Feng Bujue terus meluncur menuruni gunung. Setelah sekitar semenit berlari, suara tombak di belakang sudah tak terdengar. Dia menonaktifkan 【Spiritual Awareness Body Convergence Technique】. Nilai kelangsungan hidupnya masih 62%, relatif aman.
South Park adalah kota kecil khas pedesaan Amerika. Tak ada gedung pencakar langit, kemacetan lalu lintas, atau polusi udara.
Tapi meski kecil, fasilitas kota ini lengkap: gereja, balai kota, kantor pos, sekolah, pusat perbelanjaan, semuanya ada.
Begitu Feng Bujue memasuki kota, peringatan sistem berbunyi:
【Tugas saat ini selesai, Misi utama telah diperbarui】
Saat quest sebelumnya dicoret, quest baru muncul: 【Cari kota kecil dan bersiap-siap sebelum "Bencana Besar" dimulai.】
"Ha... masih bersiap-siap..." Feng Bujue menyeringai sinis. Sejujurnya, dia benar-benar tidak tahu bagaimana harus mempersiapkan diri, karena konten "Bencana Besar" itu terlalu absurd untuk dicela.
"Setidaknya carilah persenjataan berat dulu..." Setelah berpikir, Feng Bujue memutuskan untuk menjarah toko senjata.
South Park hanya memiliki satu toko senjata, yang dikelola oleh Jimbo dan Ned. Keduanya adalah veteran Perang Vietnam, lajang, yang bersama-sama mengelola toko senjata ini. Mereka sering berburu di gunung, bahkan pernah membuat acara TV tentang berburu. Aku tahu kalian sedang berpikir: Hei, pasti ada pengalaman mengambil sabun saat mereka di militer dulu...
Tapi mungkin tidak ada...
Dengan nada sangat biasa dan sopan, Feng Bujue bertanya arah pada seorang pejalan kaki, yang dengan santai memberitahukan letak toko senjata.
Lebih dari lima menit kemudian, Feng Bujue tiba di depan toko yang terletak di tepi jalan itu.
Bangunan satu lantai ini memiliki dinding bata cokelat, dengan atap yang menjorok lebih lebar dari dindingnya. Bagian depan tanpa jendela, hanya pintu kaca ganda di tengah dengan bingkai logam dan kaca buram, bertuliskan JIMBOS GUNS dengan cat putih di setiap daun pintu. Tepat di atas pintu terdapat papan reklame besar berlatar hitam dengan huruf kuning bertuliskan nama yang sama.
Di sebelah kiri pintu terdapat papan iklan dengan desain latar hitam dan huruf kuning. Di bawah tulisan besar "Toko Senjata Jinbao", tertulis "Beli, Jual, Transaksi, dan Pengiriman Barang"; sedangkan di sebelah kanan pintu terdapat tabung amunisi kayu seperti di film koboi dan roda gerbong kayu besar yang mungkin hiasan.
Saat Feng Bujue tiba di depan toko, papan bertuliskan "CLOSE" tergantung di balik pintu kaca. Setelah memastikan pintu terkunci, Jue Ge mengeluarkan kunci pipa dan memecahkan kaca, lalu memasukkan tangan untuk membuka kunci dari dalam.
Alasan nekatnya sederhana: dia tahu... Jimbo dan Ned sedang tidak ada di toko. Kalau tidak yakin, mati pun dia tidak berani masuk sembarangan.
Pembobolan paksa tidak memicu alarm apapun, hal yang sudah diperkirakan Feng Bujue (alasannya akan segera jelas).
Jue Ge mendorong pintu masuk. Di dinding kiri-kanan pintu utama tergantung kepala dan ekor kelinci yang masih berlumuran darah.
Di bawah kepala kelinci ada papan peringatan kuning bergambar pistol hitam dengan tulisan merah: "Ammunisi tidak murah, jadi kami tidak tembak peringatan."
Di bawah ekor kelinci terpasang papan putih bergambar smiley kuning dan tulisan hitam: "Tolong lupakan isi peluru, lepas topi ski. Terima kasih!"
Jika petunjuk dari dua papan ini masih kurang jelas, mari kita lanjutkan...
Di sekelilingnya terdapat banyak lemari yang tersusun rapi, berisi berbagai jenis senjata api dengan model yang beragam, sebagian besar adalah rifle. Selain itu, ada juga jaket ski yang biasa digunakan untuk berburu di pegunungan. Feng Bujue tanpa sungkan mengambil sebuah jaket berwarna gelap hijau-biru dari dinding dan mengenakannya.
Saat mendekati konter, terlihat rak kaca setinggi pinggang yang memamerkan tiga lapis pistol berbagai model.
Di rak belakang konter, selain kotak-kotak peluru, terdapat deretan senjata pameran dari atas ke bawah: G3 assault rifle (tanpa aksesori), SPAS-12 shotgun (tanpa aksesori), M40A3 sniper rifle, M733 COMMANDO submachine gun (dengan aksesori granat), serta revolver klasik Colt M1873.
Posisi dan ketinggian deretan senjata ini berada tepat di belakang mesin kasir, artinya... dalam jangkauan mudah kasir (yaitu Jimbo) yang bisa langsung mengambilnya dengan sekali balik badan.
Di samping deretan senjata tersebut, di area dinding yang paling mencolok, terdapat dua papan peringatan.
Papan putih di atas bertuliskan huruf hitam dan merah yang mencolok: "Penyusup akan ditembak di tempat, jika belum mati akan kami tembak lagi."
Papan hitam di bawahnya bergambar logo pistol putih dengan tulisan putih dan merah: "Kami dilindungi Amandemen Kedua Konstitusi."
Menoleh ke sebelah kanan konter, di sana terdapat jendela berbentuk karakter "", di dinding sebelah jendela tertancap ular mati tanpa kepala yang masih mengeluarkan darah. Ada juga piringan tempat sepasang telinga kelinci yang terpotong tertancap...
Di bawah telinga kelinci itu tergantung papan peringatan berwarna oranye dengan tulisan merah-hitam: "Penjahat! Bisakah kau lari 850 chi per detik? Jika tidak, lebih baik siapkan kepala anti peluru!"
Di sebelah kiri konter, tergantung peta Amerika Serikat. Alih-alih nama tempat, peta itu ditandai dengan spidol hijau untuk menunjukkan wilayah yang menerapkan "Stand Your Ground Law" (hukum yang memperbolehkan warga menembak mati penyusup di wilayah sendiri). Empat negara bagian mendukung penembakan oleh sipil, sementara sembilan negara bagian lain menandai wilayah mereka dengan tanda silang merah karena hukumnya tidak merekomendasikan penembakan...
Di sebelah peta terdapat pintu samping dengan papan bertuliskan "Khusus Ned". Di samping papan itu tertempel dua slogan: "Kami tidak mau melibatkan polisi" dan "Hati-hati dengan tuan rumah."
Feng Bujue merasa gelisah seperti duduk di atas duri saat mencuri di toko ini. Setiap lima detik ia mengangkat kepala untuk memantau semua pintu masuk, khawatir dua maniak bersenjata yang beraura mengerikan itu akan kembali dan membantai tanpa ampun.
Untungnya hal itu tidak terjadi...
Karakter-karakter di South Park meskipun terkadang bisa melakukan hal-hal ekstrem (seperti makan melalui anus, BAB melalui mulut), namun dalam kebanyakan kasus, kekuatan tempur mereka masih setara dengan manusia biasa. Oleh karena itu, Jimbo dan Ned tidak mungkin bisa kembali ke toko senjata dalam waktu sesingkat itu.
Lima menit kemudian, Feng Bujue telah mengisi tasnya dengan beberapa senjata berat, serta menyelipkan pistol dan sejumlah amunisi di berbagai pakaiannya. Kemudian ia segera meninggalkan tempat itu untuk menghindari komplikasi.
Karena di Penyelesaian sebelumnya tidak mengambil bonus EXP tambahan 40%, melihat hadiah 80% dari quest ini membuat Feng Bujue mulai tergoda. Ia membuang pikiran "gunakan skill memanggil sekali lalu mati pun tak apa" dan mulai fokus menaklukkan quest sepenuhnya.
Saat ini Feng Bujue sama sekali tidak punya waktu luang untuk memanggil Musashi Koganei dan meneliti kemampuan makhluk summoning tersebut. Karena begitu "bencana besar" itu datang, ancaman kematian akan ada di mana-mana seperti bayangan yang menyertai.
Begitulah karakter Jue Ge - tanpa kesulitan harus maju, dengan kesulitan justru lebih harus maju. Mengeluh tentang kesadisan tingkat kesulitan game sambil menikmati proses penaklukannya, itulah gaya khasnya.
Tujuan berikutnya adalah rumah sakit.
Setelah memperoleh persediaan senjata dan amunisi yang cukup, kebutuhan kedua pastilah peralatan Medis. Pemain kaya raya sekalipun tidak akan mengabaikan sumber daya yang tersedia dalam quest, apalagi Feng Bujue.
Sebelum meninggalkan toko senjata Jimbo, Feng Bujue mengambil peta kota kecil dari rak dekat pintu, dengan cepat mengkonfirmasi alamat rumah sakit, lalu segera berangkat.
Untuk menghindari masalah yang tidak perlu, dia tidak mencuri mobil atau naik taksi (taksi di South Park sangat jarang), melainkan berjalan kaki sepanjang perjalanan. Lagipula kota ini tidak besar, cukup dengan berjalan kaki. Senjata api besar disembunyikan di dalam tas, dari penampilan luarnya Feng Bujue juga tidak terlihat mencurigakan.
Jalanan kota kecil ini relatif sepi, berlari di jalanan terlalu mencolok, jadi Feng Bujue hanya berjalan cepat. Setelah berjalan beberapa saat, pandangan sampingnya tiba-tiba menangkap sesuatu...
Di luar pintu depan toko elektronik yang menghadap jalan, di etalase terdapat banyak televisi yang sedang menayangkan berita "penting".
Dalam siaran berita terlihat segerombolan tentara Amerika bersenjata lengkap dan menggunakan baju zirah, turun dari helikopter militer dan kendaraan lapis baja, melakukan penangkapan dengan kekerasan terhadap band-band pemain seruling Peru di berbagai lokasi.
Yang lucunya, setelah "manusia" ditangkap, kotak, alat musik, CD dan barang-barang lain yang ditinggalkan band di pinggir jalan justru dikumpulkan oleh tentara berbaju pelindung lengkap menggunakan penjepit logam. Seolah-olah semua barang yang disentuh pemain seruling Peru mengandung virus biokimia.
Feng Bujue mendekat ke etalase untuk mendengar suara dari tayangan tersebut.
"Operasi pemerintah dalam mengatasi krisis band musik seruling Peru telah memasuki hari ketiga. Seluruh grup band seruling di kota-kota besar dunia telah dibubarkan dan dikarantina, namun masih ada beberapa yang lolos. Departemen Keamanan Dalam Negeri meminta..."
Saat pembaca berita mengucapkan kalimat-kalimat ini, layar menampilkan beberapa adegan "penangkapan". Ketika dia menyebut kata "meminta", subtitle muncul di layar:【Jika melihat band seruling Peru, jangan mendekati】【Catat lokasi kemunculan mereka dan laporkan ke pihak berwenang】【Dalam kondisi apapun, jangan pernah membeli CD mereka】
"Band-band seruling kini telah dikendalikan dan sedang dalam perjalanan ke area karantina di Miami..."
Melihat ini, Feng Bujue meninggalkan etalase toko sambil bergumam, "Sekarang sudah hari ketiga sore... Bencana akan meledak secara global sebelum matahari terbenam. Aku harus cepat..."
Sepuluh menit kemudian, dia menyusuri jalan utama kota kecil itu dan tiba di satu-satunya rumah sakit di South Park - HELLS PASS HOSPITAL.
"Berapa kali pun melihat nama rumah sakit ini, tetap ingin kucela..." ujar Feng Bujue sambil menengadah di depan pintu masuk rumah sakit, lalu masuk.
