Rencana menyusup ke apotek berhasil dengan gemilang. Yang dilakukan Feng Bujue hanyalah berlari ke koridor depan apotek lalu berteriak penuh semangat: "Hei! Bro, ada Batmobile parkir di depan rumah sakit!"
Kemudian, semua orang yang mendengar kalimat itu langsung berhamburan keluar dengan gembira. Yang paling aneh adalah, beberapa staf di apotek juga berlari keluar, dan tidak mengunci pintu saat pergi...
Bahkan Feng Bujue sendiri merasa metode ini sangat menyebalkan (metode mengalihkan perhatian orang dengan mengatakan "ada Batmobile di luar" ini telah digunakan Cartman N kali di S1607 dan selalu berhasil), tapi harus diakui, sangat efektif.
Setelah menyusup ke apotek dan melakukan pencarian, Feng Bujue merasa sedikit kecewa karena sebagian besar obat di sini tidak berguna, termasuk barang-barang tanpa deskripsi item.
Banyak obat dengan kemasan berbeda tapi memiliki deskripsi yang sama:
【Nama: Antibiotik (30/30)】
【Tipe: Consumable】
【Kualitas: Normal】
【Fungsi: Menghilangkan status keracunan dan infeksi】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Ya】
【Catatan: Obat antiradang umum, bisa dikonsumsi oral.】
Obat-obatan ini umumnya dalam botol, efeknya spesifik untuk menghilangkan status abnormal, jelas terlihat barang murahan.
Sedangkan morfin yang sangat diinginkan Feng Bujue juga memiliki deskripsi item, tapi efeknya sangat berbeda dengan ekspektasinya.
【Nama: Morfin*5】
【Tipe: Consumable】
【Kualitas: Normal】
【Fungsi: Mengurangi peningkatan Nilai Ketakutan sebesar 30% dalam waktu tertentu】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Ya】
【Catatan: Suntikan berulang dalam waktu singkat mungkin menyebabkan reaksi keracunan.】
"Untuk obat psikiatri jenis ini, Feng Bujue tidak asing. Selama dirawat di rumah sakit, dia sudah menggunakan banyak obat yang hanya dipakai di rumah sakit jiwa, bahkan obat-obatan terbaru dari luar negeri. Morfin bukanlah hal langka baginya."
"Mungkin karena sensitivitas game terhadap obat opium jenis ini, khawatir remaja akan ketagihan jika terlalu banyak memakainya, maka obatnya diubah seperti ini."
"Feng Bujue sengaja mencari Vicodin di sini, dan benar-benar menemukannya. Tapi obat ini sama sekali tidak memiliki penjelasan, dianggap oleh Sistem sebagai barang tidak berguna yang tidak berpengaruh."
"Dengan perasaan ingin mencoba, Feng Bujue membuka tutup botol lalu menenggak belasan tablet sekaligus seperti makan permen mint."
"Hmm... Ternyata memang tidak ada efek ya..." Gumamnya sambil berjalan keluar dari ruang obat: "Juga tidak menemukan obat apa pun yang bisa memulihkan nilai kelangsungan hidup atau Poin Stamina... Sepertinya harus mencari makanan, makan sedikit bisa memulihkan darah."
"Setelah merampas semua yang diinginkan, Feng Bujue meninggalkan rumah sakit menuju pusat perbelanjaan. Selain senjata api dan perlengkapan medis, hampir semua barang bisa didapat di sana."
……
"Sementara itu, mari kita lihat sisi lain di tempat penampungan band flute pan Peru."
"Pos komando sementara Badan Keamanan Dalam Negeri hanya dipisahkan dari area karantina oleh kawat berduri. Dari sini para warga Peru yang terjebak bisa langsung terlihat."
“Saat ini, di depan pintu departemen komando, kerumunan orang berdesakan. Di antara mereka ada staf yang mengenakan pakaian biasa, prajurit yang bersenjata lengkap, dan pejabat yang mengenakan jas rapi.”
Penanggung jawab di lokasi adalah seorang pria berpenampilan sekitar lima puluhan. Orang ini memiliki rambut “setengah kepala” beruban, bagian depan kepalanya sudah botak, mengenakan setelan jas hitam dengan dasi merah. Dia bukan hanya komandan tertinggi di sini, tetapi juga penggagas seluruh operasi penangkapan.
“Komandan, kabar baik!” Dua prajurit mendekatinya dan berkata, “Sepertinya kita berhasil, Komandan. Laporan dari berbagai kota besar menyatakan band panpipe Peru telah sepenuhnya diberantas.”
Mendengar ini, kerumunan di sekitar meledak dalam sorakan, “Bagus! Sukses! Terima kasih Tuhan!”
Entah mengapa kelompok ini bersorak-sorai...
“Baik, semuanya, tenang sedikit.” Komandan botak itu berkata: “Kita masih punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.” Dia berkata dengan wajah serius: “Kita harus menghancurkan sarang mereka untuk mencegah mereka bangkit kembali...”
Seorang staf yang memegang laporan di samping berkata: “Tapi kita tidak tahu dari mana mereka berasal, Komandan.” Dia menunduk melihat tabel di tangannya: “Kami sudah memeriksa, tapi tidak bisa menemukan.”
Ekspresi komandan botak saat itu seolah berkata: Gila...
Dia mengangkat kedua tangan memegangi kepalanya, lalu menaikkannya tinggi-tinggi: “Gunakan otak, idiot. Band panpipe ‘Peru’, dari mana lagi bisa berasal?”
Tapi, IQ orang-orang di sekitar tetap tidak kunjung online. Mereka dengan serius mengelus dagu, berpura-pura merenung.
Komandan Botak langsung terkejut, berteriak: "Nama negara ada di nama band itu!"
Seorang staf berkemeja putih berdasi hitam menyela: "Tidak, Komandan. Kami sudah periksa seluruh map dunia, tidak ada negara bernama Peruvian."
"Bukan Peruvian, bego! Peru!" Komandan Botak berjalan ke map sambil menunjuk, "Di sini!"
(Kesalahan staf DHS di sini mirip mengira Chinese sebagai China, sehingga gagal menemukan lokasi Peru di map...)
Para staf itu mengulang seperti bayi belajar bicara: "Oh... Peru~" Seolah pertama kali mendengar kata itu seumur hidup.
Komandan Botak malas berdebat panjang, langsung perintah: "Sekarang! Kita harus menghancurkan negara Peru sekaligus!"
Orang-orang saling pandang. Seorang bertanya: "Apa perlu sampai segitu, Komandan?"
Prajurit: "Agak ekstrem ya."
Prajurit lain menimpali: "Iya..."
Komandan Botak menjerit: "Mereka harus dimusnahkan sampai ke akar-akarnya, atau gangguan mereka tak akan berhenti!"
Tiba-tiba perwira kulit hitam berbaju Jenderal berlari: "Komandan, cepat lihat! Kami tangkap band panpipe yang mencoba kabur!"
Komandan Botak menggenggam kerah baju orang di sebelahnya: "Lihat! Ini benar-benar memalukan!"
Dua menit kemudian, di ruang interogasi...
Di depan meja logam panjang, lima bangku terletak dengan lima anak SD duduk di atasnya.
Komandan Botak berdiri di seberang meja, memegang CD sambil membaca sampulnya: "Diproduksi oleh Saudara Keparat - Jajanan Bulanan." (Ini CD yang dibuat sembarangan oleh anak-anak untuk berpura-pura menjadi band jalanan)
"Ini salah paham! Komandan." Stan menjelaskan: "Kami bukan band quena Peru asli!"
IQ Komandan Botak sepertinya juga offline. Ia menatap lima anak ini dengan nada sarkastik: "Ya ya... Kalian hanya memainkan musik quena di pusat perbelanjaan untuk menjual CD Keparat, tapi kalian bukan band quena Peru, benarkan?"
Stan mengangkat kedua tangan dengan wajah polos: "Kami masih anak-anak, lihatlah. Kami hanya ingin cari uang tambahan."
Kyle menambahkan: "Kami sekarang hanya ingin pulang."
Kenny merengek dengan suara tak jelasnya: "Komandan, kumohon. Aku seharusnya kehilangan keperawanan hari Sabtu."
Anak-anak serempak berteriak: "Kami lahir dan besar di Colorado! Kami kulit putih!"
Komandan Botak berbisik serius ke perwira di sampingnya: "Kita bicara di luar sebentar."
Mereka berdua dengan beberapa staf keluar ruangan, memulai analisis baru berbasis nol kecerdasan.
"Kesimpulannya adalah—lima orang di dalam ruangan ini adalah makhluk campuran kelompok panpipe Peru dan manusia. Kita harus memanfaatkan mereka untuk menghancurkan Peru."
……
Di saat yang sama, di luar pagar kawat area karantina, seorang prajurit berkata kepada staf di sebelahnya: "Thompson, bisa mampir sebentar?"
Thompson yang disebut adalah penerjemah bahasa Spanyol. Setelah mendekat, prajurit itu melanjutkan: "Kelompok panpipe itu terus saja tidak mau diam. Mereka mengulang-ulang sesuatu, tapi aku tidak paham."
"Kumohon! Kami tidak bisa pergi!" Pada saat itu, seorang anggota tua kelompok panpipe Peru berteriak dalam bahasa Spanyol melalui pagar kawat: "Kami datang ke sini untuk melindungi kalian!"
Orang di sebelahnya juga berkata: "Benar! Kami tidak bisa pergi! Kami harus melindungi kalian!"
Mendengar ini, Thompson menerjemahkan dengan setengah percaya: "Sepertinya mereka bilang... 'Kalian tidak boleh mendeportasi kami, kami adalah penjaga'..."
Prajurit bertanya: "Menjaga... apa?"
Orang tua Peru di balik pagar kawat menjawab: "Maut berbulu! Maut berbulu!" Ia mengulanginya dua kali dengan nada emosional.
Prajurit tidak mengerti, tetap bertanya pada penerjemah Thompson: "Dia bilang apa?"
Wajah Thompson menjadi agak pucat. Ia menjawab: "Menurutku dia bilang... maut berbulu (The furry death)?"
……
South Park, pusat perbelanjaan.
Kecepatan matahari terbenam ternyata lebih cepat dari perkiraan. Senja hampir berakhir, warna jingga merembes di langit.
"……Saat Jue Ge tiba di parkiran depan pusat perbelanjaan, dia melihat seorang reporter dengan mikrofon dan kameramen yang menggendong kamera video di plaza. Tak jauh dari mereka terparkir mobil liputan CNN."
"Reporter itu sedang melakukan laporan berita langsung. Feng Bujue ingin mendengar apa yang dikatakannya, lalu mendekat beberapa langkah."
"……Seperti yang Anda lihat, plaza ini sudah jauh lebih sepi. Sudah beberapa hari tidak terlihat satu pun grup panpipe Peru. Warga jelas sangat menikmati kedamaian ini. Berkat Departemen Keamanan Dalam Negeri, sekarang seluruh dunia bisa bernapas lega dari 'wabah grup panpipe'......"
"Wuuuu——"
"Laporan reporter terpotong oleh suara aneh yang menggema keras."
"Gemuruh seperti monster terdengar dari dua blok jalan, disertai bunyi langkah benda besar menginjak tanah."
"Tiba-tiba ledakan terjadi di kejauhan. Cahaya api menjulang ke langit. Kameramen segera mengarahkan lensanya, berhasil merekam semburan api dan asap ledakan."
"Kerumunan orang berlarian panik. Teriakan-teriakan makin menjadi. "Ya Tuhan!" "Ya Allah!" "Aaaaa......""
"Dalam rekaman kamera yang goyang, tiba-tiba sebuah mobil polisi yang sirinenya meraung-raung terlempar melayang dari arah itu. Membentuk garis parabola di udara sebelum menghantam pusat plaza, hanya 5-6 meter di belakang reporter itu."
"Wartawan itu bahkan sampai menjatuhkan mikropon karena ketakutan, berlari ke depan kamera, dan berteriak panik ke lensa: 'Di sini terjadi sesuatu... bukan band seruling Peru, tapi..." Ucapannya terputus, wajahnya menunjukkan ekspresi ngeri yang luar biasa. Jelas, di luar jangkauan kamera, dia melihat sesuatu, "Ya Tuhan! Apa itu?!"
Pembawa acara di stasiun TV yang terhubung dengannya berteriak melalui headphone: "Paul? Paul, apa yang kamu lihat?!"
"Berbulu, itu berbulu..." Paul berteriak dua kalimat sebelum koneksi terputus dan gambar menghilang...
Entah Paul dan kameramen masih selamat atau tidak, yang pasti Jue Ge sudah kabur sepuluh detik sebelumnya.
Dia tidak punya waktu untuk menyelamatkan orang atau menjaga ketertiban. Dia sadar, monster tidak hanya satu. Saat ini seluruh dunia sedang diserang, seorang diri tidak bisa berbuat banyak.
Selain itu, saat geraman rendah itu terdengar, peringatan sistem juga mengumumkan:
【Tugas saat ini telah diubah, misi utama telah diperbarui】
【Bertahan hidup sampai "Bencana Besar" berakhir.】
Melihat tugas ini, Feng Bujue langsung berlari ke dalam pusat perbelanjaan tanpa ragu. Tapi baru saja melangkah masuk, notifikasi lain terdengar:
【Misi Sampingan telah dipicu】
【Bawa orangtua dan kakak perempuan Stan dengan aman ke pusat perbelanjaan.】
"Sialan! Baru dikasih misi sampingan pas aku sudah di depan pintu pusat perbelanjaan!" kutuk Feng Bujue.
Tugas ini bahkan memiliki pengingat real-time yang sangat spesifik. Di menu permainan Jue Ge, antarmuka mirip radar langsung muncul yang menandai lokasi anggota keluarga Stan, seolah Sistem menggoda dia untuk menyelesaikannya.
Jika dalam tingkat kesulitan Normal, misi sampingan ini akan muncul segera setelah Feng Bujue memasuki kota kecil. Dia bisa membawa keluarga Stan ke pusat perbelanjaan dalam kondisi bencana belum terjadi, baik dengan tipu daya maupun menyandera.
Tapi dalam Kesulitan Nightmare, situasi sudah kacau saat misi muncul karena wabah telah pecah. Feng Bujue harus memilih antara tidak pergi sama sekali atau mengambil risiko besar...
Setelah ragu sekitar sepuluh detik, Feng Bujue menggeram: "Aku lawan kalian sampai mati!"
Dengan menggigit gigi dan menginjak kaki, dia memasang tas medis di punggung, mengeluarkan senapan M733 COMMANDO dengan peluncur granat dari tas, lalu melangkah ke arah yang ditunjuk radar.
Pada titik ini, berlari di jalan sambil membawa senjata sudah tidak masalah. Di mana-mana orang panik berlarian, sementara polisi dan tentara kewalahan menangani monster, tak ada yang memperhatikannya.
Setelah berlari beberapa saat, Feng Bujue menyadari poin stamina turun terlalu cepat. "Perlengkapan ini benar-benar berat," pikirnya, "Aku perlu mencari mobil."
Dia tidak mempertimbangkan untuk menghentikan mobil di jalan seperti bermain GTA. Dalam situasi saat ini, pengemudi lebih mungkin menginjak gas dan menabraknya sampai mati. Jadi, Feng Bujue berlari ke jalan lain dan menemukan mobil yang parkir di sebuah gang.
Dia berlari kecil ke sana, memastikan tidak ada penumpang dan pintu sudah terkunci, lalu menghancurkan kaca samping dengan gagang pistol.
Setelah membuka pintu dan masuk, Feng Bujue dengan gerakan ahli memukul panel kontrol di bawah kursi pengemudi, cepat menemukan kabel positif dan negatif dari tumpukan kabel listrik, lalu mulai menyambungkannya.
Dua menit kemudian, dia sudah mundur dari gang, mengganti persneling dan menginjak gas untuk melanjutkan perjalanan.
Saat itu langit sudah gelap total, banyak lampu jalan mati, dan kerumunan panik berlarian di mana-mana.
Feng Bujue menyalakan lampu depan, mengemudi dengan kecepatan tinggi sambil menjaga keselamatan.
Setelah sepuluh menit berkendara, titik cahaya di radar semakin dekat. Saat hendak belok, tiba-tiba bayangan monster raksasa muncul di depan.
Feng Bujue langsung menginjak rem sekuatnya, tapi mobil tetap meluncur ke arah tubuh monster.
Semua pengemudi, pada detik terakhir sebelum kecelakaan, secara naluri akan memutar setir ke sisi mereka sendiri.
Tapi Feng Bujue tidak akan takut. Di momen genting ini, dia tetap tenang dan bereaksi dengan logis serta efisien.
Mobil terus melaju karena momentum, hampir menabrak monster raksasa. Feng Bujue dengan tenang melepas sabuk pengaman dengan satu tangan sambil menahan kemudi agar mobil tetap menghadap ke depan.
Setelah melepas sabuk pengaman, dia meraih tas ransel dan senapan di kursi penumpang.
Semua gerakan ini selesai dalam dua detik sebelum moncong mobil menghantam tubuh berbulu monster raksasa.
Feng Bujue sudah mempersiapkan posisi, satu tangan mencengkeram tali senapan dan tas, tangan lain menahan depan sebagai buffer.
Suara klang... Tubuhnya menerobos kaca depan dan terbang ke tubuh monster. Setelah momentum hilang, dia berguling di kap mesin.
Dengan gesit dia bangkit, memasang tali ransel di bahu kiri, senapan di tangan kanan, lalu melompat 7-8 meter sebelum monster bereaksi.
Jue Ge tidak berani menoleh, langsung berlari menjauh dari monster.
Feng Bujue sudah tahu wujud monster ini sejak mengingat episode band seruling Peru, yang membuatnya langsung teringat bentuk monster raksasa.
“Penampilan monster raksasa ini sebenarnya mudah digambarkan, mereka adalah sekumpulan... marmut raksasa.”
Mereka tidak memiliki perbedaan fisik dengan marmut peliharaan rumahan, hanya saja setinggi lima lantai dan memiliki sifat agresif. Beberapa di antaranya bahkan mengenakan mantel kain yang didandani seperti lebah, kelinci, dll...
Mengenai dari mana makhluk menggemaskan raksasa ini berasal, atau apakah ada settingan kecerdasan, tidak ada yang tahu. Yang jelas mereka muncul begitu saja secara misterius dan melakukan "serangan marmut" secara global, memakan orang dan merobohkan rumah di mana-mana.
“Bagaimana... menghindar saja...” Feng Bujue terus berlari sambil mengamati topografi dan radar dalam Menu, mencari rute yang tepat.
Namun tiba-tiba terjadi perubahan lagi. Suara desiran terdengar di udara, saat menengadah terlihat tiga pesawat F-15 menyemburatkan langit dan meluncurkan beberapa rudal ke area ini.
