mulus.
【Ini adalah sebuah kota kecil di Colorado, Amerika Serikat.】
"Tidak tidak tidak tidak..." Feng Bujue mengulang-ulang seperti sedang menghipnosis dirinya sendiri, "Mustahil... Ini tidak mungkin!"
【Ini adalah desa kecil yang damai, tidak berguna, terpencil, pinggiran, tak terkenal, kekanak-kanakan, sederhana, berpikiran petani kecil, kampungan, sayap kanan, seperti paku rata, sopir truk, ketinggalan zaman, katrok, hasil perkawinan sedarah, berantakan, kedaluwarsa, terpencil, miskin, luar biasa... di pedalaman.】
【Di sinilah...】
Sistem suara mengucapkan ini sementara di close-up CG terlihat sebidang tanah bersalju dengan papan kayu bertuliskan "Southpark".
【South Park.】
"Ah——！！！！！!" Feng Bujue menjerit histeris.
Satu detik kemudian dia kembali menjerit: "Ah——！！！"
Ia sendiri tak tahu mengapa harus melakukan ini...
【Menurut data akurat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, dunia sedang mengalami resesi ekonomi dan krisis ekologi serupa wabah. Penyebabnya adalah... band seruling Peru.】
【Mereka tersebar global, berkumpul di area wisata dan pusat perbelanjaan untuk memainkan musik seruling Peru. Di beberapa wilayah, rata-rata terdapat 65 band seruling Peru per kilometer persegi.】
【Semua ini akan dihentikan pagi ini...】
Begitu kata-kata ini selesai, quest resmi dimulai.
Saat ini Feng Bujue telah berubah mengikuti gaya visual quest ini menjadi figur datar bergaya guntingan kertas.
Ia berdiri di atas gunung bersalju dekat South Park, di bawah kakinya terhampar salju tebal, dikelilingi beberapa rumpun hutan cemara yang jarang. Sinar matahari di atas kepalanya sangat terang, pandangannya juga luas, dari sini langsung terlihat kota kecil di kaki gunung, dan tempat itu juga tampak tidak ada yang istimewa...
Anehnya, di tempat yang dikelilingi salju ini, dia tidak merasa dingin. Secara sensasi tubuh, suhu sekitar sekitar dua puluh derajat, kelembaban juga pas, kondisi yang sangat nyaman.
"Ini mau mati..." Keringat dingin Feng Bujue mengalir deras, tidak pernah terlihat dalam quest manapun dia menunjukkan tingkat kegugupan seperti ini: "Band seruling pan... Band seruling pan..." Dia dengan cepat menggali ingatan tentang animasi "South Park" di otaknya, "Ketemu! Episode 10-11 Musim 12, Pandemic."
Garis besar alur cerita sudah diingat oleh Feng Bujue, dan hampir bersamaan dengan saat itu, peringatan sistem muncul:
【Misi utama telah terpicu】
【Selamatkan diri dari serangan Jimbo dan Ned.】
"Jimbo dan Ned..." Wajah Feng Bujue berkedut, dia langsung waspada mulai memandang sekeliling: "Dua orang ini jangan-jangan sedang berburu..."
Tepat saat dia berbicara sendiri mengucapkan kalimat itu, terdengar... teriakan dari kejauhan: "Dia berlari ke arah kita~"
Sebelum teriakan itu reda, suara tembakan senapan serbu langsung menyusul.
Feng Bujue bahkan tidak perlu berpikir, tahu bahwa peluru ditujukan padanya. Dia menutupi kepalanya dengan kedua tangan, lalu menghindar ke arah berlawanan dari sumber suara.
Sebenarnya, reaksinya sudah terlambat. Mendengar suara tembakan baru lari, jelas tidak bisa mengalahkan kecepatan peluru.
Untungnya, Feng Bujue memiliki dua lapis perlindungan [Pelukan Artemis] dan [Armor Gema]. Meski terkena lebih dari sepuluh peluru dalam dua detik, nilai kelangsungan hidupnya tetap tidak berkurang.
Feng Bujue menghabiskan lima detik untuk bersembunyi di balik batu besar, memasuki area buta tembakan lawan sementara. Namun baru setengah menarik napas, dia mendengar Jimbo berteriak dari kejauhan ke Ned: "Ned! Dia bersembunyi di balik batu, cepat lempar bom!"
Suara Ned menjawab seperti robot (Ned menderita kanker tenggorokan akibat merokok berlebihan dan kehilangan lengan kanan dalam perang, memakai alat pengucap yang ditekankan ke tenggorokannya). Dengan suara elektronik bermagnet dan nada datar khasnya dia menjawab: "Mengerti--"
Feng Bujue terpaksa meninggalkan posisinya lagi sambil berlari dan berteriak: "Aku manusia! Spesies manusia!"
Namun suaranya tenggelam oleh deru senapan mesin yang kembali berbunyi dan ledakan yang menyusul.
"Ini bukan solusi." Feng Bujue segera menyadari situasi genting. Nilai kelangsungan hidupnya hanya tersisa 90% (karena memakai [Perangkat Amplifikasi Alkimia Implan]). Meski ada perlindungan peralatan kuat, mustahil tetap utuh terkena tembakan bertubi-tubi rifle otomatis. Apalagi serangan Jimbo dan Ned setingkat pedagang senjata - siapa tahu senjata apa lagi yang akan mereka keluarkan.
Feng Bujue juga tidak ingin berurusan lebih lama dengan mereka. Daripada mencoba mendekati duo ini untuk membuktikan dirinya manusia, lebih baik lari ke dalam kota. Dua "pemburu" gila ini mungkin akan berhenti membuat ulah... mungkin.
Begitu pikirannya sampai di situ, Spiritual Awareness Body Convergence Technique langsung diaktifkan. Dia berubah menjadi bayangan kilat, menghindari serangan musuh, dan melesat ke kaki gunung.
Di awal quest ini, Feng Bujue bahkan belum sempat mencoba skill summoning-nya sebelum terpaksa kabur terbirit-birit.
Dia sangat sadar: di dunia South Park, tidak ada satu tempat pun, satu karakter pun yang aman. Kecerdasan, logika, maupun pandangan hidup siapapaun di sini tak bisa dipercaya...
Tempat ini terlihat damai, tapi bagi orang asing sepertinya, lebih berbahaya dari neraka...
